Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
ditularkan secara arthropod-borne oleh virus dengue (Reiter, 2012) melalui
nyamuk Aedes aegypti (Depkes RI, 2005; WHO, 2012). Insidensi DBD terus
meningkat dan telah menyebar dari wilayah perkotaan ke perdesaan (WHO,
2012). Penyakit DBD merupakan penyakit endemik di kawasan Asia
Tenggara. Kasus tertinggi DBD di Indonesia tercatat antara tahun 2007-2000
(Hales, 2002). Angka kejadian DBD juga tinggi di kota Palembang, Sumatera
Selatan (Dinkes Palembang, 2015).
Departemen kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai
kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus
secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan mata rantai penularan
dengan pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya),
kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD, pemberdayaan masyarakat dalam
gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M) dan Peningkatan
profesionalisme pelaksana program (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, diketahui bahwa
gerakan 3M dibutuhkan dalam mencegah terjadinya penularan DBD.
Perumahan Bukit Sejahtera, merupakan suatu perumahan yang berada di jalan
lintas Sumatera (yang merupakan pinggir perbatasan wilayah kota
Palembang). Di perumahan ini sangat jarang dilakukan kegiatan kerja bakti,
termasuk gerakan 3M. Kejadian DBD juga tidak diketahui di wilayah
perumahan ini. Gerakan 3M juga diperlukan sebagai tindakan promotif dan
preventif. Atas dasar tersebut, dalam makalah ini akan diuraikan mengenai
rencana pelaksanaan kegiatan gerakan 3M di Perumahan Bukit Sejahtera,
Palembang, Sumatera Selatan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana perencanaan
kegiatan gerakan 3M di Perumahan Bukit Sejahtera, Palembang, Sumatera
Selatan?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
perencanaan kegiatan gerakan 3M di Perumahan Bukit Sejahtera, Palembang,
Sumatera Selatan.

1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan
dalam pengembangan ilmu khususnya dalam bidang kesehatan tentang
kegiatan/perencanaan gerakan 3M dalam rangka pemberantasan sarang
nyamuk dan dijadikan acuan untuk pengendalian dan pencegahan terjadinya
penyakit dengan vektor nyamuk, seperti aedes aegypti yang dapat
menyebabkan Demam Berdarah Dengue.

2
BAB II
ISI

2.1. Demam Berdarah Dengue


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
ditularkan secara arthropod-borne oleh virus dengue (Reiter, 2012) melalui
nyamuk Aedes aegypti (Depkes RI, 2005; WHO, 2012). yang banyak
ditemukan di daerah tropis dan susbtropis khususnya perkotaan (Hales, 2002).
Virus dengue termasuk genus Flavivirus dan memiliki 4 jenis (serotype);
DEN-1, -2, -3 dan -4 (Hales, 2002; Mohammed, 2011).

2.1.1. Epidemiologi
Angka kejadian DBD khususnya di negera endemik DBD termasuk
tinggi dan menyebabkan kematian. Insidensi DBD terus meningkat dan
telah menyebar dari wilayah perkotaan ke perdesaan (WHO, 2012).
Penyakit dengue, DBD, merupakan penyakit endemik di kawasan Asia
Tenggara karena kasusnya terjadi setiap tahun. Mulai dari tahun 2003, di
kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, kasus dengue mulai
bermunculan, bervariasi bergantung perubahan suhu udara, curah hujan;
menjadi penyakit musiman. Kasus tertinggi DBD di Indonesia tercatat
antara tahun 2007-2009 (Hales, 2002). Angka kejadian DBD juga tinggi
di kota Palembang, Sumatera Selatan; tetap meningkat dari tahun 2013-
2014 (Dinkes Palembang, 2015).

2.1.2. Vektor Penular


Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan
vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui
gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah pedesaan (daerah rural)
kedua spesies nyamuk tersebut berperan dalam penularan (Salmiyatun,
2004).

2.1.3. Cara Penularan

3
Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia
dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk
kedalam kelompok arthropod borne diseases. Virus ini dapat terus
tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk (Reiter,
2012).
Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi
dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue masuk
ke dalam tubuh nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia, kemudian virus dengue ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
infeksius (Reiter, 2012).
Penularan terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk),
sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat
tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama
air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus
dengue (Reiter, 2012).

2.2. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue


Berdasarkan Keputusan dari Departemen Kesehatan RI (2008), telah
ditetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit
DBD. Lima kegiatan pokok tersebut yaitu menemukan kasus secepatnya dan
mengobati sesuai protap, memutuskan mata rantai penularan dengan
pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya), kemitraan
dalam wadah POKJANAL DBD, pemberdayaan masyarakat dalam gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M) dan Peningkatan profesionalisme
pelaksana program.

4
2.2.1. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah
untuk mencegah penyakit DBD yang disertai pemantauan hasilhasilnya
secara terus menerus. Gerakan PSN DBD merupakan bagian terpenting
dari keseluruhan upaya pemberantasan penyakit DBD, dan merupakan
bagian dari upaya mewujudkan kebersihan lingkungan serta prilaku sehat
dalam rangka mencapai masyarakat dan keluarga sejahtera. Dalam
membasmi jentik nyamuk penularan DBD dengan cara yang dikenal
dengan istilah 3M, yaitu:
1) Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat minum hewan
peliharaan minimal sekali dalam seminggu.
2) Menutup rapat tempat penampungan air sedemikian rupa sehingga
tidak dapat diterobos oleh nyamuk dewasa.
3) Mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang
semuanya dapat menampung air hujan sebagai tempat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

2.3. Rencana Kegiatan 3M di Perumahan Bukit Sejahtera Palembang


Telah diketahui bahwa gerakan PSN dibuthkan dan merupakan salah
satu kegiatan pokok dalam pemberantasan DBD seperti yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan RI (2008). Di perumahan Bukit Sejahtera,
Palembang, sangat jarang dilakukan kegiatan kerja bakti, termasuk gerakan
PSN 3M. Kejadian DBD juga tidak diketahui di wilayah perumahan ini.
Gerakan 3M juga diperlukan sebagai tindakan promotif dan preventif.
Dalam rangka pengendalian DBD di Perumahan Bukit Sejahtera, akan
dilakukan perencanaan kegiatan PSN 3M. Berikut merupakan perencanaan
yang dibuat oleh penulis:
1) Gerakan 3M akan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih
selama 2 hari berturut-turut.
2) Pada hari pertama, akan dilakukan penyuluhan mengenai gerakan
3M di gedung serbaguna di perumahan Bukit Sejahtera.
a) Penyuluhan diusahakan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
b) Penyuluhan tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja yang
sebelumnya mengetahui mengenai mengenai 3M.

5
c) Penyuluhan diusahakan melibatkan tokoh masyarakat.
d) Satu hari sebelum penyuluhan, diberikan semua undangan
penyuluhan kepada setiap rumah dalam perumahan.
3) Pada hari yang sama, setelah penyuluhan, dipilih
massa/sukarelawan/pihak yang bersedia menjadi peserta mengikuti
kegiatan 3M.
a) Sedikit/banyaknya peserta tidak perlu dikhawatirkan.
b) Jika peserta dianggap banyak, dibagi kelompok berdasarkan
wilayah blok rumah.
c) Jika peserta dianggap sedikit, kegiatan 3M dapat langsung
dilaksanakan.
4) Pada hari yang sama, setelah dilakukan penyuluhan, dan
mendapatkan peserta, kegiatan 3M dapat langsung dilaksanakan.
a) Kegiatan 3M dilakukan berurutan, dimulai dari rumah blok
AA-AZ, rumah blok BA-BZ, rumah blok CA-CZ, rumah blok
DA-DZ, dan diakhiri pada rumah blok EA-EZ.
b) Setiap masuk ke rumah kawasan blok yang bersangkutan, ajak
pemilik rumah untuk ikut berpartisipasi.
c) Untuk kegiatan menguras, lakukan kegiatan menguras bak
mandi pada setiap blok rumah yang bersangkutan.
d) Untuk kegiatan menutup, tutup rapat tempat penampungan air
seperti bak mandi, bak penampung hujan, dan selokan/parit
disekitar rumah. Untuk bak mandi ataupun sejenisnya,
bisa/cukup dikosongkan dari air. Untuk selokan/parit, jika
tidak dapat ditutup, bisa dilakukan pembersihan selokan/parit.
e) Tanyakan pada setiap pemilik rumah mengenai barang-barang
bekas yang sudah tidak tepakai atau yang dapat menampung
air khususnya air hujan. Jelaskan bahwa barang tersebut harus
dibuang untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk Aedes
aegypti. Barang/sampah yang dibuang dapat dikumpulkan di
TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di area perumahan. Jika
tidak ingin dibuang, barang tersebut dapat dikumpulkan
didalam suatu ruangan tertutup, dan tanpa ventilasi agar tidak
berkontak dengan isi ruangan rumah lainnya.

6
5) Jika pada hari pertama kegiatan 3M belum selesai, diharapkan
kegiatan tersebut dilanjutkan dihari berikutnya (hari ke-2) untuk
menuntaskan gerakan 3M di perumahan Bukit Sejahtera
Palembang.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Pada makalah ini didapatkan simpulan berupa:
1. Gerakan 3M dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk sebagai
kegiatan pokok pengendalian penyakit demam berdarah dengue terdiri
atas menguras, menutup dan mengubur.
2. Kegiatan 3M di perumahan Bukit Sejahtera Palembang akan dilakukan
selama lebih kurang 2 hari. Kegiatan dimulai dari penyuluhan 3M yang
diusahakan melibatkan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat,
mengumpulkan peserta, kemudian dilaksanakan 3M menyisiri setiap
blok rumah. Jika hari pertama kegiatan 3M belum tuntas/selesai,
diharapkan kegiatan berlanjut dihari berikutnya (hari ke-2) hingga
mencakup seluruh rumah di perumahan Bukit Sejahtera Palembang.

3.2. Saran
Disarankan agar siapapun pihak yang melakukan kegiatan 3M
mengetahui apa yang akan dilakukan, dapat memberdayakan masyarakat
dengan cara yang baik guna lancarnya kegiatan 3M dalam rangka
pemberantasan sarang nyamuk guna mengendalikan penyakit demam
berdarah dengue di wilayah yang bersangkutan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pemberantasan Sarang Nyamuk-Demam


Berdarah Dengue (PSN-DBD). Diunduh dari www.depkes.go.id.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2015. Profil Kesehatan Kota Palembang 2014.
Diunduh dari www.dinkes.palembang.go.id.

Hales S, Maindonald, Woodward A, et. al. (2002). Potential effect of population


and climate changes on global distribution of dengue fever: an empirical
model. The Lancet. Vol. 360.

Mohammed, A. and Chadee, D. D. 2011. Effects of different temperature


regimens on the development of Aedes aegypti mosquito. Acta Trop.

Reiter P. 2012. Climate change and mosquito-borne diseases. Environmental


Health Perspective, 109(1): 141-161.

Salmiyatun, dan Widyastuti P. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan


Demam Berdarah Dengue: Panduan Lengkap WHO. Jakarta.

World Health Organization. 2012. Handbook for Clinical Management of Dengue.


Diunduh dari http://www.wpro.who.int/.

Anda mungkin juga menyukai