Tugas Spi
Tugas Spi
di susun oleh :
Irvan Nugraha
170111080044
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayah yang telah diberikan-Nya, sehinggga penulis
kesulitan,namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya Laporan
pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan dan dinantikan oleh penulis untuk perbaikan
Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah S.W.T memberikan taufik dan
Billahitaufik Walhidayah
Irvan Nugraha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
kehidupan politik yang dilihat sebuah sistem dari suatu kegiatan dimana kegiatan
penelitian, dan untuk memandang kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan-
kegiatan yang saling berkaitan. Suatu sistem politik tidak hidup dalam suatu ruang
hampa dan senantiasa hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan ini dapat
dibedakan menjadi lingkungan domestik dan internasional. Salah satu sifat penting
sistem politik adalah kemampuannya untuk dibedakan dengan sistem lainnya, seperti
Pemahaman tentang struktur dan budaya politik memegang peran penting dalam
memahami kerangka kerja sistem politik. Sistem politik memerlukan badan-badan atau
struktur-struktur yang akan bekerja dalam sistem politik seperti parlemen, birokrasi,
badan peradilan, dan partai politik yang melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi
tertentu. Dalam suatu sistem politik, biasanya, terdapat fungsi yang hampir selalu ada,
para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh
teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral.
Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes
masuk kedalam system politik, baik yang berasal dari lingkungan domestik maupun
lingkungan internasional.
sebuah tawaran solusi. Dikatakan bahwasanya setiap sistem politik harus memiliki
Kemampuan ini dapat dilihat dari berbagai segi, salah satunya adalah jumlah
sumber yang masuk ke dalam sistem politik dari berbagai tingkatan – baik
berasal.
individu yang ada di dalam suatu sistem politik. Point ini biasanya dilakukan
penilaiannya terletak pada sejauh mana pola-pola tingkah laku dari pada
individu-individu yang ada beserta berbagai bidang di dalamnya dapat diatur oleh
suatu sistem politik.
diukur dari tingkat kepekaan sistem politik terhadap arus tuntutan, tekanan, atau
Dengan alat Bantu (tools) enam parameter kemampuan diatas, kita harus dapat
kita. Dan hal ini harus kita lakukan secara kasus-per kasus, kalaupun kita bisa
secara internasional.
system poltik.
3.1 Pembahasan
Sejak reformasi sistem politik Indonesia menunjukkan kinerja yang buruk. Hal ini
bisa dilihat dari rendahnya keseluruhan kapabilitas yang dimiliki oleh sistem politik,
material dan sumber daya manusia yang melimpah. Sekalipun Indonesia memiliki
sumber alam yang melimpah yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan
Sumber daya alam tetap menjadi monopoli kelompok masyarakat tertentu, dan
kemiskinan tetap menjadi persoalan yang tetap tidak pernah diselesaikan dari waktu ke
waktu. Buruknya kapabilitas ekstraktif di atas juga berimbas pada buruknya kapabilitas
yang semakin intensif dilakukan oleh pemerintahan SBY telah membuat ketimpangan
dan kesenjangan antara kelompok yang kaya dan kelompok yang miskin semakin
pelayanan kesehatan yang layak, sementara kelompok yang kaya dapat memilih jenis
Buruknya kapabilitas simbolik bisa dilihat dari perilaku elite politik yang tidak bisa
melakukan empati diri di tengah kemiskinan yang berlangsung akut. Para elite politik
tetap hidup dengan gaji dan gaya hidup yang sangat berlebihan, sementara pada waktu
yang sama, sebagian besar masyarakat hidup dalam serba kekurangan dan
dasarnya bukan hanya sistem politik yang semata-mata menyandarkan pada ada
tidaknya proses pemilihan pemimpin secara adil dan jujur, berlangsung secara reguler
Lebih dari itu, sistem politik demokrasi adalah sistem politik yang mempunyai
tingkat kepekaan dan tanggung jawab (accountability) terhadap masyarakat luas atau
warganegara. Dalam kenyataannya, sistem politik demokrasi yang muncul pada era
luas. Sistem politik masih tetap merepresentasikan dirinya sebagai sistem patrimonial
otoriter yang sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sistem politik Orde Baru.
