Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu
reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi
ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak
ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air dengan
massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1= massa air panas
m2= massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor,
kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan.
Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak
spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna murni
pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan
sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut

q = m.c.T
Keterangan:
q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
T= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis

Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan
fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa latin
yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung
panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia,
untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780)
menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan
menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh
makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana makhluk
hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem
diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar,
temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan
panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas dengan
kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat
menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut
akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya
jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan
melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan
dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau
1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. T, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram
perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom,
kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah
bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan
usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur
kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi
dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan
dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu
sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu
adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. T
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta memperhitungkan kalor
yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui.
Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan
oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan,
maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat
dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang
reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi,
pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).

Anda mungkin juga menyukai