Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha di bidang furniture masih menjanjikan bagi sebagian pengusaha. Hal ini
dikarenakan furniture merupakan kebutuhan setiap orang. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor yaitu masalah kualitas dari furniture yang dijual.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seiring


dengan era globalisasi serta pasar bebas berdampak pada persaingan dunia kerja,
apalagi dengan masuknya tenaga kerja dari luar negeri. Hanya tenaga kerja yang
berkualitas saja yang akan memenangkan persaingan. Kualitas tenaga kerja tidak
lepas dari ketrampilan, keahlian, pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal ini akan lebih mudah dicapai dengan
mengaplikasikan langsung ilmu atau teori yang sedang dipelajari untuk
mengidentifikasikan suatu permasalahan nyata yang terjadi kemudian menganalisis
dan mengambil keputusan sebagai pemecahan masalah tersebut. Metode yang
dipakai melalui tugas dari bidang ilmu tertentu untuk mengadakan survey ke dunia
nyata kemudian menyusun laporan sebagai hasilnya. Uraian didepan merupakan
salah satu latar belakang yang mendorong dilakukannya penyusunan tugas
perencanaan tata letak pabrik.
Yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan meja komputer, PT. Meubel Jaya, yang berada di Mangkang, dan saat ini
sedang mengupayakan pendirian pabrik baru dalam upaya untuk mendekati pangsa
pasar. Selain itu, karena pangsa pasar Meubel Jaya yang cukup besar untuk daerah
semarang atas dan sekitarnya, untuk mempermudah distribusinya, PT. Meubel Jaya
mencoba membuka cabang di Ungaran. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis
kelayakan pabrik untuk pabrik baru PT. Meubel Jaya.

1.2 Pokok Permasalahan


Yang menjadi permasalahan di sini adalah kemungkinan dan kelayakan pabrik
Pembuatan meja komputer untuk ditempatkan di Ungaran, dan bagaimana

1
perancangan pabrik tersebut untuk di tempatkan pada lokasi yang telah dipilih
pemilik perusahaan.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan perencanaan
pembangunan pabrik PT. Maju Jaya Meubel di Ungaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman nyata pada dunia kerja rill, sehingga nantinya dapat
memecahkan masalah yang biasanya terjadi dalam pekerjaan yang
sesungguhnya, yang sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki.
2. Mampu membandingkan dan menganalisis serta mengaplikasikan teori yang
telah diperoleh disesuaikan dengan kondisi penataan fasilitas produksi dalam
perusahaan/industri.
3. Memberikan usulan pembangunan pabrik tersebut berupa perencanaan fasilitas
produksi dalam kajian bidang teknik mengenai tata letak pabrik.

1.4 Pembatasan Masalah


Laporan ini diarahkan pada analisis penilaian suatu investasi, sehingga perlu
diadakan pembatasan-pembatasan. Pembatasan ini diperlukan agar hasil laporan dan
pembahasannya dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Laporan ini lebih menekankan pada tahap analisis dan evaluasi dari tahap-tahap
kelayakan pabrik.
2. Analisis dilakukan dari referensi-referensi yang ada.
3. Penelitian dilakukan pada PT. Meubel Jaya
4. Estimasi biaya dilakukan dengan dua cara. Pertama, biaya diestimasikan
berdasarkan referensi-referensi yang ada. Kedua, biaya diasumsikan oleh penulis
sendiri.

2
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci serta menjaga agar alur
penulisan sistematis, maka sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, pokok permasalahan, tujuan
penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II ANALISIS PRODUK

Bab ini berisi tentang data produksi dan segmentasi pasar yang dipilih oleh
PT. Meubel Jaya agar dapat bersaing dengan baik.
BAB III ANALISIS ASPEK PEMASARAN

Bab ini berisi tentang perencanaan kapasitas, penentuan layout, pemilihan


teknologi proses produksi, penentuan lokasi dan pengorganisasian sistem
produksi.

BAB IV ANALISIS TEKNIS DAN OPERASIONAL


Bab ini berisi tentang susunan organisasi PT. Meubel Jaya baik secara
fungsional maupun secara operasional.

BAB V ANALISIS LEGALITAS, ORGANISASI dan LINGKUNGAN


Bab ini berisi tentang pengurusan pendirian pabrik ditinjau dari segi
legalitas dan akibatnya terhadap lingkungan baik secara fisik maupun
secara sosial.

BAB VI ANALISIS ASPEK EKONOMI


Bab ini berisi tentang rincian biaya investasi dan biaya operasional dalam
pabrik ditambah analisis kelayakan melalui metode IRR, NPV, dan
Payback Period

BAB VII KESIMPULAN


Pada bab ini berisi kesimpulan tentang kelayakan pabrik yang dilakukan
dan saran yang dapat diusulkan bagi perusahaan.

3
BAB II

ANALISIS PRODUK

2.1 Analisis Produk

Meja komputer adalah salah satu alat pendukung alat elektronik komputer.
Alat ini mempunyai kegunaan utama untuk meletakkan komputer. Biasanya
konsumen yang meggunakan komputer juga membutuhkan meja komputer
sebagai tempatnya. Meja komputer terdiri dari beberapa bagian yaitu tempat untuk
meletakkan CPU, keyboard, monitor, dan perangkat komputer lainnya. Harga
yang kami tawarkan untuk produk meja komputer berkisar 600.000 rupiah.

Meja komputer yang kami tawarkan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Meja Komputer

4
Gambar 2.2 Assembly Komponen Meja Komputer

Tabel 2.1 Part List

No. Nama Jumlah Bahan Make or Buy


1 Penahan meja 1 kayu make
2 Sekrup 14 Besi Buy
3 Handle 1 Kayu Buy
4 bagian depan laci 1 Kayu make
5 Rel 2 plastik Buy
6 Bagian dasar laci keyboard assy 1 Kayu make
7 Bagian depan laci keyboard 1 Kayu Make
8 Rel assy 2 Plastik,besi Make
9 Bagian dasar laci 1 Kayu Make
10 Bagian belakang laci 1 Kayu Make
11 Bagian depan laci assy 1 Kayu Make
12 Bagian kiri laci 1 Kayu Make
13 Bagian kanan laci 1 Kayu Make
14 Penahan laci 1 Kayu Make
15 Sekat vertical 1 Kayu Make
16 Penyekat meja 1 Kayu Make
17 Sisi meja samping 2 Kayu Make
18 Penahan meja assy 1 Kayu Make

5
19 Meja 1 Kayu Make
20 Meja assy 1 Kayu Make
21 Rak laci assy 1 Kayu Make
22 Laci keyboard 1 Kayu Make

6
BAB III
ANALISIS PASAR

3.1 Situasi Pasar


Situasi pasar bertujuan mengidentifikasi kesempatan produk untuk dapat
diterima oleh pasar serta mengidentifikasi produk yang diinginkan konsumen dan
mengukur besarnya kebutuhan tersebut.

3.1.1 Analisis Mikro


Analisis mikro dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan kondisi
yang terkonsentrasi lebih sempit pada objek dimana investasi akan dilakukan.
Analisis mikro biasanya lebih pada factor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran dari kegiatan bisnis, diantaranya supplier dan pesaing yang pada
akhirnya akan menentukan kelayakan dari suatu investasi tersebut. Adapun
factor-faktor yang termasuk dalam analisis mikro adalah :
1. Faktor Supplier
Bahan baku berupa kayu dibutuhkan dalam pembuatan meja komputer.
Kebutuhan akan kayu yang cukup tinggi menyebabkan dibutuhkannya
supplier yang cukup banyak pula untuk memenuhi kebutuhan akan bahan
baku kayu tersebut. Pabrik menginginkan bahan baku kayu yang berkualitas
untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas pula. Untuk itu
diperlukan supplier yang baik atau kompeten untuk menyediakan bahan
baku kayu berkualitas yang dibutuhkan. Pabrik ini mendapatkan bahan baku
kayu dari supplier di daerah Jawa Tengah.
2. Faktor Pesaing
Tingginya kebutuhan konsumen akan alat elektronik untuk
mempermudah pekerjaannya seperti komputer membuat persaingan pabrik
yang memproduksi meja komputer cukup ketat. Terdapat berbagai merk
yang memproduksi meja komputer antara lain olimpic.

7
3.1.2 Analisis Makro
Analisis makro dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan
kondisi secara luas yang berpengaruh terhadap kelayakan dari investasi yang
akan dilakukan. Factor-faktor tersebut tidak berpengaruh secara langsung pada
sector dimana investasi akan dilakukan, namun pengaruhnya bersifat jangka
panjang dan merupakan pengaruh yang lemah. Factor-faktor tersebut antara
lain :
1. Demografi
Tren Demografi yang terbentuk sangat andal digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan jangka pendek dan menengah. Ada masalah bagi
perusahaan yang tiba-tiba terkejut karena perkembangan demografi.
kekuatan demografi utama yang selalu dipantau Marketer adalah populasi,
karena orang membentuk pasar. Para marketer benar-benar tertarik pada
besarnya jumlah penduduk dan angka pertumbuhan penduduk di kota,
bauran umur populasi, etnis dan pasar lain, kelompok pendidikan, pola
rumah tangga, pergeseran geografis dan populasi. Demografi adalah uraian
tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan
migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran
geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah.
Semakin banyaknya jumlah penduduk yang konsumtif, maka juga akan
berdampak positif terhadap permintaan akan meja komputer.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan akan
suatu produk. Daya beli dari masyarakat tergantung pada kondisi ekonomi
dari masyarakat itu sendiri. Pengaruh perubahan pola permintaan
masyarakat terhadap suatu produk, ketersediaan modal, laju inflasi, dan
volume neraca perdagangan serta neraca pembayaran terhadap masing-
masing industri memang akan berbeda-beda. Semakin meningkatnya
kekuatan ekonomi di Indonesia, dapat memberikan pengaruh poitif terhadap
daya beli masyarakat akan produk meja komputer. Daya beli masyarakat

8
akan komputer yang semakin besar juga akan berdampak pada kebutuhan
akan meja komputer.
3. Teknologi
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini telah banyak
mengalami perubahan. Perubahan teknologi yang cepat akan mempengaruhi
secara signifikan dari perkembangan dalam dunia bisnis, sehingga sering
kali strategi yang dipilih sebelumnya tidak memadai lagi, oleh karena itu
pemilihan dan penentuan strategi baru diperlukan bagi perusahaan agar
lebih kompetitif guna bersaing di pasar saat ini. Faktor teknologi merupakan
kompetensi perusahaan dalam memanfaatkan segala potensi teknologi yang
dimiliki guna merespon dan memenuhi tuntutan bisnis serta mewujudkan
inovasi. Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia
yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi
berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).
Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi,yaitu science dan
engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Semakin berkembangnya teknologi saat ini, kebutuhan
masyarakatpun semakin beragam. Alat-alat elektronik yang mendukung
atau mempermudah pekerjaan manusia juga semakin berkembang.
4. Alam
Kondisi alam juga memberikan pengaruh dalam merancang strategi
perusahaan. Dalam menghasilkan suatu produk, pasti membutuhkan bahan
baku yang juga berasal dari alam. Apabila alam tidak dijaga dengan baik,
maka jumlah sumber daya alam yang tersediapun akan semakin berkurang
akibat kondisi alam yang rusak. Pabrik ini sangat bergantung sekali dengan
ketersediaan sumber daya alam karena bahan baku utamanya adalah kayu.
Jika penebangan hutan semakin banyak dan tidak dilakukan reboisasi, maka
bahan baku kayu juga akan semakin sulit didapatkan.

5. Pemerintah

9
Pemerintah juga memiliki peran dalam menyampaikan produk ke
konsumen. Peran pemerintah antara lain melalui kebijakan-kebijakan yang
dibuat untuk jalannya perindustrian. Konsekuensi logis yang muncul
kemudian adalah bahwa sector pemerintah juga mempunyai andil yang
cukup besar dala upaya penentuan pilihan strategi pemasaran. Peran
pemerintah sangat dominan dalam kaitannya dengan penciptaan
kesempatan dan sekaligus ancaman terhadap kelangsungan bisnis. Beberapa
hal yang mungkin dapat dianggap sebagai kesempatan bisnis yang
ditimbulkan dari sector pemerintah antara lain:

Berdasarkan analisis mikro dan analisis makro tersebut, diketahui bahwa


masih terbuka kesempatan yang sangat lebar untuk mendirikan pabrik Maju
Jaya Meubel.

3.2 Segmenting, Targeting, dan Positioning


3.2.1 Segmenting
Segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari
peluang, menggerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan
komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, mendesain
produk dan lain-lain. Pasar yang menjadi sasaran penjualan meja komputer
adalah masyarakat menengah ke atas untuk wilayah Jawa Tengah. Pada
segmentasi pasar, kami membagi pasar ke dalam 2 jenis yaitu berdasarkan :
a. Faktor Psikografis
Lebih memperhatikan faktor-faktor yang terdapat pada diri konsumen,
seperti: gaya hidup, kepribadian, motif membeli, dan lain-lain.
Meja komputer sesuai fungsinya adalah untuk tempat diletakkannya
komputer. Pada masa seperti sekarang ini telah terjadi peningkatan yang
sangat tinggi terhadap penjualan komputer, orang-orang menjadikan
komputer menjadi kebutuhan untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Tingginya penjualan computer juga berpengaruh terhadap kebutuhan
konsumen akan meja komputer.

10
b. Faktor Perilaku
Didasarkan pada kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari konsumen,
tingkat pemakaian, kesetiaan konsumen terhadap produk, juga sikap
konsumen terhadap produk.
Konsumen memandang seberapa penting manfaat produk meja computer
ini untuk mereka.

3.2.2 Target Pasar


Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan
menjangkau pasar. Bagaimana kita menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh
bagaimana kita melihat pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar yang dilihat
oleh dua orang yang berbeda, yang didekati oleh metode segmentasi yang
berbeda maka akan menghasilkan peta yang berbeda pula. Oleh karena itu
penting dipahami struktur-struktur atau kelompok-kelompok yang ada di pasar.
Pabrik ini memilih instansi (perkantoran, sekolah, perguruan tinggi) dan
rumah tangga sebagai target pasarnya. Mengingat instansi banyak
menggunakan komputer dalam melakukan pekerjaannya dan akan
membutuhkan meja komputer sebagai tempat untuk meletakkan komputer.
Selain instansi, rumah tangga juga dijadikan sebagai target pasar karena
biasanya di dalam rumah tangga terdapat anggota keluarga yang menggunakan
komputer untuk mempermudah pekerjaan missal membuat laporan dalam
bentuk soft sehingga biasanya mereka juga membutuhkan meja komputer
sebagai tempat untuk meletakkan komputer.

3.2.3 Positioning
Positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk/merek/nama anda mengandung arti tertentu yang
dalam berbagai segi mencerminkan keungggulan terhadap
produk/merek/nama/ lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Posisi produk
sangat bagus dipasaran, yang dibutuhkan hanyalah marketing dan teknik

11
lobbying yang bagus dalam meyakinkan pasar diantaranya pengguna
komputer untuk menggunakan produk ini:
Meja komputer hasil produksi pabrik mempunyai merk yang mudah
diingat oleh konsumen sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mengenal produk ini.
Penjualan meja komputer pabrik ini tidak hanya di toko saja, namun
juga dilakukan secara online sehingga memudahkan konsumen dalam
pemesanan.

3.3 Peramalan Permintaan


Tabel 3.1 Peramalan permintaan pasar tahun pertama

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 99 106 103 116 98 113 108 99 113 124 126 127

Tabel 3.2 Peramalan permintaan pasar tahun kedua

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 127 128 129 129 130 131 131 132 133 133 134 135

Tabel 3.3 Peramalan permintaan pasar tahun ketiga

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Demand 135 136 137 137 138 139 139 140 141 141 133 128

12
BAB IV
ANALISIS TEKNIS DAN OPERASIONAL

4.1 Struktur Produk

Meja Komputer (1)

Meja Assy Rak Laci Assy Laci Keyboard

Penahan Meja Assy Bagian kanan laci Bagian depan laci Bagian belakang Bagian dasar laci Bagian depan laci
Meja (1) Kaki Meja Assy (2) Penyekat Meja Sekat Vertikal Penahan Laci Bagian kiri laci (1) Rel assy (2) Bagian dasar laci
(1) (1) assy (1) laci (1) (1) keyboard (1)
(1) (1) (1) keyboard (1)

Sisi meja samping Bagian depan laci


Penahan Meja (1) Sekrup (4) Sekrup (4) Handle (1) Sekrup (2) Rel (2) Sekrup (4)
(2) (1)

Gambar 4.1 Bill Of Material Meja Komputer

Tabel 4.1 Bill of Material Lemari Andalan PT. Meubel Jaya


No Nama Jumlah Bahan make or buy
1 Penahan meja 1 kayu make
2 Sekrup 14 Besi Buy
3 Handle 1 Kayu Buy
4 bagian depan laci 1 Kayu make
5 Rel 2 plastik Buy
6 Bagian dasar laci keyboard assy 1 Kayu make
7 Bagian depan laci keyboard 1 Kayu Make
8 Rel assy 2 Plastic,besi Make
9 Bagian dasar laci 1 Kayu Make
10 Bagian belakang laci 1 Kayu Make
11 Bagian depan laci assy 1 Kayu Make
12 Bagian kiri laci 1 Kayu Make
13 Bagian kanan laci 1 Kayu Make
14 Penahan laci 1 Kayu Make
15 Sekat vertical 1 Kayu Make

13
16 Penyekat meja 1 Kayu Make
17 Sisi meja samping 2 Kayu Make
18 Penahan meja assy 1 Kayu Make
19 Meja 1 Kayu Make
20 Meja assy 1 Kayu Make
21 Rak laci assy 1 Kayu Make
22 Laci keyboard 1 Kayu Make

Berikut adalah komponen-komponen penyusun Meja Komputer


a. Dasar Meja
Panjang 1370 mm
Lebar 400 mm
Tinggi 30 mm

Gambar 4.2 Dasar Meja

b. Sisi Meja Samping


Panjang 900 mm
Lebar 400 mm
Tinggi 15 mm

14
Gambar 4.3 Meja Sisi Samping

c. Sekat Meja Vertikal


Panjang 560 mm
Lebar 400 mm
Tinggi 10 mm

Gambar 4.4 Sekat Meja

d. Sekat Meja Horizontal Laci


Panjang 650 mm
Lebar 400 mm
Tinggi 10 mm

15
Gambar 4.5 Sekat Meja Horizontal Laci

e. Penyekat Rak Meja


Panjang 770 mm
Lebar 400 mm
Tinggi 10 mm

Gambar 4.6 Penyekat Rak Meja

f. Atas Meja
Panjang 1500 mm
Lebar 500 mm
Tinggi 20 mm

16
Gambar 4.7 Atas Meja

g. Dasar Rak
Panjang 650 mm
Lebar 360 mm
Tinggi 10 mm

Gambar 4.8 Dasar Rak

h. Rak sisi depan


Panjang 650 mm
Lebar 200 mm
Tinggi 20 mm

17
Gambar 4.9 Rak Sisi Depan

i. Rak sisi samping


Panjang 400 mm
Lebar 200 mm
Tinggi 10 mm

Gambar 4.10 Rak sisi samping

j. Sisi dasar keyboard


Panjang 700 mm
Lebar 360 mm
Tinggi 10 mm

18
Gambar 4.11 Sisi dasar keyboard

k. Sisi depan keyboard


Panjang 700 mm
Lebar 100 mm
Tinggi 20 mm

Gambar 4.12 Sisi depan keyboard

19
4.1.1 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Thinner Rel Bagian penutup laci Bagian dasar laci
Bagian belakang laci Bagian Samping kanan
keyboard keyboard Bagian dasar laci Bagian samping kiri laci Bagian depan laci Lem Bagian penutup meja Lem Bagian sekat vertikal Lem Baut Bagian penahan laci Lem Bagian penyekat meja Lem Baut Bagian kaki meja Bagian penahan meja
Laci

Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran Mengukur ukuran
70 x 40 x 2 cm 70 x 36 x 1 cm 65 x 36 x 2 cm 65 x 19 x 2 cm 65 x 19 x 2 cm 40 x 19 x 1 cm 65 x 19 x 2 cm
Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran, Meteran,
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 Mengukur ukuran 150 Mengukur ukuran 56 Mengukur ukuran 65 Mengukur ukuran 77 Mengukur ukuran 90 cm Mengukur ukuran 65
pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu pensil,kayu cm x 50 cm x 2 cm cm x 40 cm x 1 cm cm x 40 cm x 1 cm cm x 40 cm x 1 cm x 40 cm x 1,5 cm cm x 40 cm x 1 cm
3 1 2,5 1 3 1 3 1 3,5 1 3 1
Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil, Meteran, pensil,
kayu kayu kayu kayu kayu kayu

Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai
4 4 4 4 4 3,5 4
ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai Memotong sesuai
2 2 2 2 2 2 2 Memotong sesuai
Circ. saw Circ. saw Circ. saw ukuran ukuran ukuran ukuran ukuran
Circ. saw Circ. saw Circ. saw Circ. saw 5 2 ukuran 4 2 4 2 4,5 2
4 2 4 2
Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw Circular saw

Mengamplas Mengamplas Mengamplas Mengamplas Mengamplas Mengamplas Mengamplas


2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1,5 3 2 3 Mengampelas Mengampelas Mengampelas Mengampelas Mengampelas Mengampelas
Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas 3 3 2 3 2 3 4 3
2 3 2 3
Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas Ampelas

Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar
17 4 17 4 17 4 Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar Melamic dasar
Kuas, cat Kuas, cat 17 4 Kuas, cat Kuas, cat 17 4 Kuas, cat 14 4 Kuas, cat 17 4 Kuas, cat
warna natural warna natural warna natural 20 4 16 4 17 4 17 4 18 4 17 4
warna natural warna natural warna natural warna natural Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna
natural natural natural natural natural natural

Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir
17 5 Kuas, cat 17 5 Kuas, cat Kuas, cat 17 5 Kuas, cat Kuas, cat Kuas, cat Kuas, cat Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir Melamic akhir
warna warna 17 5 warna 17 5 14 5 17 5
warna warna warna warna 20 5 16 5 17 5 17 5 18 5 17 5
diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna Kuas, Cat warna
diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan diinginkan

Merakit bagian
6 pengeleman 6 pengeleman penahan meja
6
dan bagian kaki
meja

pengeleman
7 Merakit bagian
7 penyekat meja

Merakit bagian
8 pengeleman penahan meja
8
assy dan
penahan laci

Merakit bagian
penahan meja
9
assy dan bagian
sekat vertikal

Merakit bagian
10 penahan meja
assy dan meja

Merakit bagian
11 penahan meja
assy dan bagian
laci

Merakit bagian
12 meja assy dan
bagian laci
keyboard

Pengecatan seluruh
13 bagian meja, inspeksi

Gambar 4.13 OPC

20
4.2 Proses Produksi
Berikut adalah langkah proses produksi untuk setiap part Meja Komputer
a. Dasar Meja, material : kayu
Tabel 4.2 Proses Produksi Dasar Meja

operation operation Machine set-up operation


Tools dept
no description type time (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran, Pensil
1 137 cm x 40 cm x 3 1 3
kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 5
ukuran Saw

Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 20
Natural, kuas

Cat Warna yang


4 Melamic Ahir 2 20
diinginkan, kuas

b. Sisi Meja Samping, material : kayu

Tabel 4.3 Proses Produksi Samping Meja

operation operation Machine set-up operation


Tools dept
no description type time (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran, Pensil
1 90 cm x 40 cm x 1 3.5
kayu
1,5 cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4.5
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 18
Natural, kuas
Cat Warna yang
4 Melamic Akhir 2 18
diinginkan, kuas

21
c. Sekat Meja Vertikal, material : kayu

Tabel 4.4 Proses Produksi Meja Vertikal

operation operation Machine set-up operation


Tools dept
no description type time (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran, Pensil
1 56 cm x 40 cm x 1 1 2.5
kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 16
Natural, kuas
Cat Warna yang
4 Melamic Akhir 2 16
diinginkan, kuas

d. Sekat Meja Horizontal Laci, material : kayu


Tabel 4.5 Proses Produksi Meja Horizontal Laci

operation operation Machine set-up operation


Tools dept
no description type time (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran, Pensil
1 65 cm x 36 cm x 1 1 3
kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Akhir 2 17
diinginkan,
kuas

22
e. Penyekat Rak Meja, material : kayu
Tabel 4.6 Proses Produksi Rak Meja

operation operation Machine set-up time operation


Tools dept
no description type (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran,
1 77cm x 40 cm x 1 1 3
Pensil kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw

Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Akhir 2 17
diinginkan,
kuas

f. Atas Meja, material : kayu


Tabel 4.7 Proses Produksi Atas Meja

Operation Operation Machine set-up time operation


Tools dept
no description type (mnt) time (mnt)

Mengukur ukuran
Meteran,
1 150 cm x 50 cm x 2 - 1 3
Pensil kayu
cm

Memotong sesuai Circular


2 2 5
ukuran Saw

Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 20
Natural, kuas

Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 20
diinginkan,
kuas

23
g. Dasar Rak, material : kayu
Tabel 4.8 Proses Produksi Dasar Rak

operation operation Machine set-up time operation


Tools dept
no description type (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran,
1 65 cm x 40 cm x 1 1 3
Pensil kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan,
kuas

h. Rak Sisi Depan, material : kayu


Tabel 4.9 Proses Produksi Rak Sisi Depan

operation operation Machine set-up time operation


Tools dept
no description type (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran, Pensil
1 65 cm x 19 cm x 2 1 3
kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan, kuas

24
i. Rak Sisi Samping, material : kayu
Tabel 4.9 Proses Produksi Rak Sisi Samping

operation Machine set-up time operation time


operation description Tools dept
no type (mnt) (mnt)
Meteran,
Mengukur ukuran 40
1 Pensil 1 2
cm x 19 cm x 1 cm
kayu
Memotong sesuai Circular
2 2 3.5
ukuran Saw
Cat Warna
3 Melamic Dasar Natural, 2 14
kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Akhir 2 14
diinginkan,
kuas

j. Sisi Dasar Keyboard, material : kayu


Tabel 4.10 Proses Produksi Rak Sisi Dasar Keyboard

operation operation Machine set-up time operation


Tools dept
no description type (mnt) time (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran,
1 70 cm x 36 cm x 1 1 3
Pensil kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw

Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan,
kuas

25
k. Sisi Depan Keyboard, material : kayu
Tabel 4.11 Proses Produksi Rak Sisi Depan Keyboard

operation operation Machine set-up time operation time


Tools Dept
no description type (mnt) (mnt)
Mengukur ukuran
Meteran,
1 70 cm x 10 cm x 2 1 3
Pensil kayu
cm
Memotong sesuai Circular
2 2 4
ukuran Saw

Cat Warna
3 Melamic Dasar 2 17
Natural, kuas
Cat Warna
yang
4 Melamic Ahir 2 17
diinginkan,
kuas

Ditambah alur produksi dari awal hingga akhir. Contoh

A. Menyiapkan bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan.


B. Membuat bagian penutup keyboard (70 x 40 x 2 cm).
1. Mengukur ukuran 70 x 40 x 2 cm.
2. Memotong kayu sesuai ukuran dengan menggunakan circular saw.
3. Mengamplas bagian yang belum rata.
4. Melamic dasar dengan menggunakan kuat dan cat berwarna natural.
5. Melamic akhir (Cat sesuai dengan keinginan).
C. Membuat bagian dasar laci keyboard (70 x 36 x 1 cm).
D. Menggabungkan bagain dasar laci keyboard dengan penutup keyboard menjadi
sub-ass 1 dengan menggunakan lem.
E. Membuat bagian dasar laci (65 x 36 x 2).
F. Membuat bagian belakang laci (65 x 19 x 2 cm).
G. Membuat bagian samping kiri laci (65 x 19 x 2 cm).
H. Membaut bagian samping kanan laci (40 x 19 x 1 cm).
I. Membuat bagain depan laci (65 x 19 x 2 cm).
J. Menggabungkan bagian dasar laci, belakang laci, samping kiri laci, samping kanan
laci, depan laci menjadi sub-ass 2 dengan menggunakan lem.
K. Membuat bagian penutup meja (150 x 50 x 2 cm).

26
L. Membuat bagian sekat vertical (56 x 40 x 1 cm).
M. Membuat bagian penahan laci (65 x 40 x 1 cm).
N. Membuat bagian penyekat meja (77 x 40 x 1 cm).
O. Membuat bagian kaki meja (90 x 40 x 1,5 cm).
P. Membuat bagian penahan meja (65 x 40 x 1 cm).
Q. Menggabungkan semua bagian mulai dari sub ass 1, sub ass 2, penutup meja, sekat
vertical, penahan laci, peyekat meja, kaki meja dan penahan meja dengan
menggunakan lem dan baut khusus untuk laci keyboard ditambah rel untuk
penyangganya.
R. Melakukan pengecetan secara menyeluruh dengan menggunakan cat dan thinner.
Persiapan pembuatan meliputi
persiapan bahan baku dan alat-alat
yang dibutuhkan

Membuat bagian laci keyboard

Membuat laci meja

Membuat bagian utama pada


meja

Merakit meja menjadi satu


kesatuan

Finishing dengan mengecat


meja secara keseluruhan

Barang siap dipasarkan

Gambar 4.14 Alur Produksi Meja Komputer

27
4.3 Penentuan Lokasi

Lokasi pabrik mengacu pada pemilihan wilayah dan penyeleksian faktor-faktor


yang berpengaruh dalam mempersiapkan suatu bisnis atau pabrik.
Lokasi ideal adalah lokasi yang hanya dapat menjaga biaya suatu produk tetap
minimum dengan market share yang besar, resiko yang kecil dan keuntungan sosial.
Sehingga dari lokasi pabrik yang seperti ini dapat mendatangkan keuntugan bersih
yang maksimum atau memberikan biaya produksi dan distribusi yang sangat rendah.
Selain itu, faktor masa depan yang lain yang patut dipertimbangkan seperti perluasan
pembangunan, tindakan untuk pengembangan produk, dan lain-lain.
1. Segmenatasi pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke atas
khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah. Oleh
karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang dapat menjangkau wilayah-
wilayah yang memilki banyak perkantoran.
2. Lokasi sumber bahan baku
Bahan baku utama dari industri ini adalah kayu. Hal ini membuat PT. Maju Jaya
Meubel memilih lokasi yang berdekatan dengan hutan kayu untuk
meminimalisasi biaya yang akan timbul karena pengiriman bahan baku.
3. Buruh dan tingkat upahnya
Faktor sumber daya dapat juga disebut sebagai faktor tenaga kerja, hal ini
mengindikasikan kebutuhan akan tenaga kerja juga mempengaruhi pemilihan
lokasi. Pemilihan lokasi hendaknya dilakukan pada tempat yang memiliki sumber
tenaga kerja yang melimpah sehingga biaya-biaya mengenai tenaga kerja dapat
diminimalisasi seperti biaya transport pekerja dan lain-lain. Selain itu dengan
memilih lokasi yang memiliki potensi tenaga kerja yang besar, perusahaan dapat
ikut berperan dalam mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
4. Undang-undang dan system perpajakan
Dorongan positif dan negative yang harus dipikirkan oleh perusahaan dalam
mempertimbangkan faktor ini agar lokasi yang sesuai dapat dipenuhi. Dorongan
positif termasuk biaya overhead yang murah seperti listrik, banking transport, tax

28
relief, subsidi dan kebebasan. Dorongan negative adalah pollution control dan
desentralisasi industry.
5. Sikap masyarakat setempat
Penerimaan masyarakat setempat terhadap pembukaan industry baru sering kali
dihubungkan dengan tingkat pendidikan dari masyarakat sekitar lokasi.
6. Fasilitas pendukung
Ketersedian fasilitas pendukung yang akan mengembangkan industry atau lokasi
tersebut seperti link road, dekat dengan stasiun kereta api, airport, pelabuhan,
ketersedian listrik, air, public utilities, sikap masyarakat sekitar dan fasilitas yang
berhubungan dengan komunikasi yang sangat penting.

4.3.1 Pertimbangan Lokasi Pabrik


Pilihan-pilihan pertimbangan pendirian lokasi pabrik akan didirikan pada
daerah-daerah berikut:
1. Industri Krapyak Semarang Barat
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke
atas khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah.
Oleh karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang berada di
Semarang selain menjadi ibu kota Jawa Tengah Semarang berada di tengah
provinsi Jawa Tengah.
b. Lokasi Sumber Bahan Baku
Kawasan industry ini dekat sekali dengan kawasan hutan yang berada di
daerah Boja, sehingga kayu-kayu yang diambil merupakan kayu yang
berasal dari hutan tersebut (kayu local). Pengambilan kayu dari hutan daerah
boja ini dapat meminimalkan biaya yang keluar akibat transportasi bahan
baku.
c. Buruh dan Tingkat Upahnya
Daerah krapyak merupakan daerah yang memiliki pengrajin yang sedikit hal
ini yang menyebabkan upah dari pengrajin didaerah ini lebih mahal dari

29
alternative lokasi pabrik lainnya. Kebanyakan pengarajin di daerah ini
merupakan pendatang dari wilayah Jepara.
d. Sikap Masyarakat Setempat
Karena lokasinya yang berada dikompleks kawasan perindustrian
penerimaan masyarakat sekitar dengan adanya pembangunan industri ini
akan bagus dan tidak perlu dikhawatirkan.
e. Fasilitas Pendukung
Masih sangat sedikitnya kapasitas penggergajian pada kawasan ini,
penggergajian kayu hanya dimiliki oleh dinas Perhutani setempat. Sehingga,
membuat lamanya waktu pengerjaan yang dilakukan untuk memotong kayu
yang akan diolah. Kawasan industry mebel daerah ini berada dipinggir jalan
raya serta berada dekat dekat dengan pelabuhan.
2. Meranggen
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke
atas khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah.
Oleh karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang berada di
Semarang selain menjadi ibu kota Jawa Tengah Semarang berada di tengah
provinsi Jawa Tengah.
b. Lokasi Sumber Bahan Baku
Daerah Meranggen mengambil kayu atau bahan baku dari Jepara dan Pati,
dimana kedua kota ini berjarak cukup jauh dari Meranggen. Sehingga, akan
menyebabkan membengkaknya biaya transportasi dari bahan baku itu
sendiri.
c. Buruh dan Tingkat Upahnya
Pengrajin kayu di kawasan ini cukup banyak dan memiki upah yang cukup
murah sehingga perusahaan dapat memberdayakan masyarakat sekitar
untuk mengurangi angka pengangguran di wilayah sekitar pabrik.

30
d. Sikap Masyarakat Sekitar
Karena masyarakat sekitar banyak yang menjadi pengrajin kayu dan
kesempatan untuk bekerja menjadi pengrajin kayu sedikit penerimaan
masyarakat sekitar cukup baik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
e. Fasilitas Pendukung
Kapasitas penggergajian kayu yang cukup besar membuat kawasan ini
memilki waktu produksi yang relative cepat didukung dengan lokasi yang
berada dipinggir jalan raya serta dekatnya lokasi dengan pelabuhan.
3. Kawasan Industri Ungaran
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dari PT. Maju Jaya Meubel adalah kalangan menengah ke
atas khususnya instansi pemerintahan ataupun swasta sekitar Jawa Tengah.
Oleh karena itu PT. Maju Jaya Meubel memilih lokasi yang berada di
Semarang selain menjadi ibu kota Jawa Tengah Semarang berada di tengah
provinsi Jawa Tengah.
b. Lokasi Sumber Bahan Baku
Bahan baku diambil dari hutan sekitar ungaran yang masih memilki sumber
daya alam yang cukup banyak sehigga kayu-kayu yang dipakai merupakan
kayu-kayu local (Jawa) seperti jati.
c. Buruh dan Tingkat Upahnya
Prospek sumber tenaga kerja di daerah ini tinggi karena di daerah ini
merupakan kawasan industri dan daerah disekitar lokasi ini masih banyak
perumahan penduduk yang dapat diberdayakan menjadi karyawan di
perusahaan.
d. Undang-undang dan Sistem Perpajakan
Seperti diketahui ungaran merupakan objek perhatian dari pemerintah untuk
pengembangan kawasan industry kecil dimana pemerintah memberiakan
kebebasan pajak selama 5 tahun.
e. Sikap Masyarakat Sekitar
Dengan adanya program pemerintah yang memberikan kebebasan pajak dan
penggergajian yang ada disekitar ungaran merupakan penggergajian

31
rumahan sehingga, masyarakat sekitar akan menerima dengan baik peluang
bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan.
f. Fasilitas Pendukung
Fasilitas penggergajian yang banyak dimana fasilitas ini dikelola oleh
masyarakat sekitar pabrik. Tetapi, untuk mencapai lokasi masih sulit karena
akses jalan terbatas, sedikit jauh dengan pelabuhan.

4.3.1.1 Pemilihan menggunakan metode AHP


Tabel 4.12 Interpretasi perbandingan berpasangan

Deskripsi Kriteria a Kriteria b Kriteria c


A sama pentingnya dengan b 1 1 1
A sedikit lebih penting dari b 3 1 1/3
A secara signifikan lebih penting dari b 5 1 1/5
A jauh lebih penting dari b 7 1 1/7
A secra absolut lebih penting dari b 9 1 1/9

Tabel 4.13 Hasil perbandingan berpasangan


C1 C2 C3 C4 C5 C6
Segmentasi pasar (C1) 1 1 1 1 1 1
Lokasi sumber bahan baku (C2) 1 1 5 3 1/3 1/5
Buruh dan tingkat upahnya (C3) 1 1/5 1 1/3 5 7
Undang-undang dan sistem perpajakan (C4) 1 1/3 3 1 3 5
Sikap masyarakat setempat (C5) 1 3 1/5 1/3 1 1/5
Fasilitas pendukung (C6) 1 5 1/7 1/5 5 1
Total 6 10.53 10.34 5.87 15.33 14.40

Tabel 4.14 Perhitungan akhir bobot masing-masing kriteria

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Bobot
C1 0.17 0.09 0.10 0.17 0.07 0.07 0.66
C2 0.17 0.09 0.48 0.51 0.02 0.01 1.29
C3 0.17 0.02 0.10 0.06 0.33 0.49 1.15
C4 0.17 0.03 0.29 0.17 0.20 0.35 1.20
C5 0.17 0.28 0.02 0.06 0.07 0.01 0.61
C6 0.17 0.47 0.01 0.03 0.33 0.07 1.08

32
Tabel 4.15 Penilaian kriteria segmentasi pasar
Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 5 7
Meranggen 1/5 1 3
Industri krapyak 1/7 1/3 1
Total 1.34 6.33 11

Tabel 4.16 Bobot penilaian kriteria segmentesi pasar

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.74 0.79 0.64 2.17
Meranggen 0.15 0.16 0.27 0.58
Industri krapyak 0.11 0.05 0.09 0.25

Tabel 4.17 Penilaian kriteria lokasi sumber bahan baku


Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 3 1/7
Meranggen 1/3 1 1/5
Industri krapyak 7 5 1
Total 8.33 9.00 1

Tabel 4.18 Bobot penilaian lokasi sumber bahan baku

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.12 0.33 0.11 0.56
Meranggen 0.04 0.11 0.15 0.30
Industri krapyak 0.84 0.56 0.74 2.14

Tabel 4.19 Penilaian kriteria buruh dan tingkat upahnya


Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 1/3 3
Meranggen 3 1 5
Industri krapyak 1/3 1/5 1
Total 4.33 1.53 9

Tabel 4.20 Bobot penilaian kriteria buruh dan tingkat upahnya

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.23 1.96 0.04 2.22
Meranggen 0.69 0.65 0.56 1.90
Industri krapyak 0.08 0.13 0.11 0.32

33
Tabel 4.21 Penilaian kriteria undang-undang dan sistem perpajakan
Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 5 9
Meranggen 1/5 1 1/3
Industri krapyak 1/9 3 1
Total 1.31 9 10

Tabel 4.22 Bobot penilaian kriteria undang-undang dan sistem perpajakan

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.23 3.26 1.00 4.49
Meranggen 0.05 0.65 0.04 0.74
Industri krapyak 0.03 1.96 0.11 2.09

Tabel 4.23 Penilaian kriteria sikap masyarakat setempat


Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 1/5 7
Meranggen 5 1 3
Industri krapyak 1/7 1/3 1
Total 6.14 1.53 11

Tabel 4.24 Bobot penilaian kriteria sikap masyarakat setempat

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.12 0.02 5.21 5.35
Meranggen 0.60 0.11 2.23 2.95
Industri krapyak 0.02 0.04 0.74 0.80

Tabel 4.25 Penilaian kriteria fasilitas pendukung


Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Kawasan industri ungaran 1 1/7 1/3
Meranggen 7 1 3
Industri krapyak 3 1/3 1
Total 11.00 1.48 4

Tabel 4.26 Bobot penilaian kriteria fasilitas pendukung

Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak Bobot


Kawasan industri ungaran 0.12 0.02 0.25 0.38
Meranggen 0.84 0.11 2.23 3.19
Industri krapyak 0.36 0.04 0.74 1.14

34
Tabel 4.27 Rekapan bobot penilaian masing-masing criteria pada masing-masing lokasi
Kawasan industri
Meranggen Industri krapyak
ungaran
Segmentasi pasar 2.17 0.58 0.25
Lokasi sumber bahan baku 0.56 0.30 2.14
Buruh dan tingkat upahnya 2.22 1.90 0.32
Undang-undang dan sistem perpajakan 4.49 0.74 2.09
Sikap masyarakat setempat 5.35 2.95 0.80
Fasilitas pendukung 0.38 3.19 1.14

Tabel 4.28 Hasil penilainan akhir 3 lokasi pabrik


Bobot Kawasan industri ungaran Meranggen Industri krapyak
Segmentasi pasar 0.66 1.44 0.38 0.17
Lokasi sumber bahan baku 1.29 0.72 0.39 2.77
Buruh dan tingkat upahnya 1.15 2.56 2.19 0.37
Undang-undang dan sistem perpajakan 1.20 5.40 0.88 2.52
Sikap masyarakat setempat 0.61 3.25 1.79 0.48
Fasilitas pendukung 1.08 0.42 3.46 1.24
Total 13.79 9.09 7.54

Metode AHP menunjukkan bahwa kawasan industri ungaran merupakan kawasan yang
cocok untuk didirikan pabrik PT Maju Jaya Meubel, tetapi sebelumnya harus
diperhitungkan dahulu kelayakan investasi pada kawasan ini.

35
4.4 Layout
4.4.1 Departemen Produksi

4.4.1.1 Perencanaan Stasiun Kerja Dan Luas Area Yang Dibutuhkan


Tabel 4.29 Kebutuhan Luas Area Tiap Stasiun Kerja Departemen Produksi
Luas Area yang Dibutuhkan Sub
total+Sub Total Total
Sub total x Luas Luas Dept
Aktivitas Peralatan Ruang Ruang Total Allowance Jumlah Dept Produksi
No Departemen Nama mesin dan Peralatan Mesin/Peralatan Pembantu Operator Meterial (m2) 150% (m2) mesin (m2) (m2)
0.5 x 0.5 = 2(1 x 1) =
1 Pengukuran (A) meteran, pensil 3x3=9 0.25 2 5 x 5 = 20 31.25 78.125 78.125 80
0.5 x 0.5 = 4(1 x 1) =
2 Sawing (B) Circular Saw, kunci 5 x 4 = 20 0.25 4 5 x 5 = 20 44.25 110.625 4 442.5 445
Melamic Awal 0.4 x 0.4 = 6(1 x 1) =
3 kuas, pewarna melamic dasar 0.5 x 0.5 = 0.25 1.6 6 2x2=4 11.85 29.625 29.625 30
Melamic Akhir kuas, pewarna melamic 0.4 x 0.4 = 6(1 x 1) =
4 (D) penutup 0.5 x 0.5 = 0.25 1.6 6 2x2=4 11.85 29.625 29.625 30
0.4 x 0.4 = 6(1 x 1) =
5 Assembly (E) screw gun 2x2=4 1.6 6 3x2=6 17.6 44 44 44
2(1 x 1) =
6 Finishing (F) kardus, plastik, lem 2x2=4 1x1=1 2 3x2=6 13 32.5 32.5 33
Total
Luas
Dept 662

36
Selanjutnya dibuat aliran pemindahan bahan serta frekuensinya seperti tampak pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.30 Aliran Pemindahan Bahan

Titik Pemindahan Hubungan Aliran Komponen yang Frekuensi


Pemindahan dipindahkan
A A-B 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11
B B-C 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11
C C-D 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11
D D-E 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11
E E-F 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

4.4.1.2 Pembentukan Alternatif Layout Pabrik


a. Penentuan Layout Departemen Secara Manual (Berdasarkan From to
Chart)
1. Trial 1
Tabel 4.31 From to Chart trial 1

FROM
TO A B C D E F TOTAL
A 0
B 11 11
C 11 11
D 11 11
E 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55

37
VOLUME PRODUK BERDASARKAN JARAK DIAGONAL

Tabel 4.32 Volume Produk Trial 1


Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 11+11+11+11+11 = 55 1. 0 =0
2. 0 =0 2. 0 =0
3. 0 =0 3. 0 =0
4. 0 =0 4. 0 =0
5. 0 = 0 5. 0 =0
6. 0 = 0 6. 0 =0
7. 0 = 0 7. 0 =0
8. 0 = 0 8. 0 =0
9. 0 = 0 9. 0 =0
Total = 55 Total =0

Analisa momen dari trial 1


Tabel 4.33 Analisa Momen Trial 1
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 1 x 55 = 55 1. 2 x 0 =0
2. 2 x 0 =0 2. 4 x 0 =0
3. 3 x 0 =0 3. 6 x 0 =0
4. 4 x 0 =0 4. 8 x 0 =0
5. 5 x 0 =0 5. 10 x 0 =0
6. 6 x 0 =0 6. 12 x 0 =0
7. 7 x 0 =0 7. 14 x 0 =0
8. 8 x 0 =0 8. 16 x 0 =0
9. 9 x 0 =0 9. 18 x 0 =0
Total = 55 Total =0

38
2. Trial 2
Tabel 4.34 From to Chart trial 2
FROM
TO A C B D E F TOTAL
A 0
C 11 11
B 11 11
D 11 11
E 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55

VOLUME PRODUK BERDASARKAN JARAK DIAGONAL


Tabel 4.35 Volume Produk Trial 2
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 11+11 = 22 1. 11 = 11
2. 11+11 = 22 2. 0 =0
3. 0 =0 3. 0 =0
4. 0 =0 4. 0 =0
5. 0 = 0 5. 0 =0
6. 0 = 0 6. 0 =0
7. 0 = 0 7. 0 =0
8. 0 = 0 8. 0 =0
9. 0 = 0 9. 0 =0
Total = 44 Total = 11

Analisa momen dari trial 2


Tabel 4.36 Analisa Momen Trial 2
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 1 x 22 = 22 1. 2 x 11 = 22
2. 2 x 22 = 44 2. 4 x 0 =0
3. 3 x 0 =0 3. 6 x 0 =0
4. 4 x 0 =0 4. 8 x 0 =0
5. 5 x 0 =0 5. 10 x 0 =0

39
6. 6 x 0 =0 6. 12 x 0 =0
7. 7 x 0 =0 7. 14 x 0 =0
8. 8 x 0 =0 8. 16 x 0 =0
9. 9 x 0 =0 9. 18 x 0 =0
Total = 66 Total = 22

3. Trial 3
Tabel 4.37 From to Chart trial 3
FROM
TO A C B E D F TOTAL
A 0
C 11 11
B 11 11
E 11 11
D 11 11
F 11 11
TOTAL 11 11 11 11 11 55

VOLUME PRODUK BERDASARKAN JARAK DIAGONAL


Tabel 4.38 Volume Produk Trial 1
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 0 =0 1. 11+11 = 22
2. 11+11 = 22 2. 0 =0
3. 11 = 11 3. 0 =0
4. 0 =0 4. 0 =0
5. 0 = 0 5. 0 =0
6. 0 = 0 6. 0 =0
7. 0 = 0 7. 0 =0
8. 0 = 0 8. 0 =0
9. 0 = 0 9. 0 =0
Total = 33 Total = 22

40
Analisa momen dari trial 3
Tabel 4.39 Analisa Momen Trial 3
Forward Backward
Distance from diagonal Distance from diagonal
1. 1 x 0 =0 1. 2 x 22 = 44
2. 2 x 22 = 44 2. 4 x 0 =0
3. 3 x 11 = 33 3. 6 x 0 =0
4. 4 x 0 =0 4. 8 x 0 =0
5. 5 x 0 =0 5. 10 x 0 =0
6. 6 x 0 =0 6. 12 x 0 =0
7. 7 x 0 =0 7. 14 x 0 =0
8. 8 x 0 =0 8. 16 x 0 =0
9. 9 x 0 =0 9. 18 x 0 =0
Total = 77 Total = 44

Teknik From To Chart digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan
pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Dari penggunaan From To Chart akan
diperoleh gambaran mengenai layout departemen pada lantai produksi yang seharusnya
dirancang.
Berdasarkan from to chart trial 1 didapatkan nilai forward sebesar 55 dan nilai
backward 0 setelah dilakukan from to chart trial 2 dari momen produk didapatkan nilai
forward sebesar 66 dan nilai backward 22. Kemudian setelah dilakukan trial 3 didapatkan
nilai forward 77, dan nilai backward berturut-turut adalah 44.
Sehingga urutan departemen yang dapat digunakan untuk layout lantai produksi yaitu
trial 1 karena memiliki nilai backward terkecil yaitu 0 yaitu dengan urutan ABCDEF. Hal
ini memenuhi persyaratan minimal untuk backtracking dari proses produksi yang
berlangsung.
Selanjutnya dibuat Distance Volume Chart untuk mengetahui jarak antara
individual mesin atau departemen (kelompok mesin) yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan pereliminary layout yang ditetapkan seperti gambar dibawah ini.

41
b. Penentuan Layout Departemen Produksi dengan CRAFT
1. Alternatif 1

11 m 14.67 m 10 m

D
F

E
3m

2m
C

15 m
A B
10 m

8m 44.5 m 2m

Flow Pattern (U Shaped)


Skala = 1 : 100
Luas Dept.Produksi= 55m x 20 m

Gambar 4. 15 Distance Volume Chart alternatif 1 Departemen Produksi

Keterangan: A = Pengukuran F = Finishing


B = Sawing
C = Melamic Awal
D = Melamic Akhir
E = Assembly

42
Jarak antar departemen dari layout awal
Tabel 4. 10 From to Chart Departemen Produksi

FROM
A B C D E F TOTAL
TO

A 0
B 26.25 26.25
C 25.625 25.625
D 12 12
E 12.335 12.335
F 12.835 12.835
TOTAL 26.25 25.625 12 12.335 12.835 89.045

Kemudian membuat analisis distance volume chart dengan mengalikan jarak antar
departemen dengan frekuensinya
Tabel 4.41 Analisa Distance Volume Chart Departemen Produksi Alternatif 1

FROM
A B C D E F TOTAL
TO

A 0
B 288.75 288.75
C 281.88 281.88
D 132 132
E 135.69 135.69
F 141.18 141.18
TOTAL 288.75 281.88 132 135.69 141.18 979.51

Tinjauan titik-titik kritis pada volume distance chart dan penyimpanan dari basic flow
path (sebagai contoh lintasan yang menyebabkan terjadinya gerakan bolak-balik). Total
angka sebesar 979.51 akan menjadi ukuran di dalam perhitungan biaya untuk

43
perpindahan bahan. Tata letak yang optimal adalah pada trial 1, berdasarkan from to
chart perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan yang urutan departemennya
adalah ABCDEF
Setelah itu, hasil perhitungan di atas digunakan sebagai input dalam melakukan
perhitungan dengan menggunakan software QS. Hal ini dilakukan agar mendapatkan
hasil layout yang lebih akurat. Berikut langkah perhitungan dengan menggunakan QS
i. Input QS

Gambar 4.16 Input QS

44
ii. Layout awal (Initial Layout) Alternatif 1

Gambar 4.17 Layout Awal Berdasarkan Jarak Rectilinier


Gambar layout diatas merupakan layout awal (initial layout) dari perhitungan craft.
Jika dilihat dari letak masing masing departemennya, maka dapat dilihat bahwa

45
pemindahan material pada departemen produksi dapat dilakukkan dengan mudah karena
masing masing departemen berhubungan langsung dengan aisle. Jika dilihat dari biaya
total yang diperlukan, maka layout ini tidak cukup baik untuk diterapkan karena biaya
totalnya masih terlalu besar yaitu $ 529.94

iii. Iterasi 1

46
Gambar 4.18 Layout Iterasi 1 Berdasarkan Jarak Rectilinier

Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan setelah


dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran letak antara
Departemen A (Pengukuran) dan Departemen B (Sawing). Dari pertukaran kedua
departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen A tidak terhubung langsung dengan
aisle karena terhalang oleh Departemen B, sehingga pemindahan bahan dari dan
Departemen A akan terhambat. Penerapan layout yang didapat dari iterasi pertama ini
lebih baik daripada penerapan layout awal. Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang
diperlukan pada layout iterasi pertama ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $454.77

47
B. Alternatif 2

a. Distance Volume Chart

11 m

F
3m

2m
E

20 m
A B CD
15 m

5.3 m 30 m 2m 2m 2.2 m

Gambar 4.19 Distance Volume Chart Departemen Produksi Alternatif 2

Flow Pattern (U Shaped)


Skala = 1 : 100
Luas Dept.Produksi= 55m x 20 m

Keterangan: A = Pengukuran F = Finishing


B = Sawing
C = Melamic Awal
D = Melamic Akhir
E = Assembly

Jarak antar departemen dari layout awal

48
Tabel 4.42 From to Chart Departemen Produksi

FROM
A B C D E F TOTAL
TO

A 0
B 17.65 17.65
C 16 16
D 2 2
E 4.6 4.6
F 12.6 12.6
TOTAL 17.65 16 2 4.6 12.6 52.55

Kemudian membuat analisis distance volume chart dengan mengalikan jarak antar
departemen dengan frekuensinya
Tabel 4.43 Analisa Distance Volume Chart Departemen Produksi

FROM
A B C D E F TOTAL
TO

A 0
B 194.15 194.15
C 176 176
D 22 22
E 50.6 50.6
F 138.6 138.6
TOTAL 194.15 176 22 50.6 138.6 581.35

Tinjauan titik-titik kritis pada volume distance chart dan penyimpanan dari basic flow
path (sebagai contoh lintasan yang menyebabkan terjadinya gerakan bolak-balik). Total

49
angka sebesar 581.35 akan menjadi ukuran di dalam perhitungan biaya untuk perpindahan
bahan. Tata letak yang optimal adalah pada trial 1, berdasarkan from to chart perencanaan
tata letak pabrik dan pemindahan bahan yang urutan departemennya adalah ABCDEF
Setelah itu, hasil perhitungan di atas digunakan sebagai input dalam melakukan
perhitungan dengan menggunakan software QS. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil
layout yang lebih akurat. Berikut langkah perhitungan dengan menggunakan QS
i. Input QS

Gambar 4.19 Input QS


ii. Layout awal (Initial Layout)

50
Gambar 4.20 Layout Awal Berdasarkan Jarak Rectilinier
Gambar layout diatas merupakan layout awal (initial layout) dari perhitungan craft.
Jika dilihat dari letak masing masing departemennya, maka dapat dilihat bahwa
pemindahan material pada departemen produksi dapat dilakukkan dengan mudah karena
masing masing departemen berhubungan langsung dengan aisle. Jika dilihat dari biaya
total yang diperlukan, maka layout ini tidak cukup baik untuk diterapkan karena biaya
totalnya masih terlalu besar yaitu $ 386,76

51
iii. Iterasi 1

Gambar 4.21 Layout Iterasi 1 Berdasarkan Jarak Rectilinier


Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan setelah
dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran letak antara
Departemen A (Pengukuran) dan Departemen B (Sawing). Dari pertukaran kedua
departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen A tidak terhubung langsung dengan
aisle karena terhalang oleh Departemen B, sehingga pemindahan bahan dari dan
Departemen A akan terhambat. Penerapan layout yang didapat dari iterasi pertama ini

52
lebih baik daripada penerapan layout awal. Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang
diperlukan pada layout iterasi pertama ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $349,05

iv. Iterasi 2

53
Gambar 4.22 Layout Iterasi 2 Berdasarkan Jarak Rectilinier
Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan setelah
dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran letak antara
Departemen E (Assembly) dan Departemen F (Finishing). Dari pertukaran kedua
departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen B tidak terhubung langsung dengan
aisle karena terhalang oleh Departemen A, sehingga pemindahan bahan dari dan
Departemen A akan terhambat. Penerapan layout yang didapat dari iterasi pertama ini
lebih baik daripada penerapan layout awal. Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang
diperlukan pada layout iterasi pertama ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $336.91
v. Iterasi 3

54
Gambar 4.23 Layout Iterasi 2 Berdasarkan Jarak Rectilinier

55
Gambar diatas memperlihatkan layout departemen produksi yang dihasilkan
setelah dilakukkan satu kali iterasi. Pada iterasi pertama ini dilakukkan pertukaran
letak antara Departemen A (Pengukuran) dan Departemen B (Sawing). Dari
pertukaran kedua departemen tersebut dapat dilihat letak Departemen B tidak
terhubung langsung dengan aisle karena terhalang oleh Departemen A, sehingga
pemindahan bahan dari dan Departemen A akan terhambat. Penerapan layout
yang didapat dari iterasi pertama ini lebih baik daripada penerapan layout awal.
Hal ini dapat dilihat dari biaya total yang diperlukan pada layout iterasi pertama
ini lebih kecil dari pada layout awal yaitu $327.49

4.4.2 Perencanaan Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang produksi pada layout tata letak tugas besar ini meliputi 3
departemen seperti yang ada pada struktur organisasi di atas dan ruangan
penunjang lain seperti: warehouse, locker room, musola, kamar mandi, dll.
A. Analisa Tingkat Kepentingan (Activity Relationship Chart)
Sebuah peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur
tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta. Dengan membuat
Activity Relationship Chart dapat diketahui derajat kedekatan hubungan serta
alasan-alasan pada masing-masing departemen.

56
Tabel 4.43 ARC
No.Ruangan
No Nama Ruangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ruang Direktur Utama + sekretaris E E E E X X X I I X X X I O O I X X U
2 Lobby I I I X X X I I X X X I U U I X X I
3 Ruang Departemen Marketing dan Finance A A X X X I I X X X I O O O O X U
4 Ruang Departemen Logistik A A E X I I X X X I O O O O X U
5 Ruang Departemen Produksi E A X I I X X X I O O O O X U
6 Warehouse A U X X U U U X O O X O A U
7 Areal Produksi A X X A A A X I I X I X U
8 Locker Room X X A A E X I I X I X U
9 Kamar Mandi Office Wanita A X X X X U X X X X U
10 Kamar Mandi Office Pria X X X X U X X X X U
11 Kamar Mandi Produksi Wanita A X X U X X X X U
12 Kamar Mandi Produksi Pria X X U X X X X U
13 Drinking fountain produksi X U U X X X U
14 Drinking fountain office U U X X X U
15 Kantin U X X X U
16 Poliklinik X X X U
17 Parkir mobil U U A
18 Parkir motor U A
19 Parkir pickup A
20 Pos Satpam

57
Derajat Hubungan :
A : Mutlak perlu didekatkan (Absolutly Important)
E : Sangat penting untuk didekatkan (Expecially Important)
I : Penting untuk didekatkan (Important)
O : Cukup / biasa (Ordinary)
U : Tidak penting (Unimportant)
X : Tidak dikehendaki berdekatan (Undesirable)

Berikut adalah layout keseluruhan pabrik:

58
15 toilet office toilet office
16
pria wanita

Ruang
dept.marketing dan
finansial

13

5'-0"
Lobby
toilet produksi
17
11 wanita

Office

12 340 sq. ft.

toilet produksi

10 pria

Parkir mobil

Office
Ruang direktur
Office

150 sq. ft.


Office

150 sq. ft.


utama
18 1
9 14
Office

340 sq. ft.

Ruang Areal produksi


Ruang dept.logistik
dept.produksi

3 Pos satpam

Locker room

Warehouse
Parkir motor

4 2
8 6 Parkir pick up
Parkir mobil

Mushola
7

Kantin
5

Gambar 4.24 Layout Keseluruhan Pabrik

59
Keterangan Gambar

1. Parkir mobil 9. Ruang Departemen produksi

2. Parkir motor 10. Toilet Produksi Pria

3. Pos satpam 11. Toilet produksi wanita

4. Parkir Pick up 12. Areal produksi

5. Kantin 13. Ruang Departemen marketing dan financial

6. Warehouse 14. Ruang Departemen logistik

7. Musholla 15. Toilet Office Pria

8. Locker Room 16. Toilet Office wanita


17. Lobby
18. Ruang direktur utama

60
BAB V
ANALISIS LEGALITAS, ORGANISASI dan LINGKUNGAN

5.1 Aspek Legal


Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang
mempermasalahkan keabsahan suatu investasi ditinjau dan hukum positif yang
berlaku di Indonesia. Perusahaan harus memiliki beberapa macam surat/dokumen
kepemilikan ijin usaha. Kepemilikan surat/dokumen tersebut juga menentukan
aktivitas bisnis perusahaan ini dapat berjalan atau tidak.
Yang merupakan kajian aspek legal diantaranya:
1. Kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal
2. Prosedur legalitas yang harus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan
PT. Meubel Jaya yang bergerak dalam industri mebel meja komputer
berjenis PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan ijin usaha industri
diatur dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1970 tentang PMDN. Peraturan-
peraturan tentang ijin usaha industri dari BPKM (Badan Koordinasi Penanaman
Modal) mengacu pada SK Menteri Perindustrian Tahun 1989 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Industri.
Adapun surat/dokumen yang harus diurus dan dimiliki untuk memperoleh
bentuk badan usaha perusahaan perseorangan yaitu terdiri dari :
1. Izin Gangguan/Hinder Ordonansi (HO)
Berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 16 Tahun 1998 tentang
Retribusi Izin Gangguan. Izin Gangguan/Hinder Ordonansi (HO) untuk
yang bersifat menetap.
2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Retribusi
Izin Usaha Perdagangan. Perusahaan Perorangan.
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
5. Tanda Daftar Industri (TDI)
6. Ijin AMDAL

61
Berdasarkan Perda Kota Semarang No.13 Tahun 2006 Pengendalian
Lingkungan Hidup.
5.2 Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama adalah
lingkungan fisik, yang meliputi tanah, air dan udara. Kedua adalah lingkungan
sosial, yang meliputi kondisi masyarakat sekitar.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki oleh
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Secara umum, semua pabrik
menghasilkan limbah padat maupun limbah cair yang tidak berbahaya bagi
lingkungan jika limbah tersebut didaur ulang dengan baik. Bila ditinjau secara
kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Limbah utama dari industri kayu yang jelas adalah potongan - potongan kecil
dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah
tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin
menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis. Beberapa limbah lain dari
sebuah industri furniture sebenarnya memiliki peran yang besar pada sebuah
'costing' serta dampak lingkungan sehingga akan sangat bermanfaat apabila bisa
dikurangi.
Limbah utama industri kayu:
1. Potongan kayu dan serbuk gergaji sebagai bahan dasar pembuatan perabot kayu.
Serbuk gergaji dan serpihan kayu dari proses produksi saat ini pada umumnya
dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan tambahan untuk membuat plywood,
MDF (medium Density Fiber board) dan lembaran lain. Limbah ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pembakaran boiler di Kiln Dry. Sebagian
pula dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bakar untuk industri
yang lebih kecil seperti batu bata, kermaik atau dapur rumah tangga.

62
2. Limbah bahan finishing beserta peralatan bantu lainnya.
Ini limbah terbanyak kedua setelah kayu dan pada kenyataannya (di Indonesia)
belum begitu banyak perusahaan yang menyadari dan memahami betul tentang
tata cara penanganan limbah tersebut. Beberapa masih melakukan pembuangan
secara tradisional ke sungai dan ke dalam tempat pembuangan tertentu di dalam
area perusahaan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya.
Bahkan ada beberapa perusahaan yang 'menjual' thinner bekas kepada penduduk
yang tinggal di sekitar pabrik dan selanjutnya diproses untuk keperluan lain yang
kurang jelas.
Ada sebuah organisasi di bawah pengawasan pemerintah yang bertanggung
jawab untuk mengelola limbah kimia tersebut. PT. PPLI (Prasadha Pamunah
Limbah Industri) adalah perusahaan pertama di Indonesia yang mengelola
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
3. Limbah kimia sekunder sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri kayu
misal: accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan lain-
lain. Limbah ini belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum
terkoordinasi dengan baik.
4. Bahan pembantu lain seperti kardus, plastik pembungkus, kertas amplas bekas,

kain bekas untuk proses finishing, pisau bekas dari mesin serut dan lainnya.

Dari segi lingkungan sosial, tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar
lokasi pabrik akan meningkat

5.3 Aspek Organisasi


5.3.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang tugas dan
tanggung jawab serta hubungan antar bagian dalam perusahaan. Struktur
organisasi dapat mengetahui secara jelas dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian. Pada perusahaan pembuat meja komputer ini, terdapat
beberapa jabatan dan departemen lain yang menunjang departemen produksi,
yaitu sebagai berikut:

63
Tabel 5.1 Part List

No Departemen Bagian Jabatan Jumlah


1 Direktur Utama 1
Sekretaris 1
2 Marketing dan Finansial Manager 1
Sekretaris 1
Sales Kabag 1
Staf 3
Finansial Kabag 1
Staf 3
3 Logistik Manager 1
Sekretaris 1
Purchasing Kabag 1
Staf 3
Warehouse Kabag 1
Staf 3
Distribusi Kabag 1
Staf 3
4 Produksi Manager 1
Sekretaris 1
Produksi Kabag 1
Staf 2
QC Kabag 1
Staf 2
PPIC Kabag 1
Staf 3
5 Satpam 3
6 Receptionis 2

Total tenaga kerja di perusahaan ini berjumlah 43 orang, dari tingkat direktur,
sampai dengan receptionis. Penentuan departemen penunjang ini berdasarkan
kegiatan utama dari perusahaan ini selain produksi, yaitu pengelolaan
keuangan dan pemasaran, pembelian penyimpanan serta pendistribusian
barang, serta pengelolaan perusahaan secara keseluruhan yang dilakukan oleh
direktur beserta sekretarisnya.

64
Direktur Utama

Sekretaris

Manager
Marketing dan
Manager Logistik
Manager Produksi Finansial

Sekretaris
Sekretaris Sekretaris

Kabag. Marketing Kabag. Finansial


Kabag. QC Kabag. Produksi Kabag. PPIC Kabag Distribusi Kabag. Purchasing Kabag. Warehouse

Staf Marketing Staf Finansial


Staf QC Staf Produksi Staf PPIC Staf Distribusi Staf Purchasing Staf Warehouse

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

65
Struktur Organisasi di atas menggambarkan departemen-departemen beserta jabatan-
jabatan apa saja yang terdapat dalam perusahaan pembuat meja komputer ini. Dimulai
dari tingkatan yang paling bawah, yaitu staf, lalu tingkatan di atasnya Kepala Bagian
(Kabag), lalu manajer departemen beserta sekretarisnya, dan tingkatan teratas yaitu
direktur dan sekretarisnya.
Job Description
Pembagian kerja dari masing-masing jabatan dan departemen yang terdapat pada
struktur organisasi perusahaan pembuat meja komputer ini yaitu sebagai berikut :
a. Direktur
Menentukan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi
Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar
Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya
Merencanakan suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan serta
memprediksi hasil yang akan didapat dari tindakan yang akan diambil
tersebut.
Mengatur, membentuk, mendelegasikan dan menerapkan jalur suatu
wewenang/tanggung jawab dan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja
setiap anggota organisasi/instansi.
Mempersiapkan standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk
produk ataupun jasa yang diberikan pada perusahaan dalam rangka
memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
b. Sekretaris
Merekap semua hasil laporan dari tiap departemen
Mengawasi performansi kerja karyawan
Berperan dalam perekrutan karyawan
c. Departemen Produksi
Melakukan peramalan (forcast)
Melakukan penjadwalan produksi
Melakukan proses produksi
Mendata raw material, in process dan produk jadi

66
Melakukan pengambilan sampel
Menguji sampel
Meninjau keputusan
d. Departemen Logistik
Memesan raw material pada supplier
Menyimpan raw material di gudang
Menyuplai raw material untuk proses produksi
Menyimpan produk jadi yang siap dipasarkan
e. Departemen Marketing dan Finansial
Menghitung pendapatan & pengeluaran secara keseluruhan
Menghitung profit perusahaan
Menghitung hutang & melakukan pembayaran hutang
Rencana Pemasaran
Promosi Produk
Menjalin kerjasama dan memberikan informasi pada distributor dan
konsumen
Analisa pola penjualan produk
Laporan penjualan & analisa permintaan konsumen
Departemen di Divisi Pabrik
a. Departemen Pengukuran
Fungsi dari departemen ini adalah untuk mengukur kayu yang masih berbentuk
kayu gelondongan menjadi ukuran yang lebih kecil. Ukuran ini diseseuaikan
dengan ukuran standar meja komputer yang ada.
b. Departemen Sawing
Pada departemen sawing, kayu yang telah diukur di departemen pengukuran
selanjutnya dipotong dengan menggunakan circular saw. Kayu yang telah
dipotong tersebut menjadi
c. Departemen Melamic Awal
d. Departemen Melamic Akhir
e. Departemen Assembly
f. Departemen Finishing

67
BAB VI
KEUANGAN

6.1 Biaya-biaya yang dibutuhkan:


1. Biaya material langsung
Tahun 1 (total demand = 1332)
Tabel 6.1 Biaya Material Langsung pada Tahun 1
Jumlah yang Satuan Harga
No Material dibutuhkan Satuan Total Harga
1 Kayu 72487440 cm3 Rp9.8 Rp710376912
2
2 Plastik 199800 cm Rp100 Rp19980000
3 Sekrup 26640 butir Rp 1000 Rp26640000
Total biaya material langsung/th Rp767.916.912

Tahun 2 (total demand = 1572)


Tabel 6.2 Biaya Material Langsung Pada Tahun 2
Jumlah yang Satuan Harga
No Material dibutuhkan Satuan Total Harga
3
1 Kayu 85548240 cm Rp9.8 Rp 838372752
2 Plastik 235800 cm2 Rp100 Rp23580000
3 Sekrup 31440 butir Rp 1000 Rp31440000
Total biaya material langsung/th Rp895912752

Tahun 3 (total demand = 1644)


Tabel 6.3 Biaya Material Langsung Pada Tahun 3
Jumlah Satuan
yang Harga
No Material dibutuhkan Satuan Total Harga
3
1 Kayu 89466480 cm Rp9.8 Rp89466480
2 Plastik 246600 cm2 Rp100 Rp24660000
3 Sekrup 32880 butir Rp 1000 Rp32880000
Total biaya material langsung/th Rp934311504

68
2. Biaya material tidak langsung
Tahun 1 (total demand = 1332)
Tabel 6.4 Biaya Material Tidak Langsung Pada Tahun 1
Harga
No Material tidak langsung Kebutuhan satuan Total Harga
1 plastik bungkus 1332 Rp5000 Rp 6660000
Total Biaya Material Tidak Langsung/th Rp 6660000

Tahun 2 (total demand = 1572)


Tabel 6.5 Biaya Material Tidak Langsung Pada Tahun 2
Harga
No Material tidak langsung Kebutuhan satuan Total Harga
1 plastik bungkus 1572 Rp5000 Rp 7860000
Total Biaya Material Tidak Langsung/th Rp 7860000

Tahun 3 (total demand = 71142)


Tabel 6.6 Biaya Material Tidak Langsung Pada Tahun 3
No Material tidak langsung Kebutuhan Harga satuan Total Harga
1 plastik bungkus 1644 Rp5000 Rp 8220000
Total Biaya Material Tidak Langsung/th Rp 8220000

Tabel 6.7 Gaji Pegawai


No Departemen Bagian Jabatan Jumlah Gaji/Orang Total Gaji
1 Direktur Utama 1 5,500,000 5,500,000
Sekretaris 1 3,000,000 3,000,000
Marketing dan
2 Finansial Manager 1 4,500,000 4,500,000
Sekretaris 1 2,500,000 2,500,000
Sales Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
Finansial Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
3 Logistik Manager 1 4,500,000 4,500,000
Sekretaris 1 2,500,000 2,500,000