Di sisi lain, pelembagaan politik melalui partai berlangsung sangat lamban. Partai
politik yang seharusnya menjadi media partisipasi, artikulasi, dan agregasi kepentingan
masyarakat luas, pada kenyataannya hanya menjadi alat meraih kekuasaan politik, dan
elite partai politik terlibat dalam konflik-konflik yang tidak produktif. Sementara itu,
kapabilitas regulatif sistem politik juga tidak kalah buruknya. Jika sistem politik dimaknai
sebagai semua interaksi yang mempengaruhi semua penggunaan paksaan fisik yang
sah, maka dapat dilihat bagaimana ketidakefektifan sistem politik dalam hal ini. Dalam
ibadah dapat dijadikan contoh dalam hal ini. Tentunya, kondisi seperti ini sangat buruk
hak miliknya dari tindakan kekerasan dan pengrusakan. Rendahnya kapabilitas regulatif
bisa dilihat pula dari ketidakmampuan sistem politik dalam mengadili para koruptor
kelas kakap dan para pelanggar HAM. Buruknya kapabilitas sistem politik tentunya
berimbas pada buruknya atau rendahnya kinerja sistem politik Indonesia. Hal ini
tentunya tidak bisa dilepaskan dari ketiadaan perubahan budaya politik yang
demokratis, tetapi tidak pada budaya politiknya. Budaya politik era reformasi tetap
masih bercorak patrimonial, berorentasi kepada kekuasaan dan kekayaan (power and
hidup bangsa dan negara dalam sebuah era globalisasi neoliberal. Untuk bisa survive,
dan sekaligus tidak menjadi pecundang (the looser), negara harus kuat dan tangguh
dalam pengertian memiliki power and wealth. Namun dalam kenyataannya, Indonesia
telah menjadi negara yang sangat lemah (a very weak state), padahal mempunyai
sumber daya alam yang sangat melimpah. Ini karena buruknya kinerja sistem politik
Chomsky, Indonesia bisa dimasukkan ke dalam apa yang disebutnya sebagai negara
Pada masa sekarang ini juga, sistem politik Indonesia Selalu saja ada perbedaan
Entah itu lembaga eksekutif, legislatife, bahkan yudikatif sekalipun. Entah itu di
Tentunya hal ini menjadi keprihatinan bagi kita semua yang merasakan adanya
ketidakadilan didalamnya, yang merasakan adanya penghambatan atas yang hak dan –
dapat ikut bergerak bersama harapan ‘reformasi’ dari masyarakat, dan menjadi motor
Kegagalan secara mekanik dari lembaga-lembaga politik yang ada jelas salah
pemanggilan Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan sebagai saksi yang
mengakibatkan tertundanya sidang perkara Harini Wijoso dan Pono Waluyo membuat
penolakan ketua majelis hakim Kresna Menon atas permohonan penuntut umum
corps untuk melindungi atasan. Selain itu, mereka mengecam indikasi intimidasi yang
dilakukan oleh salah satu hakim agung dalam proses pemanggilan hakim tindak pidana
korupsi (Tipikor).
dari logika kompetensi fungsi dan wewenang politik serta pengambil kebijakan (decision
maker), pada dasarnya adalah kegagalan setiap lembaga politik beserta individu-
BPD sekalipun. Ini Adalah kegagalan mereka dalam untuk bekerja di dalam sistem
Besarnya pengaruh kinerja lembaga-lembaga politik yang ada, - yang ada dalam
Ketika ada berbagai lembaga politik, yang tentunya sudah pasti berada dalam
suatu sistem politik tertentu, tidak bisa mngejewantahkan ciri-ciri ini menjadi gambaran
‘kecil’ dari kinerjanya maka sudah tentu akan hanya ada satu sintesis yang biasa kita
alamatkan padanya. Kegagalan. Kegagalan suatau sistem politik untuk bekerja secara
maksimal di tengah iklim dan harapan politik yang begitu kondusif, merupakan hal yang
patut disesali, walaupun sebenarnya bagi sebagian kalangan hal ini merupakan hal
keempat cirri-ciri tersebut. Dengan demikian permasalahan ini akan berdampak pada
kualitas serta kuantitas kinerja yang dapat dilakukannya dalam sistem politik tersebut.
Lihatlah peristiwa ’98 dimana Soeharto tidak mau menerima tuntutan dari mahasiswa
kala itu untuk turun sehingga akhirnya dia harus menyerah juga. gambaran noumena ini
adalah relaitas yang mudah ditemui di sekitar kita. Dalam berbagai tingkatan sistem
4.1 Kesimpulan
Di era pemerintahan SBY ini, sistem politik di Indonesia belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat rendahnya kapabilitas yang dimilki oleh
Buruknya kapabilitas simbolik bisa dilihat dari perilaku elit politik yang bisa
berlangsung sangat lambat partai poltik seharusnya menjadi media partisipasi, artikulasi
dan agregasi kepentingan luas tetapi kenyataanya hanya menjadi alat meraih
kekuasaan politik dan elit politik terlibat dalam konflik-konflik yang tidak produktif.
Juga, sistem politik Indonesia Selalu saja ada perbedaan antara harapan
4.2 Saran
Untuk dapat menjaga stsbilitas iklim politik di Indonesia ini perlu adanya
pertisipasi dari semua pihak. Dan untuk menjalankan system politik di Indonesia yang
baik dan benar perlu adanya kesadaran dari semua pihak terutama dari para elit politik
dan juga penerima wewenang atau stackholders untuk bisa menjalankan pemerintahan
yang baik dan transparan. Dengan tidak adanya peraktek korupsi kolusi dan nepotisme