Anda di halaman 1dari 11

Daftar Isi

ABSTRACT

BAB 1 : Pendahuluan

Latar Belakang ............................................................................................................... 3

Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3

Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 3

BAB 2 : Kerangka Teoritis

Teori Kontijensi ............................................................................................................. 4

Munculnya Perumusan Kontijensi ................................................................................. 4

Variabel-variabel dasar Kontijensi dan Hubungannya .................................................. 6

BAB 3 : Metodologi Penelitian................................................................................................ 8

BAB 4 : Pembahasan .............................................................................................................. 9

Kesimpulan & Saran .............................................................................................................. 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 11


ABSTRACK

Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi


manajemen khususnya penganggaran, namun kemudian terus berkembang dan bergeser ke
arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Tulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan perkembangan riset akuntansi keperilakuan sejak tahun 1952 dan
pengelompokan aliran-aliran yang berkembang dalam riset-riset akuntansi keperilakuan.
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan interaksi
untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha.
Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai suatu
mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja bidang cakupan
akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang apapun mulai terlihat nyata
pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar yang kita hadapi sekarang.

Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan semua bidang. Akuntansi mulai
menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia itu sendiri menjadi tren positif di
kalangan praktisi dan akademik di bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar,
mengetahui informasi, bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak
dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Bisa saja
kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan berubah.
Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis merupakan salah satu faktor internal dan
mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat dikeluarkan terkait dengan laporan
keuangan.

Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan
interaksi untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup
usaha. Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem
pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi
merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam
struktur organisasi.

Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi


keprilakuan adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan
hasil riset empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis
hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini
juga menyatakan bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan
kontinjensi yang semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori
organisasi guna mengembangkan suatu penjelasan penting.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Teori kontijensi dalam Aspek Keprilakuan ?

3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aspek Teori Kontijensi dalam Akuntasni Keprilakuan
BAB II
KERANGKA TEORITIS

1. Teori Kontijensi
Teori kontijensi adalah teori yang dapat digunakan untuk menganalisis desain dan
sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan
untuk berbagai macam tujuan (Otley, 1995) dan untuk menghadapi persaingan. Premis dari
teori kontinjensi adalah tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu tepat
untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Suatu sistem
pengendalian akan berbeda-beda di tiap-tiap organisasi yang berdasarkan pada faktor
organisatoris dan faktor situasional. Para peneliti dibidang akuntansi menggunakan teori
kontinjensi saat mereka menelaah hubungan antara faktor organisatoris dan pembentukan
sistem pengendalian manajemen. Berdasarkan pada teori kontinjensi maka sistem pengukuran
kinerja perlu digeneralisasi dengan mempertimbangkan faktor organisatoris dan situasional 9
seperti perilaku individu (kejelasan peran dan pemberdayaan psikologis) atau disesuaikan
agar dapat diterapkan secara efektif pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan hubungan antara teori kontinjensi dengan Sistem Pengendalian Manajemen
(Management Control System) yang dalam hal ini adalah sistem pengukuran kinerja yang
merupakan bagian dari Sistem Pengendalian Manajemen.

2. Munculnya Perumusan Kontijensi


Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi
manajemen adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan
hasil riset empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis
hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini
juga menyatakan bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan
kontinjensi yang semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori
organisasi guna mengembangkan suatu penjelasan penting.

Pengaruh Hasil Empiris


Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus
dipecahkan dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi
pengembangan perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan
lingkungan telah dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan
antara satu situasi dengan situasi yang lain.

Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam
akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang
berbeda telah memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal
tersebut muncul sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap
sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah
yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara
merata. Teknologi produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi
akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas
informasi yang harus disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas
dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya
yang sesuai.

Efek dari Struktur Organisasi


Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan
anggaran (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam
anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap
para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan
efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya
batasan anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja
terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu
dengan yang lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri
penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama
lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah
sesuai jika terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai
bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung
jawab yang terlibat.

Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan
informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan
pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi
(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba
akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara
operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan
informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam
kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan
dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk
mencapai anggaran akurat terhadap lingkungan.

Pengaruh Teori Organisasi


Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang
mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga
variabel kontinjensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah
digunakan sebagai contoh ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi
akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap
pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari
pendekatan ini tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha
untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi
teori kontinjensi akuntansi manajemen yang terjadi lebih dahulu.

3. Variabel-variabel dasar kontijensi dan hubungannya


Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua
kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan
perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu.
Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua
perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap
negara.

Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan
ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a)
dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan
struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis
ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal yang
pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun
dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat
keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan
yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan
dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang tidak dapat
diramalkan. Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan
bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain
sistem akuntansi manajemen.

Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan
dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi,
teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan,
dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi
konsep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks
teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.

Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat
yang diturunkannya.
Pada kenyataannya , dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia dalam
rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model
keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan
dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam
pertimbangan pengambilan keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang
berubah-ubah, e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan
pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel
Kontinjensi
Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang
untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari
nergara-negara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-
rata produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan,
penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain
sebagainya.
2. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang
bersifat sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan),
metode alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lain-lain), unsur
waktu dari infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi (akun gabungan dan
pelaporan yang terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari
pelaporan khusus (seperti laporan nilai tambah, laporan ketenagakerjaan, dan format laporan
lain dari akuntansi sosial).
3. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan
pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini
dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat


berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian organisasi
yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode
analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti
harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti
hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting
dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu,
sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga
mampu menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai
jawaban atas tekanan organisasi.

Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan


menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah
suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada
riset terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang
berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat


berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membentuk satu pengendalian organisasi
yang teratur. Banyak dari dibuat hipotesis variabel yangmemengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode
analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti
harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti
hubungan organisasi. Selain ituhubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting
dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu,
sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga
mampu menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai
jawaban atas tekanan organisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan studi


dari berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi
perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk
memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak sebagai suatu
paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup tentang penyelidikan
dan pengindikasian cakupan aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem
imbalan adalah suatu penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai
tujuan akan menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian
spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi kombinasi pengendalian
terutama sekali ditujukan untuk keadaan tertentu.

Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara
langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi
pengendalian organisasi efektif yaitu :
1. Spesifikasi suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.
KESIMPULAN

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang


digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi
dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu
sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user).
Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja.
Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka
labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi
secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi
keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi
gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi
keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka
yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Ashton, D.; T. Hopper; dan R. W. Scapens. The Changing Nature of Issues in Management
Accounting. Current Issues in Management Accounting, 1984

Baiman. S. Agency Research in Managerial Accounting: A Second Look. Accounting Organizations and
Society. 1990. 241 371

Brownell, P. dan M. McInnes. Budgetary Participation, Motivation and Managerial Performance. The
Accounting Review 61 (October). 1986. 587 600

Chenhall. R.H. dan D. Morris. The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on the
Perceived Usefulness of Management Accounting System. The Accounting Review. January. 1996.
1835

Choo, F. dan Kim B.Tan. A Study of the Relation Among Disagreement in Budgetary Performance
Evaluation Style, Job Related Tension and Performance. Behavioral Research in Accounting.

Fisher, J.G. Contingency Theory, Management Control System and Firm Outcome: Past Results and
Future Directions. Behavioral Research in Accounting.

Anda mungkin juga menyukai