USULAN
Ketua:
Dr.Tanto Gatot S.,SE,MS
Anggota :
Mohamad Nur Singgih.,SE,MM
DAFTAR ISI
RINGKASAN 1
BAB I PENDAHULUAN..... 4
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Tujuan.......5
1.3 Keutamaan Penelitian.. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Pengertian Pariwisata ......... 6
2.2 Motivasi Perjalanan Wisata......6
3.3 Prinsip Pengembangan Pariwista......... 7
3.4 Tujuan Pengembangan Desa Wisata.9
3.5 Pendekatan Pengembangan Desa Wisata..9
3.6 Pengelolaan Desa Wisata... 14
3.7 Studi Pendahuluan. 14
BAB III METODE PENELITIAN.... 16
BAB IV BIAYA DAN JADWALPENELITIAN....... 19
4.1 Anggaran Biaya... ...19
4.2 Jadwal Penelitian.....19
DAFTAR PUSTAKA20
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Penelitian ..... 20
2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas... 21
3. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti/ Pelaksana... 22
4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti..26
3
RINGKASAN
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk pengembangan desa wisata secara
mandiri yang mampu memberikan multiplier efek terhadap perekonomian desa dengan
penciptaan kesempatan berusaha, penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi
pengangguran dan meningkakan kesejahteraan masyarakat desa, serta mendorong
masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan desa wisata secara berkelanjutan
dan terciptanya komitmen masyarakat untuk selalu melestarikan lingkungan.
Target khusus yang ingin dicapai adalah terwujudnya masyarakat yang mampu
merencanakan dan mengembangan potensi wisata yang dimilikinya untuk dapat dikelola
sebagai desa wisata secara mandiri dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan untuk
model pengembangan desa wisata.
Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut dibagi menjadi tiga tahap,
sesuai dengan jangka waktu usulan penelitian ini (tiga tahun). Tahap pertama adalah
tahap peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan manajemen daerah tujuan
wisata. Pelatihan akan dibagi menjadi tiga tahap yaitu 1). Pelatihan perencanaan dan
pengembangan desa wisata dengan output masyarakat mampu menemukenali,
merencanakan dan mengembangkan potensi wisata yang dimilikiny menjadi desa
wisata, 2) Pelatihan analisis dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari pengembangan
daerah tujuan wisata dengan output masyarakat mampu melakukan kajian analisis
dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari kegiatan desa wisata, 3) Pelatihan
pemasaran daerah tujuan wisata dengan output masyarakat mampu melakukan kemitraan
dan channeling untuk memasarkan atau promosi desa wisata.
Tahap kedua adalah pemetaan (mapping) dan identifikasi masalah, potensi, kebutuhan
wisata untuk perencanaan dan pengembangan menjadi desa wisata, serta melakukan
kajian analisis dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari pengembangan desa wisata,
dan sinergisitas dengan perencanaan jangka menengah desa (PJM Desa) agar
pengembangan desa wisata menjadi prioritas pembangunan desa yang berkelanjutan.
Tahap ke tiga adalah pembangunan desa wisata dan pemasarannya melalui kemitraan dan
chanelling dengan lembaga pemerintah dan program2 di desa yang mendukung
pengembangan desa wisata.
4
BAB I. PENDAHULUAN
Menurut Spillane (2002) di tiap objek atau lokasi pariwisata ada berbagai unsur
saling bergantung yang diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu
pengalaman yang memuasakan selama melakukan wisata ;
1. Attraction hal-hal yang menarik perhatian para wisatawan.
2. Fasilitas fasilitas yang diperlukan wisatawan
3. Infrastruktur
4. Transportasi- jasa pengangkutan
5. Hospitality- Keramah-tamahan atau kesediaan menerima tamu
terus secara kreatif mengembangkan identitas atau ciri khas yang baru bagi desa
untuk memenuhi tujuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan krisis
ekonomi daerah pedesaan, semakin bertambah akibat adanya berbagai kekuatan
yang rumit, yang menyebabkan baik berkurangnya kesempatan kerja maupun
peningkatan kekayaan masyarakat desa, salah satu jalan keluar yang dapat
mengatasi krisis tersebut adalah melalui pembangunan industri desa wisata skala
kecil, sehingga mampu bersaing dan unggul dalam pembangunan daerah
pedesaan, dan dalam penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Prinsip pengembangan desa wisata menurut Sastrayudha (2010;21) adalah sebagai
salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi
pembangunan pedesaan yang berkelanjutan serta memiliki prinsip-prinsip
pengelolaan antara lain, ialah: (1) memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat
setempat, (2) menguntungkan masyarakat setempat, (3) berskala kecil untuk
memudahkan terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, (4)
melibatkan masyarakat setempat, (5) menerapkan pengembangan produk wisata
pedesaan.
antara zona inti, zona penyangga, dan zona pelayanan, fisis, tanah, air dan iklim
biotis.
3. Pendekatan terhadap unsur-unsur pariwisata yang dapat dibangun dalam
hubungan dengan pemenuhan kebutuhan fasilitas bagi wisatawan.
4. Pendekatan dasar rencana tapak yang berkaitan dengan peletakan fisik, sistem
transportasi, sistem utilitas tipologis, pola penghijauan, pola disain/arsitektural,
tata bangunan, topografi, iklim, desain lanskap.
5. Pendekatan struktur geo-klimatologis dan geo-morfologis setempat harus
mendukung kesuburan dan keindahan seperti karakter, pegunungan/perbukitan
yang indah, udara yang sejuk serta kondisi hidrologis yang memungkinkan, budi
daya pertanian berkembang.
Unsur penting berikutnya dalam kawasan desa wisata yang berkelanjutan adalah
pelatihan masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan, karena jenis pariwisata ini
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional dalam
pengelolaannya. Unsur penting lainnya adalah yang erat kaitannya dengan
pembentukan kelompok pengusaha setempat, pembinaan kelompok pengusaha lokal
dapat membentuk suatu fungsi yang bermanfaat dan sungguh dapat memunculkan
usaha-usaha baru. Nilainya dapat diperoleh dengan memajukan/menampilkan produk
lokal seperti barang kerajinan makanan khas, minuman dan produk-produk lainnya
yang memberikan cita rasa kepada wisatawan tentang daerah tersebut dan dapat
digunakan untuk mempromosikan kekhasan tersebut kepada wisatawan. Semua itu
adalah produk yang dapat dimanfaatkan oleh usaha pariwisata lokal sendiri, dengan
demikian memajukan ciri lokal mereka sendiri dan mengembalikan lebih banyak uang
ke ekonomi daerah tersebut.
a. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
serta memelihara sumber daya alam pedesaan, dari perusakan lingkungan hidup dan
pemborosan sumber daya alam pedesaan.
5) Dalam rangka pengendalian dampak sosial ekonomi dan budaya, pengembangan
kawasan desa wisata harus ditujukan kepada upaya meningkatkan pemerataan
kesempatan, pendapatan, peran serta dan tanggung jawab masyarakat setempat
yang terpadu dengan upaya pemerintah (daerah) dan dunia usaha yang relevan.
6) Pengembangan kawasan desa wisata tidak dapat dilepaskan dari desa pusat,
pemerintah desa, desa tempat masyarakat desa sebagai tempat hidup mereka dan
desa tempat berekreasi masyarakat, hal ini penting untuk mencegah beralihnya aset
desa dan kepemilikan lahan masyarakat desa kepada pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab serta tersisihkannya masyarakat oleh berkembangnya
pendatang. Sejalan dengan strategi tersebut di atas maka dalam pengelolaan sumber
daya alam pedesaan melalui pelibatan masyarakat desa dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam di pedesaan adalah mencakup peningkatan
efisiensi dan produktivitas, pemerataan hasil dan kesejahteraan secara profesional
dan pencapaian sumber daya berkelanjutan. Ke-tiga tujuan ini merupakan tiga pilar
yang secara bersama dan seimbang mendukung, keberadaan satu sumber daya alam
bagi kepentingan masyarakat di desa.
d. Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pemodelan kelembagaan dan sumber daya manusia pada desa wisata lebih
menekankan kepada: Pertama; investasi pada modal manusia (human capital) yaitu
dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Ke-dua; peningkatan kapasitas organisasi
di pedesaan, disamping organisasi pemerintahan desa yang secara bersama-sama
memiliki keinginan untuk mengembangkan desa wisata sebagai upaya
pembangunan yang berkelanjutan. Ke-tiga; memperluas dan mengintegrasikan
mandat organisasi dan kelompok sehingga efisiensi bisa tercapai. Ke-empat;
memperbaiki budaya kerja, kerja keras, tanggung jawab dan hemat, Ke-lima;
menghilangkan sifat dan mental negatif, boros, konsumtif yang dapat merusak
produktivitas. Sedangkan melalui pendidikan lebih diarahkan kepada peningkatan
kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam bentuk pekerjaan yang sangat
dibutuhkan oleh pasar. Pendidikan pelatihan tidak hanya memberikan keilmuan
14
yang lebih penting adalah kesadaran untuk tumbuhnya sikap menerima, bekerja
sama, dan menimbulkan prilaku baru dalam upaya mengentaskan kemiskinan,
keterbelakangan dan ketergantungan. Mengingat perencanaan kawasan desa wisata
lebih banyak melibatkan peran, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, maka
bentuk perencanaannya lebih menitik beratkan kepada Community Based Tourism.
