PENDAHULUAN
meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan
Sedangkan eklampsia yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas
koma
Berdasarkan (SDKI 2012), rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh
melonjak dibanding hasil SDKI 2007, yang mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKI sempat turun tipis menjadi 226 namun
pada tahun 2010 AKI justru merosot jauh ke angka 390 per 100.000 kelahiran
hidup, target MDGs untuk menurunkan rasio AKI menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup adalah hal yang mustahil (Yuwono, 2010). Menurut WHO,
dunia. Angka ini dirasa masih sangat tinggi mengingat bahwa pelayanan
nifas dapat memelihara kesehatan agar dapat melahirkan bayi dengan sehat
tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik
(Sarwono,2010)
preeklampsia atau eklampsia pada ibu hamil, bersalin dan nifas dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain faktor genetic, faktor imunologis, faktor
lingkungan, dan beberapa faktor risiko yang dapat dialami ibu seperti paritas,
dan nifas. Kejadian preeklampsia atau eklampsia yang tidak ditangani secara
morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun pada janin (Haryono,2010).
primigravida muda maupun tua. Faktor predisposisi lainnya adalah ras hitam,
pendidikan, usia ibu hamil dibawah 25 tahun atau diatas 35 tahun, mola
oleh preeklampsi atau eklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
bahwa angka kejadian pre eklampsia atau eklampsia pada tahun 2009 sebesar
24,51% pda tahun 2010 sebesar 27,7% dan pada tahun 2011 sebesar 31,56%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingat kejadian pre eklampsia