Anda di halaman 1dari 6

Suatu Kegawatan yang Jarang: Torsio Testis pada Kanalis

Inguinalis

Objektif: Untuk melaporkan pengalaman kami dan menampilkan seri terbesar


kasus torsio testis pada kanalis inguinalis.
Material dan metode: Data klinis 13 pasien dengan torsio testis pada kanalis
inguinalis yang diterapi antara 2005 dan 2013 dievaluasi kembali. Usia pasien,
apakah hasil pemeriksaan dapat dipalpasi atau tidak, sisi testis yang terkena,
adanya hernia, waktu iskemia, outcome operasi ditelusuri.
Hasil : Usia pasien memiliki rentang dari 8 hingga 70 bulan (29.15+20.22).
Rentang waktu iskemia selama 16.5+21.3 jam. Hernia inguinalis ditemukan pada
92% kasus (12/13). Empat dari tiga belas pasien (30.8%) diterapi dengan
orkidektomi karena nekrosis ditemukan setelah waktu iskemia prolonged.
Sembilan pasien (69.2%) diterapi dengan orkidopeksi sesi tunggal.
Kesimpulan : Torsio testis pada kanalis inguinalis merupakan penyakit yang
jarang, testis yang terkena dapat diselamatkan, namun factor kuncinya adalah
tetap memikirkan kemungkinan kondisi ini.

1. Pendahuluan
Torsio testis merupakan kegawatan urologi yang membutuhkan
perhatian dan terapi segera. Rotasi korda spermatikus akan menyebabkan
penurunan aliran arteri dan vena, yang akan berakibat iskemia dalam waktu 6-
24 jam [1].
Undescended testis, atau kriptorkidismus, biasanya muncul saat lahir.
Sekitar 1/3 bayi laki-laki premature baru lahir menderita kriptorkidismus [2].
Satu persen dari bayi laki-laki menderita kriptorkidismus [2]. Kelainan ini
merupakan kelainan kongenital yang paling sering ditemukan pada genitalia
bayi laki-laki baru lahir [3].
Gejala paling sering dari torsio testis adalah nyeri skrotum. Namun,
ketika testis tidak turun, seperti torsio testis di kanalis inguinalis, diagnosis

1
menjadi lebih sulit untuk dokter. Insiden torsio pada kriptorkidismus
diperkirakan lebih tinggi dari pada torsio testis di skrotum [4]. Namun, ada data
terbatas terkait torsio testis pada kanalis inguinalis. Pada studi ini, kami
bertujuan untuk melaporkan pengalaman kami dan menampilkan seri terbesar
kasus torsio testis pada kanalis inguinalis.

2. Pasien dan Metode


Antara 2005 dan 2013, 217 pasien diterapi di klinik kami untuk torsio
testis. Dari seluruhnya, 13 pasien mengalami torsio testis pada kanalis
inguinalis. Data klinis pasien ini ditinjau kembali. Usia saat datang, kelainan
lain yang menyertai, dan outcome operasi dipelajari.
Diagnosis torsio testis dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan
ultrasonografi Doppler skrotum (SDU). Usia pasien, apakah hasil pemeriksaan
dapat dipalpasi atau tidak, sisi testis yang terkena, adanya hernia, waktu
iskemia, outcome operasi ditelusuri.
Analisis statistic dilakukan dengan Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) 20 software for MAC (SPSS Inc., Chicago, IL, USA). Seluruh
data ditampilkan dalam mean (rentang).

3. Hasil
Temuan klinis terdiri atas iritabilitas, menangis persisten, bengkak, dan
nyeri pada region inguinalis. Usia pasien memiliki rentang dari 8 hingga 70
bulan (29.15+20.22). Seluruh testis dapat dipalpasi pada region inguinalis.
Testis yang mengalami kondisi ini 38.5% pada sisi kanan dan 61.5% pada sisi
kiri.
Rentang waktu iskemia sebesar 16.5+21.3 jam. Di sertai dengan
Hernia inguinalis yang ditemukan saat intra oepratif, didapatkan 92% pada
kasus (12/13). Reparasi hernia dilakukan pada pasien ini.
Empat dari tiga belas pasien (30.8%) diterapi dengan orkidektomi
Karena ditemukan nekrosis setelah waktu iskemia yang lama. Sembilan pasien
(69.2%) diterapi dengan orkidopeksi sesi tunggal.

