Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, preeklampsia-

eklampsia, infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia

tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,

preeklampsia-eklampsia, dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu

telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami

penurunan sedangkan preeklampsia-eklampsia proporsinya semakin

meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010

disebabkan oleh preeklampsia-eklampsia (Departemen Kesehatan RI,2013).

Menurut Saifuddin (2009) Preeklampsia adalah hipertensi disertai

proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu

atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila

terjadi penyakit trofoblastik. Sedangkan menurut Sarwono (2010)

Preeklampsia ditandai dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinurin

yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan

tiga kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada molahidatidosa.

Sedangkan eklampsia yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas

dengan tanda-tanda preeklampsia yang disertai serangan kejang diikuti oleh

koma
Berdasarkan (SDKI 2012), rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat

mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh

melonjak dibanding hasil SDKI 2007, yang mencapai 228 per 100.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKI sempat turun tipis menjadi 226 namun

pada tahun 2010 AKI justru merosot jauh ke angka 390 per 100.000 kelahiran

hidup, target MDGs untuk menurunkan rasio AKI menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup adalah hal yang mustahil (Yuwono, 2010). Menurut WHO,

angka kejadian pre eklampsia atau eklampsia sebesar 0,15-38,4% di seluruh

dunia. Angka ini dirasa masih sangat tinggi mengingat bahwa pelayanan

kesehatan suatu Negara yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan

nifas dapat memelihara kesehatan agar dapat melahirkan bayi dengan sehat

tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

(Sarwono,2010)

Angka preeklampsia atau eklampsi di Indonesia sebesar 30-40%. Kejadian

preeklampsia atau eklampsia pada ibu hamil, bersalin dan nifas dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain faktor genetic, faktor imunologis, faktor

lingkungan, dan beberapa faktor risiko yang dapat dialami ibu seperti paritas,

usia dan factor-faktor lain yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan

dan nifas. Kejadian preeklampsia atau eklampsia yang tidak ditangani secara

adekuat akan menyebabkan beberapa komplikasi yang meningkatkan angka

morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun pada janin (Haryono,2010).

Adapun faktor predisposisi terjadinya preeklampsia adalah primigravida,

terutama primigravida muda, diabetes mellitus, molahidatidosa, kehamilan


ganda, umur lebih dari 30 tahun dan obesitas (Sarwono, 2010). Jasoprawiro

(2006) menyatakan bahwa nuliparitas sebagai faktor utama terjadi

preeklampsia dan dinyatakan juga angka kejadian preeklamspia tinggi pada

primigravida muda maupun tua. Faktor predisposisi lainnya adalah ras hitam,

pendidikan, usia ibu hamil dibawah 25 tahun atau diatas 35 tahun, mola

hidatidosa, polihidramnion, pekerjaan dan diabetes (Pernoll, 2006). Jika kasus

preeklampsia atau eklampsia tidak mendapatkan penanganan secara adekuat

maka berpotensi untuk meningktakan angka kematian ibu yang disebabkan

oleh preeklampsi atau eklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Soedjono (2007) didapatkan hasil bahwa preeklampsia atau

eklampsia menyebabkan kematian perinatal 4,9 kali lebih besar dibandingkan

dengan kehamilan normal (Haryono,2010)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebutkan

bahwa angka kejadian pre eklampsia atau eklampsia pada tahun 2009 sebesar

24,51% pda tahun 2010 sebesar 27,7% dan pada tahun 2011 sebesar 31,56%.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingat kejadian pre eklampsia

mengalami peningkatan tiap tahunnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifuddin. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


Neonatal. Jakarta: YBP-SP

Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id (diakses 02


Desember 2016 pukul 09.20 wib)

Mochtar, Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Varmey. 2008. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai