TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Batubara
Komposisi kimia batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan
tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C. H. O, N, S,
P. hal ini mudah dimengerti, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang
telah mengalami proses pembatubaraan (coalification).
Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati, dengan komposisi
utama terdiri dari sellulosa. Proses pembentukan batubara dikenal sebagai proses
pembatubaraan atau coalification. Faktor fisika dan kimia yang ada di alam akan
mengubah sellulosa menjadi lignit, subbitumina, bitumina, atau antrasit. Reaksi
pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :
Persentase Massa
Jenis Batubara
%C %H %O % H 2O % Volatile Matter
Lignit 60-70 5-6 20-30 50-70 45-55
Pada prinsipnya arang aktif dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara kimia dan
cara fisika. Pada pembuatan arang aktif, mutu yang dihasilkan sangat tergantung dari
bahan baku yang digunakan, bahan pengaktif, suhu dan cara pengaktifannya.
Prinsipnya adalah pemberian uap air atau gas CO2 kepada arang yang telah
dipanaskan.Arang aktif yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam tungku aktivasi
lalu dipanaskan pada suhu 800-1000C.
Pabrik pabrik ini mempunyai sistem pengolahan yang berbeda. Bahan baku yang
digunakan DPF dan RTF adalah bahan baku lateks, sedangkan RAF menggunakan
bahan baku padat (karet yang telah dikeringkan).
Produk produk yang dihasilkan ketiga pabrik tersebut adalah :
1. RAF menghasilkan artikel karet, pita karet, rubber cownmats, dock fender dan
conveyer belt.
2. DPF menghasilkan sarung tangan karet
3. RTF menghasilkan benang karet
Bahan baku untuk pembuatan benang karet adalah lateks DRC 60% (lateks
pekat hasil pemusingan) yang berasal dari pusat Pengolahan Karet (PPK).
Pada umumnya lateks yang dihasilkan dari kebun adalah high amoniak yang
kadarnya sekitar 0,55 0,75%, karena pada saat akan diangkut ke pabrik terlebih
dahulu ditambahkan amoniak dengan kadar tertentu. Sedangkan lateks yang dipakai di
2.2.2. Tahap Tahap Pengolahan Lateks Pekat menjadi Sarung Tangan Karet
A. Pembuatan dispersi
B. Persiapan Cetakan
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Kandungan Bahan kimia yang ada dalam limbah cair dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen
dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan
air bersih. Hal yang lebih berbahaya adalah jika bahan organik yang terlarut bersifat
toksik.
Bahan kimia yang ada dalam limbah cair umumnya dapat diklasifikasikan
sebagai bahan organik (protein, karbohidrat, lemak, minyak, detergen atau surfaktan,
fenol) dan bahan anorganik (sulfur, logam berat, nitrogen, gas). Kandungan logam Zn
dalam air limbah terbawa dari penambahan ZnO dalam proses akselerator lateks pekat
dengan bahan anti koagulan dan bahan pengisi tanin, silikon,dan titan oksida,
sedangkan kandungan Fedalam air limbah dapat terkandung dalam air bekas pencucian
selama proses pengolahan lateks pekat menjadi sarung tangan karet. Air limbah sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia karena air limbah tersebut dapat menjadi sumber
penyakit disentri, kolera, antraks, dan lain lain. Air limbah juga dapat mengganggu
kenyamanan baik dari estetika dan bau yang ditimbulkan.
Tabel 2.3. Kandungan unsur Kimia yang terdapat pada limbah benang karet
No Nama Unsur/ Senyawa Lambang Unsur/Senyawa
1 Amoniak NH3
2 Fosfor P
3 Zinkum Zn
4 Titanium Ti
5 Silikat Si
6 Sulfur S
7 Besi Fe
8 Asetat CH3COO
Zinkum dengan nomor atom 30 dan massa atom 65,38 dalam sistem periodik
unsur terletak pada periode 4 dan golongan IIB. Zinkum adalah logam yang putih
kebiruan, logam yang mudah ditempa dan liat pada suhu antara 110 150 oC. Zinkum
melebur pada suhu 410 oC dan mendidih pada 906 oC. Logamnya yang murni, melarut
lambat sekali dalam asam dan dalam alkali.( Vogel, 1979). Zinkum masuk ketatanan
lingkungan perairan melalui limbah industri, pengelasaan logam dan patri. Zinkum
merupakan unsur penting dalam banyak metaloenzim, obat luka. (Manahan, 1994).
A B C D E F
Gambar 2.5. Sistematis Ringkas dari Alat Spektrofotometri Serapan Atom (Day, R.A.
Underwood, A.L., 1988)
Keterangan :
A. Sumber sinar lampu katoda berongga
Lampukatodaberonggamerupakansumber sinar yang memancarkan spektrum dari
unsur logam yang akandianalisa (setiap logammemiliki lampu khususuntuklogam
tersebut)