Anda di halaman 1dari 52

PENERAPAN SENAM HAMIL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

TIDUR PADA KELUARGA TN. X DENGAN IBU HAMIL TRIMESTER


KE TIGA DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi
jenjang pendidikan DIII Keperawatan

NAMA:
KANIA YULIANA DEWI
A01401911

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul PENERAPAN SENAM HAMIL UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA KELUARGA TN. X DENGAN
IBU HAMIL TRIMESTER KE TIGA DI WILAYAH PUSKESMAS
GOMBONG II
Penulis membuat laporan ini adalah untuk memaparkan hasil ujian penerapan
prosedur keperawatan sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar
pendidikan ahli madya keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong. Penulis menyadari banyak mengalami kendala dan
hambatan, Namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Herniyatun. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
2. Ibu Nurlaila, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong 3.
3. Ibu Ernawati, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Pembimbing Akademik Diploma III
Kelas III B dan dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
4. Bapak Ali dan Ibu Turasmi, adik adikku Melina Anisa Putri dan Fathan
Aldien Afriano, serta nenek Sinem dan Kakek Sansoderiyang tercinta yang
selalu memberikan dukungan moral, materi dan doa dalam setiap langkahku.
5. Teman teman mahasiswa STIKes Muhammadiyah Gombong tercinta, semua
kelas 3B DIII Keperawatan dan (Mirza, Lafif, Kepty, Jamal, Kahfi, Kartika
dan Kamalita) teman seperjuangan Ujian Akhir Komprehensif dan pembuatan
Karya Tulis Ilmiah yang saling membantu dan mendukung hingga akhirnya
selesai.
6. Teman-teman sahabat terdekata Imla, Nur Sholikha, Mai, Tika dan Dhia yang
selalu menspot dan memberi dukungan dan doa kepada penulis

v
7. Teman teman organisasi Uty, Dwi, Kuni dan Ani yang selalu memberikan
semangat dan memberikan motivasi kepada penulis
8. Teman spesial Ludi yang selalu memberikan semangat, motivasi dan
membantu penulis dalam belajar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, bentuk dan isi. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dan keperawatan selanjutnya.
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, 12 Juni 2017

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Prosedur Keperawatan ............................................................. 4
D. Manfaat Prosedur Keperawatan ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
A. Pengkajian ............................................................................................ 5
B. Keluarga ............................................................................................... 14
C. Kehamilan ............................................................................................ 19
D. Senam Hamil ........................................................................................ 33
E. Kerangka Konsep ................................................................................. 41
BAB III METODE PENERAPAN ............................................................ 42
A. Jenis/Desain/Rancangan ....................................................................... 42
B. Subyek Penerapan ................................................................................ 42
C. Fokus Penerapan .................................................................................. 42
D. Definisi Operasional............................................................................. 42
E. Instrumen Penerapan ............................................................................ 43
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 43
G. Lokasi Dan Waktu Penerapan .............................................................. 43
H. Analisis Data Dan Penyajian Data ....................................................... 43
I. Etika Penerapan .................................................................................... 44

vii
DAFTAR LAMPIRAN

J. Lampiran I Lembar Penjelasan Mengikuti Penelitian


K. Lampiran II Informed Consent

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas tidur yang kurang pada ibu hamil akan mempengaruhi kesehatan
pada ibu serta janin yang ada dalam kandungan. Hal tersebut terjadi karena
perubahan-perubahan yang dialami ibu hamil. Seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan keluhan yang diakibatkan oleh pembesaran perut, perubahan
anatomis dan perubahan hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-
keluhan pada ibu hamil (Vankatashihah, 2009).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2015 jumlah wanita hamil di
Indonesia 5.382.779 jiwa. Berdasarkan profil kesehatan jawa tengah tahun
2015 jumlah wanita hamil di provinsi Jawa Tengah 612.292 jiwa.
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten kebumen tahun 2015 jumlah wanita
hamil di kebumen 201 jiwa.
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik
fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang
kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Sarwono, 2013).
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi (Mansur, 2009). Menurut hasil penelitian Astria (2009) sejak saat
hamil, ibu sudah mengalami kecemasan. Kecemasan meningkat menjelang
persalinan terutama pada trimester III umumnya saat menghadapi persalinan
(52.5%) dan sisanya tidak mengalami kecemasan (47.5%).
Keluhan-keluhan bagi ibu hamil trimester ke III diantaranya nyeri
punggung bawah, sesak napas, varises, haemorrhoid, gangguan tidur,

1
2

diastasis recti, nyeri pelvis dan lain - lain. Salah satu keluhan yang sering
muncul yaitu gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami wanita
hamil, pada trimester III lebih tinggi, karena adanya ketidaknyamanan seperti
nyeri pinggang banyak buang air kecil, dan spontan bangun dari tidur
(Komalasari, 2014).
Menurut Field T (2007), kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan
mengganggu proses kekebalan tubuh, sehingga kemampuan tubuh untuk
menangkal penyakit pun akan berkurang. Hal ini akan memperbesar risiko
berat bayi lahir rendah dan beberapa komplikasi kesehatan lain. Gangguan
tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang
dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan
denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi
hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang
dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tidur ini
antara lain dengan olahraga, mengkonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu
hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi
(Hegard, 2010). Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olahraga
yang aman bagi kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat individual seperti
jalan-jalan pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok seperti senam
hamil. Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil
(Roosytasari, 2009).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa senam hamil sangat
membantu mengatasi gangguan tidur ibu selama kehamilan melalui
gerakangerakan dan latihan pernafasan dalam senam hamil. Salah satu
manfaat senam hamil diantaranya yakni untuk meningkatkan durasi tidur ibu
hamil. Bila ibu hamil melakukan latihan tersebut dengan rutin dan benar akan
terasa efek relaksasi pada ibu hamil yang berguna untuk mengatasi
kecemasan dan ketegangan. Latihan relaksasi secara fisiologis akan
menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem
syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah
3

menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan


meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone
relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu
hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang
(Wahyuni, 2013).
Pengelolaan asuhan keperawatan keluarga dengan ibu hamil melalui
senam hamil diharapkan dapat meningkatkan sirkulasi dan kebugaran
kardiovaskuler, meningkatkan kesadaran dan kendali pernafasan,
meningkatkan kesadaran postur tubuh, menguatkan kelompok otot khusus,
meningkatkan ketahanan stamina, mengurangi keletihan dan meningkatkan
kualitas tidur, meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengurangi stress dan
kecemasan, dan meningkatkan interaksi sosial (Brayshaw, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas, yang mendasari penulis untuk
melakukan penerapan senam hamil untuk meningkatakan kualitas tidur di
Desa Semondo, Gombong.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan pemberian senam hamil dapat
meningkatkan kualitas tidur pada kehamilan trimester ke tiga di keluarga Tn.
X Desa Semondo, Gombong.

C. Tujuan Prosedur Keperawatan


1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian senam
hamil dalam meningkatkan kualitas tidur ibu hamil trimester ke tiga di
Wilayah Puskesmas Gombong II
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apakah ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gombong II
pada keluarga Tn. X sudah dapat menerapkan senam hamil.
b. Melihat kualitas tidur ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gombong II
pada keluarga Tn. X sebelum melakukan senam hamil.
4

c. Melihat kualitas ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gombong II pada


keluarga Tn. X setelah dilakukan senam hamil.

D. Manfaat Prosedur Keperawatan


1. Keluarga
Memotivasi dan mendukung ibu hamil untuk meninimalkan stres
melalui diit dan aktivitas yang sesuai.
2. Ibu hamil
Meningkatkan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas tidur dan
kemandirian ibu hamil trimester ke III dalam melakukan senam hamil
3. Institusi
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang
keperawatan keluarga dan komunitas dalam meningkatkan kualitas tidur
ibu hamil trimester ke III melalui senam hamil.
4. Penulis
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam
mengimplementasikan prosedur senam hamil pada asuhan keperawatan
keluarga dengan ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian Keluarga pada Ibu Hamil


Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat
dimana suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan
sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di
ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa
melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik
dari anggota keluarga dan measurement dari data sekunder (hasil lab,
papsmear, dll). (Susanto, 2012)
1. Konsep Pengkajian (Susanto, 2012)
a. Data umum
1) Identitas
Pada data ini yang perlu dikaji adalah tentang nama, usia,
pendidi kan, pekerjaan, alamat, dan genogram.
2) Komposisi keluarga
Dikaji tentang daftar anggota keluarga dan genogram.
3) Tipe keluarga
Pada tipe keluarga dengan ibu hamil bisa keluarga inti
yaitu ayah ibu dan anak atau bahkan keluarga besar yaitu dua
kepala keluarga jadi satu
4) Suku bangsa
Kaji identifikasi budaya suku bangsa terebut.
5) Agama
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji yaitu panutan
keluarga tersebut dan bagaimana keluarga tersebut menjalankan
ibadahnya.
6) Status sosial ekonomi keluarga
Pada status sosial ekonomi yang dikaji yaitu tentang
pekerjaan , tempat kerja, dan penghasilan setiap anggota yang

5
6

sudah bekerja, sumber penghasilan, berapa jumlah yang


dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja.
7) Aktivitas rekreasi kelurga
Dimana pengkajian ini berisi tentang kegiatan ibu hamil dalam
mengisi waktu luang dan kapan keluarga dan ibu hamil pergi
bersama ketempat rekreasi.
b. Riwayat dan perkembangan keluarga
(Susanto, 2012)
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain, membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB,
persiapan menjadi orang tua dan memahami prenatal care
(pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
2) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Pada tahap ini yang dikaji adalah bagaimana keadaan
keluarga sebelumnya, seperti kelahiran SC, komplikasi
kehamilan seperti hipertensi, plasenta previa, anemia, kelahiran
kembar, kelahiran prematur dan cacat pada bayi baru lahir.
c. Lingkungan
(Susanto, 2012)
1) Karateristik rumah
Kondisi rumah yang kurang sinar matahari, keadaan rumah
yang agak kotor dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil,
perabotan rumah yang agak berantakan dapat membuat ibu
hamil terjatuh. Sehingga menyebabkan resiko tinggi pada ibu
hamil yang mungkin dapat terjadi, contohnya si ibu dapat
mudah mengalami infeksi.
7

2) Karateristik tetangga dan komunitas


Keluarga yang hidup di suatau komunitas yang mempunyai
kebudayaan atau keyakinan tertentu, misalnya : berpantangan
makan makanan tertentu selama hamil dapat mempengaruhi
kondisi ibu hamil
3) Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang di huni oleh keluarga apakah rumah
sendiri atau menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah
tersebut dan pindah ari daerah mana.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga
Apakah keluarga dengan ibu hamil mengikuti perkumpulan
dengan ibu ibu hamil tentang kesehatan ibu hamil, senam
hamil dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil di petugas
kesehatan baik dokter, puskesmas, maupun bidan.
5) Sistem pendukung keluarga
Dalam keberhasilan pada ibu hamil di suatu keluarga
diperlukan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain,
mulai dari dukungan fisik maupun psikis.
d. Struktur Keluarga
(Mubarok, 2010)
1) Pola pola komunikasi keluarga
Menjelaskan komunikasi antar anggota keluarga, bahasa
yang di gunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan
emosional negatif atau positif, frekuensi kualitas komunikasi
yang berlangsung adalah hal hal yang tertutup dalam keluarga
dan untuk didiskusikan
2) Struktur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang
memutuskan yang tepat dalamperawatan ibu hamil, dalam
penggunaan keuangan untuk pemeriksaan ibu hamil secara rutin,
pengambilan keputusan dalam kegiatan ibu hamil
8

3) Struktur peran
Menjelaskan tentang peran suami, anggota keluarga lain dan
ibu yang sedang hamil, apakah ada perubahan peran selama ibu
hamil.
4) Struktur nilai atu norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga
dengan kelompok atau komunitas yang berhubungan dengan ibu
hamil, seperti keyakinan tertentu yang tidak boleh dilakukan ibu
hamil.
e. Fungsi keluarga
(Harnilawati, 2013)
1) Fungsi afektif
Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga dengan ibu hamil untuk mengurangi kecemasan,
dukungan keluarga terhadap ibu hamil yaitu memberikan
motivasi kepada ibu hamil untuk persiapan persalinan,
kehangatan kepada ibu hamil untuk mengurangi keluhan
keluhan yang terjadi paa ibu hamil dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai terhadap ibu hamil.
2) Fungsi sosialisasi
Mengkaji tentang bagaimana interaksi atau hubungan dalam
anggota keluarga terhadap ibu hamil, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku tentang
ibu hamil.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat di lihat dari kemampuan keluarga melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga yaitu keluarga mampu mengenal
kehamilan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
pada ibu hamil, melakukan perawatan terhadap ibu hamil,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
9

ibu hamil dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat guna
memeriksakan kehamilan.
4) Fungsi reproduksi
Mengkaji tentang jumlah anak dan menanyakan program KB
sebelum hamil, makanan atau gizi yang baik untuk ibu hamil
dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan ibu hamil dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan guna memeriksa kehamilan.
5) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga dalam memenuhi pakaian,
nutrisi dan kebutuhan ibu hamil, pendapatan yang kurang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan kebutuhan nutrisi juga
tidak terpenuhi.
f. Stres dan koping keluarga
(Mubarok, 2010)
1) Stesor jangka pendek
Stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu 6 bulan yaitu mempersiapkan kelahiran bayi.
2) Stesor jangka panjang
Stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan yaitu pada ibu hamil bagaimana
nanti setelah anaknya lahir mulai dari perawatan, pendidikan,
pemenuhan sandang dan panggan.
3) Strategi koping
Mengkaji strategi koping keluarga dalam menyelesaikan
masalah
4) Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stesor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
atau stresor.
10

5) Strategi adaptasi disfungsional


Menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan
6) Pemeriksaan fisik
ANC ibu hamil dilakukan empat kali kunjungan, yaiu satu
kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu), Satu kali pada
trimester ke dua (antara minggu 14-28) dan Dua kali pada
trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36) .
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil terdiri dari, timbangan
berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus
uteri, pemberian tablet zat besi, tes terhadap penyakit menular
seksual, temu wicara dalam persiapan rujukan meliputi
mengupayakan kehamilan sehat, melakukan deteksi dini
komplikasi, persiapan persalinan bersih dan aman, serta
perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk meakukan
rujukan jika terjadi komplikasi.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan terhadap ibu hamil.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (ANC) (00099)
b. Konflik pengambilan keputussan (Nutrisi) (00083)
3. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (ANC) (00099)
1) NOC
Prevensi Primer
a) Pengetahuan : Kehamilan (1810)
b) Pengetahuan : promosi kesehatan (1823)
c) Pengetahuan : perilaku kesehatan (1805)
d) Pengetahuan : sumber kesehatan (1806)
11

Prevensi Sekunder
a) Perilaku pencarian kesehatan (1603)
b) Perilaku kesehatan prenatal (1607)
c) Kepercayaan kesehatan : merasa mampu untuk perform
(1701)
d) Kepercayaan kesehatan : merasa mamapu untuk mengontrol
(1702)
e) Kepercayaan kesehatan : merasa mampu sebagai sumber
(1703)
f) Kepercayaan kesehatan : merasa mampu mengatasi (1704)
g) Kompetensi komunitas (2700)
h) Status kesehatan komunitas (2701)
i) Efektifitas skrining kesehatan komunitas (2807)
j) Efektifitas program komunitas (2808)
k) Kontrrol resiko kesehatan komunitas : tradisi budaya tidak
sehat (2810)
2) NIC
Prevensi primer
a) Pendidikan kesehatan (5510)
b) Fasilitas pembelajaran (5520)
c) Mengajar : kelompok (5604)
d) Manajemen kasus (7320)
e) Pengembangan kesehatan komunitas (8500)
f) Pendidikan kesehatan (5510)
g) Pengembangan program (8700)
h) Culture brokerage (ctrategi untuk menjembatani diantara
budaya klien dan sistem yankes) (7330)
i) Dukungan pengambilan keputusan (5250)
j) Panduan sistem kesehatan (7400)
k) Skrining kesehatan (6520)
l) Identifikasi risiko (6610)
12

b. Konflik Pengambilan Keputusan (Nutrisi) (00083)


1) NIC
Prevensi primer
a) Pengetahuan : kehamilan (1810)
b) Pengetahuan : promosi kesehatan (1823)
c) Pengetahuan : perilaku kesehatan (1805)
d) Pengetahuan : diet sehat (1854)
e) Pengetahuan : manajemen berat barat (1841)
Prevensi sekunder
a) Perilaku pencarian kesehatan (1603)
b) Perilaku kesehatan prenatal (1628)
Prevensi tersier
a) Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga (2605)
2) NOC
Prevensi primer
a) Pendidikan kesehatan (5510)
b) Fasilitas pembelajaran (5520)
c) Mengajarkan : kelompok (5604)
Prevensi sekunder
a) Skrining kesehatan (6520)
b) Identifikasi risiko (6610)
Prevensi tersier
a) Membangun hubungan yang kompleks (5000)
b) Mediasi konflik (5020)
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan
pada individu dala keluarga dan pada anggota keluarga lainnya.
Implementasi yang ditunjukkan pada ibu hamil
a. Tindakan keperawatan langsung
b. Tindakan kolaboratif dan pengobatan
c. Tindakan pendidikan kesehatan
13

d. Tindakan observasi
Implementasi keperawatan yang ditunjukkan kepada keluarga
meliputi:
a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentfikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
ibu hamil, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan pada ibu
hamil yang tepat untuk individu dengan cara mengidentifikasi
konsekuensi jika tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber
sumber yang dimiliki keluarga, mendiskusikan tentang konsekuensi
tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat ibu hamil dengan cara
mendemonstrasikan cara perawaatan menggunakan alat dan fasilitas
yang ada di rumah mengawasi keluarga melakukan perawatan pada
ibu hamil.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkuangan sehat untuk ibu hamil, dengan cara menemukan sumber
sumber yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan
lingkungkan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada guna untuk melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara
mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga, membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan
evaluasi diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum
berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan klien atau keluarga. Tahapan
14

evaluasi dapat dilakukan selama proses asuhan keperawatan pada akhir


pemberian asuhan. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi
stasus dan kemajuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari
tujuan keperawatan telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi
meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam konteks
keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria
hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta kemajuan
pencapaian tujuan keperawatan.

B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Harmoko (2012), Keluarga adalah perkumpulan dua atau
lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai
berikut
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada
hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status
sebagai istri atau suami.
15

c. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power), hadiah (reward power_, paksa
(coercive power), dan effektif power.
d. Strukur nilai dan norma
1) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau
tidak dapat mempersatukan annggota keluarga.
2) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
3) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010)
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif
serta memberikan status pada anggota keluarga.
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan.
16

f. Tugas Keluarga
Tugas keluarga meliputi pemerliharaan fisik keluarga dan
anggotnya, pemeliharaan sumber sumber daya yang ada dalam
keluarga, pembagian tugas masing masing anggonya sesuai dengan
kedudukannya masing masing, sosialisasi antara para anggotanya,
pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga, pengaturan jumlah
anggota keluarga, membangkitkan dorongan dan semangat para
anggota.
g. Peran Keluarga Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
1) Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunmgan.
2) Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial
dan spriritual.
h. Tahap Perkembangan Keluarga (Setiadi,2008), membagi keluarga
dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
17

1) Keluarga Baru (Berganning Family)


Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain, membina hubungan
intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan
menjadi orang tua dan memahami prenatal care (pengertian
kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
3) Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap
ini antara lain, adaptasi perubahan anggota keluarga (peran,
interaksi, seksual dan kegiatan), mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung
jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi
sentuhan dan kehangatan), bimbingan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, konseling KB post partum
6 minggu, menata ruang untuk anak, biaya untuk child bearing,
memfasilitasi role learning anggota keluarga dan mengadakan
kebiasaan keagamaan rutin.
4) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah pemenuhan kebutuhan anggota keluarga, membantu anak
bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain
juga terpenuhi, mempertahankan hubungan di dalam maupun di
luar keluarga, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak,
merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
18

5) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 13 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual, menyediakan aktivitas
untuk anak, menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan
mengikut sertakan anak dan memenuhi kebutuhan yang meningkat
termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
6) Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah
pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebassan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi),
memelihara komunikasi terbuka, memelihara hubungan intim
dalam keluarga dan mempersiapkan perubahan system peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
7) Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai
suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,
mempertahankan keintiman, menbantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat, mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga, berperan suami, istri
kakek dan nenek dan menciptakan lingkungan rumah yang dapat
menjadi contoh bagi anak anaknya.
19

8) Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat sosial dan waktu santai, keakraban dengan pasangan,
memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga dan
persiapan masa tua..
9) Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah menyesuaian
tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian,
mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat dan
melakukan life review masa lalu.

C. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur.
Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008).
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
20

a. Tanda tidak pasti kehamilan


1) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama
haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie:
HT 3 (bulan + 7).
2) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut
morning sickness.
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
6) Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
7) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,
gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
21

8) Konstipasi atau obstipasi


Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
9) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang
berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat
pada perut bagian bawah.
10) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering
terjadi pada triwulan pertama.
11) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan
betis, dan payudara.
b. Tanda kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
3) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lunak.
22

4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
5) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu
jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
6) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
7) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah
tanda adanya janin di dalam uterus.
8) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-
bagian janin.
2) Denyut jantung janin
Mendengar denyut jantung janin bisa dilakukan dengan
cara mendengarkan dengan stetoskop moral Laennec,
menggunakan doppler,dicatat dengan feto electro kardiogram,
dilihat dari ultrasonograf dan
23

3. Perubahan Fisik dan Psikologi Selama Kehamilan


a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
1) Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I
adalah :
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan
pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan
pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal
kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan
menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang
pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal
kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang
menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang
efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan
biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah
diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
24

e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif
untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk
kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat
mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu
hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan
23
tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah
posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-
tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit
kepala atau pusing yang lebih sering daripada biasanya
dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga
dapat menyebabkan sakit kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti
kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit
seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak
menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen
merenggang untuk menyokong rahim.
h) Meludah
Meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala
morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan
merasa kesulitan memasang kancing atau rok celana
panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
25

badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan


memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh
hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan
air.
2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada
trimester I adalah :
Perubahan psikologi pada trimester I yaitu, ibu merasa tidak
sehat dan merasa benci dengan kehamilannya, kadang muncul
penolakan, kecemasasn, kesedihan dan berharap agar dirinya
tidak hamil. Ibu akan selalu mencari tanda tanda hamil untuk
meyakinkan dirinya, setiap perubahan yang terjadi dalam
dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama,
kehamilan dengan perut yang masih kecil merupakan rahasia
seorang ibu hamil yang mungkin akan diberitahukan kepada
orang lain atau bahkan dirahasiakan
b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
1) Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II
adalah :
a) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan
membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran
rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan
puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi
pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar
pada kehamilan 16 minggu.
26

b) Sendawa dan buang angin


Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada
ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat
adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari
hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan
tidak nyaman.
c) Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit
pelupa selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang
25
hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga
menimbulkan blok pikiran.
d) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling
sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya
tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh
hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
e) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku
bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak
dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di
wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan
rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan
hilang setelah bayi lahir.
f) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan
merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau
tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
27

membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit


dan bersifat tidak menetap.
g) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama
kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar
akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
h) Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah
selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami
sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya
perubahan hormonal.
i) Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit.
Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang
dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke tulang pubis
yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada
wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini
dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat.
Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark
tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan
j) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan
mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut
kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna
gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar
putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
28

k) Kram pada kaki


Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang
lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki
ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram
kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-
gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
l) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada
kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya.
Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan 27
tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat
pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki.
Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk
atau berdiri yang terlalu lama.
2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan
Yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada
trimester II adalah :
Perubahan psikologi pada trimester II adalah ibu merasa
sehat, bisa menerima kehamilannya, merasakan gerakan anak,
terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran, libido
meningkat, menuntu perhatian dan cinta, hubungan sosial
meningkat dengan wanita hamil lainnya, ketertarikan dan
aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan
untuk peran baru.
c. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
1) Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III
adalah :
29

a) Sakit bagian tubuh belakang


Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-
pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum,
merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan protein.
Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal
itu, yakni keluarnya colostrum.
c) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena
tekanan rahim yang membesar kearah usus selain
perubahan hormon progesteron.
d) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang
memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan
33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim
yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang
membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan
merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas
diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya
tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga
ibu.
e) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke
rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing
ibu hamil.
30

f) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di
malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur
nyenyak. Gangguan tidur yang sering dialami wanita
hamil, pada trimester III lebih tinggi, karena adanya
ketidak nyamanan seperti nyeri pinggang banyak buang
air kecil, dan spontan bangun dari tidur.
Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan
mengganggu proses kekebalan tubuh, 29
sehingga
kemampuan tubuh untuk menangkal penyakit pun akan
berkurang. Hal ini akan memperbesar risiko berat bayi
lahir rendah dan beberapa komplikasi kesehatan lain.
Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres
yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres
ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut
jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat
janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan tidur
ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki
sedikit waktu tidur yang dalam.
kualitas tidur dapat di ukur dengan kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner ini
dapat digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan
gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan.
PSQI dikembangkan untuk beberapa tujuan, seperti untuk
memberikan ukuran yang valid dan memiliki nilai kualitas
tidur yang terstandar, untuk membedakan antara orang
dengan tidur yang baik atau memiliki gangguan tdur, dan
untuk memudahkan peneliti untuk menafsirkan dan
penilaian klinis yang berguna untuk menentukan kualitas
tidur seseorang. PSQI berada 0 sampai 21.Interpretasi skor
31

<6 menandakan kualitas tidur baik dan skor > 6


menandakan kualitas tidur yang buruk.
g) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama
kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di
kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga
terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan,
kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi
faktor keturunan.
h) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa
sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan
hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
i) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama
kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki
dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan
oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
j) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang
menurun, atau karena kekurangan kalsium.
k) Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah
normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan,
cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat
mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
32

2) Perubahan Psikologis pada Trimester III


Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada
trimester III adalah :
Perubahan psikologi trimester III yaitu, rasa tidak nyaman
timbul kembali, merasa dirinya aneh, jelek, tidak menarik,
merasa tidak menyenagkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu,
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik saat melahirkan, khwatir
bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, merasa
sedih karena akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan
perhatian, sensitif dan libido menurun
4. Penatalaksanaan Kehamilan
ANC (Antenatal Care) merupakan pelayanan pada ibu hamil yang
tediri dari, mencatat identitas ibu hamil, riwayat kehamilan sekarang,
riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, penggunaan kontrasepsi
sebelum kehamilan, pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium,
pemeriksaan obstetrik, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dan
pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin dan mineral
lainnya serta obat obatan khusus indikasi.
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu, satu kali pada trimester pertama (sebelum 14
minggu), Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28) dan Dua
kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36) .
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil terdiri dari, timbangan berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet zat besi, tes terhadap penyakit menular seksual, temu
wicara dalam persiapan rujukan meliputi mengupayakan kehamilan
sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, persiapan persalinan bersih
dan aman, serta perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk
meakukan rujukan jika terjadi komplikasi
33

D. Senam Hamil
1. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi
ibu hamil. Senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan pada senam hamil
dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil,
mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan serta
mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan.
Tujuan dari program senam hamil adalah membantu ibu hamil agar
nyaman, aman dari sejak bayi dalam kanfungan hingga lahir. Senam
hamil merupakan latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu yang
mengalami kehamilan sejak 23 minggu sampai dengan masa kelahiran
dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan
selama kehamilan (prenatal care) (Manuaba, 2010).
2. Tujuan Senam Hamil
a. Tujuan umum, yaitu melalui senam hamil yang teratur dapat dijaga
kondisi otot otot dan persendian yang berperan dalam proses
mekanisme persalinan, mmpertinggi kesehatan fisik dan psikis serta
kepercayaan pada diri sendiri dan penolong alam menghadapi
persalinan, dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
b. Tujuan khusus yaitu memperkuat dan mempertahankan elastisitas
otot otot dinding perut, otot otot dasar panggul, ligament dan
jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melonggarkan
persendian yang berhubungan dengan proses persalinan membentuk
sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi
keluhan keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas,
menguasai teknik pernafasan dalam persalinan, dan dapat mengatur
diri kepada ketenangan. Tujuan senam hamil, yaitu: melatih ibu
untuk beraaptasi lebih baik dengan kehamilannya, melatih dan
mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi kelahiran bayinya,
34

mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena)


secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil, penguatan
otot otot dasar panggul dan tungkai, penguluran dan pelemasan
otot otot dan ligament, meningkatkan sistem pernafasan, latihan
pernapasan, latihan mengejan, menambh gerakan sendi panggul,
relaksasi, mengurangai rasa waswas atau gelisah dan mencegah
gangguan fisik yang iakibatkan oleh gangguan mental atau faktor
psikologis (Manuaba, 2010)
3. Syarat senam hamil
Menurut Anggraeni (2010), ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil, yaitu:
telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan, latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai lebih dari 23
minggu, latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas
kemampuan fisik ibu dan sebaiknya latihan dilakukan dirumah sakit
atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.
Sedangkan menurut Canadian Society for Exercise Physiology (CESP),
prinsip pelaksanaan senam hamil yang aman dikenal dengan istilah
FITT, yaitu:
a. Frequency (F), senam hamil dilakukan 2 4 kali dalam seminggu.
b. Instensity (I), diukur dengan melihat denyut jantung ibu disesuaikan
dengan umr. Intensitas ini bisa juga diobservasi melalui Talk Test.
Jika ibu berbicara dengan nafas terengah engah, maka intensitas
senam harus diturunkan.
c. Time (T), durasi senam hamil dimulai 15 menit, kemudian 38
dinaikkan 2 menit perminggu hingga dipertahankan pada durasi 30
menit. Setiap kegiatan senam disertai dengan pemanasan dan
pendinginan masing masing 5 10 menit
d. Type (T), pemilihan jenis gerakan harus berisiko minimal dan tidak
membahayakan
35

4. Kontraindikasi Senam Hamil


Menurut Anggraeni (2010), senam hamil dapat diikuti oleh
semua wanita yang hamil namun ada larangan atau kontraindikasinya,
yaitu:
a. Absolut atau mutlak. Bila seorang wanit hamil mempunyai penyakit
jantung, penyakit paru, serviks inkompeten (serviks membuka),
kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester II
dan III, kelainan letak plasenta seperti plasenta previa, pre eklamsi
maupun hipertensi
b. Relatif. Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama
jantung yang tidak teratur penyakit paru bronkitis yang kronis,
riwayat penyakit diabetes militus, obesitas, hipertensi, penyakit
dengan riwayat operasi tulang ortopedik dan perokok berat.
c. Segera menghentikan senam hamil. Bila terjadi gejala seperti
perdarahan pervaginam, rasa sessak sewaktu, sakit kepala, sakit
dada, nyeri kelenjar otot, gejala kelahiran prematur penurunan
gerakan bayi.
5. Manfaat Senam Hamil
a. Memperkuat elastisitas otot. Memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot otot dinding perut, ligament, otot dasar panggul
yang berhubungan dengan proses persalinan
b. Membentuk sikap tubuh . dengan sikap tubuh yang baik selama
bersalin diharapkan dapat mengatasi keluhan umum pada wanita
hamil (sakit pinggang), mencegah letak bayi yang abnormal, juga
dapat mengurangi sesak napas akibat bertambah besarnya perut.
c. Memperoleh relaksasi yang sempurna. Relaksasi yang sempurna
diperlukan selam kehamilan dan selama persalinan, selain
mengatasi stres baik yang timbul dari dalam maupun dari luar, juga
untuk mengatasi nyeri his serta dapat mempengaruhi relaksasi
segmen bawah uterus yang mempunyai peran penting dalam
persalinan yang fisiologis.
36

d. Menjaga kesehatan dan meningkatkan fungsi kardiorespirasi.


Dengan menguasai teknik pernapasan diafragma, jika pernapasan
diafragma yang teratur dan berirama, diafragma menjadi kuat,
sehingga membantu ibu pada saat mengejan (Muhimah,2010)
e. Senam Aerobik merupakan aktivitas senam beriman berulang dan
cukup melelehkan, dan gerakan yang disarankan untuk ibu hamil
adalah jalan jalan. Manfaat meningkatkan kebutuhan oksigen
dalam otot, merangsang paru paru dan jantung juga kegiatan otot
dan sendi, meningkatkan peredaran darah, meningkatkan kebugaran
dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit,
membakat kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan
sehat), mengurangi keletihan, menjanjikan bentuk tubuh yang baik
setelah melahirkan.
f. Kalistenik. Latihan berupa gerakan gerakan senam ringan
berirama yang dapat membugarkan dan mengembangkan otot otot
serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya adalah
meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan
mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi
persalinan.
g. Relaksasi. Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian.
Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistnik.
Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan tubuh, membantu ibu
menyimpan energi untuk ibu siap menghadapi persalinan.
h. Kebugaran panggu (biasa disebut latihan kegel). Manfaat 40
dari
latihan ini menguatkan otot otot vagina dan sekitarnya (perinial)
sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik
maupun mental.
6. Gerakan Senam Hamil
Senam hamil bisa dilakukan dimana saja termasuk di rumah.
Tetapi cara atau tahapan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh umur
37

kandungan dan sesuai aturan yang suah dianjurkan oleh instruktur


(Manuaba. 2010)
a. Latihan I antara lain, duduk relaks dan badan ditopang tangan
dibelakang, kaki diluruskan dengan sedikit terbuka, gerakan latiha :
gerakan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke belakang, putar
persendian kaki melingkar kedalam dan keluar, bila mungkin angkat
bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung telapak tangan,
kembangkan dan kempiskan otot dinding perut, kerutkan dan
kendorkan otot diubur, lakukan gerakan ini sedikitnya 8 10 setiap
36
gerakan.
b. Latihan II antara lain, sikap duduk tegak dengan badan disangga
oleh tangan dibelakang badan, kedua tungkai bawah lurus dalam
posisi rapat, bentuk latihan: tempatkan tungkai kanan diatas tungkai
bawah kiri silih berganti, kembangkan an kempiskan otot dinding
perut bagian bawah, kerutkan dan kendurkan otot ilang dubur,
lakukan gerakan ini sedukit 8 10 kali, tujuan latihan : melatih otot
dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan,
meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin dalam sehingga
sirkulasi menuju plasenta makin sempurna.
c. Latihan III antara lain, sikap duduk dengan badan disangga kedua
tangan di belakang tungkai dirapatkan, tidur terlentang dengan
kedua kaki merapat, bentuk latihan paa sikap duduk, angkat tungkai
bawah silih berganti ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin,
angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri dengan tinggi
semaksimal mungkin, lakukan latihan ini sedikitnya 8 10 kali,
41
tujuan latihan memperkuat otot dinding perut sehingga dapat
berfungsi saat persalinan, meningkatkan sirkulasi darah menuju
kelamin bawah, seingga darah menuju janin dapat ditingkatkan.
d. Latihan IV antara lain, sikap duduk bersila dengan tegak, tangan di
atas bahu sedangkan siku disamping badanm bentuk latihan lengan
diletakkan di depan dada, putar lengan ke atas dan ke samping, ke
38

belakang, dan selanjutnya ke depan tubuh (dada), lakukan latihan


ini sedikitnya 8 10 kali, tujuan latihan melatih otot perut bagian
atas meningkat kemampuan.
e. Latihan V antara lain, sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan
satu sama lain, badan agak relaks dan paha lemas, kedua tangan di
persendian lutut, bentuk latihan tekan persendian lutut dengan berat
badan sebanyak 20 kali, badan diturunkan ke depan semaksimal
mungkin, tujuan latihan melatih otot punggung agar berfungsi
dengan baik, melatih agar persensian tulang punggung tidak kaku.
f. Latihan VI antara lain, sikap latihan tidur diatas tempat tidur datar,
tangan di samping badan, tungkai bawah ditekuk pada persendian
lutut dengan sudut tungkai bagian bawah sekitar 80 90 derajat,
bentuk latihan: angkat badan dengan topangan pada ujung telapak
kedua kaki dan bahu, pertahankan selama mungkin di atas dan
selanjutnya turunkan perlahan lahan, tujuan latihan melatih
persendian tulang punggung bagian atas, melatih otot perut dan otot
tulang belakang.
g. Latihan VII antara lain, sikap tidur terlentang di tempat tidur
mendatar, badan seluruhnya relaks, tangan dan tungkai bawah harus
rileks, bentuk latihan: badan dilemaskan pada tempat tidur, tangan
dan tungkai bawah membujur lurus, pinggul diangkat ke kanan dan
ke kiri sambil bawah membujur lurus, pinggul di angkat ke kanan
dan kekiri sambil melatih otot liang dubur kembang kempiskan otot
bagian bawah, lakukan latihan ini sedikitnya 10 15 kali, tujuan
latihan melatih persendian tulang punggung dan pinggul,
meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta.
h. Latihan pernapasan antara lain, sikap tubuh tidur terlentang di
tempat tidur datar, kedua tangan di samping badan dan tungkai
bawah ditekuk paa lutut an santai, satu tangan dilekatkan di atas
perut, bentuk latihan: tarik napas perlahan dari hidung serta
pertahankan dalam paru beberapa saat, bersamaan dengan tarik
39

napas tersebut, tangan yang berada di atas perut ikut serta diangkat
mencapai kepala, keluarkan napas melalui perut secara perlahan,
tangan yang diangkat ikut serta diturunkan, lakukan gerakan latihan
ini sekitar 8 10 kali dengan tangan silih berganti, bentuk gerakan
lain : tangan yang berada di atas perut dibiarkan mengikuti gerakan
saat melakukan tarikan dan saat mengeluarkan napas, tangan
tersebut seolah olah memberikan pemberat pada perut untuk
memperkuat diafragma, tujuan latihan meningkatkan penerimaan
konsumsi oksigen ibu dan janin, menghilangkan rasa takut dan
tertekan, mengurngi nyeri saat kontraksi.
i. Latihan relaksasi. Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan
dengan otot tulang belakang otot dinding perut dan otot liang dubur
atau sama relaksasi total. Teknik relaksasi antara lain: sikap tubuh
seperti merangkak, bersikap tenang dan relaks, badan disangga pada
persendian bahu dan tulang paha, bentuk latihan: tubuh disangga
persendian bahu dan tulang paha, lengkungkan dan kendurkan
tulang belakang, kembangkan dan kempiskan otot dinding perut,
kerutkan dan kendorkan otot liang dubur, lakukan latihan ini 8 10
kali, bentuk latihan yang lain: tidur miring dengan kaki membujur,
terlentang dengan kaki ditekuk, tidur miring dengan kaki ditekuk,
tujuan latihan kombinasi melatih dan melemaskan perssendian
pinggul dan persendian tulang paha, melatih otot tulang belakang,
otot dinding perut.
j. Latihan relaksasi dengan posisi duduk telungkup antara lain: sikap
tubuh menghadap sandaran kursi, kedua tangan disandaran kursi,
kepala diletakkan diatas tangan, bentuk latihan: tarik napas dalam
dan perlahan hembuskan, dilakukan pada kala I (pertama), tujuan
latihan meningkatkan ketenangan, mengendalikan dan mengurangi
rasa nyeri, latihan ini dapat dilakukan pada kala I (masa pembukaan
pada proses persalinan) sehingga mengurangi nyeri
40

k. Latihan menurunkan dan memasukkan kepala janin ke PAP (pintu


atas panggul). Pada primigravida kepala janin sudah turun dan
masuk PAP pada minggu ke 36, bila kepala janin belum masuk
pintu atas panggul, terdapat beberapa faktor antara lain: tali pusat
pendek, terdapat lilitan tali pusat, kelainan bentuk kepala janin,
panggul ibu sempit atau sebab lainnya. Dengan masuknya kepala
janin ke pintu atas panggul terutama pada ibu primigravida
memberikan petunjuk bahwa tidak terdapat kesempitan panggul.
Untuk mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas panggul,
dapat dilakukan latihan sebagai berikut: sikap tubuh berdiri tegak
dan jongkok, berdiri dengan berpegangan pada sandaran tempat
tidur atau kursi dan jongkok, tahan beberapa saat sehingga tekanan
pada rahim mencapai maksimal untuk memasukkan kepala janin ke
pintu atas panggul, bentuk latihan lain: membersihkan lantai sambil
bergerak sehingga tahanan sekat rongga tubuh dan tulang belakang
menyebabkan masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul.
l. Latihan koordinasi persalinan menurut Manuaba (2010) latihan
koordinasi persalinan mempunyai tujuan, yaitu: tubuh melengkung
menyebabkan dorongan maksimal sekat rongga tubuh terhadap
rahim. Saat mengejan, kontraksi otot dasar panggul mencapai hasil
maksimal sebagai pendorong janin dalam proses persalinan, dan
persendian antara tulang selangkang dan tulang tungging akan
melebar sehingga meluaskan jalan lahir, napas dalam dan
menahannya beberapa waktu untuk mengejan, dapat mengurangi
rasa sakit saat kontraksi, dan hasil kekuatan mempercepat
persalinan, latihan koordinasi persalinan adalah untuk membiasakan
diri saat proses persalinan berlangsung. Urutan latihan koordinasi
persalinan adalah sikap badan dan bahu diletakkan kearah dada
sampai menyentuhnya, tulang punggung dilengkungkan, pinggul
ditarik ke atas, paha ditarik kearah badan dengan jalan menarik
persendian lutut dengan tangan mencapai siku, badan melengkung
41

sedemikian rupa sehingga terjadi hasil akhir his untuk mengejan dan
sambil tarik napas dalam.

E. Kerangka Konsep
Amenorea
Mual dan muntah
Kehamila Tanda kehamilan Mengidam
n Pingsan
Anoreksia
Gangguan Penatalaksanaan Mamae membesar
kehamilan kehamilan Sering miksi
pada Kunjungan ANC 4 Pembesaran perut
trimester ke kali dalam 36 Tanda hegar
III minggu Gerakan janin
Gangguan Detak jantung janin
tidur

Pengakajian keluarga dengan ibu hamil


Penentuan prioritas
PSQI Diaganosa keperawatan keluarga
Senam Hamil Intervensi keperawatan keluaraga\
Implementasi keperawatan keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga
42

BAB III
METODE PENERAPAN

A. Jenis/Desain/Rancangan Penerapan
Desain penerapan dalam karya tulis menggunakan deskriptif. Deskriptif
yaitu suatu pengumpulan atau pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat,
metode untuk gambaran situasi pada pasien serta mengumpulkan data
berdasarkan fakta yang ada dan sebenar benarnya, melalui penerapan.
Penerapan berpedoman dengan proses tindakan yang meliputi penerapan
senam hamil, kualitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil.

B. Subyek Penerapan
Subyek penerapan yang digunakan adalah 1 pasien kelolaan dengan ibu
hamil trimester ke III yang mengalami gangguan tidur.

C. Fokus Penerapan
Fokus penerapan adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan
titik acuan penerapan:
Penerapan senam hamil untuk meningkatkan kualitas tidur.

D. Definisi Operasional
Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:
1. Senam hamil adalah olahraga yang diperuntukkkan untuk ibu hamil, yang
terdiri dari tiga latihan yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan
pernafasan serta relaksasi
2. Kualitas tidur adalah suatu alat ukur tidur menggunakan Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI)
43

E. Instrumen Penerapan
Insrument yang digunakan untuk penerapan prosedur keperawatan yaitu
SOP senam hamil dan Kuisioner kualitas tidur PSQI untuk mengetahui
kualitas tidur ibu hamil.

F. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang diperoleh dari
1. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi
atau ide melalui tanya jawab sehingga mendapat informasi yang sesuai.
Wawancara di lakukan untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan penerapan prosedur keperawatan senam hamil.
2. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden berupa data pribadi atau hal hal
yang perlu diketahui.
3. Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi
dapat dilakukan untuk sebuah jenis kegiatan yang mungkin di amati.
4. Studi kepustakaan adalah hal ini dilaksanakan dengan cara menggunakan
media internet (jurnal) sebagai landasan teori yang berkaitan dengan
kasus sehingga dapat membandingkan antara teori dengan fakta.

G. Lokasi dan Waktu Penerapan Prosedur Keperawatan


Lokasi Penerapan prosedur keperawatan dilakukan di Puskesmas
Gombong 2 pada bulan Juli 2017.

H. Analisa Data dan Penyajian Data


Analisa data dilakukan sejak studi kasus dilapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
44

Urutan dalam analisis adalah:


1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan
analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan tabel frekuensi distribusi. Tabel
distibusi frekuensi merupakan table ringkasan data yang menunjukkan
frekuensi atau banyaknya ite atau objek pada setiap kelas yang ada, yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang data yangada
yang tidak dapat secara cepat diperoleh dengan melihat data aslinya.
Kerahasian pasien dijamin dengan memberikan inisial pada
identitas pasien
3. Kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah
disajikan.
Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai
rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah
dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk
mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan.

I. Etika Penerapan Prosedur Keperawatan


Etika penerapan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari institusi
pendidikan kemudian mengajukan permohonan ijin kepada tempat penerapan
prosedur keperawatan dan setelah mendapatkan persetujuan baru
melaksanakan penerapan prosedur keperawatan dengan menekankan masalah
prinsip dan etika meliputi:
45

1. Justice (keadilan)
keadilan dalam melakuka suatu penerapan prosedur keperawatan.
Hak dan kewajiban yang memberikan penerapan prosedur keperawatan
dengan yang diberikan penerapan prosedur harus seimbang. Hak pemberi
penerapan prosedur keperawatan yaitu tidak ada paksaan dan kewajibanya
yaitu memberikan prosedur sesuai SOP (Standar Prosedur Operasional).
Hak ibu hamil yaitu tidak ada paksaan, adanya keterbukaan, sesuai
dengan SOP (Standar Prosedur Operasional) dan kewajiban mengikuti
dari awal sampai akhir.
2. Beneficience (manfaat)
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan standar
operasional prosedur guna mendaptkan hasil yang bermanfaat semaksimal
mungkin dan meminimalkan dampak yang merugikan bagi ibu hamil.
Manfaat dari penerapan prosedur keperawatan yaitu meningkatkan
pengetahuan dalam meningkatkan kualitas tidur dan kemandirian ibu
hamil trimester ke III dalam melakukan senam hamil
3. Ringht for human dignity (menghormati harkat dan martabat manusia)
Mempertimbangkan hak hak klien dan keluarga untuk
mendapatkan informasi terbuka terkait prosedur keperawatan yang akan
dilakukan, bebas dari paksaan dan menentukan pilihan. Menentukan
pilihan dapat dilakukan dengan informed consent, menjelaskan manfaat
penerapan prosedur keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya S. SKM., Dodit. (2013). Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian.
Surakarta : Politeknik Kesehatan.
Anggraeni, Poppy. (2010). Serba serbi senam hamil. Yogyakarta : Intan Media
Astria, Y. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan
Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Jakarta. http:// perpus.fkik.uinjkt.ac.id. Diakses tanggal 15
Januari 2014.Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah
Dalam Angka Tahun 2015. Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Tengah.
Brayshaw, E. (2008). Senam Hamil dan Nifas. Jakarta : EGC
Utami, Aris Puji. (2015). Hubungan Frekuensi Senam Hamil dengan Kualitas
Tidur pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Palang Tuban. Prodi
DIII Kebidanan STIKES NU Tuban, 11, 24 34.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen
tahun 2015. Kebumen : Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen.
Fiel T., Diego M., Reif M. H., Figueireda B., Schan B. S., and Khunc. 2006 Sleep
Disturbances in Depressed Pregnant Women and Their Newborns, Infant
Behavior and Development, 30 (2007) : 127 13
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori
dan Praktek. Jakarta : ECG
Hanafiah, T. M. (2008). Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil dan Janin, USU Medan.
Hamoko. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan komunitas. Sulawesi Selatan :
Pustaka AS Salam.
Hegard, Hanne K. 2010. Experience of Physical in Danish Nulliparous Women
With A Physically Active Life Before Pregnancy, A Qualitative Study. BMC
Pregnancy and Childbirth, 10(33).
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta :
Kemenkes RI
Komalasari, Kokom. (2014). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Refika
Aditama
Mansur, Herawati. (2009). Psikologi Ibu & Anak untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Manuaba, I. B. G., dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB.
Jakarta : EGC
Mardliyahg. 2016. BAB II Tinjauan Pustaka. http://digilibunimus-gdl-
mardliyahg-6020-2-babii.pdf.
Maryam. 2016. BAB II Tinjauan Pustaka.
http://digileb.uns.ac.id/perbedaanefektivitassenamhamil.pdf
Maulana, Mirza. 2008. Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Kata
Hati : Yogyakarta
Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Muhimah, N & Safei. (2010). Panduan Senam Hamil, Khusus Ibu Hamil.
Jakarta : Power book
Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Rahmi, Assyifa. (2016). Pengaruh Sistem INA CBGs Terhadap Pengklaiman
BPJS di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Medan :
Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan.
Rikadewi. 2016. BAB II Tinjauan Pustaka. http://digilibunimus-gdl-rikadewi-
6020-2-babiii.pdf.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Setiadi. (2008). Konsep & Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Utama, Esa Dima. (2014). Hubungan Senam Lansia dengan Kualitas Tidur pada
Lansia Berdasakar Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial
Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta. Yogyakarta : Universias
Muhammadiyah Yogyakarta.
Wahyuni & Layinatun Nimah. (2013). Manfaat Senam Hamil untuk
Meningkatkan Durasi Tidur Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9,
128 134.
Yuliana, Lina. (2013). Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge
Planning Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Padalarang :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus.

Anda mungkin juga menyukai