Anda di halaman 1dari 15

Perbedaan OTONOMI Khusus Aceh dan Papua

UU No. 21 Tahun 2001 Tentang UU No. 18 Tahun 2001 Tentang


Aspek Otonomi Khusus Provinsi Otonomi Khusus Bagi Provinsi
Papua Daerah Istimewa Aceh
Ketentuan Umum 1. Perwakilan Rakyat 1. Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
di sebut dengan DPRP yaitu (DPRD) Provinsi Nanggroe Aceh
dewan perwakilan rakyat daerah, Darussalam adalah Dewan
Provinsi Papua sebagai badan Perwakilan Rakyat Daerah
legislatif daerah provinsi Papua. Propinsi Daerah
Istimewa Aceh sebagai Badan
2. Peraturan Daerah Legislatif Daerah yang dipilih
Peraturan Daerah Khusus, yang melalui
selanjutnya disebut Perdasus, pemilihan umum.
adalah Peraturan Daerah Provinsi
Papua dalam 2. Peraturan Daerah
rangka pelaksanaan pasal-pasal Mahkamah Syariyah Provinsi
tertentu dalam undang undang ini. Nanggroe Aceh Darussalam adalah
lembaga
Peraturan Daerah Provinsi, yang peradilan yang bebas dari
selanjutnya disebut Perdasi, pengaruh dari pihak mana pun
adalah Peraturan Daerah dalam wilayah
Provinsi Papua dalam rangka Provinsi Nanggroe Aceh
pelaksanaan kewenangan Darussalam yang berlaku untuk
sebagaimana diatur dalam pemeluk agama
peraturan perundang-undangan Islam.

3. Lambang Daerah Qanun Provinsi Nanggroe Aceh


Lambang Daerah adalah panji Darussalam adalah Peraturan
kebesaran dan simbol kultural Daerah sebagai pelaksanaan
bagi kemegahan jati diri undang-undang di wilayah
orang Papua dalam bentuk Provinsi Nanggroe Aceh
bendera Daerah dan lagu Daerah Darussalam dalam rangka
yang tidak diposisikan penyelenggaraan otonomi khusus.
sebagai simbol kedaulatan
3. Lambang Daerah
Kampung atau yang disebut Lambang daerah termasuk alam
dengan nama lain adalah kesatuan atau panji kemegahan adalah
masyarakat hukum lambang yang
yang memiliki kewenangan untuk mencerminkan keistimewaan dan
mengatur dan mengurus kekhususan Provinsi Nanggroe
kepentingan masyarakat Aceh
setempat berdasarkan asal-usul Darussalam.
dan adat istiadat setempat yang
diakui dalam sistem Gampong atau nama lain adalah
pemerintahan nasional dan berada kesatuan masyarakat hukum yang
di daerah Kabupaten/Kota. merupakan organisasi
pemerintahan terendah langsung di
bawah Mukim
atau nama lain yang menempati
wilayah tertentu, yang dipimpin
oleh Keuchik
atau nama lain dan berhak
menyelenggarakan urusan rumah
tangganya
sendiri.
Pendapatan Derah 1. 70% dari royalty 1. Pendapatan yang lebih
pertambangan minyaj dan Gas besar dari sumber daya minyak
akan disalurkan kepada wilayah dan gas sampai 70% ketetapan itu
tertentu. melebihi otonomi biasa yang
mengatur pembagian pendapatan
2. Pendapatan royalty dimana pemerintah provinsi hanya
sebesar 80% dari hutan dan mendapatkan 15% dan 35%
perikanan. Pendapatan dana yag pendapatan dari gas.
berasal dari alokasi dana umum
nasonal seperti juga lainnya 2. Sumber pendapatan asli
dalam otonami biasa. Alokasi daerah provinsi nanggroe aceh
dana umum sebesar 2% untuk Darussalam sebagaimana
pendidikan dan kesehatan dan dimaksud pada ayat (1) huruf a
dana tambahan untuk terdiri atas :
infrastruktur. a. Pajak Daerah
b. Retribusi daerah
c. Zakat
d. Hasil perusahaan dan
hasil pengelolaan
kekayaan daerah
lainnya yang
dipisahkan
e. Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
Zakat merupakan pendapatan
daerah yang membedakan aceh
dengan daerah lainnya.
Pembagian Daerah (1) Provinsi Papua terdiri atas (1) Wilayah Provinsi Nanggroe
Daerah Kabupaten dan Daerah Aceh Darussalam dibagi dalam
Kota yang masing-masing Kabupaten/Sagoe atau nama lain
sebagai Daerah Otonom. dan Kota/Banda atau nama lain
(2) Daerah Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom.
terdiri atas sejumlah Distrik.
(3) Distrik terdiri atas sejumlah (2) Kabupaten/Sagoe atau nama
kampung atau yang disebut lain dan Kota/Banda atau nama
dengan nama lain. lain terdiri atas
(4) Pembentukan, pemekaran, Kecamatan/Sagoe Cut atau nama
penghapusan, dan/atau lain.
penggabungan Kabupaten/Kota,
ditetapkan dengan undang- (3) Kecamatan/Sagoe Cut atau
undang atas usul Provinsi Papua. nama lain terdiri atas Mukim atau
(5) Pembentukan, pemekaran, nama lain dan Mukim terdiri
penghapusan, dan/atau atas Gampong atau nama lain.
penggabungan Distrik atau (4) Penyetaraan jenjang
Kampung pemerintahan di dalam Provinsi
atau yang disebut dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam yang
lain, ditetapkan dengan diperlukan untuk penentuan
Peraturan Daerah kebijakan nasional diajukan oleh
Kabupaten/Kota. Pemerintah Provinsi Nanggroe
(6) Di dalam Provinsi Papua Aceh Darussalam kepada
dapat ditetapkan kawasan untuk Pemerintah.
kepentingan khusus yang diatur
dalam peraturan perundang- (5) Susunan, kedudukan,
undangan atas usul Provinsi. perjenjangan, dan penyebutan
pemerintahan sebagaimana
disebut
pada ayat (2) dan (3) ditetapkan
dengan Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam

(6) Provinsi Nanggroe Aceh


Darussalam memiliki otonomi
khusus dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Lambang (1) Provinsi Papua sebagai (1) Provinsi Nanggroe Aceh
bagian dari Negara Kesatuan Darussalam dapat menentukan
Republik Indonesia lambang Daerah, yang
menggunakan Sang Merah Putih didalamnya
sebagai Bendera Negara dan termasuk alam atau panji
Indonesia Raya kemegahan, yang mencerminkan
sebagai Lagu Kebangsaan. keistimewaan dan kekhususan
(2) Provinsi Papua dapat Provinsi Nanggroe Aceh
memiliki lambang daerah Darussalam.
sebagai panji kebesaran dan
simbol kultural bagi kemegahan (2) Lambang Daerah, yang
jati diri orang Papua dalam didalamnya termasuk alam
bentuk bendera sebagaimana dimaksud pada
daerah dan lagu daerah yang ayat (1),
tidak diposisikan sebagai simbol bukan merupakan symbol
kedaulatan. kedaulatan dan tidak
(3) Ketentuan tentang lambang diperlakukan sebagai bendera
daerah sebagaimana dimaksud kedaulatan di
pada ayat (2) Provinsi Nanggroe Aceh
diatur lebih lanjut dengan Darussalam.
Perdasus dengan berpedoman
pada peraturan 3) Ketentuan sebagaimana
perundang-undangan. dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dalam
Qanun
Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.

Lembaga Legislatif 1. Kekuasaan legislative 1. Kekuasaan legislatif di


Provinsi Papua dilaksanakan Provinsi Nanggroe Aceh
oleh DPRP. DPRP terdiri atas Darussalam dilaksanakan oleh
anggota yang dipilih dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
diangkat berdasarkan peraturan Provinsi Nanggroe Aceh
perundang-undangan. Darussalam. Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Nanggroe
2. Jumlah anggota DPRP Aceh Darussalam mempunyai
adalah 1 (satu seperempat) fungsi legislasi, penganggaran, dan
kali dari jumlah anggota pengawasan kebijakan Daerah.
DPRDProvinsi Papua
sebagaimana diatur dalam 2. Jumlah anggota Dewan
peraturan perundang-undangan. Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam paling
banyak 125% (seratus dua puluh
lima persen) dari yang ditetapkan
undang-undang.
Masyarakat Adat 1. Adat adalah kebiasaan 1. Wali Nanggroe dan Tuha
yang diakui, dipatuhi dan Nanggroe adalah lembaga yang
dilembagakan,sertadipertahankan merupakan simbol bagi
oleh masyarakat adat setempat pelestarian penyelenggaraan
secara turun-temurun. kehidupan adat, budaya, dan
pemersatu masyarakat di Provinsi
2. Pemerintah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
papua wajib mengakui,
menghormati, melindungi dan
mengembangkan hak-hak
masyarakat adat dengan
pedoman pada ketentuan
peraturan yang berlaku.

Lembaga yang mengu- 1. Dalam rangka 1. Selain sebagai symbol


Rusi masalah Persatuan pemantapan dan kesatuan bagsa bagi pelestarian penyelenggaraan
di provinsi papua dibentuk kehidupan masyarakat adat, wali
komisi kebenaran & rekonsiliasi. nanggroe juga merupakam alat
pemersatu bangsa.

Kekuasaan Kehakiman 1. Kekuasaan kehakiman 1. Peradilan syariah islam


diprovinsi papua dilaksanakan diprovinsi nanggroe aceh
oleh badan peradilan sesuai Darussalam sebagai bagian dari
dengan peraturan perundang- sistem peradilan nasional dilakukan
undangan. oleh mahkamah syariah yang bebas
dari pengaruh pihak manapun.

Peraturan Khusus 1. Perdaus dibuat dan 1. Ketentuan mengenai


Daerah ditetapkan oleh DPRP bersama peraturan peraturan yang dibuat
sama dengan pertimbangan dan harus memperoleh pertimbangan
persetujuan Majelis Rakyat dan persetujuan dari Qanun.
Papua (MRP).

Lembaga Khusus yang 1. Majelis rakyat papua 1. Jika di papua mempunyai


Ada di Daerah Otonomi yang selanjutnya di sebut MRP Majelis Rakyat Papua, si Aceh
Khusus adalah representasi cultural terdapat mukim dan gampong
orang asli papua yang dimana fungsi dari kedua lembaga
mempunyai wewenang tertentu tersebut dalam hal-hal tertentu
dalam rangka perlindungan hak berbeda dengan Majelis Rakyat
hak orang asli papua dengan Papua, namun mukim dan gampong
berlandaskan pada penghormatan memiliki kedudukan yang lebih
terhadap adat dan budaya, rendah jika dibandingkan dengan
pemberdayan perempuan dan Majelis arakyat Papua.
pemantapan kerukunan hidup
beragama sebagaimana di atur
dalam uandang-undang ini.
Perlindungan Hak-hak Pasal 43 Pasal 23
masyarakat Adat di
papua dan Mahkamah (1) Pemerintah Provinsi Papua (1) Peradilan Syariat Islam di
Syariah di Aceh. wajib mengakui, menghormati, Provinsi Nanggroe Aceh
melindungi, memberdayakan Darussalam sebagai bagian dari
dan mengembangkan hak-hak sistem
masyarakat adat dengan peradilan nasional dilakukan oleh
berpedoman pada ketentuan Mahkamah Syariyah yang bebas
peraturan hukum yang berlaku. dari pengaruh pihak
(2) Hak-hak masyarakat adat manapun.
tersebut pada ayat (1) meliputi
hak ulayat masyarakat hukum (2) Kewenangan Mahkamah
adat dan hak perorangan para Syariyah sebagaimana dimaksud
warga masyarakat hukum adat pada ayat (1), didasarkan atas
yang bersangkutan. syariat Islam dalam sistem hukum
(3) Pelaksanaan hak ulayat, nasional, yang diatur lebih lanjut
sepanjang menurut dengan Qanun Provinsi
kenyataannya masih ada, Nanggroe Aceh Darussalam
dilakukan oleh
penguasa adat masyarakat (3) Kewenangan sebagaimana
hukum adat yang bersangkutan dimaksud pada ayat (2)
menurut ketentuan hukum adat diberlakukan bagi pemeluk agama
setempat, dengan menghormati Islam.
penguasaan tanah bekas hak
ulayat yang diperoleh pihak lain Pasal 26
secara sah menurut tatacara dan
berdasarkan peraturan (1) Mahkamah Syariyah
perundang-undangan. sebagaimana dimaksud dalam
(4) Penyediaan tanah ulayat dan Pasal 25 ayat (1) terdiri atas
tanah perorangan warga Mahkamah
masyarakat hukum adat untuk Syariyah Kabupaten/Sagoe dan
keperluan apapun, dilakukan Kota/Banda atau nama lain
melalui musyawarah dengan sebagai pengadilan tingkat
masyarakat hukum adat dan pertama, dan mahkamah Syariyah
warga Propinsi sebagai pengadilan
yang bersangkutan untuk tingkat banding di ibukota
memperoleh kesepakatan Provinsi Nanggroe Aceh
mengenai penyerahan tanah Darussalam.
yang
diperlukan maupun imbalannya. (2) Mahkamah Syariyah untuk
(5) Pemerintah Provinsi, pengadilan tingkat kasasi
Kabupaten/Kota memberikan dilakukan pada Mahkamah Agung
mediasi aktif dalam usaha Republik Indonesia.
penyelesaian
sengketa tanah ulayat dan bekas (3) Hakim Mahkamah Syariyah
hak perorangan secara adil dan diangkat dan diberhentikan oleh
bijaksana, sehingga dapat Presiden sebagai Kepala
dicapai kesepakatan yang Negara atas usul Menteri
memuaskan para pihak yang Kehakiman setelah mendapat
bersangkutan. pertimbangan Gubernur Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan
Pasal 44 Ketua Mahkamah Agung.

Pemerintah Provinsi
berkewajiban melindungi hak
kekayaan intelektual orang asli
Papua sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
Kekuasaan Keadilan dan Pasal 50 Pasal 24
Kejaksaan (1) Kekuasaan kehakiman di
Provinsi Papua dilaksanakan (1) Tugas kejaksaan dilakukan
oleh Badan Peradilan sesuai oleh kejaksaan Provinsi Naggroe
dengan peraturan perundang- Aceh Darussalam sebagai
undangan. bagian dari Kejaksaan Agung
(2) Di samping kekuasaan Republik Indonesia.
kehakiman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diakui (2) Pengangkatan Kepala
adanya Kejaksaan Tinggi Provinsi
peradilan adat di dalam Anggroe Aceh Darussalam
masyarakat hukum adat tertentu. dilakukan oleh
Pasal 51 Jaksa Agung dengan persetujuan
(1) Peradilan adat adalah Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh
peradilan perdamaian di Darussalam.
lingkungan masyarakat hukum
adat, yang (3) Pemberhentian Kepala
mempunyai kewenangan Kejaksaan Tinggi di Provinsi
memeriksa dan mengadili Nanggroe Aceh Darussalam
sengketa perdata adat dan dilakukan
perkara pidana pleh Jaksa Agung.
di antara para warga masyarakat
hukum adat yang bersangkutan.
(2) Pengadilan adat disusun
menurut ketentuan hukum adat
masyarakat hukum adat yang
bersangkutan.
(3) Pengadilan adat memeriksa
dan mengadili sengketa perdata
adat dan perkara pidana
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan hukum adat
masyarakat hukum adat yang
bersangkutan.
(4) Dalam hal salah satu pihak
yang bersengketa atau yang
berperkara berkeberatan atas
putusan yang telah diambil oleh
pengadilan adat yang
memeriksanya sebagaimana
dimaksud
pada ayat (3), pihak yang
berkeberatan tersebut berhak
meminta kepada pengadilan
tingkat

pertama di lingkungan badan


peradilan yang berwenang untuk
memeriksa dan mengadili ulang
sengketa atau perkara yang
bersangkutan.
(5) Pengadilan adat tidak
berwenang menjatuhkan
hukuman pidana penjara atau
kurungan.
(6) Putusan pengadilan adat
mengenai delik pidana yang
perkaranya tidak dimintakan
pemeriksaan ulang sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (4),
menjadi putusan akhir dan
berkekuatan hukum tetap.
(7) Untuk membebaskan pelaku
pidana dari tuntutan pidana
menurut ketentuan hukum
pidana
yang berlaku, diperlukan
pernyataan persetujuan untuk
dilaksanakan dari Ketua
Pengadilan
Negeri yang mewilayahinya
yang diperoleh melalui Kepala
Kejaksaan Negeri yang
bersangkutan dengan tempat
terjadinya peristiwa pidana
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).
(8) Dalam hal permintaan
pernyataan persetujuan untuk
dilaksanakan bagi putusan
pengadilan
adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) ditolak oleh
Pengadilan Negeri, maka
putusan
pengadilan adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) menjadi
bahan pertimbangan hukum
Pengadilan Negeri dalam
memutuskan perkara yang
bersangkutan.
Pasal 52
(1) Tugas Kejaksaan dilakukan
oleh Kejaksaan Provinsi Papua
sebagai bagian dari Kejaksaan
Republik Indonesia.
(2) Pengangkatan Kepala
Kejaksaan Tinggi di Provinsi
Papua dilakukan oleh Jaksa
Agung
Republik Indonesia dengan
persetujuan Gubernur.
(3) Pemberhentian Kepala
Kejaksaan Tinggi di Provinsi
Papua dilakukan oleh Jaksa
Agung
Republik Indonesia.

Ketentuan Peralihan Pasal 50 Pasal 27

(1) Kekuasaan kehakiman di Sengketa-wewenang antara


Provinsi Papua dilaksanakan Mahkamah Syariyah dan
oleh Badan Peradilan sesuai Pengadilan dalam lingkungan
dengan peraturan perundang- peradilan
undangan. lain menjadi wewenang
(2) Di samping kekuasaan Mahkamah Agung Republik
kehakiman sebagaimana Indonesia untuk tingkat pertama
dimaksud pada ayat (1), diakui dan tingkat
adanya terakhir.
peradilan adat di dalam
masyarakat hukum adat tertentu. Pasal 28
Pasal 51
Susunan organisasi, perangkat
(1) Peradilan adat adalah Daerah, jabatan dalam
peradilan perdamaian di pemerintahan Daerah, dan
lingkungan masyarakat hukum peraturan
adat, yang perundang-undangan yang ada
mempunyai kewenangan tetap berlaku hingga dibentuk
memeriksa dan mengadili Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
sengketa perdata adat dan Darussalam sesuai dengan
perkara pidana undang-undang ini.
di antara para warga masyarakat
hukum adat yang bersangkutan. Pasal 29
(2) Pengadilan adat disusun
menurut ketentuan hukum adat Semua peraturan perundang-
masyarakat hukum adat yang undangan yang ada sepanjang
bersangkutan. tidak diatur dengan undang-
(3) Pengadilan adat memeriksa undang
dan mengadili sengketa perdata ini dinyatakan tetap berlaku di
adat dan perkara pidana Provinsi Nanggroe Aceh
sebagaimana dimaksud pada Darussalam
ayat (1) berdasarkan hukum adat
masyarakat hukum adat yang Pasal 30
bersangkutan.
(4) Dalam hal salah satu pihak Semua Peraturan Daerah yang
yang bersengketa atau yang ada dinyatakan sebagai Qanun
berperkara berkeberatan atas Provinsi Nanggroe Aceh
putusan yang telah diambil oleh Darussalam sesuai dengan yang
pengadilan adat yang dimaksud dalam undang-undang
memeriksanya sebagaimana ini.
dimaksud
pada ayat (3), pihak yang (1) Ketentuan pelaksanaan
berkeberatan tersebut berhak undang-undang ini yang
meminta kepada pengadilan menyangkut kewenangan
tingkat pertama di lingkungan Pemerintah
badan peradilan yang berwenang ditetapkan dengan Peraturan
untuk memeriksa dan mengadili Pemerintah.
ulang
sengketa atau perkara yang (2) Ketentuan pelaksanaan
bersangkutan. undang-undang ini yang
(5) Pengadilan adat tidak menyangkut kewenangan
berwenang menjatuhkan Pemerintah
hukuman pidana penjara atau Provinsi Nanggroe Aceh
kurungan. Darussalam ditetapkan dengan
(6) Putusan pengadilan adat Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
mengenai delik pidana yang Darussalam
perkaranya tidak dimintakan
pemeriksaan ulang sebagaimana Pasal 32
yang dimaksud pada ayat (4),
menjadi putusan akhir dan Ketentuan pelaksanaan
berkekuatan hukum tetap. undang-undang ini secara
(7) Untuk membebaskan pelaku bertahap harus telah dibentuk
pidana dari tuntutan pidana paling lambat
menurut ketentuan hukum dalam masa satu tahun setelah
pidana undang-undang ini diundangkan.
yang berlaku, diperlukan
pernyataan persetujuan untuk Pasal 33
dilaksanakan dari Ketua
Pengadilan Perubahan atas undang-undang
Negeri yang mewilayahinya ini dapat dilakukan dengan
yang diperoleh melalui Kepala memperhatikan pertimbangan
Kejaksaan Negeri yang Dewan Perwakilan Rakyat
bersangkutan dengan tempat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
terjadinya peristiwa pidana Darussalam.
sebagaimana dimaksud pada
ayat Pasal 34
(3).
(8) Dalam hal permintaan Undang-undang ini mulai berlaku
pernyataan persetujuan untuk pada tanggal diundangkan.
dilaksanakan bagi putusan
pengadilan
adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) ditolak oleh
Pengadilan Negeri, maka
putusan
pengadilan adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) menjadi
bahan pertimbangan hukum
Pengadilan Negeri dalam
memutuskan perkara yang
bersangkutan.
Pasal 52

(1) Tugas Kejaksaan dilakukan


oleh Kejaksaan Provinsi Papua
sebagai bagian dari Kejaksaan
Republik Indonesia.
(2) Pengangkatan Kepala
Kejaksaan Tinggi di Provinsi
Papua dilakukan oleh Jaksa
Agung
Republik Indonesia dengan
persetujuan Gubernur.
(3) Pemberhentian Kepala
Kejaksaan Tinggi di Provinsi
Papua dilakukan oleh Jaksa
Agung
Republik Indonesia.

Badan Eksekutif Pasal 11 Pasal 11

(1) Pemerintah Provinsi Papua 1) Lembaga Eksekutif Provinsi


dipimpin oleh seorang Kepala Nanggroe Aceh Darussalam
Daerah sebagai Kepala dilaksanakan oleh Gubernur yang
Eksekutif yang disebut dibantu oleh seorang Wakil
Gubernur. Gubernur dan perangkat Daerah.
(2) Gubernur dibantu oleh Wakil
Kepala Daerah yang disebut 2) Gubernur Provinsi Nanggroe
Wakil Gubernur. Aceh Darussalam bertanggung
(3) Tata cara pemilihan jawab dalam penetapan
Gubernur dan Wakil Gubernur kebijakan ketertiban,
ditetapkan dengan Perdasus ketentraman, dan keamanan
sesuai diluar yang terkait dengan tugas
dengan peraturan perundang- teknis
undangan. kepolisian.

Pasal 12 3) Gubernur Provinsi Nanggroe


Yang dapat dipilih menjadi Aceh Darussalam karena
Gubernur dan Wakil Gubernur jabatannya adalah juga wakil
adalah Warga Negara Republik Pemerintah.
Indonesia dengan syarat-syarat:
a. orang asli Papua; 4) Dalam menjalankan tugas dan
b. beriman dan bertakwa kepada kewenangan sebagai kepala
Tuhan Yang Maha Esa; Daerah, Gubernur bertanggung
c. berpendidikan sekurang- jawab kepada Dewan Perwakilan
kurangnya sarjana atau yang Rakyat Daerah Provinsi
setara; Nanggroe Aceh Darussalam.
d. berumur sekurang-kurangnya
30 tahun; 5) Dalam kedudukan sebagai
e. sehat jasmani dan rohani; wakil Pemerintah, Gubernur
f.setia kepada Negara Kesatuan berada di bawah dan bertanggung
Republik Indonesia dan jawab kepada Presiden.
mengabdi kepada rakyat
Provinsi Pasal 12
Papua
1) Gubernur dan Wakil Gubernur
g.tidak pernah dihukum penjara Provinsi Nanggroe Aceh
karena melakukan tindak pidana, Darussalam dipilih secara
kecuali dipenjara karena langsung
alasan-alasan politik; dan setiap 5 (lima) tahun sekali
melalui pemilihan yang
h.tidak sedang dicabut hak demokratis, bebas, rahasia serta
pilihnya berdasarkan keputusan dilaksanakan secara jujur dan
pengadilan yang telah adil.
berkekuatan
hukum tetap, kecuali dipenjara 2) Seseorang yang dapat
karena alasan-alasan politik. ditetapkan menjadi calon
Gubernur dan calon Wakil
Pasal 13 Gubernur
Persyaratan dan tata cara Provinsi Nanggroe Aceh
persiapan, pelaksanaan Darussalam adalah warga negara
pemilihan, serta pengangkatan Repubuk Indonesia dengan
dan syarat-syarat:
pelantikan Gubernur dan Wakil a. menjalankan syariat agamanya;
Gubernur diatur lebih lanjut b. setia dan taat kepada Negara
dengan peraturan Kesatuan Republik Indonesia dan
perundang-undangan. Pemerintah yang sah;
c. berpendidikan sekurang-
Pasal 14 kurangnya sekolah lanjutan
Gubernur mempunyai tingkat atas atau yang sederajat;
kewajiban: d. berumur paling sedikit 35 (tiga
a. memegang teguh Pancasila puluh lima) tahun;
dan Undang-Undang Dasar e. sehat jasmani dan rohani;
1945; f. tidak pernah dihukum penjara
b.mempertahankan dan karena melakukan tindak pidana;
memelihara keutuhan Negara g. tidak sedang dicabut hak
Kesatuan Republik Indonesia pilihnya berdasarkan keputusan
serta pengadilan yang telah
memajukan demokrasi; mempunyai kekuatan hukum
yang tetap; dan
c. menghormati kedaulatan h. tidak pernah menjadi warga
rakyat; negara asing.
d. menegakkan dan
melaksanakan seluruh peraturan Pasal 13
perundang-undangan;
e. meningkatkan taraf hidup dan 1) Pemilihan Gubernur dan Wakil
kesejahteraan rakyat; Gubernur Provinsi Nanggroe
f. mencerdaskan kehidupan Aceh Darussalam dilaksanakan
rakyat Papua; oleh Komisi Independen
g. memelihara ketenteraman dan Pemilihan dan diawasi oleh
ketertiban masyarakat; Komisi Pengawas Pemilihan,
h.mengajukan Rancangan yang
Perdasus, dan menetapkannya masing-masing dibentuk oleh
sebagai Perdasus bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan DPRP setelah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
mendapatkan pertimbangan dan Darussalam.
persetujuan MRP;
i.mengajukan Rancangan 2) Anggota Komisi Independen
Perdasi dan menetapkannya Pemilihan terdiri atas anggota
sebagai Perdasi bersama-sama Komisi Pemilihan Umum
dengan Republik Indonesia dan anggota
DPRP; dan masyarakat.
j.menyelenggarakan
pemerintahan dan melaksanakan 3) Anggota Komisi Pengawas
pembangun-an sesuai dengan Pemilihan terdiri atas unsur
Pola anggota Dewan Perwakilan
Dasar Pembangunan Provinsi Rakyat
Papua secara bersih, jujur, dan Daerah, unsur pengawas pemilu
bertanggung jawab. nasional, dan anggota masyarakat
yang independen.
Pasal 15
(1) Tugas dan wewenang Pasal 14
Gubernur selaku waki
l Pemerintah adalah: 1) Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Nanggroe
a.melakukan koordinasi, Aceh Darussalam dilaksanakan
pembinaan, pengawasan dan melalui tahap-tahap: Pencalonan,
memfasilitasi kerja sama serta pelaksanaan pemilihan, serta
penye pengesahan hasil pemilihan
perselisihan atas dan pelantikan Gubernur dan
penyelenggaraan pemerintahan Wakil Gubernur.
antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota d 2) Tahap pencalonan,
Kabupaten/Kota; sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan melalui:
b.meminta laporan secara a. pendaftaran dan seleksi
berkala atau sewaktu-waktu atas administratif pasangan bakal
penyelenggaraan pemerintaha calon oleh Komisi Independen
Kabupaten/Kota kepada Pemilihan;
Bupati/Walikota; b. pemaparan visi dan misi
pasangan bakal calon di depan
c.melakukan pemantauan dan Dewan Perwakilan Rakyat
koordinasi terhadap proses Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
pemilihan, pengusulan pengang Darussalam;
pemberhentian Bupati/Wakil c. penetapan pasangan bakal
Bupati dan Walikota/Wakil calon oleh Dewan Perwakilan
Walikota serta penilaian ata Rakyat Daerah Provinsi
pertanggungjawaban Nanggroe Aceh Darussalam;
Bupati/Walikota; d. konsultasi pasangan bakal
calon oleh Dewan Perwakilan
d. melakukan pelantikan Rakyat Daerah Provinsi
Bupati/Wakil Bupati dan Nanggroe Aceh Darussalam
Walikota/Wakil Walikota atas kepada Pemerintah;
nama Presiden; e. Penetapan pasangan calon oleh
Dewan Perwakilan Rakyat
e.menyosialisasikan kebijakan Daerah Provinsi Nanggroe
nasional dan memfasilitasi Aceh Darussalam; dan
penegakan peraturan perundang- f. Pendaftaran pemilih oleh
undangan Komisi Independen Pemilihan
di Provinsi Papua; bersama dengan Pemerintah
Provinsi Nanggroe Aceh
f.melakukan pengawasan atas Darussalam.
pelaksanaan administrasi
kepegawaian dan pembinaan 3) Tahap pelaksanaan pemilihan,
karier pegawa sebagaimana dimaksud pada ayat
di wilayah Provinsi Papua; (1), meliputi:
a. pemilihan pasangan calon
g.membina hubungan yang Gubernur dan Wakil Gubernur
serasi antara Pemerintah dan yang dilaksanakan secara
Pemerintah Daerah serta antar- langsung oleh masyarakat pemilih
Pemer serentak pada hari yang sama
Daerah dalam rangka menjaga diseluruh wilayah
keutuhan Negara Kesatuan Provinsi Nanggroe Aceh
Republik Indonesia; dan Darussalam;
b. Penghitungan suara secara
h.memberikan pertimbangan transparan dan terintegrasi yang
dalam rangka pembentukan, dilaksanakan oleh Komisi
penghapusan, penggabungan, Independen Pemilihan;
dan c. Penyerahan hasil penghitungan
pemekaran daerah. suara oleh Komisi Independen
Pemilihan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam; dan
d. Pengesahan hasil perhitungan
suara yang dilaksanakan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.

Anda mungkin juga menyukai