MODUL ENTEROHEPATIK
PENDAHULUAN
Sasaran Pembelajaran:
1. Membina sambung rasa untuk anamnesis lengkap kasus penyakit kronis
2. Sambung rasa dalam rangka memulai menolak permintaan pasien Pasien
3. Menyampaikan berita buruk
4. Memberi sugesti dan nasehat
5. Mengumpulkan informasi kasus penyakit kronis
6. Menolak permintaian pasien yang tidak realitis
7. Menyampaikan berita yang buruk
Untuk mengingatkan bahan untuk anamnesis kita lihat materi anamnesis sebagai berikut:
Mulailah anamnesis dengan pernyataan "mari kita bicarakan keluhannya"
2. Tanyakan identitas
a) Yang utama tanyakan nama dan umur, sehingga dalarn percakapan selanjutnya
anda sebiknya memanggil nama, sebagai contoh:
b) "Baik Bu Mardi, sekarang apa yang dirasakan lbu sangat mengganggu, sehingga
lbu Mardi datang kemari?"
c) Pertanyaan mengenai alamat dan pekerjaan dapat dilakukan
disela-sela percakapan yang lain.
d) Untuk heteroanamnesis, jangan lupa juga menanyakan nama, pekerjaan, alamat
pengantar, dan hubungan dengan pasien/ penderita..
3. Keluhan utama
a) Tanyakan mengenai keluhan utama pasien (lihat contoh pada
pertanyaan identitas)
b) Kadang-kadang pasien tanpa diminta telah bercerita sendiri, Anda tetap perlu
kepastian mengenai keluhan utamanya. Bila pusing, pusingnya seperti apa,
dimana letak pusingnya (semua kepala dirasa using atau hanya sebagian saja).
7. Anarnnesis sistem
Anarnnesis sistem. Di dalam anamnesis, selain riwayat penyakit baik saat ini, dahulu
clan keluarga, diperlukan juga anamnesis sistern. Eksplorasi terhadap sistem-sistem
dalam tubuh ini akan lebih mengarahkan pada diagnosis. Penelusuran anamnesis
sistem harus relevan dengan keluhan utama pasien dan dugaan terhadap diagnosis
yang akan ditegakkan, termasuk diagnosis bandingnya.
Tahap I :
Pencegahan primer
Diagnosa yang dilakukan:
menentukan faktor risiko
menganalisa hasil terapi
menganalisa hasii pengelolaan program
Terapi
mengurangi faktor risiko
menentukan pengelolaan program
Tahap II :
Pencegahan sekunder
Diagnosa yang dilakukan
menentukan perubahan struktural/fungsional
menentukan faktor risiko
menganalisa hasil terapi
menganalisa hasil pengelolaan program
Terapi :
menentukan pengobatan dini
mengurangi faktor risiko
menentukan pengelolaan program
Tahap III :
Pencegahan tertier
Diagnosa yang dilakukan:
menetapkan tingkat, gawat, sembuh, cacat
menentukan haril pengobatan
menentukan hasil pengelolaan program
Pengobatan :
melakukan pengobatan, rehabilitasi
mengurangi faktor risiko
menentukan pengelolaan program.
Dalam menghadapi suatu penyakit yang diderita seorang pasien, maka dokter atau
tenaga kesehatan akan bertindak sebagai klinikus. la akan melakukan kegiatan yaitu
menetapkan diagnosa (Dx), tentunya setelah memeriksa pasien. Aktivitas memeriksa
pasien dapat berupa melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik (Physic disgnostic)
pada seorang pasien. Disamping itu dokter atau tenaga kesehatan juga akan menentukan
terapi/tindakan (Rx) pada salah satu atau lebih tahap PAP. Hal yang serupa (tidak persis
sama) akan dikerjakan pada saat dokter atau tenaga kesehatan berperan sebagai pengelola
program kesehatan, yaitu berupa menetapkan diagnosa dan menentukan terapi. Hanya
saja dalam mengelola program kesehatan, maka obyeknya ("pasien") adalah berupa
masyarakat (komunitas). Dengan demikian yang diterapkan adalah berupa masalah
kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat itu. Tentu saja variabel yang diperiksa juga
sesuai dengan kaidah untuk menentukan masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan
tindakannya ("terapi") adalah berupa program kesehatan yang harus ditetapkan untuk
mengatasi masalah kesehatan pada masyarakat bersangkutan.
