My Proposal
My Proposal
OLEH
YULITA HABU
KUPANG
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi
Dalam penyelesaian proposal ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga
pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
Ibu Maria Ursula J. Mukin selaku Dosen mata kuliah Metodelogi penelitian pendidikan, yang
telah membimbing selama mata kuliah ini serta teman-teman yang selalu memberi masukan dan
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
DAFTAR LAMPIRAN . iv
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Mamfaat Penelitian . 4
E. Batasan Penelitian .. 5
F. Asumsi .5
G. Penjelasan Istilah . 6
A. Pembelajaran Fisika 7
B. Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif . 8
C. Model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) .. 17
D. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Head Together (NHT) . 20
E. Motivasi Belajar . 20
F. Prestasi Belajar 24
G. Mata Pelajaran Fisika ..28
H. Materi Pokok Usaha Dan Energi .29
I. Kerangka Berpikir 48
3
B. Tempat dan Waktu penelitian ...54
C. Subjek Penelitian ..54
D. Defenisi Operasional Variabel ..55
E. Perangkat Pembelajaran 55
F. Instrumen Penelitian .56
G. Teknik Pengumpulan Data57
H. Teknik Analisis Data.57
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah dasar bagi individu untuk melatih, membimbing,
membina, mengelola segala bakat dan kemampuan yang dimiliki untuk kehidupan di masa
depan. Untuk memperlancar kebutuhan akan pentingnya pendidikan, maka segala komponen
pendidikan terutama yang berkaitan dengan proses belajar mengajar harus mendapat
perhatian serius. Unsur utama yang harus diperhatikan adalah pendidik. Dimana kualitas atau
Untuk mendapatkan pendidik yang benar-benar bermutu membutuhkan waktu yang sangat
panjang. salah satu indikator kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi peserta didik.
Dalam suatu proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor penting yang
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didk. Peserta didik yang termotivasi
dengan baik dalam belajar akan meraih prestasi yang baik pula.
diri seseorang untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuannya.Dimana hal itu sangat
bergantung pada usaha, kemampuan dan kemauan dari individu itu sendiri. Indikator
motivasi belajar diantaranya: kemampuan peserta didik, setiap peserta didik memiliki
kemampuan membaca, memahami sehingga motivasi atau dorongan belajar yang ada pada
diri individu akan makin tinggi, untuk berbuat sesuatu untuk dapat mewujutkan tujuan yang
diinginkan.
5
1. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat
Prestasi belajar adalah hasil dari perubahan tingka laku yang dialami oleh subyek belajar
didalam suatu interaksi dengan lingkungan.permasalahan yang sering muncul adalah prestasi
belajar peserta didik yang belum mencapai hasil yang baik itu juga dipengaruhi oleh
lingkungan belajar peserta didik.Berdasarkan pengalaman penulis seorang peserta didik yang
tidak memiliki motivasi dalam belajar akan berakibat buruk terhadap prestasinya. Oleh
karena it motivasi dan prestasi peserta didik sangat dibutukan dalam proses belajar, karena
kurang adanya motivasi belajar peserta didik mengakibatkan prestasi yang kurang
memuaskan, karena segala sesuatunya itu dipaksakan maka akan berpengaruh terhadap hasil
yang diperoleh.
mencakup:
b. Ranah afektif (affective domain) menurut Surya, 1982; Barlow, 1985, mencakup:
6
Penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan sikap Ranah
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan dan menjamin
keterlibatkan semua siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Kooperatif tipe
Model pembelajaran ini merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam bekerja sama dengan orang lain, membuka kesempatan
kepada peserta didik berdiskusi, berdebat dan mengemukakan pendapat serta mendengarkan
Materi pokok Usaha dan energi merupakan salah satu materi fisika yang diajarkan pada
kelas XI sesuai dengan k13 cakupan materinya cukup luas oleh karena itu harus dikemas
dengan baik sehingga menjadi menyenangkan untuk dipelajari. Materi ini berhubungan erat
kehidupan peserta didik sehari-hari. Berada dalam kelompok belajar yang heterogen, peserta
didik diharapkan saling berinteraksi aktif dan saling membantu dalam memecahkan masalah
secara bersama-sama sehingga masalah yang rumit menjadi lebih mudah. Pengalaman
belajar yang dilakukan peserta didik dalam kelompok belajar dapat dipertanggung
berdasarkan penomoran (Numbered) yang dipanggil oleh guru dan peserta didik yang
7
bersangkutan mempertanggungjawabkannya untuk seluruh peserta didik dalam kelas.
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa model pembelajaran kooperatif tipe numbered
head together (NHT) dapat menerapkan motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang ingin diteliti adalah
bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik pada materi pokok usaha
NHT).
8
5. Bagaimana Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar dalam model
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian pendidikan ini adalah mendeskripsikan model
motivasi belajar prestasi belajar peserta didik pada materi pokok usaha dan energi kelas X1.
4. Mendeskripsikan Prestasi belajar siswa dalam kelas model pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran kooperatif tipe NHT materi pokok Energi dan Usaha pada peserta didik
9
D. Manfaat Penelitian
Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah
1. Untuk pendidik
NHT) peserta didik diharapkan saling berinteraksi aktif dan saling membantu
memecahkan masalah yang rumit menjadi lebih mudah pada materi pokok usaha
(NHT) peserta didik adanya kerja sama dalam kelompok belajar untuk mencapai
untuk mencapai tujuan penbelajaran khususnya pada materi pokok usaha dan
2. Untuk peneliti
3. Untuk sekolah
motivasi belajar dan prestasi belajar khususnya dalam pembelajaran fisika pada
10
a. Bagi LKPD Unwira penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem
E. Batasan penelitian
a. Penelitian ini hanya dibatasi pada materi pokok usaha dan energi
F. Asumsi
G. Penjelasan Istilah
1. Penerapan adalah penggunaan suatu model tertentu (model pembelajaran
11
tujuan belajar.
dicirikan oleh oleh struktur tugas yang sistematis dan terorganisir dalam dalam
a. Numbered (penomoran)
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor sesuai dengan
b. Head (berpikir)
c. Together (Bersama)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Fisika
Fisika adalah salah satu cabang dari sains yang mempelajari tentang kejadian
alam.
akan prinsip dan nilai-nilai fisika serta memantapkan berbagai konsep fisika pada anak
didik, membuat mereka mampu berpikir kritis dan menggunakan nalar mereka secara
efektif dan efisien serta menanamkan sikap ilmiah dalam diri mereka.
pada peserta didik atau siswa melalui interaksi pengajaran atau proses belajar mengajar
secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
B. Model Penbelajaran
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
13
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Joyce dan Weil, (1980) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
Joyce dan Weil, (1980:1) menyatakan model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memili model pembelajaran yang sesuai dan efisien
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang model pembelajaran dan para
Arends (Trianto, 2009: 25) menyatakan bahwa ada berbagai macam model
pembelajaran, sehingga tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara
yang lainnya. Hal ini dikarenakan masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan
baik, apabila diujicobakan untuk materi pelajaran tertentu. Oleh karena itu, keunggulan
model pembelajaran sangat bergantung pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
adalah suatu pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman memberikan arah dan
kerangka bagi guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain,
14
model pembelajaran mengarahkan guru dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
mudah menemukan dan memahami suatu konsep yang sulit jika mereka berdiskusi
dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam sebuah kelompok untuk
ketuntasan belajar.
mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Para peserta didik yang dibagi dalam klompok - kelompok kecil,
diarahkan untuk mempelajari materi yang disajikan oleh guru. Hal ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Sehingga sebagian besar kegiatan
pembelajaran yang dilakukan berpusat pada peserta didik dan guru hanya sebagai
fasilitator.
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
15
Tom V. Savage (1987:217) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
students work together in four member teams to master material initially presented by
the teacher. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem belajar dan bekerja dalam
Menurut Trianto (2009: 56), di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang yang sederajat
tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras dan satu sama lain saling
membantu.
mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task)
kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam
16
Menurut Sanjaya (2009:242) Pembelajaran kooperatif merupakan model
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda/heterogen. Salah satu strategi dari model
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta
Menurut Johnson & Hasan, (1996) ada empat unsur penting dalam strategi
17
b. Komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure)
kooperatif adalah sistem pengelompokan/tim kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta
didik yang sederajat, namun mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen) di mana satu sama lain saling
menyumbang pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara
individu maupun kelompok. Oleh karena itu, struktur intensif (incentive structure)
setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi
Menurut Roger & David Johnson (Lie, 2008) terdapat lima unsur penting
18
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota
kegiatan pembelajaran.
kerja sama mereka, agar selanjutnya bias bekerja sama dengan lebih
efektif.
tujuan.
berhadapan.
19
dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.
jelas; (2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar;
(3) Ketergantungan yang bersifat positif; (4) Interksi yang bersifat terbuka; (5)
Tanggung jawab individu; (6) Kelompok yang bersifat heterogen; (7) Intraksi
sikap dan perilaku sosial yang positif; (8) Tindak lanjut (follow up); dan (9)
peserta didik bekerja sama untuk belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab pada
kesuksesan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok
Johnson & Johnson (Trianto, 2009: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena
bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di
20
antara peserta didik dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan,
masalah.
Tujuan pembelajaran kooperatif meliputi tiga tujuan penting, yakni hasil belajar
prestasi peserta didik atau tugas-tugas hasil belajar akademis penting lainnya.
peserta didik, dan juga memberi keuntungan sosial baik pada peserta didik
tugas-tugas akademik.
Tujuan lain dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas
peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi yang
berbeda untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan
21
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada
keterampilan sosial penting untuk dimiliki oleh peserta didik, sebab saat ini
sosial.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Semua anggota tim (anggota
yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang sosial
yang berbeda.
22
didorong untuk sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
rendah.
Tabel 2.1
Langkah Langkah model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
memotivasi siswa siswa belajar.
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
Menyajikan informasi demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
Mengorganisasikan siswa ke membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
dalam kelompok-kelompok kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Belajar
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
Membimbing kelompok saat mereka mengerjakan tugas mereka.
bekerja dan belajar.
23
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
Fase 5
telah dipelajari atau masing-masing kelompok
Evaluasi
mempresentasekan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
Memberikan penghargaan maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber : Ibrahim, dkk (Trianto, 2009: 67)
salah satu dari beberapa tipe model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
sebuah varian diskusi kelompok yang lebih banyak membutuhkan keaktifan dari siswa.
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head
Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional. Struktur pembelajaran NHT menghendaki agar siswa bekerja
sama dan saling membantu menyelesaikan tugas dalam kelompok kecil yang
24
Anita Lie (2008: 59) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) juga mendorong siswa
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman
siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
memiliki ciri khas tersendiri dari tipe model pembelajaran kooperatif lainnya, di
mana guru hanya menunjuk seorang siswa dengan menyebutkan nomor yang
dengan hasil kerja kelompoknya. Dalam pembelajaran ini dapat dipastikan bahwa
seluruh siswa akan terlibat total dalam pembelajaran dan merupakan cara yang sangat
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki empat fase sebagai sintaks
seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT (Trianto,
2009: 82-83).
a. Fase-fase sebagai sintaks dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai
berikut:
1. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang
25
beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5.
Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya ataupun
berbentuk arahan.
jawaban kelompoknya.
4. Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
seluruh kelas.
jawaban atas pertanyaan. Dengan cara ini, para siswa akan menerima sebuah poin
yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran yang bersifat otoriter, dingin
tanpa humor. Ini berarti lingkungan berorientasi pada tugas dan member harapan
26
tinggi agar siswa mencapai hasil belajar yang baik. (Trianto, 2010:44).
5. Tidak ada murid yang mendominasidalam kelompok karena ada nomor yang
membatasi.
1. Teori Konstruktivisme
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
27
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide, Slavin (Trianto,2009: 28)
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi
untuk belajar. Menurut Nur (Trianto, 2009: 28), guru dapat memberi siswa anak
tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan
2. Teori Motivasi
satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika
kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka,
anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun
guna membuat kelompok mereka berhasil, dan yang lebih penting mendorong
28
akan memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial (seperti pujian dan
3. Teori Vygotsky
Menurutnya, proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas- tugas tersebut masih berada
daerah perkembangan seseorang pada saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi
mental yang lebh tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama
antar-individu (proses sosialisasi) sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu
yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahap- tahap awal
kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera
setelah anak mampu melakukannya. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat
4. Teori Kognitif
29
Menurut Nur (Trianto, 2009: 29) Perkembangan kognitif sebagian besar
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Piaget
lebih logis.
Teori ini menyatakan bahwa jika informasi ingin dipertahankan dalam memori,
orang yang belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif,
atau elaborasi. Salah satu cara yang paling efektif adalah menjelaskan
maupun yang diajar. Dalam hal ini siswa penerima penjelasan elaborasi
belajar lebih banyak dari mereka yang belajar sendiri, tetapi tidak sebanyak
G. Motivasi Belajar
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang
30
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik
akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan
mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental. Kekuatan mental
itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang Terkadang
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan dalam diri setiap individu
manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan merespon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
terdorong oleh adanya dari unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini
akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas maka dapat
31
dikatakan motivasi itu sbagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
kondisi tertentu,sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia suka
maka akan berusaha untuk meniadakan atau menggelakan perasaan tidak suka itu. Jadi
motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh
dalam diri seseorang.dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya pengerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Dikatakan keseluruhan, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-
Peranan yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah,
tetapi karena ia tidak tertarik,pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan
motivasi, kecuali karena paksaan atau sekarang seremonial. Seorang siswa yang
memiliki inteligensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan
motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini
maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab
mungkin mungkin guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
32
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/atau belajar. Jadi tugas
guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi
Menurut Hamzah Uno (2008) motivasi belajar adalah dorongan dan kekuatan
dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Dengan
kata lain motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang ada pada diri
seseorang sehingga seseorang mau melakukan aktivitas atau kegiatan belajar guna
Dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motivasi belajar terbagi menjadi dua,
yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi
yang sudah ada dalam diri seseorang, tidak memerlukan rangsangan dari luar. Adapun
motivasi ekstrisik adalah motivasi yang muncul karena memerlukan rangsangan dari
luar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan
kemampuan.
Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai suatu motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai karena mendapat dorongan dari luar
sehingga siswa dapat terlibat dalam aktivitas belajar atau menumbukan serta
motivasi ektrinsik tidak memiliki posisi yang penting bagi para siswa.
Menurut Dimyati (2003) motivasi merupakan salah satu factor seperti halnya
inteligensi dan hasil belajar yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam
motivasi belajar adalah daya penggerak yang ada dalam diri seseorang baik bersifat
33
intrinsic maupun ekstrinsik yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, memberi arah
dan menjamin kelangsungan belajar serta berperan dalam hal penumbuhan beberapa
Menurut Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa,
Dari keempat indicator di atas yang saya ambil itu adalah indicator ke 3 yaitu:
Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain. Agar mendapatkan hasil
belajar yang baik, seorang siswa haruslah mengutamakan belajar dari pada kegiatan
lain.
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan
dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan. Motivasi diperlukan dalam
H. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.
34
Menurut Cohen (1994), prestasi belajar siswa sangat bergantung pada jenis tugas
yang diterima oleh kelompok mereka dan cara kerja mereka menyelesaikan tugas
tersebut.
Menurut Suryabrata (2006: 297) menyatakan prestasi belajar sebagai nilai yang
merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan
pendidikan yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses pendidikan secara formal
(evaluation).
mencakup:
35
memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa memahami alam
sekitar.
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains.
Oleh karena itu, hakekat, fungsi, dan tujuan mata pelajaran fisika khususnya pada
tingkat SMP dapat ditinjau dan dipahami melalui pendidikan sains. Fisika sebagai
ilmu yang mempelajari fenomena alam, dan memberikan pelajaran yang baik
kepada manusia agar hidup selaras. Mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai
a. Usaha
Kata usaha atau kerja memiliki berbagai arti dalam percakapan sehari-hari.
Namun dalam fisika, usaha memiliki arti khusus yang memaparkan bagaimana sutau
gaya dikenakan pada benda sehingga benda tersebut berpindah. Ketika sebuah gaya
bekerja pada suatu benda sehingga menimbulkan perpindahan benda, dikatakan bahwa
gaya melakukan usaha pada benda tersebut. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 2.7 Sebuah gaya bekerja pada suatu benda sehingga menimbulkan
perpindahan benda
36
Jika gaya sebesar F yang dapat menyebabkan balok berpindah sejauh s terletak
pada sebuah garis lurus maka besarnya usaha W dapat dirumuskan sebagai berikut:
W=F.s
Usaha termasuk besaran skalar karena hanya mempunyai besar dan tidak
mempunyai arah. Usaha dala SI diukur dalam satuan N.m. Nama khusus untuk satuan
ini adalah joule (J). 1 J = 1 Nm dalam sistem cgs, usaha diukur dalam satuan erg (1erg
= 1 dyne.cm).
Gaya yang dikerahkan pada sebuah benda belum tentu dikatakan melakukan
usaha. Sebagai contoh, jika kita mendorong tembok ternyata tembok tersebut tidak
rubuh maka kita dikatakan tidak melakukan usaha. Karena tembok tidak bergerak
maka s = 0 sehingga W = 0
merupakan vektor. Menurut perkalian vektor (.), hasilnya harus berupa skalar.
Karena F(vektor) . s (vektor) menghasilkan skalar. Usaha yang dilakukan oleh gaya
W = .
W = . S
= F cos
W = F cos s
W = Fs cos
37
Gambar 2.8 Usaha oleh gaya F yang membentuk sudut terhadap perpindahan benda s
Perhatikan gambar 2.7 Vektor F dapat diuraikan menjadi dua komponen gaya
yang saling tegak lurus, yaitu komponen F cos yang searah dengan arah perpindahan
benda dan F sin yang tegak lurus dengan arah perpindahan. Ternyata hanya
komponen gaya yang searah dengan perpindahan yang mengahsilkan usaha, yaitu
a. = 00
W = F cos 00 s (cos 00 = 1)
W = Fs
38
b. = 900
Untuk = 900, arah gaya F tegak lurus dengan arah perpindahan sehingga
diperoleh
c. = 1800
W = F.s (-1)
W = - Fs
a. Usaha Oleh Beberapa Gaya
39
Gambar 2.10 Usaha oleh gaya-gaya searah
Sebuah meja didorong oleh dua orang dengan gaya yang arahnya sama. Dengan
adanya gaya-gaya tersebut benda berpindah sejauh s. Oleh karena gaya yang mengenai
meja terdiri atas gaya-gaya yang searah, maka besar gaya yang mengenai meja tersebut
adalah perpaduan (resultan) gaya yang segaris dari kedua gaya itu. Arah gaya
perpaduan sama dengan arah gaya-gaya penyusunnya. Bila gaya-gaya yang segaris
masing-masing F1 dan F2, usaha yang dilakukan oleh kedua anak itu adalah:
W = (F1 +F2) . s = W1 + W2
Jadi, usaha bersama yang dilakukan oleh dua buah gaya yang searah sama dengan
Perhatikan gambar!
A B
Misalnya gaya oleh kelompok A besarnya FA dan oleh kelompok B besarnya FB.
Tanda pada tambang berpindah ke kanan (searah dengan FB), bererti gaya yang
40
dilakukan oleh kelompok B lebih besar dari pada gaya yang dilakukan oleh
kelompok A. Dapat dituliskan FB > FA. Usaha total yang dilakukan oleh kedua
gaya adalah:
Jadi, usaha bersama yang dilakukan oleh dua buah gaya segaris yang arahnya
berlawanan sama dengan selisih usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap gaya itu.
Apabila dua gaya segaris yang berlawanan arah tersebut besarnya sama,kedua
a. Gaya konservatif
Apabila usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya ketika benda mulai bergerak
dari posisi awal hingga benda kembali lagi ke posisi awal sama dengan nol
Tinjau sebuah benda yang bergerak vertikal ke atas hingga mencapai ketinggian
maksimum lalu bergerak ke bawah menuju posisi semula. Ketika bergerak vertikal ke
41
atas sejauh h, gaya berat berlawanan arah dengan perpindahan benda. Karena
berlawanan arah dengan perpindahan benda maka gaya berat melakukan usaha negatif
pada benda.
W = w h cos (180o) = w h = m g h
semula sejauh h. Ketika bergerak ke bawah, gaya berat searah dengan perpindahan
benda. Karena searah dengan perpindahan maka gaya berat melakukan usaha positif.
W = w h cos (0o) = w h = m g h
Massa benda (m), percepatan gravitasi (g) dan ketinggian (h) sama karenanya usaha
yang dilakukan oleh gaya berat ketika benda mulai bergerak vertikal ke atas hingga
W=mghmgh
W=0
42
Tinjau sebuah pegas yang diletakkan horisontal. Jika ujung kanan pegas didorong
atau ditekan ke kiri maka pegas juga memberikan gaya dorong ke kanan. Anda dapat
membuktikan hal ini dengan menekan pegas. Misalnya pada ujung kanan pegas
ditempatkan sebuah benda lalu benda tersebut ditekan ke kiri. Setelah pegas
menyimpang, singkirkan tangan anda dari beban dan pegas. Pada saat tangan tidak lagi
menyentuh pegas, maka benda mendorong beban ke kanan. Ketika benda bergerak ke
kiri, arah gerakan benda berlawanan dengan arah gaya pegas. Karena berlawanan arah
W = k x2
Ketika benda bergerak ke kanan, arah gerakan atau perpindahan beban sama
dengan arah gaya pegas. Karena searah maka gaya pegas melakukan usaha positif.
W = k x2
Pegas yang digunakan sama sehingga konstanta pegas (k) sama. Simpangan pegas
juga sama. Karenanya usaha yang dilakukan oleh gaya berat ketika benda mulai
bergerak ke kiri sejauh x lalu kembali ke kanan sejauh x sama dengan nol.
