Kualitas batubara merupakan patokan bagi konsumen untuk memilih produk yang diinginkan dari produsen. Perbedaan kualitas yang diberikan oleh produsen akan menyebabkan penalti bagi produsen, oleh karenanya penjagaan kualitas batubara harus benar-benar diperhatikan guna menjaga nama baik produsen dan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada produsen. Klasifikasi batubara yang umum digunakan untuk bahan bakar digolongkan atas dua analisis, yakni analisis dasar yang meliputi analisis proksimat dan analisis ultimat dan analisis khusus meliputi nilai kalori batubara (calorivic value), indeks ketergerusan, dan lain sebagainya (Muchjidin, 2006). Analisis Proksimat meliputi pengujian nilai kandungan air (total moisture), kandungan abu (ash content), zat terbang (volatile matter), dan karbon tertambat (fixed carbon),. Sedangkan Analisis ultimat meliputi nilai oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, dan sulfur. Adapun kualitas batubara bahan bakar yang umum digunakan memperhatikan parameter-parameter kualitas batubara berikut : 2.1.1 Nilai Kalori (Calorific Value) Nilai kalori yaitu total panas yang dihasilkan oleh batubara apabila dibakar. Panas ini merupakan reaksi eksotermis yang melibatkan senyawa batubara meliputi interaksi antara hidrokarbon dan oksigen. Uji ini dilakukan dengan memasukkan batubara ke dalam bucket alat uji kemudian diinjeksikan oksigen bertekanan tinggi berkisar 450 Psi untuk mempercepat proses awal pembakaran sehingga benang yang dikaitkan ke pemantik dapat terbakar membakar batubara yang diuji. Adapun nilai kalori ditentukan oleh selisih suhu antara bucket batubara sebelum dan sesudah pembakaran (Satuan Kerja Laboratorium PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, 2016). Nilai panas batubara dihitung menggunakan rumus : (.) = ..................................................................................................... (1)