Didalam tahap ini telah terjadi interaksi antara berbagai faktor tadi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Interaksi ini menimbulkan perubahan-perubahan patogenesis
pada individu. Bagaimanapun juga pada tahap presimptomatik ini perubahan patogenesis
yang terjadi belum sampai menimbulkan manifestasi klinik. Dengan demikian individu
yang bersangkutan belum merasakan adanya gejala-gejala penyakit. Demikian pula bila
penderita diperiksa secara fisik diagnostik, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penyakit.
Pada tahap ini telah terjadi perubahan patogenesis pada target organ, sedlemikian rupa
sehingga dapat dikenali adanya tanda-tanda fisik maupun gejala-gejala klinik penyakit.
Bila memungkinkan, tahap ini dapat dibagi lagi menjadi tahap-tahap yang lebih terinci
untuk memudahkan pengelolaan kasis dan untuk tujuan-tujuan dalam bidang
epidemiologi.
Perjalanan alamiah penyakit kronis merupakan serangkaian kejadian dalam proses suatu
penyakit yang diderita dalarn waktu lama, atau sembuh kumat-kumatan (kronis) sehingga
membutuh- kan proses pengobatan dan perawatan yang lama, rutin, teratur, terkontrol.
Penyakit kronis tersebut misalnya penyakit tuberkulosis, asthma bronchiale, beberapa
proses kanker, penyakit hati menahun.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam perjalanan alamiah penyakit kronis yaitu sumber
infeksi, cara penularan, aspek pen- cegahan, aspek pengobatan, aspek perawatan, aspek
gangguan pada kegiatan sehari-hari, kesulitan yang dialami selama proses penyakit yang
diderita, komplikasi fisik yang ada.
Gambaran yang dapat dijumpai dari aspek perjalanan alamiah penyakit kronis
misalnya : penyakit tuberkulosis, untuk menanyakan adanya sumber infeksi galilah
adakah penderita batuk-batuk lama dengan batuk dahak berdarah yang dalam riwayatnya
telah di periksa dan positif mengandung kuman mikobakteriurn tuberkulosis.
Untuk menanyakan proses penularan pada penyakait tuberkulosis, galilah apakah
penderita serumah dengan penderita tersebut diatas atau waktu sehari-harinya selalu
berhubungan dengan penderita tuberkulosis (ingat cara penularan melalui droplet
infection). Untuk menggali aspek pencegahan, tanyakan keadaan sanitasi rumah,
kebersihan rumah, dan imunisasi BCG.
Aspek pengobatan dan perawatan apakah pengobatannya rutin, teratur, dan taat
meminum obat, riwayat mondok dan perilaku sehatnya bagaimana : berdahak ditempat
yang telah disediakan.
Aspek gangguan sehari-hari : tanyakan apakan ada gangguan fisik dan non fisik,
misalnya : badan menjadi lemah, lekas capai, gangguan seksual, penurunaan
produktivitas kerja, dijauhi temanteman kerja.
Aspek kesulitan salama proses penyakit : tanyakan apakah adanya kesulitan dalam
memperoleh pengobatan dan perawatan, memperoleh obat, kesulitan keuangan.
Aspek komplikasi atas penyakit : tanyakan sudah mondok berapa kali, adakah
penjalaran penyalkit sudah mempengaruhi sistem/organ badan lain.
