dan
zaman di dalam kesempurnaan Nya. Dialah nama yang paling indah disebut dan diingat dan dari namanyalah
segala sesuatu bermula dan berakhir
Setiap tarikan nafas adalah nikmat bagi kita, sekaligus amanah untuk kita pertanggung jawabkan. Apakah
setiap detak kehidupan membuahkan amal dan kebaikan, ataukan justru catatan keburukan yang memilukan
? Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang setiap detak
kehidupannya dipenuhi dengan panduan kemuliaan, uswah dan teladan bagi kita sekalian. Semoga kita
diberikan kekuatan untuk meneladaninya dalam segala hal dan keadaan.
Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang
akan membalasnya ( HR Ahmad dan Muslim).
maknanya, dalam puasa kita dipaksa untuk ikhlas menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Sekiranya
bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya.
Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi di siang hari mungkin saja menyantap lahap
makanan di warung langganannya. Kita semua juga bias berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak
pernah terbersit dalam sanubari kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah
training keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan penuh merasa di awasi dan beramal hanya
karenailahi.
Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-oleh
keikhlasan samacam ini untuk bulan-bulan selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan, korupsi dan
sebagainya insya Allah akan menurun drastis. Karena mereka semua merasa di awasi oleh Allah SWT, lalu
menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan ikhlas.
Subhanallah
Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus menerus
dan berkelanjutan dalam bulan yang lain. Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan sempurna
karena semangat istiqomah yang telah tertempa dalam dada kita. Pada bulan-bulan berikutnya, saat lelah
melanda, ada baiknya kita mengingat kembali semangat kita yang menyala-nyala dalam bulan Ramadhan.
Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan amal dengan penuh semangat !
" Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan
betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang "
(HR Ibnu Majah)
Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan
lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi tiga puluh hari latihan seharusnya akan membuat kita
melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya. Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini
memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap amalnya.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan
kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. (HR Bukhori)
Wallahu alam bisshowab.