Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR - 5

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK

PENGENALAN NETWORK PLANNING


oleh
Dr. Ir. Yogi Sirodz Gaos, MT

A. TUJUAN
Agar Mahasiswa mampu memahami tentang bagaimana membuat diagram
network dalam suatu pengelolaan proyek yang meliputi pembahasan antara lain :
simbol (anak panah, lingkaran dan anak panah terputus-putus), hubungan antar
simbol (anak panah dengan lingkarandan anak panah terputus-putus dengan
lingkaran), hubungan antar kegiatan (hubungan seri, hubungan paralel dan
hubungan kegiatan yang paling menentukan), hubungan elementer antar kegiatan
(permasalahan, definisi permasalahan dan elemen network diagram).
Dalam Bahan Ajar ini disampaikan materi kuliah antara lain; proyek dan
kegiatan, network planning sebagai ilmu pengetahuan, letak network planning pada
penyelenggaraan proyek, definisi network planning, tahap-tahap aplikasi, proyek
dan kegiatan.

B. MATERI KULIAH
1. Proyek dan Kegiatan
Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik Angkatan Laut Amerika Serikat
yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali
yang dapat ditembakan dari kapal selam menuju sasarannya di darat atau di udara.
Semula proyek tersebut direncanakan akan membutuhkan waktu penyelenggaraan
selama lima tahun. Kemudian suatu tim ahli memperbaiki rencana tersebut
sedemikian rupa sehingga waktu penyelenggaraan proyek menjadi hanya tiga tahun.
Jadi manfaat perbaikan rencana tersebut berupa kecepatan kerja, yang kira-kira lebih
cepat manfaat perbaikan rencana tersebut berupa kecepatan kerja, yang kira-kira
lebih cepat 1,7 kali dari rencana semula. Metode yang mampu memperbaiki rencana
semula tersebut kemudian dikenal sebagai PERT singkatan dari Programme
Evaluation and Review Technique.
Pada tahun yang sama, sebuah proyek pembuatan pabrik kimia milik perusahaan
industri kimia du Pont, semula direncanakan akan membutuhkan biaya total
sebanyak US$ 10.000.000, kemudian rencana ini diperbaiki sehingga biaya total
proyek dapat ditekan menjadi US$ 9.000.000. Jadi manfaat perbaikan rencana
tersebut berupa penghematan biaya proyek sebesar 10% dari biaya rencana semula.
Metode yang mampu memperbaiki rencana semula tersebut kemudian dikenal
sebagai CPM singkatan Critical Path Method.

1 of 10
Tinjauan PERT* CPM*
1. Tahun Diciptakan 1957 1957
2. Nama Proyek POLARIS PABRIK KIMIA
3. Pemilik Proyek US-NAVY du PONT
4. Manfaat WAKTU BIAYA
4a. Rencana Semula 5 Tahun US$ 10.000.000
4b. Rencana 3 Tahun US$ 9.000.000
Disempurnakan PERISTIWA** KEGIATAN**
5. Komponen Proyek NETWORK NETWORK
6. Model Visual DIAGRAM DIAGRAM

*) PERT = Programme Evaluation nad Review Technique


CPM = Critical Path Method.
**) Sebuah KEGIATAN selalu dimulai pada PERISTIWA awal dan selesai pada
PERISTIWA akhir.

Perbedaan antara CPM dengan PERT terletak pada anggapan terhadap proyek. PERT
menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul-menyusul, sedangkan
menurut CPM proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk lintasan atau
beberapa lintasan. Persamaan antara CPM dengan PERT terletak pada visualisasi
proyek. Visualisasi proyek menurut CPM dengan PERT terletak pada visualisasi
proyek. Visualisasi proyek menurut CPM maupun PERT berbentuk diagram. Kedua
macam diagram tersebut mempunyai bentuk dan disusun berdasarkan prinsip yang
sama.
Perbedaan anggapan terhadap proyek menurut CPM dan PERT tidak merupakan
perbedaan yang prinsipil sebab meskipun peristiwa berbeda dengan kegiatan tetapi
kegiatan dan peristiwa adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya
setiap kegiatan harus dimulai dari peristiwa awal dan harus selesai pada peristiwa
akhir. Keputusan untuk memilih salah satu dari kedua metode tersebut, yaitu CPM
atau PERT, bergantung pada kemampuan mengenal proyek yang akan
diselenggarakan. Bila proyek yang bersangkutan lebih dikenal peristiwa-
peristiwanya, maka dipakai metode PERT, tetapi bila proyek yang bersangkutan
lebih dikenal kegiatan-kegiatannya, maka dipakai metode CPM.

2. Network Planning sebagai Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan pengalaman ternyata dengan menggunakan CPM atau PERT dalam


penyelenggaraan proyek, akan didapat manfaat penghematan biaya sebesar 5% netto
untuk biaya proyek lebih besar dari US$ 40.000.000. Oleh karena itu, metode-
metode CPM dan PERT tersebut disusun secara sistematik sehingga menjadi sebuah
ilmu pengetahuan baru yang kemudian dikenal sebagai network planning, dan pada
beberapa literature disebut juga sebagai network analysis. Yang dimaksud dengan
network analysis di sini tidak ada hubungannya dan tidak ada kaitannya dengan
network analysis dalam electrical atau electronic engineering.

2 of 10
Pada buku-buku mengenai operational research atau operation research, network
planning disebut sebagai salah satu teknik probabilistic and statistical model. Oleh
karena itu, sesuai dengan operation research dalam arti umum, maka network
planning dapat dikatakan sebagai salahs atu alat para manajer untuk pengambilan
keputusan.
Selain itu, ditinjau dari sudut kepentingan para systems analyst, network planning
adalah salah satu model yang termasuk dalam logico mathematical model. Logico
mathematical model adalah perangkat para systems analyst dalam menganalisa
persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Sedangkan bagi para perencana dan pelaksana pekerjaan, network planning adalah
alat untuk mengkoordinasikan berbagai macam pekerjaan yang ada yang satu sama
lainnya bebas dan atau saling bergantung berdasarkan pertimbangan sumberdaya
yang digunakan, logika proses yang berlangsung, dan hasil proses itu sendiri.
Dalam pemakaiannya, yaitu pada penyelenggaraan proyek, network planning
menggunakan model yang berupa diagram yang disebut network diagram. Network
diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan network planning berupa diagram
yang berisi lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang harus
dikerjakan dan terdiri dari peristiwa-peristiwa yang harus terjadi selama
penyelenggaraan proyek.
Ada dua macam diagram yang dikenal dalam network planning, pertama adalah
cetwork diagram versi CPM/PERT, dan kedua adalah diagram yang dikenal sebagai
precedence diagram. Pada precedence diagram tidak dikenal adanya peristiwa,
sedang pada network diagram versi CPM/PERT dikenal adanya peristiwa pada setiap
awal kegiatan dan pada setiap akhir kegiatan. Pada precedence diagram
dimungkinkan suatu kegiatan dimulai sebelum kegiatan pendahuluan selesai
seluruhnya. Hal ini tidak mungkin terjadi pada network diagram versi CPM/PERT.
Yang terakhir ini merupakan kelemahan dari network diagram versi CPM/PERT,
tetapi kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan modul operasi yaitu
pekerjaan yang jenisnya sama dibagi-bagi berdasarkan lokasi dan kemampuan gerak
sumberdaya yang tersedia. Mengingat yang paling umum dipakai adalah network
diagram versi CPM/PERT, maka untuk selanjutnya precedence diagram tidak akan
dibahas dan jika tidak dijelaskan secara khusus yang dimaksud dengan network
diagram adalah network diagram versi CPM/PERT.
Oleh karena proyek-proyek yang cukup besar membutuhkan kecepatan pengolahan
data yang tinggi, maka dalam network planning digunakan alat pengolahan data
elektronik (komputer). Telah banyak program komputer yang dibuat (siap pakai
dengan menyediakan data dalam format yang telah ditentukan) khusus untuk
memproses network planning. Program yang telah jadi ini disebut package program
atau application program. Package program ini sangat bergantung pada jenis dan tipe
komputer yang digunakan. PCS atau Project Control System adalah package program
yang mampu memproses network planning dengan menggunakan komputer IBM
S/360. Ternyata dalam pemakaiannya, PCS ini masih banyak kekurangan-
kekurangannya, sehingga diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. PCS yang telah
disempurnakan ini dikenal sebagai PROJACS atau Project Analysis and Control
System.

3 of 10
PROJACS bias diproses pada komputer IBM S/370. PROJACS mampu memproses
500 proyek. Masing-masing proyek, maksimum terdiri dari 15.00 kegiatan. Di
samping biaya juga sebanyak 100 macam sumberdaya (upah, bahan, dan atau alat)
bisa diproses. Juga misalnya masalah hari-hari tidak kerja karena berbagai alasan
serta kaitan kegiatan dengan tingkatan dan macam organisasi bisa dimaksukkan
datanya untuk diproses. Juga misalnya masalah sehari-hari tidak kerja karena
berbagai alasan serta kaitan kegiatan dengan tingkatan dan macam organisasi bisa
dimasukkan datanya untuk diproses. Pada pemakaian selama pelaksanaan proyek,
yang diproses adalah data kegiatan, baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif,
baik secara kumulatif maupun periodik. Package program menghasilkan laporan
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan proyek antara
lain : tentang kemajuan pekerjaan, biaya bulanan, dan histogram seta kurva S dari
sumberdaya yang dikendalikan. Kelemahan utama dalam pemakaian PROJACS ini
terletak pada dua hal yaitu: rendahnya kemampuan utnuk melaksanakan pekerjaan
secara konsekuensi, dan rendahnya kemampuan dalam melaporkan kemajuan
pekerjaan lapangan sesuai dengan format yang ditentukan oleh package program.

3. Letak Network Planning pada Penyelenggaraan Proyek

Mengingat network planning adalah salah satu model yang dipakai pada
penyelenggaraan proyek, maka perlu ditegaskan letak atau peranan network planning
pada penyelenggaraan proyek. Sebelumnya perlu diuraikan apa yang dimaksud
dengan penyelenggaraan proyek.
Pada penyelenggaraan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan
proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya
masukan informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi
agar dapat melaksanakan pengambilan keputusan. Keputusan yang telah diambil
sesuai dengan arah yang telah ditetapkan. Supaya dapat melaksanakan keputusan
yang telah diambil tersebut perlu adanya sumberdaya yang dibutuhkan dalam
keadaan siap pakai dan perlu adanya kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan
proses pengolahan sumberdaya tersebut guna mencapai produk yang diharapkan.
Kedua macam proses ini, yaitu proses pengambilan keputusan dan penetapan
kebijaksanaan serta proses pelaksanaannya merupakan sistem operasi pada
penyelenggaraan proyek.
Jika antara proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan dengan
proses pelaksanaannya terdapat jarak yang cukup besar, yang disebabkan antara lain
oleh lokasi, waktu, volume pekerjaan, macam disiplin/keahlian, dan atau wewenang,
maka diperlukan adanya mekanisme yang mampu menyampaikan hal-hal yangtelah
diputuskan atau ditetapkan kepada para pelaksana. Mekanisme ini berupa jalur
informasi yang mampu menyampaikan informasi untuk pelaksanaan berupa hal-hal
yang telah diputuskan dan ditetapkan tadi. Demikian pula halnya bila terdapat bila
terdapat jarak yang cukup besar antara proses pelaksanaan dengan proses
pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan. Agar dapat menyampaikan
informasi tentang kemajuan pelaksanaan kepada para pimpinan yang dipakai sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan, perlu adanya mekanisme yang dapat
menyampaikan informasi untuk pimpinan tersebut. Kedua macam mekanisme

4 of 10
tersebut membentuk sebuah sistem yang dapat menyalurkan informasi, disebut
sistem informasi pada penyelenggaraan proyek.
Jadi, bila penyelenggaraan proyek merupakan sebuah total system, maka
penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua buah subsistem yaitu : subsistem
operasi dan subsistem informasi. Subsistem operasi menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan sedang subsistem informasi menjawab
pertanyaan kegiatan apa saja yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Network
planning termasuk dalam subsistem informasi.
Yang menjadi sokoguru dalam penyelenggaraan proyek adalah sistem operasi,
sedangkan sistem informasi berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dari
suatu sistem informasi, bila kemampuan operasinya sangat rendah maka praktis
penyelenggaraan proyek menjadi sangat lambat atau macet sama sekali. Sebaliknya
suatu network planning yang tepat yang diterapkan pada penyelenggaraan proyek
dengan kemampuan operasi hampir nihil tidak dapat diatasi dengan network
planning, tetapi dapat diatasi dengan pengambilan keputusan yang tepat, dengan
mengganti pekerjaan yang tidak terdidik dan tidak trampil dengan pekerja terdidik
yang trampil.

4. Definisi Network Planning

Meskipun network planning termasuk sistem informasi pada penyelenggaraan


proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada network planning untuk
diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh network planning.
Informasi yang ada kaitannya dengan network planning hanya menyangkut kegiatan
yang ada dalam network diagram saja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, network planning adalah salah satu
model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah
informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang
bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumberdaya yang digunakan oleh
kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya.

NETWORK PLANNING ADALAH :


SALAH SATU MODEL YANG DIPAKAI DALAM PENYELENGGARAAN
PROYEK
PRODUK DARI MODEL INI ADALAH INFORMASI KEGIATAN-KEGIATAN
YANG ADA DALAM MODEL TERSEBUT.
INFORMASI YANG DIHASILKAN MENGENAI SUMBERDAYA YANG
DIBUTUHKAN OLEH KEGIATAN-KEGIATAN BESERTA JADWALNYA.

Prasyarat yang Harus Dipenuhi


Prasyarat yang harus dipenuhi agar aplikasi network planning pada penyelenggaraan
proyek dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Model harus lengkap. Seperti diketahui, network planning merupakan model
informasi kegiatan yang ada dalam network diagram. Jadi terdapat masalah
mengenai kegiatan-kegiatan yang berdasarakan pertimbangan tertentu tidak
termasuk dalam network diagram. Di samping informasi kegiatan, masih diperlukan

5 of 10
informasi sumberdaya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar
sumberdaya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini
perlu didisain modelnya, agar penyelenggaraan proyek dan pemakaian network
planning berhasil.
2. Model harus cocok. Network diagram untuk proyek pembangunan jembatan
berbeda dengan network diagram untuk perayaan hari ulang tahun kemerdekaan, dan
berbeda pula dengan network diagram proyek penelitian dan pengembangan.
3. Asumsi yang dipakai tepat. Network planning sebagai metode perencanaan mau
tidak mau harus menggunakan asumsi. Sama dengan metode-metode yang lain,
network planning pun keberhasilannya sangat bergantung pada ketepatan asumsi
yang digunakan.
4. Sikap pelaksanaan. Dalam sistem apa pun juga, sikap para pelaksana atau petugas
yang bersangkuan dianggap dan harus mendukung agar penyelenggaraan proyek
berhasil.

Uraian selanjutnya adalah mengenai prasyarat yang kedua dan ketiga di atas yaitu
untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara membuat model network planning
yang cocok dan asumsi-asumsi apa yang digunakan untuk membuat model tersebut.
Sedangkan prasyarat yang lainnya dianggap telah terpenuhi.

5. Tahap-tahap Aplikasi

Aplikasi atau penerapan network planning pada penyelenggaraan proyek


memerlukan prasyarat yang harus dipenuhi agar dapat dilaksanakan. Prasyarat
tersebut yaitu adanya kepastian tentang proyek yang harus dilaksanakan atau
diselenggarakan. Jika sudah ada ketetapan mengenai proyek yang harus
diselenggarakan, maka selanjutnya perlu diikuti dengan tahap aplikasi network
planning yang terdiri dari tiga kelompok utama : pembuatan, pemakaian, dan
perbaikan.

TAHAP-TAHAP APLIKASI NETWORK PLANNING


PADA PENYELENGGARAAN PROYEK

A. PEMBUATAN
A1. INVENTARISASI KEGIATAN
A2. HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
A3. NETWORK DIAGRAM
A4. DATA KEGIATAN
A5. ANALISA WAKTU DAN SUMBERDAYA
A6. BATASAN DAN PERSYARATAN
A7. LEVELING
B. PEMAKAIAN
B1. LAPORAN
B2. EVALUASI
C. PERBAIKAN

6 of 10
a. Pembuatan (Disain)
Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat
dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu serupa pelaksanaan
dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu berupa pelaksanaan
berbagai kegiatan, baik jadwal pelaksanaan maupun penyediaan dan pemakaian
sumberdaya. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a1. Inventarisasi kegiatan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau
menurunkan proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku
untuk proyek-proyek yang telah sering diselenggarakan.
a2. Hubungan antar kegiatan. Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan
dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan
ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut.
Sebab-sebab ketergantungan lainnya tiak turut diperhitungkan dalam tahapan ini.
a3. Menyusun network diagram. Dengan ditentukannya hubungan antar kegiatan,
maka dapat dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang
berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (network
diagram0 yang mencerminkan proyek secara keseluruhan.
a4. Data kegiatan. Setelah network diagram tersusun yang terdiri atas kegiatan-
kegiatan, maka dicari data kegiatan meliputi : lam kegiatan, biaya dan sumberdaya
yang akan dikendalikan (sebab sesuai dengan hukum Pareto pada umumnya tidak
semua sumberdaya perlu dikendalikan).
a5. Analisa waktu dan sumberdaya. Tujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui
saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi
keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan
tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumberdaya adalah untuk
mengetahui tingkat kebutuhan sumberdaya sehingga persiapan agar sumberdaya
selalu dalam keadaan siap pakai bisa diselenggarakan setepat-tepatnya. Secara nyata,
pada tahap ini dihitung atau dientukan : saat mulai, saat selesai, dan tenggang waktu
tiap kegiatan, tenggang waktu peristiwa, histogram dan kurva S sumberdaya yang
dikendalikan.
a6. Batasan. Pada tahap ini diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh
dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya.
a7. Leveling. Leveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul
akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap a1 sampai dengan a5) dengan batasan-
batasan yang berlaku (tahap a6).

b. Pemakaian
Bila pembuatan telah selesai, maka model yang telah jadi tersebut dipakai pada
proses pelaksanaan proyek dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan
tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam network iagram.
Terdapat beberapa alternatif cara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk
satuan pekerjaan/kegiatan atau dalam bentuk relatif atau persentase; dan berdasarkan
jangka waktunya secara kumulatif atau periodik.

c. Perbaikan

7 of 10
Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan
yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama
dengan cara dan proses pembuatan, perbedaan hanya terdapat pada ruang lingkup
masing-masing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena
tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanya yang mempunyai
kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan.

6. Proyek dan Kegiatan

Proyek adalah lintasan atau lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat
awal dan selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai. Jika
pertanyaan ini dianggap sebagai kerangka, maka isi dari kerangka tersebut adalah :
keadaan awal untuk saat awal, keadaan akhir untuk saat akhir, dan teknologi untuk
(lintasan-lintasan) kegiatan. Bila proyek diangap sebagai sebuah sistem, maka input-
nya adalah keadaan awal, output-nya adalah keadaan akhir, dan prosesnya adalah
teknologi. Kegiatan pada hakikatnya adalah proses interaksi input yaitu sumberdaya
dengan keterampilan, untuk menghasilkan output, berupa produk tertentu. Jadi
kegiatan juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Sehingga hubungan proyek
dengan kegiatan adalah adalah : kegiatan merupakan komponen-komponen sistem
yang tersusun membentuk sebuah proyek, dan merupakan turunan dari sebuah
proyek, sedangkan proyek adalah hasil integrasi dari beberapa kegiatan.
Untuk menguraikan proyek menjadi kegiatan-kegaitan, caranya adalah menurunkan
atau menjabarkan proyek yang bersangkutan sampai pada suatu tingkat tertentu
sehingga hasil uraian bisa diterjemahkan dalam waktu pelaksanaan, biaya, dan
sumberdaya yang dibutuhkan masing-masing hasil uraian. Hasil uraian tersebut
dinamakan kegiatan. Pada umumnya untuk mendapatkan kegiatan yang dimaksud di
atas, proyek yang bersangkutan diturunkan menurut dimensi : tingkatan proyek,
tahapan proyek (sequential development project atau project cycle), lokasi, dan
macam informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dalam keadaan
seperti ini sudah dapat dipastikan akan terdapat perbedaan pandangan terhadap
proyek sehingga timbul berbagai alternatif mengenai macam dan banyaknya oleh
para ahli yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek tersebut, sehingga semua
pihak sepakat bahwa dalam proyek tersebut hanya ada satu daftar kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan.

C. LATIHAN
Dalam rangka membantu usaha memenuhi syarat 6 ini, berikut ini dikemukakan
beberapa persoalan/kasus dasar beserta jawabannya.
Kasus 1.
Elemen network diagram Gambar 2.27 (a) tidak memenuhi ketentuan pokok 6.1.
Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram
2.27 (b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3.

8 of 10
Elemen network diagram 2.27 (a) dan Gambar 2.27 (b) kedua-duanya mempunyai
logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa tabel 2.13 (a) tabel
2.13 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network diagram tersebut di
atas.

Tabel 2.13 (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya.

Kegiatan Kegiatan Pengikut


A1 P1
B1 P1

Tabel 2.13 (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahuluan.

Kegiatan Kegiatan Pengikut


P1 A1, B1

Kasus 2. Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) tidak memenuhi ketentuan
pokok 6.1 dan 6.2.
Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram
Gambar 2.28 (b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3.

Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) dan Gambar 2.28 (b) kedua-duanya
mempunyai logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa Tabel
2.14 (a) dan Tabel 2.14 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network
diagram tersebut di atas.

Tabel (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya.

Kegiatan Kegiatan Pengikut


A2 P2
B2 P2

Tabel (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahulunya

Kegiatan Kegiatan Pengikut


P2 A2, B2

D. DAFTAR PUSTAKA

9 of 10
Ali, Tubagus Haedar. 1989. Prinsip Prinsip Network Planning. Cetakan Keua. Jakarta.
Penerbit PT. Gramedia
Fahrenkrog, Steve, PMP. 2004. A guide to the Project Management Body of Knowledge.
Third Edition. Global Standard, ANSI. Project Mangement Institute. Newtown
Square Pennsylvania USA.
OBrien, James A. 2002. Management Information Systems : Mannagement Information
Technology in the E-Bussiness Enterprice. Fifth Edition. New York. McGraw-Hill
USA.

10 of 10

Anda mungkin juga menyukai