Memberikan nasehat dengan jelas dan tepat dan penyampaian berita buruk
a. Sebelum memberi nasehat
Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, seorang dokter sebaiknya
menjelaskan masalah/penyakit yang sedang dihadapi pasien. Saat ini sebaiknya
diagnosis diberitahukan pada pasien, kecuali diagnosis penyakit parah ataupun
diagnosis yang prognosisnya jelek, diberitahukan pada keluarganya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjelaskan atau menerangkan pada
pasien :
Gunakan bahasa yang sederhana, hindarilah penggunaan istilah
kedokteran, kecuali istilah tersebut sudah mulai populer dan dikenal masyarakat.
Perhatikanlah latar belakang pasien, jika pasien berpendidikan
rendah, gunakan bahasa yang betul-betul sederhana.
Jelaskan dengan singkat masalah yang terjadi, kemungkinan
penyebabnya, demikian pula prognosisnya. Untuk prognosis yang buruk, hati-hati
dalam menjelaskannya. Dapat dengan bahasa yang halus, namun jangan
menyesatkan dan menjanjikan.
Hindarilah untuk berkata : Oh, ini tidak apa-apa Pak, tenang
saja, padahal Anda tahu prognosisnya sudah agak buruk, atau Wah, penyakit
Bapak tidak dapat sembuh, walaupun hal itu benar, gunakan bahasa yang halus.
Sebagai contoh : Begini Pak, penyakit Bapak sebetulnya tidak
terlalu berbahaya dan sering dialami oleh banyak orang yang selalu bekerja dalam
keadaan duduk. Selama ini penyakit ini memang sulit disembuhkan, namun kalau
Bapak rajin minum obat dan kontrol, serta menghindari sikap duduk yang salah,
rasa sakit yang dirasakan Bapak akan berkurang. Apalagi kalau Bapak mau
melakukan olah raga yang teratur dengan bimbingan instruktur yang tahu tentang
tubuh, percayalah, hal tersebut akan sangat menolong.
Untuk prognosis yang tidak begitu baik atau dapat dikatakan
buruk, lihatlah kesiapan pasien dalam menerima. Pasien sudah siap atau belum.
Kalau belum sebaiknya keluarganya saja yang diberi tahu.
Penjelasan untuk terapi obat harus betul-betul jelas. Kapan harus
diminum, berapa kapsul/tablet yang harus diminum. Jangan lupa menjelaskan
kalau terjadi akibat yang tidak diinginkan setelah minum obat, harap segera
datang kembali. Selain itu jangan lupa tanyakan pada pasien, apakah pasien
tersebut alergi terhadap suatu obat. Kalau pasien tidak tahu, jangan dilupakan
peringatan untuk datang kembali bila terjadi sesuatu setelah minum obat.
Penjelasan juga berlaku untuk segala hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh pasien selama dalam pengobatan atau pengawasan dokter.
Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya, bila ada hal-hal yang
kurang jelas.
Untuk menjawab pertanyaan, perlu diperhatikan :
Anda harus jelas dengan pertanyaan yang diajukan, jangan segan
untuk menanyakan bila Anda sendiri belum jelas dengan pertanyaannya.
Dengarkanlah baik-baik yang ditanyakan.
Pahamilah pertanyaan yang diajukan.
Jawablah dengan singkat dengan bahasa yang mudah dipahami
Berikanlah penjelasan tanpa terkesan menggurui
Situasi tetap santai tapi formal dan jangan lupa sederajat
Nada suara jangan terlalu keras, lembut tapi berwibawa
b. Memberi nasehat
Setelah melakukan anamnesis dan ditunjang dengan pemeriksaan fisik, saatnya
dokter memberikan nasehat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
nasehat :
1) Sikap harus tetap sama pada saat anamnesis
2) Jagalah hubungan yang baik dengan pasien
3) Mulailah memberikan nasehat yang relevan dengan penyakit yang
diderita. Berilah nasehat dengan lafal dan isi yang jelas.
Sebagai contoh : Sebaiknya Ibu Marto mengurangi kegiatan keluarnya. Banyak
istirahat di rumah dan cobalah untuk menambah jam tidur.
4) Gunakanlah bahasa sesuai dengan latar belakang ataupun usia
penderita. Untuk pasien anak-anak, nasehat dapat diberikan langsung pada anak
dengan bahasa yang sesuai.
Sebagai contoh :Nah dik Rudi, nanti kalau sampai di rumah mainnya sedikit
dikurangi. Tangan adik ini belum boleh banyak bergerak dulu.
5) Pengetahuan tentang faktor resiko suatu penyakit berikut
pencegahannya baik primer, sekunder dan tersier sangat diperlukan dalam
memberikan nasehat, karena pada dasarnya pemberian nasehat bertujuan agar
penyakit segera cepat sembuh, mendukung kesembuhan, tidak menjadi lebih
parah ataupun mencegah terjadinya keparahan yang lebih. Selain itu pengetahuan
tentang perilaku sehat (keyakinan, pengharapan, motif, nilai, persepsi, dan seluruh
elemen kognitif; karakteristik personal yang meliputi status emosi dan pola
perilaku, aksi serta kebiasaan yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan kesehatan dan kemajuan/perkembangan kesehatan) juga diperlukan
dalam memberikan nasehat.
6) Perhatikan pertimbangkan pengetahuan ataupun usaha-usaha
pengobatan yang telah dilakukan oleh pasien/keluarganya.
7) Jangan menggurui.
c. Penyampaian berita buruk
Penyampaian berita buruk yang tidak diharapkan oleh pasien yaitu tentang
kesembuhan penyakit seing dirangkaikan dengan pemberian nasehat dan sugesti.
Berita-berita tentang proses penyakit, proses pengobatan, hasil dari perawatan dan
pengobatan sering tidak sesuai dengan harapan dokter dan pasien. Hal-hal yang
mengakibatkan hasil tersebut tidak memuaskan atau membuat kekecewaan dapat
berasal dari keadaan pasien, kemampuan dokter, fasilitas yang ada, dan proses
penyakitnya itu sendiri.
Untuk menyampaikan berita yang buruk ini tentu saja diawali dengan sambung
rasa yang terbina dulu, dilanjutkan penjelasan yang sesuai. Apabila dirasakan telah
siap menerima, kemudian baru disampaikan berita tersebut dilanjutkan dan disertai
dengan nasehat dan sugesti. Nasehat dan sugesti ini penting dengan harapan pasien
atau keluarga dapat menerima kenyataan dan melanjutkan langkah-langkah
selanjutnya yang harus dilakukan. Kekecewaan dan keterpakuan pada berita yang
disampaikan akan dapat mengganggu dan menghambat langkah selanjutnya.
SKENARIO LATIHAN:
Kasus penyakit hati menahun
Seorang laki-laki 52 tahun, berasal dari Sayung Demak merasakan perut
membesar selama 2 tahun ini perut mbesesseg, terasa penuh. Terasa benjolan keras.
Nafsu makan tidak ada, badan lemes, batuk tidak ada, nafas biasa, kulit berubah
warna kehitaman. Belum pernah imunisasi hepatitis. Selama ini telah sering periksa
dengan mantri kesehatan di desanya dan sering mendapat suntikan.
Sepuluh tahun yang lalu pernah menderita sakit kuning dan pernah kumat
sekali sehingga pernah 2 kali dirawat di RS. Istrinya petani 47 tahun, anaknya 2
orang dan cucu yang tinggal serumah 2 orang dengan umur 1.5 tahun & 3 bulan.
Dari pemantauan penyakit dikatakan hepatoma. Saat ini keluhan berat badan
turun, tidak ada nafsu makan, lemas, pucat & tidak dapat bekerja.
Keluarga pasien meminta kejelasan penyakit & pengobatan yang bisa dilakukan.
