Anda di halaman 1dari 32

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar (Pengertian Dan Proses Atau Etiologi)

2.1.1 Kehamilan trimester I,II,III

2.1.1.1 Definisi

Kehamilan adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat

kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (menstrual age of pregnancy).

Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) adalah masa gestasi 37-42 minggu

(259-294 hari) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm) adalah masa gestasi

kurang dari 37 minggu (259 hari) (Wafi,2010).

Kehamilan lewat waktu (posterm) adalah masa gestasi lebih dari 42

minggu (294 hari). Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi dengan usia gestasi

37-42 minggu. Bayi kurang bulan (preterm infant) adalah bayi dengan usia gestasi

kurang dari 37 minggu (Wafi,2010).

Kehamilan di definisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu

40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi dari 3 trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), trimester ketiga 13

minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono,2013).


2.1.1.2 Fisiologi kehamilan

1) Terjadinya kehamilan

Pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur atau ovum wanita

dengan sel benih atau spermatozoa pria. Pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan,

nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada

keadaan normal ialah implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).

Pertumbuhan dan perkembangan zigot, embrio, janin menjadi bakal individu baru.

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone yaitu estrogen, progesterone,

human chorionic gonadotropin (hCG), human somatomammotropin, prolaktin.

Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormone aktif khusus yang

berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.

Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi

dan organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan

keseimbangan hormonal tersebut.

2) Perubahan pada organ-organ sistem reproduksi

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi

hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan . pada perempuan tidak

hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama

kehamilan , uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung

janin , plasenta , dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume

totalnya mencapai 5 1 bahkan dapat mencapai 20 1 atau lebih dengan berat rata-

rata 1100 gr . Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan


isi konsepsi intra uterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesterone

berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus. Taksiran kasar pembesaran

uterus pada perabaan tinggu fundus :

Usia Kehamilan Tinggi Fundus TFU dalam cm

Uteri

4 minggu / 1 bulan Belum teraba

8 minggu / 2 bulan Belakang symfisis

12 minggu / 3 bulan 2 jari diatas

symfisis

16 minggu / 4 bulan Pertengahan sym-

pst

20 minggu / 5 bulan 3 jari di bawah

pusat

24 minggu / 6 bulan Setinggi pusat 22-28 minggu : 24-

25 cm

28 minggu / 7 bulan 3 jari di atas pst 28 minggu : 26

cm

32 minggu / 8 bulan Pertengahan pst-px 30-32 minggu : 29-

30 cm

36 minggu / 9 bulan 3 jari bawah pst 34-36 minggu : 31-

setinggi px 32 cm
40 minggu / 10 Pertengahan pst-px 38-40 minggu : 33-

bulan melebar ke samping 37 cm

ismus uteri bagian dari serviks, batas anatomi menjadi sulit ditentukan,

pada kehamilan trimester 1 memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16

minggu menjadi satu bagian dengan corpus, dan pada kehamilan akhir diatas 32

minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami

hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesterone

(tanda hegar), warna menjadi livide atau kebiruan. Sekresi lendir serviks

meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

b. Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan

kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadi

edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan

hyperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.berbeda kontras dengan korpus, serviks


hanya memiliki 10-15 % otot polos. Jaringan ikat ekstraseluler serviks terutama

kolagen tipe 1 dan 3 dan sedikit tipe 4 pada membrane basalis. Diantara molekul-

molekul kolagen itu, berkatalasi glikosaminoglikan dan proteoglikan , terutama

dermatan sulfat , asam hialuronat , dan heparin sulfat.

Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang

mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat

seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus sampai akhir

kehamilan dan selam persalinan.

Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks

terbungkus rapat dan tidak beraturan.

Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang

kuat terbungkus . hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara

keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis, serabut collagen

bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak

dibandingkan kondisi tidak hamil , tetapi tetap mampu mempertahankan

kehamilan.

Pada saat kehamilan mendekati aterem, terjadi penurunan lebih lanjut dari

konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang

relative dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan ter-remodel menjadi serat.

Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus

kehamilan yang berikutnya akan berulang. Waktu yang tidak tepat bagi perubahan

kompleks ini akan mengakibatkan persalinan preterem, penundaan persakinan

menjadi postterm dan bahkan gangguan persalinan spontan.


c. Vagina dan perinium

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas

pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick . perubaha ini meliputi

penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

otot polos.

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya

ketebalan mukosa, mengendorkan jaringan ikat, dan hipertrofi sel oto polos.

Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan

berwarna keputihan, menebal , dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari

peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina

sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.

d. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang daoat ditemukan di ovarium. Folikel

ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamialn dan setelah itu

akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative

minimal .

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama

funsi produksi progesterone dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang atau
beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi

ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

e. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-

vena di bawah kulit akan lebih terlihat . putting payudara akan lebih besar,

kehitaman , dan tegak. Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia system

duktus dan jaringan intersvisial payudara. Hormone laktogenik plasenta

menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta

meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin. Sel-sel lemak,

kolostrum. Setelah bulan pertama suatu cairan bewarna kekuningan yang disebut

colostrumdapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang

mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu belum dapat diproduksi

karena hormone prolactin di tekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah

persalinan kadar progesterone terhadap -laktalbulmin akan hilang.peningkatan

prolactin akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan

produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.

Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan

muncul.

f. Peningkatan berat badan selama hamil

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan

isi konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan intrauterine. Berat janin 2,5-
3,5 kg, berat plasenta 0,5 kg, cairan amnion 1,0 kg, berat uterus 1,0 kg,

penambahan volume sirkulasi maternal 1,5 kg, pertumbuhan mammae 1 kg,

penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas 1,0-1,5 kg.

g. Perubahan pada organ-organ system tubuh lainnya

1. Sistem respirasi

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga

terdorong ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat

kompliansi dada menurun. Volume residu paru menurun, kapasitas vital menurun.

2. Sistem Gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual an muntah-

muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung

konstipasi lebih sering lapar atau perasaan ingin makan terus (mengidam), juga

akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologis tertentu dapat terjadi

muntah- muntah banyak sampai lelbih dari 10 kali per hari ( hyperemesis

gravidarum).

3. System sirkulasi / kardiovaskuler

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah

perubahan hemodinamik maternal meliputi :

a. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

b. Anemia relative

c. Akibat pengaruh hormone, tahanan perifer vaskuler menurun

d. Tekanan darah arterial menurun


e. Curah jantung bertambah 30-50% maksimal akhir trimester 1

menetap sampai akhir kehamilan

f. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

g. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan

kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

4. Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofitiroid.

Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2.300 kal/hari (hamil) dan 2.800

kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menun jang

pertumbuhan janin. Kadar kolestrol plasma meningkat sampai 300 g/100ml.

kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferum dibutuhkan

sampai kadar 800mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal terjadi

kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

a. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

b. Produksi glukosa dari hati menurun

c. Produksi alanine (salah satu precursor gluconeogenesis)

menurun

d. Aktivitas ekskresi ginjal meningkat

e. Efek hormon-hormon gestasional (human placental, lactogen,

hormone-hormon plasenta lainnya, hormone-hormon ovarium,

hipofisis, pankreas, adrenal, growth faktor). Selain itu terjadi

juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. terjadi


juga peningkatan aktivitas enzim-enzim metabolisme pada

umumnya.

5. Traaktur urinarius

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh

estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat

sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran

uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar

kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini

dianggap normal.

6. Kulit

Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone menyebabkan

perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah ( cloasma gravidarum), payudara,

linea alba, strie lividae pada perut.

7. Perubahan psikis

Sikap/penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi

juga kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.

Umunya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira,

diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan uapaya memeriksakan diri

secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam yaitu

keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis

makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain), tetapi kehamilan yanmg tidak

diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung,

nafsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan
kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan

kandungannya.

2.1.2 Persalinan

2.1.2.1 Definisi

Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu.

Asuhan persalinan normal merupakan persalinan bersih dan aman serta

mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari

menunggu terjadinya dan menangani komplikasi, menjadi pencegahan

komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama

pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan

bayi bau lahir. Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya

kontraksi uterus yang enyebabkan terjjadinya dilatasi progresif dari serviks,

kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses

alamiah (Rohani, 2011)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup diluar uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan normal atau persalinan

spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat

atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umummya

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro,2012).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya

plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraski uterus tidak

mengakibatkan perubahan serviks. (Asuhan Persalinan Normal, Hal 37).

2.1.2.2 Proses terjadinya persalinan

Tanda dan gejala persalinan yaitu :

1. Penipisan dan pembukaan serviks

2. His sudah teratur (frekuensi minimal 2x dalam 10 menit)

3. Keluarnya lendir bercampur darah Bloody Show melalui vagina

Fase-fase dalam persalinan :

1) Fase dalam kala I persalinan

Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10

cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase yaitu :

a. Fase Laten pada Kala I persalinan

1. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

2. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

3. Fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

b. Fase Aktif pada Kala I persalinan

1. Frekuensi dan lama kontraksi uuterus akan meningkat secara bertahap

(kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau

lebih).

2. Dari pembkaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10cm,

akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (nulipara atau primi

gravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

3. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Fase akselerasi.

Pada primi gravida pembukaan serviks bertambah dari 3 cm menjadi 4

cm dalam waktu sekitar 2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal

Pembukaan serviks berlangsung lebih cepat, yaitu 4 cm menjadi 9 cm

dalam waktu 2 jam.

3) Fase Deselerasi

Pembukaan serviks melambat dari 9 cm menjadi lengkap dalam waktu 2

jam.

2) Fase dalam kala II persalinan

Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala

pengeluaran bayi.

Tanda gejala kala dua persalinan :

a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.


b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau

vaginanya.

c. Perineum menonjol.

d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya

adalah :

a. Pembukaan serviks telah lengkap

b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

3) Fase dalam kala III persalinan

Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tanda gejala pelepasan plasenta :

a. Bentuk uterus berubah menjadi globuler

b. Uterus naik

c. Tali pusat memanjang

d. Terdapat semburan darah

4) Fase dalam kala IV persalinan

Persalina kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam

setelah itu.

2.1.3 Neonatal

2.1.3.1 Definisi
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang

ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia

1 bulan.

Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42

minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007)

Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28

hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai

dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus Dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 Hari (Wafi,2010).

2.1.3.2 Ciri-ciri bayi baru lahir fisiologis

Ciri-ciri bayi normal antara lain menurut (Depkes RI) :

1. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu

2. Berat lahir 2500-4000 gram

3. Panjang badan waktu lahir 48 51 cm

4. Warna kulit merah muda / pink

5. Kulit diliputi verniks caseosa

6. Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bahu dan punggung

7. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala

8. Bayi kelihatan montok karena jaringan lemak di bawah kulit cukup

9. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas


10. Kuku telah melewati ujung jari

11. Menangis kuat

12. Refleks menghisap baik

13. Pernapasan berlangsung baik (40-60 kali/menit)

14. Pergerakan anggota badan baik

15. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan

adanya / keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama

16. Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan

keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama kehidupan

17. Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada bayi

perempuan labia minora ditutupi oleh labia mayora

18. Anus berlubang

2.1.3.3 Penilaian awal bayi baru lahir

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang

disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab

4 pertanyaan:

1. Apakah bayi cukup bulan ?

2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

3. Apakah bayi menangis atau bernapas ?


4. Apakah tonus otot bayi baik ?

Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau

tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak

baik lakukan langkah resusitasi. (APN. 2008)

Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.

Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Yang dinilai ada 5 poin

1. Appearance (warna kulit)

2. Pulse rate (frekuensi nadi)

3. Grimace (reaksi rangsangan)

4. Activity (tonus otot)

5. Respiratory (pernapasan).

Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai apgar

tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh

karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya

gejala-gejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar. berhubungan

dengan itu penilaian apgar selain pada umur 1 menit, juga pada umur 5 menit.

SKOR APGAR

Tanda Skor

Tanda 0 1 2

Frekuensi Tidak ada Lambat Cepat (lebih dari


denyut (kurang dari 100)

jantung 100)

Upaya Tidak ada Lambat Menangis

pernapasan Tidak teratur dengan baik

Tonus otot Lemah Sedikit fleksi Aktif

ekstremitas

Iritabillitas Tidak ada Grimace Menangis batuk

refleks respons (Menyeringat)

(Stimulasi

kaki atau

orofaring)

Warna kulit Biru Tubuh Berwarna merah

Pucat berwarna muda seluruhnya

merah muda

Ekstremitas

berwarna biru

(Sarwono Prawirohardjo, 2009)

2.1.3.4 Perubahan fisiologis Bayi baru lahir

a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Pada waktu 2 jam setelah lahir, akan terjadi penurunan kadar gula dalam

darah tali pusat yang semula 65 mg/100 ml, bila terjadi gangguan perubahan

glukosa menjadi glikogen sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus

maka kemungkinan besar bayi akan mengalami rangsangan hipoglekemia.


b. Perubahan Suhu Tubuh

Sesaat sesudah bayi baru lahir, ia akan berada di tempat yang suhunya lebih

rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Pada suhu lingkungan

yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita hipertermi, hipotermi, atau

trauma dingin (cold injury). Kehilangan panas dapat dikurangi dengan mengatur

suhu lingkungan seeprti mengeringkan, membungkus badan dan kepala,

meletakkannya di tempat hangat seperti di pangkuan ibu, dalam inkubator, atau di

bawah sorotan lampu.

c. Perubahan Sistem Pernafasan

Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah

kelahiran. Pernapasan ini terjadi akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan

perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Tekanan rongga dada

bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru,

yang pada janin cukup bulan mengandung 80 sampai dengan 100 ml cairan,

kehilangan 1/3 dari cairan ini. setelah lahir cairan yang hilang diganti dengan

udara. Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali ke bentuk semua.

d. Perubahan Sistem Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen di alveoli meningkat.

Sebaliknya tekanan karbondioksida menurun. Hal tersebut mengakibatkan

turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat

tersebut meningkat. Ini meyebabkan darah dari arteri pulomonalis mengalir ke

paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena
umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta

melalui vena cava inferior dari foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Dengan

diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi

lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan. Ini menyebabkan foramen ovale

menutup. Sirkulasi darah janin pun berubah menjadi sirkulasi yang hidup di luar

tubuh ibu (Sarwono,2007).

2.1.4 Masa Nifas

2.1.4.1 Definisi

Masa Nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keadaan semula (sebelum

hamil). Masa Nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami

perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya sebagian besar

bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan

kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk

selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat

menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada

komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab

kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomer dua

setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan

perhatian yang tinggi, pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan

berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut
tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian,

angka morbiditas dan mortalitas bayipun akan meningkat (Sulisyawati,2009).

2.1.4.2 Etiologi

Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan

harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang

meliputi upaya pencegahan deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit

yang mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara

menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu hamil.

Masapasca persalinan adalalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi.

Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari

terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya.

(sarwono, 2013 )

2.1.4.3 Tahapan masa nifas

a) Puerperium dini.

kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari.

b) Puerperium intermedial.

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c) Remote puerperium.

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk


sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan. ( SARWONO,

2013 )

2.1.4.4 Perubahan fisiologis masa nifas

a. Sistem reproduksi.

1. Involusi uterus.

Involusi uterus atau pengurutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

iskemia miometrium. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraaksi yang

terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus

menjadi relatif anemia dan menyebabkan serat otot atrofi.

atrofi jaringan. Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon

estrogen saat pelepasan plasenta.

autolysis. Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam

otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah

mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil.dan lebar nya 5 kali

lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan, hal ini disebabkan karena

penurunan hormon estrogen dan progestron.

efek oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi

otot uterus sehingga akan menekan pembulu darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs

atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan

Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil ,

perubahan-perubahan normal pada uterus sela postpartum adalah:


Involusi uteri Tinggi fundus uteri Berat Diameter

uterus uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 12,5 cm

gram

7 hari Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm

(minggu 1) dan sympisis

14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm

(minggu 2)

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

b. Involusi tempat plasenta.

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan lika yang kasar dan

menonjol kedalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka

mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2

cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas

plasenta mengandung banyak pembulu darah besar yang tersumbat oleh

thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan

karena diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.

regenerasi endomertium terjadi ditempat implantasi plasenta selama sekita 6

minggu. Pertumbuhan kalenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku

pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada

pembuangan lochia.

c. Perubahan ligamen.
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang merengang

sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan

ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum

menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen

fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

d. Perubahan pada servik.

segera setelah melahirkan, servik menjadi lembek, kendor, terkulai dan

bentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uterus berkontraksi, sedangkan

servik tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan servik uteri

berbentuk cincin. Warna servik merah kehitam hitaman karena penuh pembulu

darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan

2-4 jari setelah 1 minggu hanya 1 jari saaja yang yang dapat masuk.

Oleh karena itu hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapar

sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu

sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-

retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.

e. Lochia.

Akibat involusi uteri lapisan, luar desidua yang mengelilingi situd plasenta

akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa

cairan, percampuran antara darah dan desidua dinamakan lochia.

Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan

mempunyaireaksi basa/alkalis yang membuat berkembang lebih cepat dari pada

kondisi asam yang ada pada vagina normal.


Lochea memiliki bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat

dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochia mengalami perubahan

karena involusi. Pengeluaran lochia dapat dibagi menjadi rubra, sanguilenta,

serosa dan alba.

Perbedaan masing-masing lochia dapat di lihat sebagai berikut.

Lochia waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks

caseosa rambut lanogo, sisa

mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir

merah

Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih

kecoklatan banyak serum, juga terdiri dari

leukositdan robekan laserasi

plasenta.

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput

lendir serviks dan serabut

jaringan yang mati


f. Vulva, vagina dan perineum.

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peredangan , setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam

keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga . higmen tampak

sebagai tonjolan kecil dalam proses pembentukan perubhan menjadi karankulae

mitiformis yang khas bagi wanita multipara.ukuran vagina akan selalu lebih besar

dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.

g. Sistem Pencernaan

1. Nafsu makan.

2. Motilitas.

3. Pengkosongan usus.

h. Sistem perkemihan.

1. Hemostatis internal.

2. Keseimbangan asam basa tubuh.

3. Pengeluaran sisa metabolisme, racun dan toksin ginjal.

i. Sistem muskuloskeletal.

1. Dinding perut dan peritoneum.

2. Kulit abdomen.

3. Strie.

4. Perubahan ligamen.

5. Simpisis pubis.

j. Sistem endokrin.
1. Hormon plasenta.

2. Hormon pituitary.

3. Hipotalamik pituitary ovarium.

4. Hormon oksitosin.

5. Hormon estrogen dan progesteron.

k. Tanda tanda vital.

1. Suhu badan.

2. Nadi.

3. Tekanan darah.

4. Pernafasan.

2.1.4.5 Kebijakan program nasional masa nifas

Kunjung
Waktu Tujuan
an
1 Mencegah perdarahan masa nifas karena
6-8 jam
post atonia uteri
partum Mendetaksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, Rujuk bila perdarahan
berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan karena atonia
uteri.
Pemberian ASI awal
Membina hubungan antara ibu dan
bayinya.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan BBL untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran/ sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil
2 6
hari Memastikan involusi uteri berjalan
post normal: uterus berkontraksi, fundus di
partum bawah pusat, tak ada perdarahan
abnormal, tak ada bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapatkan makanan,
cairan dan cukup istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan bayi, tali pusat,
menjaga bayi Tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
3 2 Sama seperti di atas ( 6 hari post partum)
minggu
post
partum
4 6 Menanyakan kepada ibu tentang
minggu penyulit-penyulit yang dialami pada ibu
post mau pada bayinya.
partum Menberikan konseling untuk KB

(Prawiroharjo, sarwono.2013.)
2.1.5 KB atau pelayanan kontrasepsi

2.1.5.1 Definisi

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau

pasangan suami istri untuk :

1. Mendapatkan obyek-obyek tertentu.

2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.

3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.

4. Mengatur interval diantara kehamilan.

5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.

6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hanafi, 2004)

2.1.5.2 Fisiologi Keluarga Berencana

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

konsepsi adalah menghindari mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.

Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,

usaha itudapat bersifat sementara dapat bersifat permanen (Prawirohardjo, 2008).


2.1.5.3 Tujuan Umum Keluarga Berencana

Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu

keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut WHO (2003) tujuan KB terdiri dari :

1. Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan

Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda

kehamilannya. Alasan menunda / mencegah kehamilan :

2. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak

dulu karena berbagai alasan.

3. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.

4. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih

tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.

5. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak

pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra

indikasi terhadap pil oral.

2.1.5.4 Ciri-Ciri Kontrasepsi Yang Dianjurkan

1. Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya masa kesuburan dapat terjamin

hampir 100%, karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak.

2. Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya

kehamilan dengan risiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan

program.
3. Menjarangkan kehamilan. Periode usia istri antara 20 30 / 35 tahun

merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak

dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 4 tahun. Ini dikenal sebagai

catur warga.

Alasan menjarangkan kehamilan :

1. Umur antara 20 30 tahun merupakan usia yang terbalik untuk mengandung

dan melahirkan.

2. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra

Uterine Divice) sebagai pilihan utama.

3. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak

atau kurang berbahaya karena yang bersangkutan pada usia mengandung dan

melahirkan yang baik.

4. Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.

2.1.5.5 Ciri-Ciri Kontrasepsi Yang Dibutuhkan

a. Efektivitas cukup tinggi

b. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak

lagi.

c. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak

yang direncanakan.

e. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik

untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan

dan kematian anak.

2.1.5.6 Macam-macam KB
1. Metode sederhana meliputi

a. Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu

Basal (Termal), Metode lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan

Coitus Interuptus.

b. Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra-vaginal

(Diafragma),Kap Serviks (Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita] dan

kimiawi [Spermisid (Vaginal cream, Vaginal foam, Vaginal Jelly, Vaginal

suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal soluble film].

2. Metode modern

a. Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil,

Morning-after pill], Injeksi atau suntikan [DMPA, NET-EN, Microspheres,

Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant (Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK),

Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-1435, Implanon), Implant

Biodegradable (Capronor, Pellets).

b. Intra uterie devices (IUD, AKDR)

c. Kontrasepsi mantap : pada wanita (tubektomi) dan pada pria (vasektomi).

(Hanafi, 2004)

Anda mungkin juga menyukai