Pendekatan partisipatif merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang
bertumpu kepada masyarakat (people centred development). Strategi ini menyadari
pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan
internal dalam mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari dengan atau oleh
masyarakat desa yang dikenal sebagai satu pendekatan Participatory Planning dapat
diartikan sebagai metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi
meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan
desa membuat rencana dan bertindak. Desa wisata yang bertumpu pada masyarakat
merupakan suatu alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi guna memenuhi
kebutuhan masyarakat. Perencanaan partisipatif dapat dilakukan jika praktisi
pembangunan tidak berperan sebagai perencanaan untuk masyarakat tetapi sebagai
pendamping dalam proses perencanaan yang dilakukan oleh masyarakat.
2.6 Pengelolaan Desa wisata
Bentuk pengelolaan desa wisata pada dasarnya adalah milik masyarakat yang
dikelola secara baik, dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting dalam
pengelolaan seperti; (1) aspek sumber daya manusia, (2) aspek keuangan, (3) aspek
material, (4) aspek pengelolaan dan (4) aspek pasar. Dalam satu wadah organisasi
masyarakat yang berbentuk kemitraan, manajemen korporasi, yayasan atau badan
pengelola desa wisata yang unsur- unsur pengelolaannya direkrut dari kemampuan
masyarakat setempat dan lebih mendahulukan peranan para pemuda yang memiliki
latar belakang pendidikan atau keterampilan yang dibutuhkan.
2.7 Studi Pendahuluan Yang Telah Dilaksanakan.
Hasil penelitian Penggembangan Desa Wisata Nelayan Kampung Laut Segara
Anakan Cilacap, Tarsoen Waryono (2008) : Aspek Pengembangan desa wisata harus
mempertimbangkan 1.aspek kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk memadu
serasikan dengan rencana strategi pembangunan pemerintah daerah , 2. aspek
kesinambungan regional merupakan serap aspirasi masyarakat mengacu atas
15
keselarasan untuk menjaga keseimbangan ekosistem atas dasar letak geografis dan
kondisi fisik wilayah 3.aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan
asli daerah (PAD) dimana pengembangan desa wisata harus menjamin peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD)
n membaca subyek mereka.Pembuatan program computer untuk bang soal kosa kata bahasa
Inggris
16
Metode dalam penelitian pada tahap kedua adalah dengan melakukan pemetaan
(mapping) wisata dengan mengkaji masalah , kebutuhan, potensi dan hambatan dalam
pengembangan desa wisata serta melakukan perencanaan dengan menyusun program dan
kegiatan untuk pengembangan desa wisata untuk dijadikan pedoman perencaaan jangka
menengah desa (PJM Desa) agar pengembangan desa wisata menjadi prioritas
Tahap kedua adalah menyusun perencanaan jangka menengah (PJM Desa) agar
Dari hasil pelatihan akan dibentuk tim atau gugus tugas untuk melakukan pemetaan
2. Identifikasi dan pemetaan masalah, potensi, dan kebutuhan serta hambatan untuk
desa wisata
Prioritasi program dan kegiatan yang telah dirumuskan. Prioritasi dilakukan dengan
menengah desa (PJM Desa) sehingga segala bentuk kegiatan pembangunan desa
2. Penyusunan proposal
kegiatan pembangunan desa
wisata oleh panitia
Tahap 3 (2015)
Pembangunan Desa Wisata dan
Pemasarannya 3. Pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa wisata
DAFTAR PUSTAKA
Arthus, J.R (1973) An Econometric Analysis Of International Travel international monetary fund
staff papers.
Ashworth, G.J and J. turnbridge.1990. the tourist-Historic City. London: Pinter Publisher.
Assail, H. 1985. Marketing management: Strategy and action. Boston: Kent Publishing Company.
Baligh, H.H.,& R.M Burton. 1979. Marketing in modernization: the marketing concept and the
organizations structure. Long Range Planning, 12,2: 92-96.
Baud-Bovy, M. 1982. New concepts in planning for tourism and recreation. Tourism
management, 3, 4: 308-313.
Bowles, R.T. 1981. Social impact assessment in small communities. Toronto: butterworth.
Bukart,A.J & Medlik,S (1981). Tourism: Past, Present and Future .London: Heinemann
Crompton, J.L., and C.W. lamb. 1986. Marketing government and social services. New York:
John Wiley & sons.
Davidoff, Philip, doris Davidoff, and Douglas Eyre. 1988. Tourism Geography. Elmsford, NY:
National Publishers.
Day, G.S. 1977. Diagnosing the product portfolio. Journal of marketing, 41, 2:29-38.