2
Pasien dilakukan follow up selama rentang waktu 23.7 bulan. Dari
Sembilan pasien yang diterapi dengan orkidopeksi, dua pasien menderita atrofi
testis pada rentang waktu 11.5 bulan.
Karakteristik pasien dan outcome operasi ditampilkan pada Tabel 1.

4. Diskusi
Torsio testis merupakan kegawatan urologi. Diagnosis dan intervensi
seharusnya dilakukan segera karena dapat berakibat fatal pada testis. Dengan
tindakan yang segera, 40 hingga 60% dari testis dapat diselamatkan [5,6].
Davenport melaporkan angka penyelamatan testis 90% dengan diagnosis torsio
testis dalam enam jam setelah insiden, sementara angka penyelamatan testis
menurun hingga kurang dari 10% setelah 24 jam [1].
Tabel 1.Karakteristik dan outcome pasien
Pasien Usia Sisi Durasi Nekrosis Derajat Outcome Follo
(bulan) gejala torsio w up
(jam)
1 16 Kanan 7 Tidak 270 Orkidopeksi
2 22 Kiri 8 Tidak 180 Orkidopeksi
3 15 Kiri 11 Ya 360 Orkidektomi -
4 24 Kiri 26 Ya 360 Orkidektomi -
5 18 Kiri 22 Ya 180 Orkidektomi -
6 70 Kiri 84 Ya 270 Orkidektomi -
7 16 Kiri 8 Tidak 270 Orkidopeksi
8 8 Kanan 4 Tidak 270 Orkidopeksi
9 23 Kanan 11 Tidak 270 Orkidopeksi Atrofi
10 22 Kanan 10 Tidak 180 Orkidopeksi
11 56 Kiri 4 Tidak 360 Orkidopeksi
12 64 Kanan 8 Tidak 270 Orkidopeksi
13 25 Kiri 2 Tidak 180 Orkidopeksi Atrofi

Kriptorkidismus atau undescended testis diklasifikasikan dalam


kelompok abdominal, inguinal, atau subinguinal. Sekitar 75%
undescended testis diklasifikasikan dalam inguinal [7]. Kriptorkidismus
dapat mengakibatkan jumlah sperma rendah, menurunkan kualitas sperma,
dan menurunkan angka fertilitas . Kondisi ini akan lebih buruk ketika

3
undescended testis didapatkan bilateral dan orkidopeksi dilakukan pada
usia lebih tua [8]. Gaudio et al. menunjukkan penurunan densitas sel
germinal pada kriptorkidismus setelah usia 1 tahun [9].
Terdapat resiko yang signifikan lebih tinggi mengakibatkan tumor
testis pada pasien dengan undescended testis pada populasi normal
(1/1000-2500 hingga 1/100,000) [10]. Tindakan menggunakan orkidopeksi
belum terbukti dapat menurunkan resiko namun deteksi dengan
pemeriksaan sendiri dapat dipermudah dengan orkidopeksi [11].
Testis dengan kriptorkidismus rentan mengalami torsio, dibandingkan
dengan testis normal. Sebuah artikel yang menyatakan resiko 10 kali
lebih tinggi untuk torsio pada testis dengan kriptorkidismus [12,13].
Walaupun lebih sering, literature mengenai torsio pada kriptorkidismus
kebanyakan terbatas hingga laporan kasus [14,15]. Laporan menunjukkan
intervensi cepat dan kebanyakan focus pada diagnostik. Erdogan et al.
melaporkan kasus dengan hernia inguinalis, dimana onset mendadak
disertai gejala akan meningkatkan kecurigaan pada torsio testis, bahkan
dengan keadaan yang rumit [16].
Sama pentingnya dengan durasi, derajat puntiran korda merupakan
factor klinis untuk outcome torsio testis [17]. Ketika puntiran >360 derajat,
torsio selama 4 jam dapat mengakibatkan atrofi testis. Jika torsio tidak
komplit (<360 derajat), dalam 24 jam testis dapat diselamatkan [18].
Dengan adanya torsio komplit (360 derajat), atrofi testis berat dilaporkan.
Namun, dengan torsio inkomplit (<360 derajat), atrofi tidak diamati dalam
12 jam [18].
Untuk diagnosis banding, faktor yang paling penting adalah pengalaman
dokter. Dokter harus memikirkan undescended testis ketika menemukan
massa dan nyeri tekan pada inguinal. Namun, torsio testis tidak selalu
menjadi masalahnya. Orkitis pada undescended testis, hernia inguinalis
inkarserata, dan tumor pada undescended testis harus juga dipikirkan.
Ultrasonografi Dopler scrotal biasanya dapat membantu diagnosis [19-21].

4
Pada laporan ini, 13 pasien dengan torsio testis pada kanalis
inguinalis dan torsio diterapi. Sepengetahuan kami, ini merupakan seri
terbesar terkait torsio testis pada kanalis inguinalis. Rentang usia pasien
adalah 29.15+20.21 bulan. Usia pasien lebih tinggi dari pada usia mereka
yang seharusnya diterapi. Ini dikarenakan mayoritas pasien kami berasal
dari pedesaan dan layanan kesehatan tidak tersedia secara optimal untuk
mereka yang tinggal di pedesaan di negara kami. Seluruh testis berada
pada kanalis inguinalis dan dapat dipalpasi. Karena dokter dapat
mempalpasi testis yang terkena,torsio testis pada kanalis inguinalis lebih
mudah didiagnosis daripada kasus kriptorkidismus lain. Misalnya, testis
intraabdominal tidak dapat dipalpasi seperti masalah testis lain tapi harus
dipikirkan jika ditemukan nyeri abdomen dan testis tidak ada. Dilaporkan
ini akan menjadi penyebab yang jarang untuk akut abdomen [13]. Hernia
inguinalis paling sering berhubungan dengan torsio testis pada kanalis
inguinalis [22], dan, pada laporan kami, rasio ini sbesar 92%, serupa
dengan yang di literatur. Rentang waktu iskemia sebesar 16.54+21.25 jam.
Namun, kami memiliki satu kasus dengan riwayat 84 jam. Jika kasus ini
terabaikan, rata-rata sebesar 10.07+7.06, yang mana kompatibel dengan
literatur. Kami dapat menyelamatkan 69.2% dari testis yang terkena. Pada
30.8% kasus, testis yang terkena harus diangkat. Sudut torsio merupakan
factor penting untuk outcome terapi. Satu pasien pada seri kami dengan
torsio komplit sukses dioperasi dalam 4 jam dengan testis terselamatkan.
Namun, pada pasien lain dengan onset 11 jam dengan torsio komplit,
operasi mengakibatkan orkidektomi.
Walaupun studi ini kekurangan follow up jangka panjang dan
memiliki metode retrospektif dengan sangat sedikit jumlah pasien, kami
percaya studi ini dapat memberikan informasi penting karena kurangnya
data pada literature terkini dan panduan dokter untuk mendiagnosis
penyakit yang jarang ditemukan.

5. Kesimpulan

5
Torsio pada kriptorkidismus merupakan penyakit yang jarang, namun,
dengan diagnosis yang cepat, testis yang terkena dapat diselamatkan.
Pemeriksaan fisik merupakan kunci diagnosis. Dokter sebaiknya mencurigai
torsio testis pada kanalis inguinalis dengan kurangnya testis dan massa yang
nyeri pada region inguinalis ipsilateral.

Anda mungkin juga menyukai