W = k x2 - k x2
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat dan gaya pegas selama benda bergerak dari
posisi awal hingga benda kembali lagi ke posisi semula sama dengan nol. Apabila
usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya ketika benda mulai bergerak dari posisi awal
43
hingga benda kembali lagi ke posisi awal sama dengan nol maka gaya tersebut disebut
Apabila usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya ketika benda mulai bergerak
dari posisi awal hingga kembali lagi ke posisi semula tidak sama dengan nol
maka gaya tersebut dijuluki gaya tak konservatif. Berikut ini beberapa contoh
Tinjau sebuah benda yang didorong ke kanan lalu didorong lagi ke kiri. Ketika
bergerak atau berpindah ke kanan, arah perpindahan benda sama dengan arah gaya
dorong (F) dan berlawanan arah dengan gaya gesek kinetis (fk). Karena searah dengan
W=Fs
44
W = fk s
Ketika benda bergerak atau berpindah ke kiri, arah perpindahan benda sama dengan
arah gaya dorong dan berlawanan arah dengan gaya gesek kinetis. Karena searah
dengan perpindahan maka gaya dorong melakukan usaha positif pada benda.
W=Fs
W = fk s
Usaha yang dilakukan oleh gaya dorong dan gaya gesek kinetis pada benda ketika
benda mulai bergerak dari posisi awal hingga kembali lagi ke posisi awal adalah
W = 2 F s dan W = -2 fk s
Usaha yang dilakukan oleh gaya dorong dan gaya gesek kinetis selama benda mulai
bergerak dari posisi awal hingga benda kembali ke posisi semual tidak sama dengan
nol.
Apabila usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya ketika benda mulai bergerak dari posisi
awal hingga kembali lagi ke posisi semula tidak sama dengan nol maka gaya tersebut
45
Gambar 2.12 Usaha yang dilakukan bola untuk berpindah setinggi h
memerlukan energy
Sebuah bola berada di atas lantai. Bola tersebut kemudian digerakkan ke atas
dengan gaya F, akibatnya bola berpindah setinggi h. Hal ini berarti kita melakukan
usaha untuk memindahkan bola dari lantai sampai setinggi h. Ketika bola bergerak,
bola memiliki energi kinetik. Pada saat bola berada setinggi h, bola memiliki energi
potensial. Besarnya usaha yang diperlukan untuk memindahkan bola sama dengan
Ep = Ek = W =F.s
Jadi, dapat disimpulkan bahwa besarnya usaha sama dengan besarnya perubahan
c. Daya
46
b. Karena setiap besaran yang dibagi dengan selang waktu disebut laju, daya
c. Kerena usaha selalu muncul apabila terjadi perubahan bentuk energi, maka daya
juga didefenisikan sebagai laju perubahan energi dari satu bentuk kebentuk yang
lain.
. P = F.v (berlaku
P= P=
untuk GLB)
Keterangan
W = usaha (J)
s = perpindahan (meter)
v = kelajuan (m/s)
Satu watt (1 W) adalah besar daya ketika usaha satu joule dilakukan dalam
b. Energi
Gambar 2.1 Anak-anak yang sedang Gambar 2.2 Matahari sebagai sumber
berlari ini menggunakan energi utama sangat
banyak energi dibutuhkan bagi segala
47
kehidupan di bumi
Dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan kata energi dalam banyak
hal. Seorang anak yang berlarian dan bermain kesana kemari tanpa kenal lelah sering
kita katakana penuh dengan energi. Kita sering pula menyebut krisis energi bila
perubahan tersebut dapat terjadi dengan berbagai cara. Mobil yang melaju dapat
mengubah gerak mobil itu sendiri, orang atau benda-benda pada lintasannya. Energi
untuk menggerakan mobil ini berasal dari energi yang tersimpan dalam bensin yang
biasa disebut energi kimia. Seperti halnya energi kimia bensin yang dapat
secara lebih sederhana kita dapat mendefenisikan energi sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha. Defenisi sederhana ini tidak terlalu tepat untuk semau bentuk
energi.
1. SumberSumber Energi
Sumber energi yang paling utama adalah matahari. Sumber energi digolongkan
menjadi:
terus-menerus.
Contonya: energi angin, energi air, energi panas bumi, energi surya, tanah,
hutan.
48
Sumber energi yang jika sudah habis, maka tidak dapat diadakan kembali
Energi ini disebut juga energi konvensional (engeri fosil) karena berasal
a) Energi Kimia
Energi yang terkandung dalam bahan makanaan dan bahan bakar. Energi
kimia ini dapat digunakan untuk menggerakan mobil, pesawat terbang, dan
kereta api. Selain itu, aktivitas manusia dan binatang juga memerlukan
energi kimia.
b) Energi Listrik
c) Energi Bunyi
daerah sumber bunyi. Energi bunyi berasal dari benda-benda yang bergetar
49
d) Energi Panas
Energi panas dapat berasal dari batubara yang dibakar. Energi panas juga
e) Energi Cahaya
api dan lampu pijar. Energi cahaya dapat menimbulkan energi lain,
f) Energi Kinetik
Energi yang dimiliki oleh sebuah benda yang sedang bergerak. Sebuah
benda yang bergerak mempunyai energi kinetik atau tenaga karena bnda
Energi yang dimiliki oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari
permukaan bumi. Jika sebuah benda berada pada ketinggian tertentu di ats
Energi atom (nuklir) adalah energi yang terdapat dalam inti atom. Pada
reaksi atom (nuklir), inti atom pecah atau bergabung menjadi inti atom lain
(kalor).
