Anda di halaman 1dari 7

Hasil survey BTS di Cimahi

2. 1 Pengertian BTS
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station.Terminologi ini termasuk baru dan mulai
populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi
pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell.
Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari
beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan
dengan koneksi microwave ataupun serat optik.

Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan
umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini,
BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem
manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi
komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan
sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS.

Biasanya BTS akan memiliki transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani
beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah
BTS dikendalikan oleh kontroler orangtua base station melalui fungsi base station kontrol (BCF).
BCF ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak.
Para BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen
jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan
perangkat lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa
teknologi nirkabel.

BTS yang telah dikunjungi juga merupakan hub (BSC dan RNC) jadi daya yang dibutuhkan
sangat besar, yaitu 100 kVA.

Jalur listrik

Listrik backup menggunakan Ganset dengan daya 100 kVA, menggunakan bahan bakar solar
dengan kapasitas maksimum 1000 liter.

Listrik backup juga menggunakan batterai, dimana batterai yang digunakan pada ruangan shelter
adalah 6v sebanyak48 unit @200 A. Kemudian pada ruangan transmisi hub batterai yang
digunakan adalah 12v 100 Ah sebanyak 8 bank @1 bank 4 unit.

Ruangan Transmisi / HUT


BTS yang digunakan berasal dari pabrikan Ericcson (Air Bus Series)

1. Underlay (2G): 900 MHz (Voice)

2. Overlay (2G): 1800MHz (Voice & Data) / GPRS


3. 3G (Node B) 3800 MHz (Voice, Data, Browsing) / WCDMA

4. 3,5 G 6000 MHz (HSDPA)

Ruangan BSC (Base Transceiver Station) & RNC (Radio Network Controller)
BCS merupakan pusat kontrol BTS yang membawahi beberapa BTS. Pada hub ini, BSC
mengontrol daerah Purwakarta, Padalarang, Cimahi sampai daerah Bandung Kota.

RNC merupakan pusat kontrol BTS 3G yang membawahi beberapa Node-B / 3G.

2. 2 Antenna
Sektor antenna, coverage signal terbagi 3 sektor / bagian pada arah 0 derajat, 120 derajat, 240
derajat. Antena terbagi 2,

1. Antena sector, berfungsi mengirimkan sinyal kepelanggan

2. Antena microwave, berfungsi untuk komunikasi antar BTS

Tilting antenna (setting arah antenna)


Semakin tegak, semakin jauh sinyal terpancar. Kekuatan sinyal yang dipancarkan 40 60 dB

Dalam BTS terdapat modul (kapasitas maksimum BTS menangani pelanggan). Satu modul
terdapat 14 TRX, 1 TRX terdapat 7 time slot. Jadi satu sector mampu menangani panggilan
sebanyak 14 x 7 = 98 panggilan.Dalamsatuwaktu, mampumenanganipanggilansebanyak 98 x 3 =
294 panggilan per arah.

2. 3 Genset dan Generator


Pada BTS ini menggunakan generator 3 fasa. Dengan kapasitas genset 1000 liter solar. Dan
kapasitas daya-nya sebanyak 100 kVA. Karena BTS ini merupakan BSC dengan kata lain Sub
Induk dari tiap BTS lain, generator juga merupakan supply untuk cadangan di area jika terjadi
mati lampu oleh pihak PLN.

Untuk di area, hanya menggunakan baterai dengan daya hanya 5 kVA atau 7 kVA. Jika diketahui
mati lampu lebih dari 4 jam, maka tim teknisi di BTS ini menyiapkan geset untuk memback-up
ke BTS bersangkutan.

Ketika mati lampu, otomatis beralih sumber cadangan berupa baterai dengan alat yang
dinamakan AMF/ATS. ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini
berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber
tegangan listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan
Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini berfungsi untuk
menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik
utama/PLN.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang berfungsi
menyalakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan
menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS).
Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok yang
memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;

1. Relai detector Sumber daya Utama. Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi
kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off
engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.

2. Relai detector Daya Genset. Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi
kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk
di proses pada tahap selanjutnya.

3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini bekerja
berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya genset.
Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika
tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara
automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan
jika ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .

4. Blok ATS/COS. Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja
sama dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus
menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya
saat yang tepat.

Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis
pertama adalah panel konvensional dan panel digital.

Panel ATS / AMF konvensional


Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer sehingga
memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya. Selain itu, panel konvensional
akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika
terjadi kerusakan pada salah satu komponen.

Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan sensor sensor
kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin jika terjadi gejala kerusakan.
Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya,
namun akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya
kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.

Panel ATS/AMF digital


Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh lebih baik
dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud adalah fitur fitur yang
berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi mesin selalu berada dalam keadaan yang baik
sehingga kemungkinan mesin mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel
konfensional mesin tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain,
kecuali setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga
dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat
sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan lainnya adalah fitur
antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk memasukkan parameter parameter
kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel
digital ini maka wajar saja jika pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.

Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya ada satu jenis
panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang
punggung sebuah PLC ataupun Smart Relay (versi sederhana dari PLC).

ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan para produsen
karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel serta ruang yang terpakai,
namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas dan hampir sama dengan panel
konfensional. Disinilah banyak konsumen yang 'kecewa' karena mendengar kalimat panel
ATS/AMF dengan PLC/Smart relay padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat
dilakukan panel tersebut tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).

Kemudian, pada BTS ini memiliki batera dan genset core atau yang memeiliki kapasitas besar
karena merupakan induk dari BTS. Pada ruangan shelter terdapat 48 biji dengan kapasitas 6 volt
200 Ah. Lalu intuk di ruangan transmisi ada 3 rectifier dengan 8 bank bank baterai satu bank ada
4 baterai@12 volt jadi satu bank 48 volt.