Lakukan:
1. Anamnesis penyakit kronis ( mengarah pada hepatoma)
2. Karena tidak ada biaya pasien ingin dirawat jalan di puskesmas (anda sebagai dokter
puskesmasnya) dengan pengobatan suntik setiap hari seperti yang sering dilakukannya
selama ini. Bagaimana pernyataan anda menolak permintaan pasien yang tidak pada
tempatnya?
3. Bagaimana menyampaikan berita buruk mengenai kondisinya (prognosis &
kemungkinan penyembuhan, karena belum ada pengobatan. Bagaimana menerangkan
pencegahan untuk keluarganya?.
LAKUKAN
1. Anamnesis penyakit kronis (mengarah pada Cirrosis hepatis dengan hematemesis)
2. Rencananya anda akan memasang NGT pada penderita tersebut & merawat pasien di
RS, tetapi pasien menolak dengan alasan masih bisa makan. Bagaimana anda
menerangkan pada pada pasien?
3. Bagaiamana menyampaikan berita buruk pada pasien/keluarganya kaitannya dengan
prognosis ( berita buruk karena penyakitnya telah mengalami komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya) & Bagaiamana memberi sugesti / nasehat pencegahan agar tidak
terjadi pada anggota keluarga lainnya.
Aspek medis :
A.Mengumpulkan informasi kasus penyakit kronis:
- Menanyakan nama dan umur
- Menanyakan alamat dan pekerjaan
- Menanyakan keluhan utama/alasan datang
- Mencari kepastian dari keluhan utama
- Menggali riwayat penyakit sekarang
2. - Menggali riwayat penyakit dahulu
- Menggali riwayat penyakit keluarga
- Menanyakan kehidupan sehari-hari
- Menanyakan anamnesis
B. Meruntutkan perjalanan penyakit kronis yang ada:
- Riwayat pengobatan dan perawatan
- Gangguan fisik yang ada akibat penyakit yang diderita
Jumlah
Jumlah poin total : ...
Keterangan :
0 = tidak dilakukan; 1 = dilakukan kurang benar; 2 = dilakukan dengan benar
CHECK LIST KETRAMPILAN MENOLAK PERMINTAAN PASIEN YANG
TIDAK SESUAI
Nilai
No. Aspek ketrampilan dan medis yang dinilai
0 1 2
Aspek ketrampilan :
A.Membina sambung rasa
- Berbicara dengan lafal yang jelas
- Duduk berhadapan dan melakukan kontak mata
- Menunjukkan sikap yang baik dan wajah yang
1.
ramah
B.Memberikan penjelasan tentang penolakan
- Sikap berwibawa
- Memberi penjelasan dengan bahasa yang
mudah dipahami dan tidak menyinggung perasaan
Aspek medis :
- Menanyakan identitas
2. - Menanyakan permasalahan/ringkasan keluhan
- Menanyakan maksud permintaan
- Memberi alasan penolakan yang tepat
Jumlah
Jumlah poin total : ...
Keterangan :
0 = tidak dilakukan; 1 = dilakukan kurang benar; 2 = dilakukan dengan benar
Nilai
No. Aspek ketrampilan dan medis yang dinilai
0 1 2
1. Aspek ketrampilan :
a. Membina sambung rasa
- Mengucapkan salam
- Berbicara dengan lafal yang jelas
- Duduk berhadapan
- Menunjukkan sikap yang baik
- Wajah ramah
- Melakukan kontak mata
- Penuh perhatian
b. Memberikan nasehat sugesti/berita buruk
- Sikap berwibawa
- Menyampaikan keadaan penyakit dengan
bahasa yang mudah dipahami
- Memberikan nasehat dengan bahasa yang
mudah dipahami
Aspek medis :
- Menanyakan identitas
- Menanyakan permasalahan/ringkasan keluhan
2.
- Memberikan penjelasan penyakit yang diderita
- Menyampaikan berita buruk hasil perawatan
- Memberi nasehat sesuai dengan keluhan
Jumlah
Jumlah poin total : ...
Keterangan :
0 = tidak dilakukan; 1 = dilakukan kurang benar; 2 = dilakukan dengan benar