PENDAHULUAN
1
perancangan pabrik tersebut untuk di tempatkan pada lokasi yang telah dipilih
pemilik perusahaan.
1. Laporan ini lebih menekankan pada tahap analisis dan evaluasi dari tahap-tahap
kelayakan pabrik.
2. Analisis dilakukan dari referensi-referensi yang ada.
3. Penelitian dilakukan pada PT. Meubel Jaya
4. Estimasi biaya dilakukan dengan dua cara. Pertama, biaya diestimasikan
berdasarkan referensi-referensi yang ada. Kedua, biaya diasumsikan oleh penulis
sendiri.
2
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci serta menjaga agar alur
penulisan sistematis, maka sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, pokok permasalahan, tujuan
penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang data produksi dan segmentasi pasar yang dipilih oleh
PT. Meubel Jaya agar dapat bersaing dengan baik.
BAB III ANALISIS ASPEK PEMASARAN
3
BAB II
ANALISIS PRODUK
Meja komputer adalah salah satu alat pendukung alat elektronik komputer.
Alat ini mempunyai kegunaan utama untuk meletakkan komputer. Biasanya
konsumen yang meggunakan komputer juga membutuhkan meja komputer
sebagai tempatnya. Meja komputer terdiri dari beberapa bagian yaitu tempat untuk
meletakkan CPU, keyboard, monitor, dan perangkat komputer lainnya. Harga
yang kami tawarkan untuk produk meja komputer berkisar 600.000 rupiah.
Meja komputer yang kami tawarkan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.
4
Gambar 2.2 Assembly Komponen Meja Komputer
5
19 Meja 1 Kayu Make
20 Meja assy 1 Kayu Make
21 Rak laci assy 1 Kayu Make
22 Laci keyboard 1 Kayu Make
6
BAB III
ANALISIS PASAR
7
3.1.2 Analisis Makro
Analisis makro dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan
kondisi secara luas yang berpengaruh terhadap kelayakan dari investasi yang
akan dilakukan. Factor-faktor tersebut tidak berpengaruh secara langsung pada
sector dimana investasi akan dilakukan, namun pengaruhnya bersifat jangka
panjang dan merupakan pengaruh yang lemah. Factor-faktor tersebut antara
lain :
1. Demografi
Tren Demografi yang terbentuk sangat andal digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan jangka pendek dan menengah. Ada masalah bagi
perusahaan yang tiba-tiba terkejut karena perkembangan demografi.
kekuatan demografi utama yang selalu dipantau Marketer adalah populasi,
karena orang membentuk pasar. Para marketer benar-benar tertarik pada
besarnya jumlah penduduk dan angka pertumbuhan penduduk di kota,
bauran umur populasi, etnis dan pasar lain, kelompok pendidikan, pola
rumah tangga, pergeseran geografis dan populasi. Demografi adalah uraian
tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan
migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran
geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah.
Semakin banyaknya jumlah penduduk yang konsumtif, maka juga akan
berdampak positif terhadap permintaan akan meja komputer.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan akan
suatu produk. Daya beli dari masyarakat tergantung pada kondisi ekonomi
dari masyarakat itu sendiri. Pengaruh perubahan pola permintaan
masyarakat terhadap suatu produk, ketersediaan modal, laju inflasi, dan
volume neraca perdagangan serta neraca pembayaran terhadap masing-
masing industri memang akan berbeda-beda. Semakin meningkatnya
kekuatan ekonomi di Indonesia, dapat memberikan pengaruh poitif terhadap
daya beli masyarakat akan produk meja komputer. Daya beli masyarakat
8
akan komputer yang semakin besar juga akan berdampak pada kebutuhan
akan meja komputer.
3. Teknologi
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini telah banyak
mengalami perubahan. Perubahan teknologi yang cepat akan mempengaruhi
secara signifikan dari perkembangan dalam dunia bisnis, sehingga sering
kali strategi yang dipilih sebelumnya tidak memadai lagi, oleh karena itu
pemilihan dan penentuan strategi baru diperlukan bagi perusahaan agar
lebih kompetitif guna bersaing di pasar saat ini. Faktor teknologi merupakan
kompetensi perusahaan dalam memanfaatkan segala potensi teknologi yang
dimiliki guna merespon dan memenuhi tuntutan bisnis serta mewujudkan
inovasi. Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia
yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi
berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).
Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi,yaitu science dan
engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Semakin berkembangnya teknologi saat ini, kebutuhan
masyarakatpun semakin beragam. Alat-alat elektronik yang mendukung
atau mempermudah pekerjaan manusia juga semakin berkembang.
4. Alam
Kondisi alam juga memberikan pengaruh dalam merancang strategi
perusahaan. Dalam menghasilkan suatu produk, pasti membutuhkan bahan
baku yang juga berasal dari alam. Apabila alam tidak dijaga dengan baik,
maka jumlah sumber daya alam yang tersediapun akan semakin berkurang
akibat kondisi alam yang rusak. Pabrik ini sangat bergantung sekali dengan
ketersediaan sumber daya alam karena bahan baku utamanya adalah kayu.
Jika penebangan hutan semakin banyak dan tidak dilakukan reboisasi, maka
bahan baku kayu juga akan semakin sulit didapatkan.
5. Pemerintah
9
Pemerintah juga memiliki peran dalam menyampaikan produk ke
konsumen. Peran pemerintah antara lain melalui kebijakan-kebijakan yang
dibuat untuk jalannya perindustrian. Konsekuensi logis yang muncul
kemudian adalah bahwa sector pemerintah juga mempunyai andil yang
cukup besar dala upaya penentuan pilihan strategi pemasaran. Peran
pemerintah sangat dominan dalam kaitannya dengan penciptaan
kesempatan dan sekaligus ancaman terhadap kelangsungan bisnis. Beberapa
hal yang mungkin dapat dianggap sebagai kesempatan bisnis yang
ditimbulkan dari sector pemerintah antara lain:
10
b. Faktor Perilaku
Didasarkan pada kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari konsumen,
tingkat pemakaian, kesetiaan konsumen terhadap produk, juga sikap
konsumen terhadap produk.
Konsumen memandang seberapa penting manfaat produk meja computer
ini untuk mereka.
3.2.3 Positioning
Positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk/merek/nama anda mengandung arti tertentu yang
dalam berbagai segi mencerminkan keungggulan terhadap
produk/merek/nama/ lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Posisi produk
sangat bagus dipasaran, yang dibutuhkan hanyalah marketing dan teknik
11
lobbying yang bagus dalam meyakinkan pasar diantaranya pengguna
komputer untuk menggunakan produk ini:
Meja komputer hasil produksi pabrik mempunyai merk yang mudah
diingat oleh konsumen sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mengenal produk ini.
Penjualan meja komputer pabrik ini tidak hanya di toko saja, namun
juga dilakukan secara online sehingga memudahkan konsumen dalam
pemesanan.
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 99 106 103 116 98 113 108 99 113 124 126 127
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 127 128 129 129 130 131 131 132 133 133 134 135
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 135 136 137 137 138 139 139 140 141 141 133 128
12
BAB IV
ANALISIS TEKNIS DAN OPERASIONAL
Penahan Meja Assy Bagian kanan laci Bagian depan laci Bagian belakang Bagian dasar laci Bagian depan laci
Meja (1) Kaki Meja Assy (2) Penyekat Meja Sekat Vertikal Penahan Laci Bagian kiri laci (1) Rel assy (2) Bagian dasar laci
(1) (1) assy (1) laci (1) (1) keyboard (1)
(1) (1) (1) keyboard (1)
13
16 Penyekat meja 1 Kayu Make
17 Sisi meja samping 2 Kayu Make
18 Penahan meja assy 1 Kayu Make
19 Meja 1 Kayu Make
20 Meja assy 1 Kayu Make
21 Rak laci assy 1 Kayu Make
22 Laci keyboard 1 Kayu Make
14
Gambar 4.3 Meja Sisi Samping
15
Gambar 4.5 Sekat Meja Horizontal Laci
f. Atas Meja
Panjang 1500 mm
Lebar 500 mm
Tinggi 20 mm
16
Gambar 4.7 Atas Meja
g. Dasar Rak
Panjang 650 mm
Lebar 360 mm
Tinggi 10 mm
17
Gambar 4.9 Rak Sisi Depan
18
Gambar 4.11 Sisi dasar keyboard
19
4.1.1 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Thinner Rel Bagian penutup laci Bagian dasar laci
Bagian belakang laci Bagian Samping kanan
keyboard keyboard Bagian dasar laci Bagian samping kiri laci Bagian depan laci Lem Bagian penutup meja Lem Bagian sekat vertikal Lem Baut Bagian penahan laci Lem Bagian penyekat meja Lem Baut Bagian kaki meja Bagian penahan meja
Laci
Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran
70 x 40 x 2 cm 70 x 36 x 1 cm 65 x 36 x 2 cm 65 x 19 x 2 cm 65 x 19 x 2 cm 40 x 19 x 1 cm 65 x 19 x 2 cm
Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran,
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 Mengukur ukuran 150 Mengukur ukuran 56 Mengukur ukuran 65 Mengukur ukuran 77 Mengukur ukuran 90 cm Mengukur ukuran 65
pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu cm x 50 cm x 2 cm cm x 40 cm x 1 cm cm x 40 cm x 1 cm cm x 40 cm x 1 cm x 40 cm x 1,5 cm cm x 40 cm x 1 cm
3 1 2,5 1 3 1 3 1 3,5 1 3 1
Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil,
kayu kayu kayu kayu kayu kayu
Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai
4 4 4 4 4 3,5 4
ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai
2 2 2 2 2 2 2 Memotong sesuai
Circ. saw Circ. saw Circ. saw ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran
Circ. saw Circ. saw Circ. saw Circ. saw 5 2 ukuran 4 2 4 2 4,5 2
4 2 4 2
Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw
Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar
17 4 17 4 17 4 Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar
Kuas, cat Kuas, cat 17 4 Kuas, cat Kuas, cat 17 4 Kuas, cat 14 4 Kuas, cat 17 4 Kuas, cat
warna natural warna natural warna natural 20 4 16 4 17 4 17 4 18 4 17 4
warna natural warna natural warna natural warna natural Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna
natural natural natural natural natural natural
Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir
17 5 Kuas, cat 17 5 Kuas, cat Kuas, cat 17 5 Kuas, cat Kuas, cat Kuas, cat Kuas, cat Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir
warna warna 17 5 warna 17 5 14 5 17 5
warna warna warna warna 20 5 16 5 17 5 17 5 18 5 17 5
diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna
diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan
Merakit bagian
6 pengeleman 6 pengeleman penahan meja
6
dan bagian kaki
meja
pengeleman
7 Merakit bagian
7 penyekat meja
Merakit bagian
8 pengeleman penahan meja
8
assy dan
penahan laci
Merakit bagian
penahan meja
9
assy dan bagian
sekat vertikal
Merakit bagian
10 penahan meja
assy dan meja
Merakit bagian
11 penahan meja
assy dan bagian
laci
Merakit bagian
12 meja assy dan
bagian laci
keyboard
Pengecatan seluruh
13 bagian meja, inspeksi
20
4.2 Proses Produksi
Berikut adalah langkah proses produksi untuk setiap part Meja Komputer
a. Dasar Meja, material : kayu
Tabel 4.2 Proses Produksi Dasar Meja
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 20
Natural, kuas
21
c. Sekat Meja Vertikal, material : kayu
22
e. Penyekat Rak Meja, material : kayu
Tabel 4.6 Proses Produksi Rak Meja
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Akhir 2 17
diinginkan,
kuas
Mengukur ukuran
Meteran,
1 150 cm x 50 cm x 2 - 1 3
Pensil kayu
cm
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 20
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 20
diinginkan,
kuas
23
g. Dasar Rak, material : kayu
Tabel 4.8 Proses Produksi Dasar Rak
24
i. Rak Sisi Samping, material : kayu
Tabel 4.9 Proses Produksi Rak Sisi Samping
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan,
kuas
25
k. Sisi Depan Keyboard, material : kayu
Tabel 4.11 Proses Produksi Rak Sisi Depan Keyboard
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan,
kuas
26
L. Membuat bagian sekat vertical (56 x 40 x 1 cm).
M. Membuat bagian penahan laci (65 x 40 x 1 cm).
N. Membuat bagian penyekat meja (77 x 40 x 1 cm).
O. Membuat bagian kaki meja (90 x 40 x 1,5 cm).
P. Membuat bagian penahan meja (65 x 40 x 1 cm).
Q. Menggabungkan semua bagian mulai dari sub ass 1, sub ass 2, penutup meja, sekat
vertical, penahan laci, peyekat meja, kaki meja dan penahan meja dengan
menggunakan lem dan baut khusus untuk laci keyboard ditambah rel untuk
penyangganya.
R. Melakukan pengecetan secara menyeluruh dengan menggunakan cat dan thinner.
Persiapan pembuatan meliputi
persiapan bahan baku dan alat-alat
yang dibutuhkan
27
4.3 Penentuan Lokasi
28
relief, subsidi dan kebebasan. Dorongan negative adalah pollution control dan
desentralisasi industry.
5. Sikap masyarakat setempat
Penerimaan masyarakat setempat terhadap pembukaan industry baru sering kali
dihubungkan dengan tingkat pendidikan dari masyarakat sekitar lokasi.
6. Fasilitas pendukung
Ketersedian fasilitas pendukung yang akan mengembangkan industry atau lokasi
tersebut seperti link road, dekat dengan stasiun kereta api, airport, pelabuhan,
ketersedian listrik, air, public utilities, sikap masyarakat sekitar dan fasilitas yang
berhubungan dengan komunikasi yang sangat penting.
29
alternative lokasi pabrik lainnya. Kebanyakan pengarajin di daerah ini
merupakan pendatang dari wilayah Jepara.
d. Sikap Masyarakat Setempat
Karena lokasinya yang berada dikompleks kawasan perindustrian
penerimaan masyarakat sekitar dengan adanya pembangunan industri ini
akan bagus dan tidak perlu dikhawatirkan.
e. Fasilitas Pendukung
Masih sangat sedikitnya kapasitas penggergajian pada kawasan ini,
penggergajian kayu hanya dimiliki oleh dinas Perhutani setempat. Sehingga,
membuat lamanya waktu pengerjaan yang dilakukan untuk memotong kayu
yang akan diolah. Kawasan industry mebel daerah ini berada dipinggir jalan
raya serta berada dekat dekat dengan pelabuhan.
2. Meranggen
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke
atas khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah.
Oleh karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang berada di
Semarang selain menjadi ibu kota Jawa Tengah Semarang berada di tengah
provinsi Jawa Tengah.
b. Lokasi Sumber Bahan Baku
Daerah Meranggen mengambil kayu atau bahan baku dari Jepara dan Pati,
dimana kedua kota ini berjarak cukup jauh dari Meranggen. Sehingga, akan
menyebabkan membengkaknya biaya transportasi dari bahan baku itu
sendiri.
c. Buruh dan Tingkat Upahnya
Pengrajin kayu di kawasan ini cukup banyak dan memiki upah yang cukup
murah sehingga perusahaan dapat memberdayakan masyarakat sekitar
untuk mengurangi angka pengangguran di wilayah sekitar pabrik.
30
d. Sikap Masyarakat Sekitar
Karena masyarakat sekitar banyak yang menjadi pengrajin kayu dan
kesempatan untuk bekerja menjadi pengrajin kayu sedikit penerimaan
masyarakat sekitar cukup baik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
e. Fasilitas Pendukung
Kapasitas penggergajian kayu yang cukup besar membuat kawasan ini
memilki waktu produksi yang relative cepat didukung dengan lokasi yang
berada dipinggir jalan raya serta dekatnya lokasi dengan pelabuhan.
3. Kawasan Industri Ungaran
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke
atas khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah.
Oleh karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang berada di
Semarang selain menjadi ibu kota Jawa Tengah Semarang berada di tengah
provinsi Jawa Tengah.
b. Lokasi Sumber Bahan Baku
Bahan baku diambil dari hutan sekitar ungaran yang masih memilki sumber
daya alam yang cukup banyak sehigga kayu-kayu yang dipakai merupakan
kayu-kayu local (Jawa) seperti jati.
c. Buruh dan Tingkat Upahnya
Prospek sumber tenaga kerja di daerah ini tinggi karena di daerah ini
merupakan kawasan industri dan daerah disekitar lokasi ini masih banyak
perumahan penduduk yang dapat diberdayakan menjadi karyawan di
perusahaan.
d. Undang-undang dan Sistem Perpajakan
Seperti diketahui ungaran merupakan objek perhatian dari pemerintah untuk
pengembangan kawasan industry kecil dimana pemerintah memberiakan
kebebasan pajak selama 5 tahun.
e. Sikap Masyarakat Sekitar
Dengan adanya program pemerintah yang memberikan kebebasan pajak dan
penggergajian yang ada disekitar ungaran merupakan penggergajian
31
rumahan sehingga, masyarakat sekitar akan menerima dengan baik peluang
bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan.
f. Fasilitas Pendukung
Fasilitas penggergajian yang banyak dimana fasilitas ini dikelola oleh
masyarakat sekitar pabrik. Tetapi, untuk mencapai lokasi masih sulit karena
akses jalan terbatas, sedikit jauh dengan pelabuhan.
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Bobot
C1 0.17 0.09 0.10 0.17 0.07 0.07 0.66
C2 0.17 0.09 0.48 0.51 0.02 0.01 1.29
C3 0.17 0.02 0.10 0.06 0.33 0.49 1.15
C4 0.17 0.03 0.29 0.17 0.20 0.35 1.20
C5 0.17 0.28 0.02 0.06 0.07 0.01 0.61
C6 0.17 0.47 0.01 0.03 0.33 0.07 1.08
32
Tabel 4.15 Penilaian kriteria segmentasi pasar
Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 5 7
Meranggen 1/5 1 3
Industri krapyak 1/7 1/3 1
Total 1.34 6.33 11
33
Tabel 4.21 Penilaian kriteria undang-undang dan sistem perpajakan
Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 5 9
Meranggen 1/5 1 1/3
Industri krapyak 1/9 3 1
Total 1.31 9 10
34
Tabel 4.27 Rekapan bobot penilaian masing-masing criteria pada masing-masing lokasi
Kawasan industri
Meranggen Industri krapyak
ungaran
Segmentasi pasar 2.17 0.58 0.25
Lokasi sumber bahan baku 0.56 0.30 2.14
Buruh dan tingkat upahnya 2.22 1.90 0.32
Undang-undang dan sistem perpajakan 4.49 0.74 2.09
Sikap masyarakat setempat 5.35 2.95 0.80
Fasilitas pendukung 0.38 3.19 1.14
Metode AHP menunjukkan bahwa kawasan industri ungaran merupakan kawasan yang
cocok untuk didirikan pabrik PT Maju Jaya Meubel, tetapi sebelumnya harus
diperhitungkan dahulu kelayakan investasi pada kawasan ini.
35
4.4 Layout
4.4.1 Departemen Produksi
36
Selanjutnya dibuat aliran pemindahan bahan serta frekuensinya seperti tampak pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.30 Aliran Pemindahan Bahan
FROM
TO A B C D E F TOTAL
A 0
B 11 11
C 11 11
D 11 11
E 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55
37
VOLUME PRODUK BERDASARKAN JARAK DIAGONAL
38
2. Trial 2
Tabel 4.34 From to Chart trial 2
FROM
TO A C B D E F TOTAL
A 0
C 11 11
B 11 11
D 11 11
E 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55
39
6. 6 x 0 =0 6. 12 x 0 =0
7. 7 x 0 =0 7. 14 x 0 =0
8. 8 x 0 =0 8. 16 x 0 =0
9. 9 x 0 =0 9. 18 x 0 =0
Total = 66 Total = 22
3. Trial 3
Tabel 4.37 From to Chart trial 3
FROM
TO A C B E D F TOTAL
A 0
C 11 11
B 11 11
E 11 11
D 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55
40
Analisa momen dari trial 3
Tabel 4.39 Analisa Momen Trial 3
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 1 x 0 =0 1. 2 x 22 = 44
2. 2 x 22 = 44 2. 4 x 0 =0
3. 3 x 11 = 33 3. 6 x 0 =0
4. 4 x 0 =0 4. 8 x 0 =0
5. 5 x 0 =0 5. 10 x 0 =0
6. 6 x 0 =0 6. 12 x 0 =0
7. 7 x 0 =0 7. 14 x 0 =0
8. 8 x 0 =0 8. 16 x 0 =0
9. 9 x 0 =0 9. 18 x 0 =0
Total = 77 Total = 44
Teknik From To Chart digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan
pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Dari penggunaan From To Chart akan
diperoleh gambaran mengenai layout departemen pada lantai produksi yang seharusnya
dirancang.
Berdasarkan from to chart trial 1 didapatkan nilai forward sebesar 55 dan nilai
backward 0 setelah dilakukan from to chart trial 2 dari momen produk didapatkan nilai
forward sebesar 66 dan nilai backward 22. Kemudian setelah dilakukan trial 3 didapatkan
nilai forward 77, dan nilai backward berturut-turut adalah 44.
Sehingga urutan departemen yang dapat digunakan untuk layout lantai produksi yaitu
trial 1 karena memiliki nilai backward terkecil yaitu 0 yaitu dengan urutan ABCDEF. Hal
ini memenuhi persyaratan minimal untuk backtracking dari proses produksi yang
berlangsung.
Selanjutnya dibuat Distance Volume Chart untuk mengetahui jarak antara
individual mesin atau departemen (kelompok mesin) yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan pereliminary layout yang ditetapkan seperti gambar dibawah ini.
41
b. Penentuan Layout Departemen Produksi dengan CRAFT
1. Alternatif 1
11 m 14.67 m 10 m
D
F
E
3m
2m
C
15 m
A B
10 m
8m 44.5 m 2m
42
Jarak antar departemen dari layout awal
Tabel 4. 10 From to Chart Departemen Produksi
FROM
A B C D E F TOTAL
TO
A 0
B 26.25 26.25
C 25.625 25.625
D 12 12
E 12.335 12.335
F 12.835 12.835
TOTAL 26.25 25.625 12 12.335 12.835 89.045
Kemudian membuat analisis distance volume chart dengan mengalikan jarak antar
departemen dengan frekuensinya
Tabel 4.41 Analisa Distance Volume Chart Departemen Produksi Alternatif 1
FROM
A B C D E F TOTAL
TO
A 0
B 288.75 288.75
C 281.88 281.88
D 132 132
E 135.69 135.69
F 141.18 141.18
TOTAL 288.75 281.88 132 135.69 141.18 979.51
Tinjauan titik-titik kritis pada volume distance chart dan penyimpanan dari basic flow
path (sebagai contoh lintasan yang menyebabkan terjadinya gerakan bolak-balik). Total
angka sebesar 979.51 akan menjadi ukuran di dalam perhitungan biaya untuk
43
perpindahan bahan. Tata letak yang optimal adalah pada trial 1, berdasarkan from to
chart perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan yang urutan departemennya
adalah ABCDEF
Setelah itu, hasil perhitungan di atas digunakan sebagai input dalam melakukan
perhitungan dengan menggunakan software QS. Hal ini dilakukan agar mendapatkan
hasil layout yang lebih akurat. Berikut langkah perhitungan dengan menggunakan QS
i. Input QS
44
ii. Layout awal (Initial Layout) Alternatif 1
45
pemindahan material pada departemen produksi dapat dilakukkan dengan mudah karena
masing masing departemen berhubungan langsung dengan aisle. Jika dilihat dari biaya
total yang diperlukan, maka layout ini tidak cukup baik untuk diterapkan karena biaya
totalnya masih terlalu besar yaitu $ 529.94
iii. Iterasi 1
46
Gambar 4.18 Layout Iterasi 1 Berdasarkan Jarak Rectilinier
47
B. Alternatif 2
11 m
F
3m
2m
E
20 m
A B CD
15 m
5.3 m 30 m 2m 2m 2.2 m
48
Tabel 4.42 From to Chart Departemen Produksi
FROM
A B C D E F TOTAL
TO
A 0
B 17.65 17.65
C 16 16
D 2 2
E 4.6 4.6
F 12.6 12.6
TOTAL 17.65 16 2 4.6 12.6 52.55
Kemudian membuat analisis distance volume chart dengan mengalikan jarak antar
departemen dengan frekuensinya
Tabel 4.43 Analisa Distance Volume Chart Departemen Produksi
FROM
A B C D E F TOTAL
TO
A 0
B 194.15 194.15
C 176 176
D 22 22
E 50.6 50.6
F 138.6 138.6
TOTAL 194.15 176 22 50.6 138.6 581.35
Tinjauan titik-titik kritis pada volume distance chart dan penyimpanan dari basic flow
path (sebagai contoh lintasan yang menyebabkan terjadinya gerakan bolak-balik). Total
49
angka sebesar 581.35 akan menjadi ukuran di dalam perhitungan biaya untuk perpindahan
bahan. Tata letak yang optimal adalah pada trial 1, berdasarkan from to chart perencanaan
tata letak pabrik dan pemindahan bahan yang urutan departemennya adalah ABCDEF
Setelah itu, hasil perhitungan di atas digunakan sebagai input dalam melakukan
perhitungan dengan menggunakan software QS. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil
layout yang lebih akurat. Berikut langkah perhitungan dengan menggunakan QS
i. Input QS
50
Gambar 4.20 Layout Awal Berdasarkan Jarak Rectilinier
Gambar layout diatas merupakan layout awal (initial layout) dari perhitungan craft.
Jika dilihat dari letak masing masing departemennya, maka dapat dilihat bahwa
pemindahan material pada departemen produksi dapat dilakukkan dengan mudah karena
masing masing departemen berhubungan langsung dengan aisle. Jika dilihat dari biaya
total yang diperlukan, maka layout ini tidak cukup baik untuk diterapkan karena biaya
totalnya masih terlalu besar yaitu $ 386,76
51
iii. Iterasi 1
52
lebih baik daripada penerapan layout awal. Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang
diperlukan pada layout iterasi pertama ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $349,05
iv. Iterasi 2
53
Gambar 4.22 Layout Iterasi 2 Berdasarkan Jarak Rectilinier
Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan setelah
dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran letak antara
Departemen E (Assembly) dan Departemen F (Finishing). Dari pertukaran kedua
departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen B tidak terhubung langsung dengan
aisle karena terhalang oleh Departemen A, sehingga pemindahan bahan dari dan
Departemen A akan terhambat. Penerapan layout yang didapat dari iterasi pertama ini
lebih baik daripada penerapan layout awal. Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang
diperlukan pada layout iterasi pertama ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $336.91
v. Iterasi 3
54
Gambar 4.23 Layout Iterasi 2 Berdasarkan Jarak Rectilinier
55
Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan
setelah dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran
letak antara Departemen A (Pengukuran) dan Departemen B (Sawing). Dari
pertukaran kedua departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen B tidak
terhubung langsung dengan aisle karena terhalang oleh Departemen A, sehingga
pemindahan bahan dari dan Departemen A akan terhambat. Penerapan layout
yang didapat dari iterasi pertama ini lebih baik daripada penerapan layout awal.
Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang diperlukan pada layout iterasi pertama
ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $327.49
56
Tabel 4.43 ARC
No.Ruangan
No Nama Ruangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ruang Direktur Utama + sekretaris E E E E X X X I I X X X I O O I X X U
2 Lobby I I I X X X I I X X X I U U I X X I
3 Ruang Departemen Marketing dan Finance A A X X X I I X X X I O O O O X U
4 Ruang Departemen Logistik A A E X I I X X X I O O O O X U
5 Ruang Departemen Produksi E A X I I X X X I O O O O X U
6 Warehouse A U X X U U U X O O X O A U
7 Areal Produksi A X X A A A X I I X I X U
8 Locker Room X X A A E X I I X I X U
9 Kamar Mandi Office Wanita A X X X X U X X X X U
10 Kamar Mandi Office Pria X X X X U X X X X U
11 Kamar Mandi Produksi Wanita A X X U X X X X U
12 Kamar Mandi Produksi Pria X X U X X X X U
13 Drinking fountain produksi X U U X X X U
14 Drinking fountain office U U X X X U
15 Kantin U X X X U
16 Poliklinik X X X U
17 Parkir mobil U U A
18 Parkir motor U A
19 Parkir pickup A
20 Pos Satpam
57
Derajat Hubungan :
A : Mutlak perlu didekatkan (Absolutly Important)
E : Sangat penting untuk didekatkan (Expecially Important)
I : Penting untuk didekatkan (Important)
O : Cukup / biasa (Ordinary)
U : Tidak penting (Unimportant)
X : Tidak dikehendaki berdekatan (Undesirable)
58
15 toilet office toilet office
16
pria wanita
Ruang
dept.marketing dan
finansial
13
5'-0"
Lobby
toilet produksi
17
11 wanita
Office
toilet produksi
10 pria
Parkir mobil
Office
Ruang direktur
Office
3 Pos satpam
Locker room
Warehouse
Parkir motor
4 2
8 6 Parkir pick up
Parkir mobil
Mushola
7
Kantin
5
59
Keterangan Gambar
60
BAB V
ANALISIS LEGALITAS, ORGANISASI dan LINGKUNGAN
61
Berdasarkan Perda Kota Semarang No.13 Tahun 2006 Pengendalian
Lingkungan Hidup.
5.2 Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama adalah
lingkungan fisik, yang meliputi tanah, air dan udara. Kedua adalah lingkungan
sosial, yang meliputi kondisi masyarakat sekitar.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki oleh
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Secara umum, semua pabrik
menghasilkan limbah padat maupun limbah cair yang tidak berbahaya bagi
lingkungan jika limbah tersebut didaur ulang dengan baik. Bila ditinjau secara
kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Limbah utama dari industri kayu yang jelas adalah potongan - potongan kecil
dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah
tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin
menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis. Beberapa limbah lain dari
sebuah industri furniture sebenarnya memiliki peran yang besar pada sebuah
'costing' serta dampak lingkungan sehingga akan sangat bermanfaat apabila bisa
dikurangi.
Limbah utama industri kayu:
1. Potongan kayu dan serbuk gergaji sebagai bahan dasar pembuatan perabot kayu.
Serbuk gergaji dan serpihan kayu dari proses produksi saat ini pada umumnya
dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan tambahan untuk membuat plywood,
MDF (medium Density Fiber board) dan lembaran lain. Limbah ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pembakaran boiler di Kiln Dry. Sebagian
pula dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bakar untuk industri
yang lebih kecil seperti batu bata, kermaik atau dapur rumah tangga.
62
2. Limbah bahan finishing beserta peralatan bantu lainnya.
Ini limbah terbanyak kedua setelah kayu dan pada kenyataannya (di Indonesia)
belum begitu banyak perusahaan yang menyadari dan memahami betul tentang
tata cara penanganan limbah tersebut. Beberapa masih melakukan pembuangan
secara tradisional ke sungai dan ke dalam tempat pembuangan tertentu di dalam
area perusahaan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya.
Bahkan ada beberapa perusahaan yang 'menjual' thinner bekas kepada penduduk
yang tinggal di sekitar pabrik dan selanjutnya diproses untuk keperluan lain yang
kurang jelas.
Ada sebuah organisasi di bawah pengawasan pemerintah yang bertanggung
jawab untuk mengelola limbah kimia tersebut. PT. PPLI (Prasadha Pamunah
Limbah Industri) adalah perusahaan pertama di Indonesia yang mengelola
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
3. Limbah kimia sekunder sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri kayu
misal: accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan lain-
lain. Limbah ini belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum
terkoordinasi dengan baik.
4. Bahan pembantu lain seperti kardus, plastik pembungkus, kertas amplas bekas,
kain bekas untuk proses finishing, pisau bekas dari mesin serut dan lainnya.
Dari segi lingkungan sosial, tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar
lokasi pabrik akan meningkat
63
Tabel 5.1 Part List
Total tenaga kerja di perusahaan ini berjumlah 43 orang, dari tingkat direktur,
sampai dengan receptionis. Penentuan departemen penunjang ini berdasarkan
kegiatan utama dari perusahaan ini selain produksi, yaitu pengelolaan
keuangan dan pemasaran, pembelian penyimpanan serta pendistribusian
barang, serta pengelolaan perusahaan secara keseluruhan yang dilakukan oleh
direktur beserta sekretarisnya.
64
Direktur Utama
Sekretaris
Manager
Marketing dan
Manager Logistik
Manager Produksi Finansial
Sekretaris
Sekretaris Sekretaris
65
Struktur Organisasi di atas menggambarkan departemen-departemen beserta jabatan-
jabatan apa saja yang terdapat dalam perusahaan pembuat meja komputer ini. Dimulai
dari tingkatan yang paling bawah, yaitu staf, lalu tingkatan di atasnya Kepala Bagian
(Kabag), lalu manajer departemen beserta sekretarisnya, dan tingkatan teratas yaitu
direktur dan sekretarisnya.
Job Description
Pembagian kerja dari masing-masing jabatan dan departemen yang terdapat pada
struktur organisasi perusahaan pembuat meja komputer ini yaitu sebagai berikut :
a. Direktur
Menentukan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi
Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar
Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya
Merencanakan suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan serta
memprediksi hasil yang akan didapat dari tindakan yang akan diambil
tersebut.
Mengatur, membentuk, mendelegasikan dan menerapkan jalur suatu
wewenang/tanggung jawab dan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja
setiap anggota organisasi/instansi.
Mempersiapkan standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk
produk ataupun jasa yang diberikan pada perusahaan dalam rangka
memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
b. Sekretaris
Merekap semua hasil laporan dari tiap departemen
Mengawasi performansi kerja karyawan
Berperan dalam perekrutan karyawan
c. Departemen Produksi
Melakukan peramalan (forcast)
Melakukan penjadwalan produksi
Melakukan proses produksi
Mendata raw material, in process dan produk jadi
66
Melakukan pengambilan sampel
Menguji sampel
Meninjau keputusan
d. Departemen Logistik
Memesan raw material pada supplier
Menyimpan raw material di gudang
Menyuplai raw material untuk proses produksi
Menyimpan produk jadi yang siap dipasarkan
e. Departemen Marketing dan Finansial
Menghitung pendapatan & pengeluaran secara keseluruhan
Menghitung profit perusahaan
Menghitung hutang & melakukan pembayaran hutang
Rencana Pemasaran
Promosi Produk
Menjalin kerjasama dan memberikan informasi pada distributor dan
konsumen
Analisa pola penjualan produk
Laporan penjualan & analisa permintaan konsumen
Departemen di Divisi Pabrik
a. Departemen Pengukuran
Fungsi dari departemen ini adalah untuk mengukur kayu yang masih berbentuk
kayu gelondongan menjadi ukuran yang lebih kecil. Ukuran ini diseseuaikan
dengan ukuran standar meja komputer yang ada.
b. Departemen Sawing
Pada departemen sawing, kayu yang telah diukur di departemen pengukuran
selanjutnya dipotong dengan menggunakan circular saw. Kayu yang telah
dipotong tersebut menjadi
c. Departemen Melamic Awal
d. Departemen Melamic Akhir
e. Departemen Assembly
f. Departemen Finishing
67
BAB VI
KEUANGAN
68
2. Biaya material tidak langsung
Tahun 1 (total demand = 1332)
Tabel 6.4 Biaya Material Tidak Langsung Pada Tahun 1
Harga
No Material tidak langsung Kebutuhan satuan Total Harga
1 plastik bungkus 1332 Rp5000 Rp 6660000
Total Biaya Material Tidak Langsung/th Rp 6660000
69
Purchasing Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
Warehouse Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
Distribusi Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
4 Produksi Manager 1 4,500,000 4,500,000
Sekretaris 1 2,500,000 2,500,000
Produksi Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 2 2,000,000 4,000,000
QC Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 2 2,000,000 4,000,000
PPIC Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
5 Satpam 3 1,500,000 4,500,000
6 Receptionis 2 1,750,000 3,500,000
Jumlah 109,500,000
Renovasi 35,000,000
Kas awal 84,100,000
Total 550,000,000
70
Tabel 6.9 Total Biaya Legalitas
No Legalitas Biaya
1 Merek& SIUP Rp456,000
2 Badan Hukum Rp500,000
Total Biaya Legalitas Rp956,000
71
7. Biaya utilitas
Tabel 6.11 Biaya Utilitas
No Utilitas Biaya Satuan Penggunaan Total
1 Listrik 730/kwh 2000watt/bln 1460000
2 Air 15Rp/liter 15000liter/bln 225000
Total Biaya Utilitas/bln 1685000
Total Biaya Utilitas/th 20220000
9. Biaya Sewa
Biaya sewa tempat produksi/tahun = Rp 10,000,000,00
Perhitungan Harga Pokok Produksi yaitu sebagai berikut :
72
Tabel 6.13 Harga Pokok Produksi
NO Jenis Biaya Total Biaya
1 Biaya Material Langsung Rp2,598,141,168
2 Biaya Material Tidak Langsung Rp22,740,000
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp31,500,000
4 Biaya TKTL Rp78,000,000
5 Biaya Depresiasi Rp38,267,000
6 Biaya Sewa Rp10,000,000
7 Biaya Utilitas Rp20220000
8 Biaya Perawatan Rp27,012,000
Total Rp2,825,880,168
73
Biaya Perawatan 27,012,000 27,012,000 27,012,000
Total Pengeluaran Rp550,956,000 Rp979,575,912 Rp1,108,771,752 Rp1,147,530,504
-
Laba Kotor Rp550,956,000 Rp179,264,088 Rp258,868,248 Rp282,749,496
pajak 10% Rp17,926,409 Rp25,886,825 Rp28,274,950
kas Rp3,000,000 Rp3,000,000 Rp3,000,000
-
Net Cash Flow Rp550,956,000 Rp158,337,679 Rp229,981,423 Rp251,474,546
-
Cash Balanced Rp550,956,000 -Rp392,618,321 -Rp162,636,898 Rp88,837,649
2. IRR
Dengan menggunakan i sebesar 6% dan i sebesar 8%, diperoleh perhitungan
sebagai berikut :
Tabel 6.16 IRR
Tahun ke Net Cash Flow i = 6% Present Value i = 8% Present Value
0 -Rp550,956,000 1 -Rp550,956,000 1 -Rp550,956,000
1 Rp158,337,679 0.9434 Rp149,375,766.37 0.9259 Rp146,604,856.99
74
2 Rp229,981,423 0.89 Rp204,683,466.47 0.8573 Rp197,163,073.94
3 Rp251,474,546 0.8396 Rp211,138,028.82 0.7938 Rp199,620,494.61
Rp14,241,262 -Rp7,567,574
Karena IRR yang dihasilkan lebih besar daripada MARR, yaitu 17,72% > 16%,
maka usaha ini dinyatakan layak untuk dijalankan.
3. Payback Period
Investasi Awal = -Rp 550,956,000
Tabel 6.17 Payback Period
Periode Cash Balanced Kum
1 -Rp392,618,321
2 -Rp162,636,898
3 Rp88,837,649
75
BAB VII
KESIMPULAN
76