Anda di halaman 1dari 6

MENYEDIAKAN MATERI KEPERAWATAN JIWA, PENELITIAN BIDANG

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN, SERTA PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS

Ada kesalahan di dalam gadget ini

09 Februari 2010
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DISMENORE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DISMENORE

Konsep Dasar

Difinisi
Dismenore adalah menstrusi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot uterus.

Klasifikasi
1. Dismenore primer
Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya kelainan pada gangguan fisik yang
mendasarinya, sebagian besar dialami oleh wanita yang telah mendapatkan haid.
Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa tajam, menusuk, terasa diremas, atau
sangat sakit. Biasanya terjadi terbatas pada daerah perut bagian bawah, tapi dapat menjalar
sampai daerah paha dan pinggang.
Selain rasa nyeri, dapat disertai dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,
dan gangguan emosional.
2. Dismenore sekunder
Biasanya terjadi selama 2 3 hari selama siklus dan wanita yang mengalami dismenore sekunder
ini biasanya mempunyai siklus haid yang tidak teratur atau tidak normal. Pemeriksaan dengan
laparaskopi sangat diperlukan untuk menemukan penyebab jelas dismenore sekunder ini.

Etiologi
Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore primer, tapi
meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas.
Etiologi dismenore primer di antaranya :

1. Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, mempunyai ambang
nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa
kesakitan
2. Faktor endokrin
Pada umumnya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
3. Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memerlukan setelah memberhatikan hubungan antara asosiasi
antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma bronchial, namun bagaimana pun belum dapat
dibuktikan mekanismenya.

Dismenore sekunder
1. Faktor konstitusi seperti : anemia.
2. Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis
3. Anomali uterus congenital
4. Leiomioma submukosa.
5. Endometriosis dan adenomiosis

Gejala Klinis
Gejala klinis dismore yang sering ditemukan adalah :
1. Nyeri tidal lama timbul sebelum atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung
beberapa jam atau lebih
2. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit, kepala, diare, dan
sebagainya.

Komplikasi
1. Syok
2. Penurunan kesadaran
Penatalaksanaan Medis
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya :
1. Pemberian obat analgetik.
2. Terapi hormonal
3. Terapi dengan obat nonsteriod antiprostagladin.
4. Dilatasi kanalis serviksalis
Dapat memberikan keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin

Pemeriksaan Penujang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan dismenore adalah :
1. Tes laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : normal.
b. Urinalisis : normal
2. Tes diagnostic tambahan
a. Laparaskopi : penyikapan atas adanya endomeriosi atau kelainan pelvis yang lain.

Asuhan Keperawatan

Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan dismenore adalah sebagai berikut
1. Karakteristik nyeri
2. Gejala yang mengikutinya.

Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan
saraf nyeri uterus.
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya mual,
muntah.
3. Kopi individu tidak efektif yang berhubungan dengan kelebihan emosional.
Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1 : Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus,
hipersenstivitas saraf nyeri uterus.
Tujuan : nyeri klien berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
Intervensi Mandiri
a. Hangatkan bagian perut.
Rasional : dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan mengurangi kontraksi spasmodik
uterus.
b. Masase daerah perut yang terasa nyeri.
Rasional : mengurangi nyeri karena adanya stimulus sentuhan terapeutik.
c. Lakukan latihan ringan.
Rasional : dapat memperbaiki aliran darah ke uterus dan tonus otot.
d. Lakukan teknik relaksasi.
Rasional : mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks
e. Berikan diuresis natural (vitamin) tidur dan istirahat.
Rasional : mengurangi kongesti

Kolaborasi
a. Pemberian anagetik (aspirin, fenasetin, kafein)
Rasional : diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri agar ibu dapat istirahat.
b. Terapi dio,etasin, ibuprofem, naprosen.
Rasional : biasanya digunakan untuk menormalkan produksi prostagadin
c.
2. Diagnosis 2 : koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kelabilan emosional.
Intervensi Mandiri
a. Kaji pemahaman klien tentang penyakit yang dideritanya.
Rasional : kecemasan ibu terhadap rasa sakit yang diderita akan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan
b. Tentukan stress tambahan yang menyertainya.
Rasional : stress dapat mengganggu respons saraf otonom, sehingga dikhawatirkan akan
menambah rasa sakit.
c. Berikan kesempatan pada ibu untuk mendiskusikan bagaimana rasa sakit yang dideritanya.
d. Bantu klien mengidentifikasi keterampilan koping selama periode berlangsung.
Rasional : penggunaan perilaku yang efektif dapat membantu klien beradaptasi dengan rasa sakit
yang dialaminya.
e. Berikan periode tidur atau istirahat.
Rasional : kelelahan karena rasa sakit dan pengeluaran cairan yang banyak dari tubuh cenderung
merupakan masalah berarti yang mesti banyak dari tubuh cenderung merupakan masalah berarti
yang mesti segera diatasi.
f. Dorong keterampilan mengenai stress, misalnya dengan teknik relaksasi, visualisasi,
bimbingan, imajinasi dan latihan napas dalam.
Rasional : dapat mengurangi rasa nyeri dan mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri.

Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup
tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan
bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama
dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil
dan tujuan yang hendak dicapai.

131 467 539


di 05.04
Diposkan oleh Wayan Darsana
Reaksi:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Profil

Wayan Darsana
Perawat yg Menyediakan berbagai kumpulan askep,KTI dan skripsi keperawatan SERTA
PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS yang ingin bantuan hub (AS)085237055008
Lihat profil lengkapku

Me

fotoku
prakata
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK YANG LAGI BIKIN TUGAS AKHIR

Arsip Blog
2009 (42)
2010 (44)
o Februari (10)
Feb 09 (10)
ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DISMENORE
ASKEP KEHAMILAN DENGAN DIABETES MELLITUS
SKRIPSI JENIS KEKERASAN YANG DIALAMI OLEH IBU
RUMA...
PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA PEMBERIAN SONDE
TEHNI...
ASKEP HARGA DIRI RENDAH KRONIS
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DI...
Gambaran Saturasi Oksigen Arteri pada Pasien Asma
hubungan komunikasi verbal dan non verbal perawat...
EFEKTIFITAS PEMBERIAN CAIRAN INFUS HANGAT
TERHADAP...
o Mei (14)
o September (10)
o Oktober (10)

2011 (21)

2012 (13)

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai