PENDAHULUAN
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian
besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993).
Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap.
Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang
berllangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun,
yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener
et al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a) dsan dapat berlangsung dalam waktu lama
Pengetahuan menyeluruh tenytang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium
adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan
bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah
menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2002/2003 adalah sebesar 307/100 ribu
kelahiran hidup (SDKI, 2002/2003). Angka tersebut telah mengalami penurunan pada tahun
2005 menjadi 290,8/ 100 ribu kelahiran hidup (Depatemen Kesehatan RI, 2005). Pada tahun
2006 AKI berjumlah 266/100.000 kelahiran hidup. Sementara target yang diharapkan pada
tahun 2010 adalah angka kematian ibu (AKI) menjadi 125/100.000 kelahiran hidup melalui
pelaksanaan Making Pregnancy Safer (MPS) dengan salah satu pesan kunci yaitu setiap
komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat (Depkes RI, 2007).
Salah satu upaya yang dikembangkan oleh Depkes RI dalam rangka mengurangi angka
kesakitan, resiko tinggi, kematian maternal dan neonatal adalah dengan mengupayakan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Dengan ibu hamil mengetahui tentang bahaya yang dapat ditimbulkan pada masa
nifas seperti perdarahan pada jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, bengkak di muka tangan
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2005 bahwa faktor penyebab terjadinya
kematian ibu di Lampung berturut-turut disebabkan karena perdarahan (36%), eklampsia atau
keracunan kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil
sebelum atau sesudah persalinan/nifas (24%) dan infeksi (11%) (Dinkes Provinsi Lampung,
2006).
Dari perolehan data di Dinas Kesehatan Tulang Bawang diketahui bahwa pada tahun 2005
jumlah sasaran ibu hamil di Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 17.992 orang, sasaran ibu
bersalin 17.107 orang, cakupan ibu hamil 9.586, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
12.039 dan cakupan persalinan oleh dukun sebanyak 4.253 persalinan. Tahun 2006 jumlah
sasaran ibu hamil sebanyak 19.574 orang, sasaran ibu bersalin 18.684 orang, cakupan ibu
hamil 12.588, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 11.824 dan cakupan persalinan oleh
dukun sebanyak 6.860 persalinan sedangkan pada tahun 2007 jumlah sasaran ibu hamil di
Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 17.992 orang, sasaran ibu bersalin 17.107 orang,
cakupan ibu hamil 17.105, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 12.285 dan cakupan
Menurut data yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Panaragan Jaya diketahui bahwa pada
tahun 2005 jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 1004 orang, sasaran ibu bersalin 986 orang,
cakupan ibu hamil 790, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 566 dan cakupan
persalinan oleh dukun sebanyak 106 persalinan. Tahun 2006 jumlah sasaran ibu hamil
sebanyak 983 orang, sasaran ibu bersalin 938 orang, cakupan ibu hamil 787 cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan 566 dan cakupan persalinan oleh dukun sebanyak 106
persalinan sedangkan pada tahun 2007 jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 976 orang, sasaran
ibu bersalin 932 orang, cakupan ibu hamil 848, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 583
Dari data PWS KIA (Persalinan dan Bufas) tahun 2007 di Wilayah Kerja Puskesmas
Panaragan Jaya diperoleh jumlah sasaran ibu bersalin sebanyak 932 orang, dari jumlah
tersebut diketahui pula jumlah ibu nifas yang memiliki buku KIA baru mencapai 437 orang
(46,88%) sedangkan sisanya 495 (53,11%) belum mempunyai buku KIA, sementara jumlah
ibu hamil yang tidak mengetahui tentang apa saja yang harus dilakukan saat hamil seperti
melakukan kunjungan K1 K4 sebanyak 181 orang (18,54%) dan jumlah ibu hamil yang
belum mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan dan demam tinggi
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan buku catatan dan informasi tentang
kesehatan ibu dan anak yang terdapat gabungan beberapa kartu kesehatan dan kumpulan
berbagai materi penyuluhan KIA. Buku KIA sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga karena
bisa memberikan informasi lengkap tentang kesehatan ibu dan anak, mengetahui adanya
resiko tinggi kehamilan dan nifas serta dapat menghindari dari terjadinya perdarahan pada
jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, bengkak di muka tangan dan kaki, sakit kepala dan
Hasil pre penelitian yang peneliti lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ pada minggu
pertama dan kedua bulan Januari didapatkan sebanyak 12 orang ibu nifas yang memeriksakan
dirinya. Dari 12 orang ibu nifas tersebut 6 orang (50%) diantaranya sudah memiliki buku
KIA, namun masih mengalami bengkak di muka, tangan dan kaki, 4 orang lainnya (33,33%)
belum memiliki buku KIA dan mengatakan pernah mengalami demam selama 2-3 hari,
sedangkan sisanya 2 orang (16,67%) mengatakan memiliki buku KIA, namun belum
memanfaatkannya serta tidak pernah mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin timbul dari
masa nifas.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, peneliti sangat tertarik untuk
meneliti tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mendeskripsikan data yang merupakan identifikasi
masalah, yaitu:
1. Diketahui ibu nifas yang sudah punya buku KIA berjumlah 437 orang (46,88%)
sedangkan 495 orang ibu nifas (53,11%) belum mempunyai buku KIA.
2. Diketahui jumlah ibu hamil yang belum mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas seperti perdarahan dan demam tinggi sebanyak 169 orang (61,45%).
3. Didapatkan 6 dari 12 orang ibu nifas (50%) sudah memiliki buku KIA, namun masih
4. Sebanyak 4 dari 12 orang ibu nifas (33,33%) belum memiliki buku KIA dan
5. Diketahui bahwa 2 dari 12 orang ibu nifas (16,67%) mengatakan memiliki buku KIA,
namun belum memanfaatkannya serta tidak pernah mengalami bahaya-bahaya yang mungkin
1.3.1 Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak ibu nifas yang belum punya punya buku
KIA dan belum mengerti tentang buku KIA selain itu belum diketahuinya pengetahuan ibu
nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam pemanfaatan Buku KIA di ZZZ Tahun
2008
1.3.2 Permasalahan
1.3.2.1 Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
dalam pemanfaatan buku KIA berdasarkan tindakan ibu pada masa nifas?
1.3.2.2 Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas dalam
1.3.2.3 Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
dalam pemanfaatan buku KIA berdasarkan tanda-tanda bahaya pada masa nifas?
1.3.2.4 Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya
nifas dalam pemanfaatan buku KIA berdasarkan tindakan ibu pada masa nifas.
1.4.2.2 Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa
nifas dalam pemanfaatan buku KIA berdasarkan menjaga kesehatan pada masa nifas.
1.4.2.3 Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa
nifas dalam pemanfaatan buku KIA berdasarkan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
1.4.2.4 Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibu nifas tentang
pentingnya pemanfaatan Buku KIA agar dapat mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas.
Sebagai bahan awal dalam melakukan penelitian selanjutnya dalam mengetahui pengetahuan
ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam pemanfaatan buku KIA, sehingga
pengetahuan dan wawasan dalam bidang penelitian serta sebagai penerapan ilmu yang telah
Puskesmas
1.6.3 Obyek Penelitian : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa
Landasan Teori
A. Definisi Nifas
Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-
fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-
proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor, termasuk tingkat energi,
tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan perawatan serta dorongan
ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawatan yang
pemulihan.
a. Afterpains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap
kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan sering
menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri
setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu
teregang (misalnya pada bayi besar dsan kembar). Menyusui dan oksitoksin tambahan
biasnya sering meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
b. Topangan Otot Panggul
Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cidera sewaktu meahirkan dan
masalah ginekologi dapat timbul di kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul
yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam
bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan
terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas,, uretra, kandung kemih, dan rectum.
c. Abdomen
Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks.
sebelum hamil. Pengembalian tonus otot bergantung pada kondisi tonus sebelum
hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu
dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar,
menetap, defek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi penanganan melalui
Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi
perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan
baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat
jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih lanjut
(atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih
biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.
e. Rongga Panggul
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.
Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama
akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur
minggu
3. remote puerperium
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu hamil atau waktu
involusi uterius adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau
uterius dan jalan lahir setelah bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil.proses
involusi terjadi karena adanya proses autolisis aktifitas otot-otot dan iskhemia dimana protein
2.Lokhea
Lokhea adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta dan
keluar melalui fagina .Lokhea di bedakan sesuai tingkat penyembuhan luka yaitu:
a.LokheaRubra
Lokhea ini berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak mengandung darah segar
meconium.pengeluarannya segera setelah persalinan sampai 2hari post partum jumlah makin
sedikit.
b.lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma
c.Lokhea serosa
Lekhea ini berwarnah kuning kecoklatan atau serum,pengeluarnnya pada hari 7-14 post
Partum.
d Lokhea Alba
berupacairan putih kekuningan pengeluran Setelah 2 minggu hari port partum kadang-kadang
Bila lokhea tetap berwarna merah setelah2 minggu post partum kemungkinantertinggal sisa
laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI.fisiologi laktasi itu sendiri adalah
meningkat.hisapan bayi pada putting susu memacu atau merangsang kelenjar hipofise
anterior untuk mempruduksi atau melepaskan proklatin sehingga terjadi sekreksi ASI
-Faktor istirahat
-Obat-obatan
-Psikologi
-Suhu badan
-Rasa nyeri
-urine
-Darah
-Defekasi
a.fisik
b. psikologi
Distres waktu persalinan segera di stabilkan dengan sikap badan atau keluarga yang
d.Psikososial
1.Phase taking in atau tahap tergantungan Terjadi pada hari 1-2 post partum,perhatian ibu
bayinya bukan berarti tidak memperhatikan.Dalam phase ini yang diperlukan ibu adalah
2. Phase Taking Hold Phase ini berlangsung sampai kira-kira 10 hari.Ibu berusaha mandiri
bayinya,timbul kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu melakukan
perawatan.Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi bagi ibu muda
atau primipara karena pada phase ini seiring dengan terjadinya post partum blues.
3. Fase letting Go atau saling ketergantungan dimulai sekarang minggu ke 5-6 pasca
kelahiran.Tubuh ibu telah sembuh,secara fisik ibu mampun menerima tanggung jawab
normaldan tidak lagi menerima peran sakit.Kegiatan seksualnya telah dilakukan kembali
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan
infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada
semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
1. Infeksi Lokal
2. Terjadi penanahan.
2. Infeksi General
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang
biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada
putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah
melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada
kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani
menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras,
nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok
disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan
naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI
B. Penyebab
1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis
D. Pencegahan
4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan
post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan
penyakit infeksi.
2.5.3. Terjadinya Infeksi Masa Nifas
1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai
4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih
dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
mioma uteri.
2. Berwarna putih.
1. Bendungan ASI
melahirkan.
kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat
terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan
biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset
yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah
suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja
menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi
Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja
yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan
bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset
suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu
primipara
1. Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah gejala pascapartum jangka panjang yang sering terjadi.
Mekanisme yang menghasilkan nyeri punggung yang dihipotesis oleh beberapa ahli
peneliti adalah ketegangan postural pada system musculoskeletal akibat posisi pada
Sakit kepala jangka pendek yang timbul setelah persalinan terjadi selama minggu
pertama pascapartum dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan
menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan memengaruhi aktivitas.
Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau
spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah
1. Rasa Nyaman
umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan sampai pembesaran payudara. Intervensi
mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim. Intervensi lain yang bisa
diberikan adalah dengan pemberian obat analgesik. Bila wanita mengeluh tentang
atau tidur.
2. Istirahat
tindakan lain yang dapat memberi kenikmatan selama beberapa malam pertama
setelah melahirkan.
3. Ambulasi
Intervensi ini bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan sikap ibu dalam pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan buku KIA.
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Dasan Tereng wilayah kerja Puskesmas
1. pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan buku KIA di Desa Dasan
2. Tersedianya Data tentang pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan buku
KIA.
b. Waktu Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti.
(Nursalam, 2008).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang memiliki bayi usia 0 6 bulan
yang berada di Desa Dasan tereng Wilayah Kerja Puskesmas Narmada yaitu sebanyak
329 orang.
Sampel adalah Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah ibu menyusui yang mempunyai
3. Kriteria Sampel
a) Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
3) Semua ibu yang ingin tahu pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan
b.) Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel.
menunggu ibu-ibu yang pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan buku
a) Data Primer
yaitu data yang dikunmpulkan oleh peneliti itu sendiri yang meliputi :
2) Tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap pengetahuan tanda bahaya ibu
b) Data Skunder
yaitu data yang sudah tersedia. Data sekunder meliputi gambaran lokasi
penelitian.
a) Data Primer
3).Sikap ibu terhadap pengetahuan tanda bahaya ibu nifas sesuai dengan buku
kuisioner.
E. Pengolahan dan Analisis Data
a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.
salah dan memperjelas data yang diperoleh dari pengumpulan data pada waktu
penelitian.
b. Coding yaitu memberikan kode angka terhadap data yang terdiri atas beberapa
berdasarkan jawaban responden dimana pada kuisioner kali ini jawaban benar
menggunakan master tabel menurut sifat dan katagorinya yang berupa tabel
distribusi frekwensi.
e. Entry yaitu upaya untuk memasukkan data kedalam media agar peneliti mudah
penelitian ini tehnik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif atau
2008).
a) Pengetahuan
Pada penelitian ini, peneliti mentabulasi data yang didapat kemudian dihitung
Persentase yang sudah dihitung pada pengolahan data disajikan dalam bentuk
Jumlah soal
responden 76100
b. Pengetahuan Cukup : Bila pertanyaan di jawab dengan benar oleh
responden 56-75%
responden < 55 %
b) Sikap
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi jawaban untuk
= 2 ,SS =1. Adapun cara penghitungan data sikap dengan rumus sebagai berikut
X X
T 50 10
S
suatu yang di definisikan tersebut (Nursalam, 2008). Definisi operasional ini dibuat
N
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Nilai Ukur
o Skala
mean data