50
3. Konsep Energi dan Perubahan Dalam Keseharian
bentuk yang lain. Alat atau benda yang malakukan konversi anergi adalah
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dengan kata lain, energi
yang dimiliki oleh benda selalu konstan (sama), meskipun terjadi perubahan
energi.
a). Pada titik tertingginya, energi b). Saat ia berayun menuju bagian
mekanik berupa energi potensial. terendah, ia semakin cepat dan
energi kinetiknya bertambah
karena ketinggiannya
berkurang, pada saat itu energi
potensialnya berkurang.
51
c). Saat ketinggian bertambah pada sisi d). Saat ia mencapai titik tertinggi dan
lainnya, ayunan mulai melambat dan bersiap-siap untuk mengayun lagi
kehilangan energi kenetikn. Saat pada arah sebaliknya energi
ketinggiannya bertambah, energi mekanik ayunan berupa energi
potensialnya juga bertambah. potensial.
kekekalan energi
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
sumbu y
52
Gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah beratnya sendiri yang besarnya
w = m.g dan gaya lain yang resultannnya sama dengan F. Kita akan
menentukan usaha yang dilakukan oleh gaya berat benda jika benda
Wgrav = F. s
Epgrav = m g h
Keterangan:
Apabila benda tersebut ditarik ke atas oleh gaya F dari ketinggian awal h 1
sampai mencapai ketinggian h2, maka usaha yang dilakukan oleh gaya F
adalah:
53
Gambar 2.5 Sebuah benda bermassa m yang bergerak ke atas sepanjang
sumbu y
W = Ep
W = Ep2 Ep1
W = m.g.h2 m.g.h1
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat bernilai negatif karena arah gaya
W = - (m.g.h2 m.g.h1)
Selain karena gravitasi, energi potensial juga dapat disebabkan oleh pegas
yang diregangkan atau ditekan. Jika gerak yang terjadi pada benda berupa
54
v=0
Em = Ep
Ek = Ep
Em = Ek
Sehingga:
Em = Ep
Sehingga:
Ek = Ep
Em = Ek
bagian itu. Makin cepat gerakan tangan, makin panas suhu tangan yang
kinetik pun bergantung pada massa benda. Makin besar massa benda,
Ek = mv2
Keterangan
dirumuskan;
Em = Ep + Ek
Em = mgh + mv2
56
K. Kerangka Berpikir
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
hipotesis.
pembelajaran, yaitu teori preskriptif (teori pembelajaran) dan teori deskriptif (teori
metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori
Teori deskriptif merupakan goal free, artinya teori ini dimaksudkan untuk
57
pembelajaran sebagai variabel yang diamati. Dengan kata lain, kondisi dan metode
pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil pembelajarn (efek dari interaksi antara
Teori preskriptif merupakan goal oriented, artinya teori ini dimaksudkan untuk
kondisi dan hasil pembelajaran sebagai givens, dan metode yang optimal ditetapkan
sebagai varibel yang diamati. Jadi, kondisi dan metode yang optimal untuk mencapai
yang dimati adalah hasil pembelajaran yang nyata (actual outcomes) dalam
pengertian probabilistik atau hasil pembelajaran yang mungkin muncul bisa jadi
bukan merupakan hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan kata lain, teori
di bawah kondisi tertentu. Dengan demikian, teori yang sesuai dengan tujuan
penelitian ini adalah teori preskriptif, yaitu untuk mencapai penerapan Model
58
. Berikut ini ditampilkan kerangka berpikir yang menggambarkan hubungan
preskriptif
Sintaks
belajar.
59
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
materi pokok Usaha dan Energi. Sedangkan aspek hasil pembelajaran, menekankan
pada hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang optimal. Model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu
tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Fase 1: Penomoran
4. Fase 4: Menjawab
Aspek motivasi belajar Motivasi belajar merupakan sebagai upaya daya upaya
60
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau
dilakukan.
(evaluation).
mencakup:
61
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dalam hal ini mendeskripsikan
indikator motivasi belajar dan prestasi belajar ketuntasan, motivasi belajar dan
prestasi belajar keterampilan kooperatif peserta didik, serta respon peserta didik
Penelitian ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat seperti yang tertulis
berikut ini.
1. Tempat Penelitan
2. Waktu penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru (peneliti) dan peserta didik Kelas XI
SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2016/2017. Teknik yang digunakan dalam
memilih subyek penelitian peserta didik Kelas XI SMA Negeri 2 Kupang adalah
motivasi belajar dan prestasi belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar yang
62
diperoleh peserta didik, serta respon peserta didik yang mengikuti kegiatan
Ada beberapa defenisi operasional variabel yang terdapat pada penelitian ini,
sebagai berikut:
3. Motivasi siswa dalam kelas adalah skor yang diperoleh siswa selama kegiatan
perbandingan dari skor Tes Prestasi Belajar (TPB) yang diperoleh setiap siswa
merupakan perbandingan antara nilai motivasi dan nilai prestasi belajar yang
pembelajaran kooperatif tipe NHT materi pokok Energi dan Usaha pada
peserta didik kelas SMP Negeri 2 wasta Kupang Tahun Ajaran 2016/2017.
63
E. Perangkat Pembelajaran
sebagai berikut:
1. Silabus
5. Tes Motivasi Belajar (TMB) dan Prestasi Belajar (TPB) dan Kisi-kisi Tes
F. Instrumen Penelitian
berikut:
64
kegiatan inti, (guru menyampaikan informasi, guru mengorganisasikan
memberikan penghargaan).
motivasi belajar, tes motivasi belajar, kuis. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar
2. Tes Motivasi
dan analisis).
65
meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup,
G. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai
berikut:
pembelajaran NHT.
1. Analisis Deskriptif
Pengelolaan Pembelajaran
Rentang Keterangan
skor
66
proses pembelajaran tidak sesusai dengan
disiapkan
Sumber: Borich
sp1 sp 2
x
2
Keterangan:
67
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu:
Precentage Of Agreement =
(1 ) 100%
+
Keterangan:
reliabilitas 0,75.
berikut:
PTMB =
Keterangan:
PTMB =
68
Keterangan:
T : Skor maksimum
R A RB
IS =
T
Keterangan:
berikut:
PTPB =
Keterangan:
69
Keterangan:
T : Skor maksimum
R A RB
IS =
T
Keterangan:
lembar isian respon peserta didik. Respon peserta didik dikatakan positif
jika rata-rata dari setiap aspek penilaian lebih dari 80% berada dalam
persamaan :
P = 100%
70
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Manova
yang dibandingkan berasal dari satu variable terikat (Y), pada manova
varian yang dibandingkan lebih dari satu variable terikat (Y). Uji
b. Uji Hipotesis
71
DAFTAR PUSTAKA
Aksara
Cunayah, Cucun, dkk. 2013. Bank Soal untuk SMA/MA. Bandung:Yrama Widya
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta CV
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2012. Konsep dan Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama
Husamah & Setyanigrum Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi
Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Johnson, David W, dkk. 2012. Colaborative Learning Strategi Pembelajaran untuk Sukses
Bersama. Bandung: Nusa Media
72
Kamajaya. 2013. Fisika untuk Kelas X SMA Kelompok Peminatan dan Ilmu-ilmu Alam.
Bandung: Grafindo
Kurinasih, Imas & Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena
Mulyasa. 2010. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
M. Sardiman, A. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada,
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada
Press
Shoimin, Aris. 2016. Media Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar-Ruzz
Media,
Taniredja, Tukiran, dkk. 2015. Model-Model Pembelajaran Inofatif Dan Efektif. Bandung:
Alfabeta
Husdarta, H.JS, dkk. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.
Bandung: Alfabeta
73
Sutirman. 2013. Media & Model Pembelajaran Inovatif Edisi Pertama. Yogyakarta: Graham
Ilmu
Silvia Manuhutu. (2015). Analisis motivasi belajar siswa. Jurnal pendidikan UM Metro, 3 (1),
104-115.
Damar Retnaningsih. (2016). Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model NHT. Jurnal
Pendidikan Guru, Edisi 19,1(798).
Wahyuni Tri Lestari, Budi Utami, Mohammad Masykuri. (2014). penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Jurnal Pendidikan, 3 (2). .
Siti Suprihatin. (2015). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Promosi, , 3 (1), 73-82.
Tiara Ernita, Fatimah, Rabiatul Adawiah. (2016). Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, 6
(11).
U.A. Deta, Suparmi, S. Widha. (2013). Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 9, 28-34.
74