Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

Suspek Demam Thypoid


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAMILY FOLDER

Linda Levina
102013086/FF1
Pendahuluan

Di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat,


berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum memuaskan.
Di seluruh dunia WHO memperkirakan pada tahun 2000 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita
demam tifoid dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal . Di Indonesia selama tahun 2006,
demam tifoid dan demam paratifoid merupakan penyebab morbiditas peringkat 3 setelah diare
dan Demam Berdarah Dengue.1
Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan. Usia penderita di
Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Demam tifoid dapat
menyerang semua golongan umur, tetapi biasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah
sebabnya demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus.
Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan,
kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan anak.1
Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan yang
tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu juga asuhan
keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid.1

Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ke rumah salah seorang pasien suspek demam thypoid,
diharapkan kita dapat melakukan analisa kasus, yakni:
Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan
dan penularan penyakit pasien. Sehingga dapat mencegah terjadinya KLB.
Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat dan bebas dari penyakit demam thypoid.

Metode
Metode yang digunakan adalah penemuan penderita pasif (Passive case finding).
Penemuan penderita pasif adalah kegiatan mendatangi pasien ke rumahnya dengan berdasarkan
data yang didapat dari puskesmas, puskesmas pembantu, balai pengobatan, atau posyandu. Hal
yang dilakukan adalah:
Mendapatkan data lengkap mengenai pasien dari aspek biologis, psikologis, dan
sosialnya.
Mendapatkan data lengkap mengenai keadaan rumah dan keluarga pasien.
Mendapatkan data lengkap tentang keadaan lingkungan tempat tinggal pasien.
Menganalisa dan memberikan penjelasan pada pasien mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi kesembuhan serta penularan penyakit demam thypoid pasien berdasarkan
data data yang telah didapatkan.

Tinjauan Pustaka

Pengertian

Thypoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhii, basil gram negatif, berflagel
(bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki
tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang
mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan.
Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih
rendah sedikit, namun mati pada suhu 70C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B atau C.1
Cara Penularan
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui
Feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke
dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan
bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.2
Manifestasi Klinik2
Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi.
Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa,
Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa
mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan
penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi
konstipasi (sulit buang air besar).
Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan
berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi
gangguan kesadaran.

Syarat Rumah Sehat

Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Rumah merupakan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh
karena itu keberadaan rumah yang sehat sangat diperlukan, kriteria rumah sehat secara umum
sebagai berikut :
Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 829 /


Menkes/SK/VII/1999, syarat rumah sehat yaitu:

a. Lokasi
1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, gelombang tsunami, longsor, dan sebagainya.
2) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi
pertambangan.
3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
b. Sarana dan Prasarana Lingkungan
1) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan.
2) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut Konstruksi
jalan tidak membahayakan kesehatan.
4) Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang
cacat. Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman. Lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan.
5) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup
sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan.
6) Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga
harus memenuhi persyaratan kesehatan.
7) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan.
8) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti
keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,
tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya.
9) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
10) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya
kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan.

Pengumpulan Data

Data Puskesmas: Puskesmas Jelambar Baru

A.PASIEN UTAMA

1. Identitas Pasien

a. Nama: Muhammad Faqih


b. Umur: 25 tahun(9 Januari 1991)
c. Jenis Kelamin: Laki-laki
d. Pekerjaan: Karyawan Swasta di Niko Filter(Penyulingan air)
e. Pendidikan Terakhir: SMK jurusan Administrasi(tamat)
f. Alamat: Jelambar Timur RT 11/ RW 08
g. Telepon: 085770601808(ibu Epoh)

2. Menanyakan Keluhan Utama


3. Keluhan Tambahan: badan sakit, pusing, mual

4. Riwayat penyakit sekarang:

Demam 37,5derajat celcius dari senin 18 Juli 2016(Seminggu yang lalu) hanya pada sore
hari(pagi hari, tidak demam).
Sudah minum obat warung tapi tidak ada perbaikan karena pasien alergi dengan obat
warung(panadol). Diberi obat dari Puskesmas juga tidak membaik.
Badan sakit terutama di leher. Sudah dikerok tapi tidak ada perbaikan.
5 hari tidak buang air besar.
Semalam kedinginan setelah minum procold(hari ini masih demam)

5. Riwayat Penyakit dahulu : demam thypoid

6. Riwayat penyakit dalam keluarga:

Bapak M.Noor (54 tahun) sering sesak, batuk kering, dan panas.
Bapak M.Noor adalah perokok berat.

7. Riwayat kebiasaan:

Kegiatan futsal setiap seminggu sekali


Merokok dari waktu sekolah menengah pertama
Jajan es di luar rumah
Makan 3x sehari

8. Hubungan psikologis dengan keluarga: Baik. Tidak pernah bertengkar dalam rumah

9. Aktivitas Sosial: tidak ada.

B. KELUARGA

1. Riwayat Keluarga

a. Anggota Keluarga
Bapak M.Noor(Suami ibu Epoh) 54 tahun sebagai supir uber.
Ibu Epoh(Istri bapak M.Noor) 53 tahun sebagai ibu rumah tangga.
M.Faqih (anak ke-3 ibu Epoh dan bapak M.Noor) 25 tahun sebagai marketing.
Sri (Istri dari M.Fakih) 17 tahun sebagai ibu rumah tangga
Alfa Rizky(anak pertama dari M.Fakih dan Sri) 4 bulan
Arda Madina(cucu dari anak kedua bapak M.Noor dan ibu Epoh) 8 tahun sebagai
siswa sekolah dasar kelas 3
Elang(anak ketiga dari bapak M.Noor dan ibu Epoh) 16 tahun sebagai siswa SMK
kelas 2
b. Keadaan kesehatan sekarang: baik. Dari semua anggota keluarga tidak ada yang
menderita penyakit kecuali saat ini adalah M.Faqih
c. Kebersihan perorangan: baik. Tidak ada anggota keluarga yang terlihat kotor dalam segi
penampilan.
d. Penyakit yang sedang diderita anggota keluarga: Bapak M.Noor (54 tahun) sering sesak,
batuk kering, dan panas. Bapak M.Noor adalah perokok berat.
e. Penyakit turunan: -
f. Penyakit kronis/menular: -
g. Kecacatan anggota keluarga: -
h. Pola makan: baik. 3x sehari. Ibu Epoh memasak dirumah.
i. Pola Istirahat: kurang. Bapak M.Noor, ibu Epoh, dan M.Faqih sering tidur larut malam
pukul 02.00 dini hari karena susah tidur.
j. Jumlah anggota keluarga: 7 orang

2. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan buruk:
ibu Epoh merokok 5-6 batang sehari dan minum bir hitam setiap pergi karaoke
bersama temannya.
bapak M.Noor merokok 4 batang sehari
M.Faqih merokok 3-4 batang sehari
b. Pengambilan keputusan: bapak M.Noor sebagai kepala keluarga.
c. Ketergantungan obat: -
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: GKI (bayar 15ribu/datang bila sedang sakit).
Terdapat pemeriksaan dokter umum dan dokter gigi.
e. Pola rekreasi: kurang. Tidak setiap minggu berekreasi bersama keluarga.

3. Identifikasi Keadaan Rumah/Lingkungan(beresiko/tidak)

a. Jenis bangunan: semi permanen


Bagian depan rumah: tembok
Bagian belakang ruang tamu: plafon
b. Lantai rumah:
Lantai ruang tamu: keramik
Lantai dapur: keramik
Lantai kamar mandi: keramik
Lantai kamar Elang: kayu triplek
Lantai kamar M.Faqih: kayu triplek
c. Luas rumah: 4x6m2
Luas kamar Elang: 4x4m2
Luas kamar M.Faqih: 3x4m2
d. Penerangan: sedang.
2(dua) lampu di ruang tamu
1(satu) lampu di dapur
1(satu) lampu di kamar mandi
1(satu) lampu di kamar Elang
1(satu) lampu di kamar M.Faqih
e. Kebersihan: sedang. Ruang tamu, kamar dan kamar mandi bersih. Dapur kurang bersih
f. Ventilasi: sedang.
2(dua) ventilasi di pintu depan
2(dua) ventilasi di dapur
1(satu) ventilasi kipas di ruang tamu
1(satu) jendela di kamar tidur Elang
1(satu) ventilasi angin di kamar tidur Elang
g. Dapur: ada. Dapur berukuran 1x1m2. Tidak layak menjadi dapur.
h. Jamban keluarga: ada. Kondisi jamban, bersih. Tetapi ada septic tank dibawah ranjang rdi
ruang tamu. Jarak ke sumber air minum: kira-kira 1 meter dari jamban ke keran dapur.
i. Sumber air minum: ledeng(pam)
j. Sumber pencemaran air: tidak ada. Karena air dari ledeng. Kadang kotor bila ada
pengurasan pada pusat PAM
k. Pemanfaatan pekarangan: tidak ada pekarangan. Disebrang rumah adalah jalan raya dan
kali.
l. Sistem pembuangan air limbah: tidak ada
m. Tempat pembuangan sampah: tidak ada. Sampah ditaruh di depan rumah dan setiap 2 hari
sekali, ada truk sampah datang mengambil sampah
n. Sanitasi lingkungan: kurang. Karena didepan rumah adalah jalan raya, banyak tumpukan
barang dari tetangga ditambah kali yang bau.

4. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan beribadah: cukup. Anggota keluarga sholat dirumah tetapi tidak rutin.
b. Keyakinan tentang kesehatan: sedang. Keadaan dapur belum bersih dan tidak tersedianya
tempat sampah. Anggota keluarga juga masih suka jajan di luar dan tidak rutin
memeriksa kesehatan

5. Keadaan sosial keluarga

a. Tingkat pendidikan: sedang


Ibu Epoh: SMP
Bapak M.Noor: SMP
Sri: SD
M.Faqih: SMK
b. Hubungan antar anggota keluarga: baik. Jarang ada pertengkaran diantara anggota
keluarga. Hubungan sangat harmonis
c. Hubungan dengan orang lain: baik. M.Faqih dikenal sebagai orang yang sabar dan
mempunyai banyak teman.
d. Kegiatan organisasi sosial: kurang. M.Faqih lebih banyak menghabiskan waktu untuk
berkerja dan kegiatan di keluarga(mengurus anak istri dan orang tua)
e. Keadaan ekonomi: kurang. Penghasilan bapak M.Noor 50rb/hari tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilan M.Faqih digunakan untuk membeli
keperluan anaknya.

6. Kultural Keluarga

a. Adat yang berpengaruh: betawi


b. Lain-lain: sunda(dari Sri)

C. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah: 120/80 mmhg
Nadi: 67x/mnt
Napas: 30x/menit
Suhu: 37.5 derajat celcius
Status gizi: Normal(IMT:20,44 kg/mm2) Tinggi Badan(TB): 164cm. Berat Badan(BB):
55kg.
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal tidak ada bekas luka. Palpasi: terasa nyeri
dan tidak teraba pembesaran hepar dan lien. Auskultasi: bising usus normal
Lidah bagian tengah bewarna putih.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIANJURKAN
1. Diagnosis
a. D/biologi: Suspek Demam Thypoid. (belum uji widal. Hari ini baru cek)
b. D/psikologi: -
c. D/sosial: -
E. PENATALAKSANAAN PENYAKIT DAN EDUKASI
a. Health Promotion:
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan terutama sebelum
makan. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyedia
atau memakan makanan, memegang bahan mentah atau selepas membuang air
besar.
Makan makanan yang baru dimasak. Jika terpaksa makan di warung, pastikan
warung juga bersih. Makanan yang dipesan khas dan berada dalam keadaan
`berasap karena baru diangkat dari dapur. Tudung semua makanan dan minuman
agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan makanan ditempat tinggi. Gunakan penyepit,
sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan. Buah-buahan hendaklah
dikupas dan dibilas sebelum dimakan. Selain itu juga minum air yang telah
dimasak. Masak air sekurang-kurangnya lima minit penuh (apabila air sudah
masak, biarkan ia selama lima minit lagi). Maka dari itu, kebersihan dapur harus
tetap terjaga.
Rumah juga dibersihkan setiap hari agar tidak menjadi sarang agent berkembang
biak pada tempat tertentu.
Setiap anggota keluarga dapat melakukan olahraga secara rutin misalnya
seminggu sekali agar tetap menjaga stamina tubuh.
Meningkatkan kegiatan beragama dan sosial
Untuk Alfa Rizky(4 bulan) dapat rutin mengecek kesehatan terutama masalah gizi
ke Posyandu
Bapak M.Noor, ibu Epoh, dan M.Faqih sebaiknya mulai berhenti merokok dan
tidak merokok didalam rumah dan minum minuman keras.
Menempatkan tempat sampah tertutup diluar rumah.
Menggunting kuku teratur pada setiap anggota keluarga
Menjemur handuk di tempat yang bersih dan hindari menggunakan handuk secara
bergantian
Tidur tepat waktu dan cukup
b. Spesfic protection: Spesific protection yang dapat dilakukan pada M.Faqih adalah
vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil thypoid dan
parathypoid A dan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian
dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan
demam thypoid. Selain itu dapat memberikan obat cacing secara rutin pada setiap
anggota keluarga. Untuk Alfa Rizky bisa mengikuti program pemberian vitamin A di
Posyandu dan program pemberian makanan tambahan.
c. Early diagnosis and prompt treatment: Tindakan yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan laboratorium darah dengan memeriksa darah lengkap, urinalisis, uji
widal(diagnosis Demam Tifoid / Paratifoid dinyatakan bila a/titer O = 1/160), dan Elisa
Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM(diagnosis Demam Typhoid/ Paratyphoid
dinyatakan bila lgM positif menandakan infeksi akut dan jika lgG positif menandakan
pernah kontak/ pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemik)1 Selain itu dapat dilakukan
medical check up secara rutin pada anggota keluarga terutama pada bapak M.Noor dapat
melakukan pengecekan pada paru-paru nya.
d. Disability Limitation: Tindakan yang dapat dilakukan pada M.Faqih adalah tidak lagi
jajan sembarangan agar tidak memperburuk gejala sakit. Mematuhi perintah dokter untuk
mengontrol sakitnya secra rutin agar tidak terjadi komplikasi. Memperbaiki nutrisi saat
sakit. Untuk bapak M.Noor disarankan untuk berhenti merokok agar batuk tidak semakin
parah.
e. Rehabilitation: Tindakan yang dapat dilakukan adalah mengikuti penyuluhan dan usaha
kelanjutan yang harus tetap dilakukan setelah sembuh dari sakit. Ikut serta membantu
penderita yang baru sembuh dalam menjalankan rehabilitasi.
E. PROGNOSIS
a. Penyakit: dubia (tergantung dari keadaan keluarga dan lingkungan). Prognosis yang
diharapkan terjadi pada pasien ini tergantung dari dukungan keluarga dan keadaan
sekitar. Kesembuhan penyakit tidak hanya melihat dari aspek biologis penyakit tapi juga
psikologis dan sosial manusia.
b. Keluarga: ad bonam.
c. Masyarakat: ad bonam.

F. RESUME(FOTO)

Pembahasan

Hasil dari kunjungan ke rumah pasien suspek demam thypoid dengan pendekatan
keluarga telah didapatkan pasien bernama M.Faqih yang merupakan anak dari bapak M.Noor.
Ketika didatangi rumahnya, hanya ada ibunya yaitu ibu Epoh, istrinya bernama Sri dan anaknya
bernama Alfa Rizky dimana ibu Epoh baru saja mengantar M.Faqih dari puskesmas untuk
mendaptkan surat rujukan pemeriksaan laboratorium darah di Duta Mas. M.Faqih merupakan
karyawan swasta di pabrik penyulingan air yang saat ini sedang tidak masuk kerja karena demam
yang tidak membaik sejak seminggu yang lalu.
Keadaan kesehatan keluarga ini secara umum sehat dan tidak kurang gizi. Kebersihan
perorangan juga baik. Pola makan keluarga juga baik, 3x makan dalam sehari dan makanannya
juga cukup bergizi, seperti ikan. Namun, pola rekreasi keluarga ini kurang. Mereka jarang
berekreasi, karena keterbatasan biaya dan waktu.
M.Faqih memiliki kebiasaan jajan sembarangan, tapi tidak setiap hari. Sedangkan ibu
Epoh memiliki kebiasaan memasak dirumah dengan keadaan dapur yang menurut saya kurang
bersih. M.Faqih mengatakan ia sering makan makanan dirumah. Kesadaran keluarga akan
kesehatan cukup karena anggota keluarga peduli akan kesehatan. Keluarga ini selalu
memeriksakan diri ke GKI jika ada masalah kesehatan. Dengan membayar 15 ribu per kali
datang.
Untuk masalah tempat tinggal, keluarga ini belum memenuhi beberapa syarat, terutama
masalah ukuran rumah dan jumlah orangnya. Rumah mereka besarnya 24m2. Jumlah yang
tinggal ada 7 orang. Ibu Epoh dan bapak M.Noor tidur di ranjang cukup besar di ruang tamu
yang tidak dibatasi pintu bersebelahan dengan kamar mandi dan dibawah ranjang mereka ada
septic tank. Sedangkan M.Faqih, Sri dan Alfa Rizky tidur di lantai atas dengan luas kamar 12 m2
yang hanya dibatasi dengan triplek. Elang dan Arda Madina tidur di lantai atas sebelah kamar
M.Faqih dengan luas 16m2 juga hanya dibatasi dengan triplek. Maka, rumah mereka berjenis
semi permanen dengan lantai keramik pada lantai bawah. Penerangan dan ventilasi cukup baik
pada malam hari. Ventilasi terdapat di ruang tamu dan kamar mereka. Kebersihan rumah agak
kurang, terutama di dapur. Kondisi jamban bersih.
Air yang dipakai adalah air ledeng. Air tersebut untuk kebutuhan mandi, mencuci dan
minum. Air ledeng dimasak dijadikan air minum.
Sanitasi lingkungan kurang, karena di depan rumah langsung jalan raya yang padat dan
kali yang bau. Tidak ada tempat sampah. Ibu Epoh hanya menaruh sampah di luar rumah dan
setiap dua hari sekali ada truk sampah yang mengangkut.
Riwayat Penyakit Pasien :
M.Faqih pernah sakit demam thypoid saat masih anak-anak. Lalu seminggu kemarin
sudah demam saat sore hari saja dan membaik pada pagi hari. Sudah memeriksakan diri ke
puskesmas duta mas dan diberikan obat penurun panas dan sakit kepala tapi tidak membaik.
M.Faqih alergi terhadap obat warung seperti panadol. Ketika alergi, ibu Epoh segera
membuatkan teh manis hangat untuk memulihkan bibir M.Faqih yang bengkak karena alergi.
Dokter Puskesmas tidak memberikan obat lagi tetapi surat rujukan pengecekan darah di Duta
Mas untuk menentukan diagnosis M.Faqih.
Kesimpulan
Demam thypoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhii. Bakteri tersebut
memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat
ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses. Pasien dan keluarganya memiliki
kesadaran yang cukup akan pentingnya kesehatan namun mereka masih memiliki kendala yaitu
keadaan ekonomi yang kurang sehingga keadaan rumah belum seluruhnya bersih terutama di
bagian dapur dan kebiasaan jajan diluar.
Daftar Pustaka
1. Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam Pediatrics
Update. Cetakan pertama. 2003. Jakarta ;Ikatan Dokter Anak Indonesia: 37-46
2. Widodo Darmowandoyo. Demam Tifoid. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi
dan Penyakit Tropis. Edisi pertama. 2002. Jakarta ;Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:
367-375

Lampiran(Foto)

Anda mungkin juga menyukai