69
Purchasing Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
Warehouse Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
Distribusi Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
4 Produksi Manager 1 4,500,000 4,500,000
Sekretaris 1 2,500,000 2,500,000
Produksi Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 2 2,000,000 4,000,000
QC Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 2 2,000,000 4,000,000
PPIC Kabag 1 3,500,000 3,500,000
Staf 3 2,000,000 6,000,000
5 Satpam 3 1,500,000 4,500,000
6 Receptionis 2 1,750,000 3,500,000
Jumlah 109,500,000

3. Biaya tenaga kerja langsung


Total Gaji tenaga kerja/th = Rp 31,500,000,00
4. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Total Gaji tenaga kerja tidak langsung/ th = Rp 78,000,000,00
5. Biaya investasi awal
Tabel 6.8 Biaya Investasi Awal
Keterangan Total
Pembelian Bangunan 300,000,000
Peralatan 134,750,000
Perlengkapan 2,900,000
Mobil carry pick up 51,300,000
Persediaan awal kayu 1,950,000

Renovasi 35,000,000
Kas awal 84,100,000
Total 550,000,000

70
Tabel 6.9 Total Biaya Legalitas
No Legalitas Biaya
1 Merek& SIUP Rp456,000
2 Badan Hukum Rp500,000
Total Biaya Legalitas Rp956,000

Total biaya investasi awal = Rp 550.000.000 + Rp 956.000


= Rp 550.956.000
6. Biaya depresiasi
Tabel 6.10 Biaya Depresiasi
Umur
No Peralatan/Asset Jumlah pakai Harga Awal Nilai akhir Depresiasi/tahun
1 Sawing machine 3 5 Rp2,250,000 Rp 337,500 Rp 637,500
2 Gerinda 3 5 Rp1,410,000 Rp 211,500 Rp 399,500
3 Gergaji tangan 5 5 Rp1,000,000 Rp 150,000 Rp 283,333
Komputer dan
4 printer 16 4 Rp72,000,000 Rp 10,800,000 Rp 20,400,000
5 Pesawat telepon 16 4 Rp3,200,000 Rp 480,000 Rp 906,667
6 Fax 2 4 Rp1,200,000 Rp 180,000 Rp 340,000
7 Dispenser 4 3 Rp2,800,000 Rp 420,000 Rp 793,333
8 Lemari file 8 10 Rp4,800,000 Rp 720,000 Rp 1,360,000
Meja+kursi
9 ruang tamu 1 5 Rp1,500,000 Rp 225,000 Rp 425,000
10 Kipas angin 2 5 Rp250,000 Rp37,500 Rp 70,833
11 AC 1 pk 8 4 Rp16,000,000 Rp 2,400,000 Rp 4,533,333
12 Cabinet 12 10 Rp12,000,000 Rp1,800,000 Rp 3,400,000
13 Meja kantor 37 10 Rp9,250,000 Rp1,387,500 Rp 2,620,833
14 Kursi Kantor 37 10 Rp7,400,000 Rp 1,110,000 Rp 2,096,667
Total Depresiasi/th Rp 38,267,000

71
7. Biaya utilitas
Tabel 6.11 Biaya Utilitas
No Utilitas Biaya Satuan Penggunaan Total
1 Listrik 730/kwh 2000watt/bln 1460000
2 Air 15Rp/liter 15000liter/bln 225000
Total Biaya Utilitas/bln 1685000
Total Biaya Utilitas/th 20220000

8. Biaya maintenance peralatan


Tabel 6.12 Biaya Maintenance Peralatan
Biaya
No Peralatan/Asset Jumlah Harga Satuan Total perawatan
1 Sawing machine 3 Rp750,000 Rp2,250,000 Rp450,000
2 Gerinda 3 Rp470,000 Rp1,410,000 Rp282,000
3 Gergaji tangan 5 Rp200,000 Rp1,000,000 Rp200,000
4 Komputer dan printer 16 4500000 Rp72,000,000 Rp14,400,000
5 Pesawat telepon 16 Rp200,000 Rp3,200,000 Rp640,000
6 Fax 2 Rp600,000 Rp1,200,000 Rp240,000
7 Dispenser 4 Rp700,000 Rp2,800,000 Rp560,000
8 Lemari file 8 Rp600,000 Rp4,800,000 Rp960,000
9 Meja+kursi ruang tamu 1 Rp1,500,000 Rp1,500,000 Rp300,000
10 Kipas angin 2 Rp125,000 Rp250,000 Rp50,000
11 AC 1 pk 8 Rp2,000,000 Rp16,000,000 Rp3,200,000
12 Cabinet 12 Rp1,000,000 Rp12,000,000 Rp2,400,000
13 Meja kantor 37 Rp250,000 Rp9,250,000 Rp1,850,000
14 Kursi kantor 37 Rp200,000 Rp7,400,000 Rp1,480,000
Total Biaya Perawatan Rp27,012,000

9. Biaya Sewa
Biaya sewa tempat produksi/tahun = Rp 10,000,000,00
Perhitungan Harga Pokok Produksi yaitu sebagai berikut :

72
Tabel 6.13 Harga Pokok Produksi
NO Jenis Biaya Total Biaya
1 Biaya Material Langsung Rp2,598,141,168
2 Biaya Material Tidak Langsung Rp22,740,000
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp31,500,000
4 Biaya TKTL Rp78,000,000
5 Biaya Depresiasi Rp38,267,000
6 Biaya Sewa Rp10,000,000
7 Biaya Utilitas Rp20220000
8 Biaya Perawatan Rp27,012,000
Total Rp2,825,880,168

Harga pokok produksi/unit = Rp 2,825,880,168/4548


= Rp 621.346,00
Harga penjualan (laba 14%) = 14% x Rp 621.346,00
= Rp 869.884 Rp 870.000,00
Cash Flow untuk 3 tahun ke depan yaitu sebagai berikut :
Tabel 6.14 Cash Flow untuk 3 Tahun Ke depan
tahun ke 0 1 2 3
Pemasukan
Modal
pendapatan meja
komputer Rp1,158,840,000 Rp1,367,640,000 Rp1,430,280,000
Total pemasukan Rp1,158,840,000 Rp1,367,640,000 Rp1,430,280,000
Pengeluaran
Biaya Investasi Awal 550,956,000
Biaya Material Langsung 767,916,912 895,912,752 934,311,504
Biaya Material Tidak
Langsung 6,660,000 7,860,000 8,220,000
Biaya Tenaga Kerja
Langsung 31,500,000 31,500,000 31,500,000
Biaya TKTL 78,000,000 78,000,000 78,000,000
Biaya Depresiasi 38,267,000 38,267,000 38,267,000
Biaya Sewa 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Biaya Utilitas 20220000 20220000 20220000

73
Biaya Perawatan 27,012,000 27,012,000 27,012,000
Total Pengeluaran Rp550,956,000 Rp979,575,912 Rp1,108,771,752 Rp1,147,530,504
-
Laba Kotor Rp550,956,000 Rp179,264,088 Rp258,868,248 Rp282,749,496
pajak 10% Rp17,926,409 Rp25,886,825 Rp28,274,950
kas Rp3,000,000 Rp3,000,000 Rp3,000,000
-
Net Cash Flow Rp550,956,000 Rp158,337,679 Rp229,981,423 Rp251,474,546
-
Cash Balanced Rp550,956,000 -Rp392,618,321 -Rp162,636,898 Rp88,837,649

6.2 Aspek Kelayakan


1. NPV
Dengan menggunakan BI Rate yang ditetapkan pada tanggal 8 Desember 2011
yaitu sebesar 6%, maka perhitungan NPV yaitu sebagai berikut :
Tabel 6.15 NPV
Tahun
ke Net Cash Flow i = 6% Present Value
0 -550,956,000 1 -Rp550,956,000
1 158,337,679 0.9434 Rp149,375,766.37
2 229,981,423 0.89 Rp204,683,466.47
3 251,474,546 0.8396 Rp211,138,028.82
NPV Rp14,241,262

Karena perhitungan nilai NPV menghasilkan nilai positif, yaitu Rp14,241,262


maka usaha ini layak untuk dijalankan.

2. IRR
Dengan menggunakan i sebesar 6% dan i sebesar 8%, diperoleh perhitungan
sebagai berikut :
Tabel 6.16 IRR
Tahun ke Net Cash Flow i = 6% Present Value i = 8% Present Value
0 -Rp550,956,000 1 -Rp550,956,000 1 -Rp550,956,000
1 Rp158,337,679 0.9434 Rp149,375,766.37 0.9259 Rp146,604,856.99

74
2 Rp229,981,423 0.89 Rp204,683,466.47 0.8573 Rp197,163,073.94
3 Rp251,474,546 0.8396 Rp211,138,028.82 0.7938 Rp199,620,494.61
Rp14,241,262 -Rp7,567,574

Berdasarkan perhitungan di atas, maka perlu dilakukan interpolasi, yaitu


sebagai berikut :
6% = Rp14,241,262
X% = 0
8% = -Rp7,567,574
Setelah melalui proses interpolasi didapat X = 17,72%
MARR = i (BI rate) + resiko
Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap usaha sejenis, bahwa resiko dari
usaha ini sebesar 10% tiap tahunnya, maka besarnya MARR yaitu :
MARR = 6% + 10% = 16%

Karena IRR yang dihasilkan lebih besar daripada MARR, yaitu 17,72% > 16%,
maka usaha ini dinyatakan layak untuk dijalankan.

3. Payback Period
Investasi Awal = -Rp 550,956,000
Tabel 6.17 Payback Period
Periode Cash Balanced Kum
1 -Rp392,618,321
2 -Rp162,636,898
3 Rp88,837,649

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa payback period


terjadi antara tahun kedua dan ketiga. Setelah melalui perhitungan interpolasi,
maka didapatkan
Tahun pengembalian = 2,6 tahun = 2 tahun 7 bulan

75
BAB VII
KESIMPULAN

1. Dari metode AHP menunjukkan bahwa kawasan industri ungaran merupakan


kawasan yang cocok untuk didirikan pabrik PT Maju Jaya Meubel karena
memiliki segmentasi pasar yang bagus, dekat dengan sumber bahan baku, sumber
tenaga kerja tinggi, sistem perpajakan yang tidak rumit dan sikap masyarakat yang
menerima serta memiliki fasilitas pendukung yang memadai walaupun jauh dari
pelabuhan.
2. Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa perusahaan PT Maju Jaya Meubel
layak untuk didirikan karena memiliki nilai NPV sebesar Rp 14.241.262,00. Nilai
IRR > MARR = 17,72% > 16%. Payback Period terjadi pada 2,7 tahun.

76

Anda mungkin juga menyukai