Selain itu, generator disini menggunakan 3 fasa yang daya rata-ratanya 60, 70, 70 A per-fasa
dengan kapasitas maksimum masing-masing fasa sebesar 80 A.

2. 4 Baterai
Definisi baterai adalah elemen (sel) sumber arus listrik searah. Alat untuk mengubah energi
kimia menjadi energi listrik. Baterai biasanya terdiri atas beberapa buah sel listrik. Jika dalam sel
listrik itu terjadi reaksi kimia, pada kedua elektronnya akan mempunyai beda potensial.

Baterai untuk BTS Telekomunikasi biasanya menggunakan baterai FA (Front Access). Baterai ini
modelnya lebih tipis dari baterai model baterai UPS (Uninteruptible Power Supply). Dan
terminal baterai ini terminal di depan sehingga gampang untuk koneksinya.

Baterai Power Kingdom tipe PK 12 100S adalah jenis baterai VRLA AGM dengan model
Front Access. Dan berikut ini merupakan baterai yang digunakan pada BTS yang kami kunjungi:

1. Batterai backup shelter, karena merupakan pusat maka kapasitas baterai 6V 48 unit
@200A
2. Batterai backup diruangan transmitter 12V 100 Ah, sebanyak 8 bank @1 bank 4 unit

2. 5 Grounding
Grounding Tower bts merupakan suatu usaha untuk melindungi suatu objek dari bahaya yang
diakibatkan petir, baik itu secara lansung maupun tak lansung. Alasannya agar tower
telekomunikasi dan juga kontrol room yang berhubungan dan berdekatan dengan menara
tersebut aman dari bahaya gangguan petir, Sering kali menara telekomunikasi meskipun telah
memiliki penangkal petir namun tetap saja mengalami gangguan. Dampak terhadap peralatan
elektronik dalam ruang kontrol dapat melalui konduksi melalui kabel ataupun metalic parts yang
terhubung dari tower BTS ke ruang kontrol. Selain itu dapat pula melalui induksi dari arus petir
yang menyambar tower BTS tersebut. Dampak induksi elektromagnetik petir dapat
berpengaruh dalam radius s/d 1 .000 meter dari pusat sambaran. Malah dalam beberapa kejadian
sambaran petir hebat dampak induski elektromagnetik dapat mencapai 2.000 meter ( 2km) dari
pusat sambaran.

Bila Grounding Tower Bts yang digunakan kurang baik maka yang terjadi biasanya,

1. AirTerminal Penangkal petir termasuk kabel down-conductor tidak berfungsi..

2. Kabel down konduktor tidak berfungsi optimal karena shielding (isolasi) kabel pecah,
atau konektor joint antara kabel down-conductor dan air terminal dibagian paling atas
tidak terhubung dengan baik karena rusak atau salah pasang.

3. Grounding yang tidak memadai atau kaki tower tidak memiliki grounding yang baik.

4. Perbedaan earth resistance ( ground resistance) antara kaki tower dan control room.

5. Belum terpasang Surge Arrester atau Penangkal Petir Internal dibagian in-coming line di
jaringan incoming line listrik, jaringan (kabel) data ataupun incoming kabel antenna.
Sehingga arus konduksi atau induksi elektromagnetik yang masuk dalam ruang kontrol
tidak ter-proteksi.

Di dalam kunjungan kami di BTS Cimahi, Grounding Tower BTS Yang digunakan telah
memenuhi standar IEC 62305 yaitu standar yang mengharuskan supaya petir yang mengenai
tower Bts harus < 1.

Biasanya cara yang digunakan untuk membentuk sebuah tameng atau perisai berupa konduktor
yang akan di mengambil alih sambaran petir yang sering di sebut groundwires(kawat tanah) pada
jaringan hantaran udara, dengan kedalaman rata-rata 5-10 meter tergantung dengan tanahnya,
bila tanahnya basah, kabel hanya dimasukan kedalam tanah dengan mainhole nya 2 meter dan
ujung kabelnya pada kedalamanan 5 mtr, harus semuanya sama alasannya supaya aliran listrik
setelah petir menyabar tower alirannya tidak kemana-mana. tetapi bila tanahnya kering, lebih dr
10 meter kedalamannya, dan dr narasumber juga pernah menerangkan ada juga penangkal petir
udah di kubur sampai 15 mtr tidak mendapatkan <1 .
2. 6 Maintenance
Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini
masih banyak orang yang menganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang
menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah
berbedah antara perawatan dan pemeliharaan.

Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Perawatan


Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari Pemeliharaan yaitu tindakan
yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan.
Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu
alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali.

Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan


dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat
mengalami kerusakan(perbaikan).

Macam-macam Pemeliharaan
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.

Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan
evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari
indikator-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan
pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih
dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang
beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.

Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan
pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut.

Contoh beberapa Maintenence pada BTS yang kami kunjungi, yaitu:

1. Pengecekan suhu ruangan pada shelter dan pada ruangan transmisi

2. Monitoring trafic, mencegah BTS Overload

3. Maintenance hanya berdasarkan pada keluhan di alat

4. Malfunction / kerusakan
Ketika suhu > 40 derajat maka semua perangkat automatic shutdown. Apabila overload,
perangkatBTS akan Hang. Pelanggana akan susah Call / Messaging. Cara mengatasinya adalah
menambah kapasitas yang dapat diambil dari BTS Overlay atau 3G.

Anda mungkin juga menyukai