English Tourist Board. 1980. A strategy for tourism in the West Country. Exeter: English Tourist
Board.
English Tourist Board. 1981. Planning for tourism in England. Exeter: English Tourist Board.
Forbis, B.P., & W.t. Mehta. 1981. Value-based strategies for industrial products. Business
Horizons, 24, 3: 32-42.
Gross, C.W., & R.T. Petersen. 1976. Business forecasting. London: Houghton Miflin.
Heath, E.T. 1988. The nature and extent of regional tourism marketing and planning in South
Africa. Institute for Planning Research Report No. 30. Port Elizabeth, South Africa:
University of Port Elizabeth.
21
Jain, S.C. 1985. Marketing planning and strategy, 2 nd ed. Cincinnati: South-Western Publishing
Company.
Krippendorf, J. 1982. Towards new tourism politicies. Tourism management, 3,3: 135-148.
Mayo,E.& Jarvis,L.P (1981). The Psychology of Leisure Travel. Boston : CBI Publising.
Middleton, Victor T. C. 1988. Marketing in travel & tourism. Oxford, England: Heinemann.
Mill, Robert Christie. 1990. Tourism: the international Business. Englewood Cliffs. New Jersey:
Prentice Hall.
Plummer,J.T.1974. the concept and application of life style segmentation. Journal of marketing,
38, 1: 33-37.
Petersen, David C. 1989. Convention Centers, Stadium and Arenas. Washington, DC: Urban
Land Institute.
Ritchie, B.J. 1985. Tourism management information systems: Conceptual and operational issues
in Hawkins, D.E., Shafer, E.L., & Rovelstadt, J.M. (eds.) Tourism marketing and
management issues. Washington D.C., Washington University press, 337-355.
Sastrayuda, Gumelar S (2010) Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure.
Shapiro, B.P., & B.B. Jackson. 1978. Industrial pricing too meet customer needs. Harvard
business review, 56,6: 119-127.
Spillane, Jemes J (2002). Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Penerbit Kanisius dan Lembaga Studi Realino. Yogyakarta.
Torre, I. azzeo. 1989. Waterfront development. New York: van nostrand reinhold.
United Nations Conference on Trade and Development (1973), Guidelines for Tourism Statistics
New York : United Nation)
Wiyono, Tarsoen (2008). Aspek Pengembangan Desa Wisata Nelayan Kampung Laut Segara
Anakan.
Woodside, A.G., & R. pitts. 1876. Effects of consumer lifestyle, demographics and travel
activities on foreign and domestic travel behavior. Journal of travel Research 14.3: 13-15.
22
1. Honor
No. Pelaksana Jumlah pelaksana Waktu Honor Per Biaya/Rp
(bulan) Bulan
1 Ketua 1 10 850.000 8.500.000
2 Anggota 1 10 800.000 8.000.000
Jumlah Biaya Gaji dan Upah 16.500.000
2. Peralatan
4. Perjalanan
5. Lain-lain
Dukungan sarana dan prasarana dari LPPM Universitas Merdeka Malang adalah fasilitas
internet dan computer untuk melakukan upload dan download materi sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Dukungan sumberdaya manusia (SDM) untuk meningkatkan
kapasitas pelaku dan administrasi penelitian .
1.Perekonomian Indonesia
2.Analisis Portofolio dan Investasi
13. Mata Kuliah yang Diampu 3. Pemasaran Jasa
4.Perilaku Konsumen
5.Manajemen Daerah Tujuan Wisata
B.Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNMER Malang UNPAD-Bandung
Ekonomi Ekonomi( Manajemen
Bidang Ilmu
(Manajemen) Tourism)
Tahun Masuk-Lulus 1988-1992 1998-2000
Analisis Efektifitas
Analisis Kelayakan
Perputaran Piutang
Pengembangan dan
terhadap Modal
Judul Skripsi/Tesis Pembangunan Objek
Kerja pada PT Tegel
Wisata Pantai Kondang
Indah Cemerlang
Merak Malang
Malang
Drs.M Burhan.,MM Prof Dr Ria Ratna
Nama Pembimbing/Promotor
Ariawati .,MS Ak
Malang
3. 2011 Pengembangan Pendidikan APBN Rp
Madrasah di Propinsi Jawa 10.000.000.000
Timur
4. 2012 Pengembangan Pendidikan APBN Rp
Madrasah di Propinsi Jawa 10.000.000.000
Timur
Semua data yang saya isikan dan cantumkan dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum, apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi .
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian.
Malang, November 2013
Pengusul
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul Model
Pengembangan Desa Wisata Secara Mandiri, Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
Yang diusulkan dalam skema penelitian hibah bersaing untuk tahun anggaran 2014
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga /sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya