Translet Jurnal Selly
Translet Jurnal Selly
Diterima: 17 Mar, 2011; Revisi Akhir: 7 Oktober 2011; Diterima: Nov 12, 2011
Abstrak
Tujuan: Beberapa laporan yang diperoleh memiliki manfaat, seperti durasi
singkat diare dan peningkatan berat badan, untuk susu bebas laktosa dibandingkan
dengan susu formula yang mengandung laktosa pada diare akut anak. Peneliti
mengevaluasi efek susu formula bebas laktosa dalam manajemen diet diare akut
pada anak-anak yang diberi susu formula.
Metode: uji coba klinis-terkontrol ini dilakukan pada susu formula anak-anak,
usia 1 sampai 24 bulan, terutama pada anak dengan diare akut yang tidak berdarah
( 2 minggu). Adanya penyakit sistemik, gizi buruk, dehidrasi berat, muntah, atau
riwayat terapi antibiotik tidak dimasukkan dalam kriteria inklusi. Anak-anak
diberikan susu formula bebas laktosa (intervensi, n = 37) atau susu formula yang
mengandung laktosa (control, n = 34). Waktu untuk timbulnya diare dan
perubahan berat badan dibandingkan antara kedua kelompok setelah satu minggu.
Temuan: Selama penelitian, 32 anak laki-laki dan 39 anak perempuan (7,1 3,7
bulan) masuk kriteria inklusi. Mereka yang mendapatkan susu formula bebas
laktosa memiliki waktu yang lebih pendek menderita diare dibandingkan dengan
kontrol (1,7 0,7 vs 2,6 0,7 hari, P <0,001). Berat badan meningkat secara
signifikan pada kedua kelompok, tetapi tidak ada perbedaan antara kedua
kelompok dalam perubahan berat badan (37 100 vs 38 77 gr, P = 0.673).
Analisis multivariat menunjukkan bahwa susu formula bebas laktosa dapat
diprediksi waktu terjadinya diare (95% CI: 1,5-3,9, P <0,001) pada karakteristik
awal.
Kesimpulan: Penatalaksanaan awal bagi anak-anak dengan diare akut yang diberi
susu formula bebas laktosa dapat mengurangi timbulnya diare akut lebih cepat
sehingga diharapkan dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas. Hasil penelitian
ini perlu ditindaklanjuti lagi secara jangka panjang meliputi perubahan berat
badan dan masalah makan.
Iran Journal of Pediatrics, Volume 22 (Nomor 1), Maret 2012, Halaman: 82-86
Kata Kunci: Diare akut, Manajemen Gizi, Anak-anak; Susu Formula Bebas
Laktosa
Pendahuluan
Diare akut masih tetap menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas
pada anak-anak dari negara-negara berkembang. Pengelolaan yang sesuai untuk
anak diare akut terdiri atas terapi cairan dan elektrolit, antibiotik yang sesuai
(misalnya dalam kasus shigellosis, kolera yang parah, dll), dan terapi nutrisi yang
adekuat. Perhatian yang lebih besar terhadap terapi nutrisi adalah sangat penting
di negara berkembang, banyak bukti menunjukkan hubungan yang signifikan
antara prevalensi diare dan peningkatan pertumbuhan pada anak-anak. Jika tetap
tidak dikendalikan, diare akut yang berkepanjangan dapat mengurangi
pertumbuhan dan meningkatkan risiko diare persisten pada anak anak.
Manfaat seperti durasi singkat timbulnya diare, kenaikan berat badan, dan
perbaikan dehidrasi dengan terapi cairan secara intravena untuk susu formula
yang bebas laktosa lebih baik dibandingkan dengan susu formula yang
mengandung laktosa, pada anak-anak dengan diare akut. Meskipun susu formula
bebas laktosa memiliki beberapa keuntungan, tampaknya komplikasi yang
merugikan lebih mungkin terjadi pada anak-anak yang mendapatkan diet susu
formula mengandung laktosa selama diare akut, tetapi ada beberapa pendapat
mengenai penggunaan secara khusus susu formula bebas laktosa atau penggunaan
rutin untuk anak diare akut. Selain itu, beberapa penelitian melaporkan hal ini.
Oleh karena itu, peneliti mengevaluasi efek dari penatalaksanaan awal susu
formula bebas laktosa dibandingkan dengan susu formula yang mengandung
laktosa dalam pengelolaan diare akut pada anak-anak yang diberi susu formula di
bawah dua tahun.
Perlakuan
Pada saat penerimaan (kunjungan pertama), setelah memperoleh data demografi
dan riwayat kesehatan, berat badan diukur dengan akurasi skala dari 10g. Derajat
dehidrasi dan terapi rehidrasi dinilai sesuai dengan anjuran dari Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Pada anak-anak dengan dehidrasi ringan, 50 ml / kg
dan pada anak-anak dengan dehidrasi sedang, 100 ml / kg larutan rehidrasi oral
(standar WHO-ORS) selama empat jam pertama. Setelah rehidrasi awal, untuk
terapi rumatan, anak-anak diberikan 100 ml / kg / hari baik susu formula bebas
laktosa atau susu formula yang mengandung laktosa. Setelah anak-anak diberikan
cairan per oral, dan orang tua dijelaskan tentang bendera merah dan diminta untuk
menyebutkan konsistensi tinja di rumah dan melaporkan pada hari-hari kunjungan
berikutnya. Kunjungan kedua dilakukan tujuh hari setelah kunjungan pertama
untuk mengukur berat badan dan mengevaluasi waktu timbulnya diare.
Hasil
Tiga subyek pada kelompok kontrol tidak ikut berpartisipasi. Subyek yang
berpartisipasi terdiri dari 32 laki-laki dan 39 anak perempuan dengan usia rata-rata
7,1 3,7 bulan. Kedua kelompok serupa dalam hal demografi dan karakteristik
kecuali pada kelompok intervensi durasi diare lebih lama (p = 0,047) dan
dehidrasi lebih berat pada kelompok kontrol (P = 0,015); Tabel 1.
Setelah terapi, mereka yang mendapatkan susu formula bebas laktosa
secara signifikan lebih cepat menimbulkan diare dibandingkan dengan kontrol
(1,7 0,7 vs 2,6 0,7 hari, p <0,001); Gambar. 1. Berat badan secara signifikan
meningkat baik pada kelompok perlakuan (6.59 1.94 untuk 6.63 1.90 Kg, [CI
95%: 4-71 gr] p = 0,03) dan kelompok kontrol (6,45 1,99-6,49 2,00 Kg, [CI
95%: 11 sampai 65 gr] p = 0,007), tetapi tidak ada perbedaan antara kedua
kelompok dalam perubahan berat badan (37 100 vs 38 77 gr, P = 0,7);
Gambar. 2.
Kesimpulan
Menurut hasil penelitian ini, susu formula bebas laktosa, dibandingkan
dengan susu formula yang mengandung laktosa, terbukti efektif dalam manajemen
diet diare akut dengan mengurangi waktu timbulnya diare . Penanganan awal Susu
formula bebas laktosa untuk anak-anak yang mengalami diare akut dapat
menyebabkan kesembuhan diare lebih cepat dan diharapkan dapat mengurangi
mortalitas dan morbiditas. Penelitian lebih lanjut dengan pengamatan yang lama
diperlukan untuk mengevaluasi efek jangka panjang seperti perubahan berat badan
dan masalah makan.