Cacat
Cacat
Proses produksi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan mulai dari perencanaan (desain) sampai
dengan penyerahan produk kepada pemilik. proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor
yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan
manusia. Dimana tidak lepas dari aktivitas pengelasan. Proses pengelasan ini sangat penting
dikarenakan untuk melakukan joint bagian-bagian. Dimana dalam proses pengelasan (welding) tidak
boleh ada defect sekecil apapun baik berupa crack, porosity, dan sebagainya. Proses pengelasan ini
merupakan bagian yang amat vital dalam proses produksi.
Makadari itu dalam proses pengelasan diperlukan hal-hal yang harus diperhatikan oleh para
surveyor dan para welder. Dalam paper ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan welding.
Tujuan
Proses Pengelasan adalah proses menyambung dua material baja dengan cara melelehkan dua
material tersebut dengan dibantu filler sebagai penyambungnya dan dengan atau tanpa gas sebagai
pelindungnya.
Didalam proses pengelasan pasti juga terdapat cacat-cacat yang terjadi, bisa karena
kesalahan welder saat fit up, saat proses pengelasannya, maupun karena faktor lingkungan.
Didalam paper ini kami akan menjelaskan cacat-cacat yang terjadi saat proses pengelasan
pada proses produksi.
Cacat cacat yang terjadi
1) Crack / retak, merupakan cacat yang pasti direpair ( direject ) jika terdapat indikasinya.
Crack terjadi karena adanya tegangan, kekakuan, serta unsur unsur seperti hydrogen ( cold
cracking ) dan sulfur atau phospor ( hot cracking ). Crack yang sangat di takuti apabila
terdapat indikasi crack linear dan jika ujung dari cracknya tajam karena akan membuat crack
lanjutan jika diberi tegangan. Crack dibedakan dari arah pada weld metal ada Longitudinal
crack dan Tranverse crack.
Longitudinal Crack
Tranverse Crack
Selanjutnya, kita dapat membedakan crack dari lokasi crack tersebut di weld metal.
A. Throat crack, dinamakan begitu karena crack terjadi sepanjang weld throat, bentuk dari
crack ini yaitu longitudinal crack dan termasuk kedalam hot crack.
Throat Crack
B. Root crack, dinamakan begitu karena crack ini terjadi pada root dari las-lasan. Biasanya root
crack termasuk longitudinal crack
C. Toe crack, adalah crack yang terjadi di base metal yang dimulai dari toe pada las-lasan.
Disebabkan karena terlalu cembungnya reinforcement pada lasan sehingga menimbulkan
tegangan pada toe, ditambah ductility yang kurang pada mikrostruktur di daerah HAZ. Toe
crack termasuk kedalam cold crack.
Toe Cracks
D. Crater Cracks, disebabkan oleh kesalahan dari welder yang terlalu cepat mengangkat
elektroda sehingga tidak penuhnya daerah akhir lasan. Menyebabkan terbentuknya kawah
sehingga terlihat cekung, dan dapat dengan mudah terjadi crack apabila diberi tegangan.
Crater Cracks
E. Underbead cracks, terjadi pada daerah fusi antara weld metal dan base metal, atau lebih
tepatnya di daerah HAZ yang mendekati base metal. Crack ini berbentuk memanjang
sepanjang daerah fusi tersebut. Underbead cracks termasuk delaying crack karena bisa
diidentifikasi apabila telah melakukan pengelasan dan dengan waktu tunggu tertentu.
Underbead Cracks
Dari penjelasan diatas, kita telah mengetahui jenis-jenis crack. Maka karena itu terdapat syarat
keberterimaan produk ( acceptance criteria ), apakah reject yang berarti direpair ataukah acc.
Incomplete fusion
Acceptance criteria menurut API 1104, semua Incomplete fusion di reject atau harus di repair.
Dikatakan incomplete fusion jika :
Incomplete Penetration
Acceptance criteria menurut API 1104, semua Incomplete penetration di reject atau harus di repair.
Dikatakan incomplete penetration jika :