Anda di halaman 1dari 4

Nama : Normayanti Rambe

NIM : 121021068

Demam Kuning (Yellow Fever)

Pendahuluan

Demam kuning (yellow fever) adalah suatu penyakit infeksi akut yang di sebabkan
oleh virus yellow fever. Kata kuning diambil dari keadaan beberapa pasiennya yang menjadi
ikterik. Penyakit ini pertama kali dikenal dikenal saat terjadi wabah pada tahun 1648 di
daerah yang dinamakan Dunia Baru.

Virus yellow fever diyakini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan menyebar ke
Dunia baru melalui kapal- kapal dagang pengangkut budak belian.Vektor penyakit ini adalah
nyamuk Aedes aegypti . Pada abad 18 terjadi wabah epidemi di Europa dan meluas mencapai
dari daerah pantai ke Boston. Di Amerika Serikat wabah ini terakhir dilaporkan di New
Orleans dan Delta sungai Mississipi pada tahun 1905.

Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 200.000 kasus yellow fever dengan 30.000
diantaranya meninggal dunia. Di Asia belum pernah dilaporkan adanya kasus ini, tetapi tetap
beresiko karena primata yang sesuai dan nyamuk sebagai vektor ditemukan secara luas.
Wabah masih terjadi sampai dengan tahun 2003 terutama di beberapa negara Afrika Barat.

Identifikasi

Penyakit infeksi virus akut dengan durasi pendek dan dengan tingkat mortalitas yang
bervariasi. Serangan khas denagn ciri tiba-tiba demam, menggigil, sakit kepala, nyeri
punggung nyeri otot diseluruh badan, lelah, mual dan muntah. Denyut nadi biasanya menjadi
lemah dan pelan walaupun terjadi peningkatan suhu tubuh . Icterus sedang kadang-kadang
ditemukan pada awal penyakit dan kemudian menjadi jelas. Kebanyakan infeksi membaik
pada stadium ini. Selama beberapa jam hingga satu hari, beberapa kasus berkembang menjadi
stadium yang lebih berat yang ditandai dengan gejala heromagik pendarahan seperti
epistaksis (mimisan), dan hematemesis (seperti warna kopi atau hitam), gagal ginjal, hati
yang berakibat fatal.
Penyebab Penyakit

Virus demam kuning dari genus flavivirus dan famili flaviviridae.

Penularan

Inang alami virus ini di hutan adalah primata seperti monyet dan chimpanse.

Dikenal ada tiga siklus penularan yaitu demam kuning hutan, tipe demam kuning
urban, dan sylvatic yang hanya di temukan di padang savana Afrika.

Masa Inkubasi

3 hingga 6 hari

Masa Penularan

Darah penderita sudah infektif terhadap nyamuk sebelum timbul demam dan sampai
pada hari ke 3- 5 sakit, penyakit ini sangat menular jika anggota masyarakat yang rentan
dalam jumlah banyak hidup bersama-sama dengan vektor nyamuk dengan densitas tinggi;
tidak menular melelui kontak atau benda yang tersentuh penderita. Masa inkubasi ekstrinsik
pada Ae.aegypti umumnya berkisar antara 9- 12 hari pada temperatur daerah tropis, dan pada
umumnya jika sudah terinfeksi maka seumur hidup virus akan terus berada di tubuh nyamuk.

Kerentanan Dan Kekebalan

Penyembuhan dari demam kuning diikuti dengan terjadinya kekebalan seumur hidup,
adanya serangan kedua dan selanjutnya tidak diketahui. Infeksi ringaan sangat umum terjadi
di daerah endemis. Kekebalan pasif pada bayi yang baru lahir yang didapat dari ibunya dapat
bertahan hingga 6 bulan. Jika terjadi infeksi alamiah antibodi terbentuk di dalam darah pada
permulaan minggu pertama.

Cara cara pemberantasan

A. Cara cara pencegahan


1) Buat program imunisasi aktif bagi semua bayi berusia 9 bulan ke atas yang oleh
karena tempat tinggal, pekerjaannya, atau karena melakukan perjalanan yang
menyebabkan mereka mempunyai resiko tepajan dengan infeksi.
2) Untuk memberantas demam kuning diperkotaan yang paling penting dilakukan
adalah membasmi nyamuk Ae. Aegypti. Jika diperlukan lakukan imunisasi.
3) Demam kuning sylvanic atau demam kuning tipe hutan ditularkan oleh
Haemogogus dan spesies Aedes. Untuk demam kuning tipe ini tindakan yang
paling baik untuk pemberantasannya adalah dengan cara imunisasi dan dianjurkan
agar melindungi diri mereka dari gigitan nyamuk dengan menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang, memakai repelan (obat gosok anti nyamuk)

B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan


1) Laporan kepada institusi kesehatan setempat: laporan adanya penderita demam
kuning diwajibkan oleh IHR ( International Health Regulation)
2) Isolasi
3) Desinfeksi serentak
4) Karantina : tidak dilakukan
5) Imunisasi terhadap kontak
6) Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi
7) Pengobatan spesifik : tidak ada
C. Penanggulangan wabah
1) Melakukan imunisasi massal, dimulai dengan orang yang terpajan dengan
penderita kemudian terhadap orang yang tinggal di daeran endemis Ae.aegypti-
nya tinggi maupun orang yang memasuki hutan
2) Penyemprotan keseluruh rumah dengan insektisida yang efektif dapat mencegah
terjadinya KLB di daerah perkotaan.
3) Memusnahkan tempat-tempat perindukan nyamuk Ae.aegypti(dengan gerakan3
M) dan memberikan larvasida untuk membunuh jentik naymuk
4) Survei imunitas terhadap populasi di hutan dengan tehnik netralisasi .
D. Implikasi bencana
Tidak ada
E. Tindakan Internasional
Segera melaporkan kepada WHO dan kepada negara tetangga jika ditemukan kasus
penderita demam kuning.
Refrensi

W. Sudoyo Aru,dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta, 2007.

Chin James, Kadun Inyoman. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17, 2000.

Arvin Kliegman Berhrman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. EGC : Jakarta, 2000.

Jawet, melnick, dan Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. EGC: Jakarata 2008

http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/demam-kuning.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai