Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 1, Juni 2016: 52 - 57

PERBAIKAN MIGRASI VERSAG PADA LINGKUNGAN HETEROGEN


M Misbachul Huda1, Waskitho Wibisono2
1,2
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
misbachul09@mhs.if.its.ac.id1, waswib@if.its.ac.id 2

ABSTRAK
Salah satu masalah dalam VERSAG adalah performa migrasi yang rendah. Sebuah mobile
agent dalam VERSAG dapat terjebak untuk berpindah pada node yang memiliki sumber daya
terbatas. Migrasi mobile agent pada node yang tidak cukup akan berakibat kegagalan.
Penelitian ini mengusulkan sebuah metode baru migrasi mobile agent dengan memberikan
informasi dari node yang menjadi kandidat tempat migrasi. Mobile agent diberikan
kecerdasan untuk memilih node berdasarkan informasi yang diberikan. Berdasarkan
pengujian, mobile agent mampu melakukan migrasi pada node yang memiliki waktu respon
terbaik dengan persentase 100%.
Kata Kunci: mobile agent, ketersediaan sumber daya, migrasi.

ABSTRACT
One of the problems in the mobile agent of VERSAG is a low migration performance. A
mobile agent can be stuck to switch on nodes that have limited resources. Mobile migration
agent on a node that is not enough to result in failure. This study proposes a new method of
mobile agent migration by providing information on the nodes that are candidates where
migration. Mobile agent is given the intelligence to select nodes based on the information
provided. Based on experiment, the mobile agent capable to migrate to the node that has the
best response time with a percentage of 100%.
Keywords: mobile agent, resource availability, migration.

1. Pendahuluan dan kemampuan untuk belajar. Sebuah


agent dapat memanfaatkan sumber daya
Mobile agent (MA) telah dari lingkungan tempat dia berjalan untuk
dikembangkan bertahun-tahun karena menjalankan tugas yang diberikan. Sebuah
bersifat autonomous, terdistribusi, dan MA memiliki tambahan kemampuan untuk
dapat berpindah. Telah banyak wilayah bermigrasi ke banyak tempat dalam
penelitian yang melibatkan MA sebagai jaringan dengan menyimpan state dan
solusi teknologi seperti yang dilakukan membangkitkannya pada node yang baru.
Pavle Skocir pada area Game [1] Paul Karena dapat bermigrasi, maka sebuah MA
Anderson pada area Cloud Computing [2], dapat bekerja sesuai dengan kepentingan
Ko Sibata pada area Robotika [3], Damir pengguna, seperti mengumpulkan informasi
otari pada area Wireless Sensor atau mengirimkan permintaan.
Network (WSN)[4], dan pada area-area lain Bedasarkan disertasi Gunasekera [6]
seperti komputasi terdistribusi dan adaptasi dari suatu MA dapat dibagi
kecerdasan buatan. Dengan wilayah menjadi dua. Adaptasi MA dapat
penggunaan yang luas, MA menjadi topik dikelompokkan menjadi dua berdasarkan
yang menarik untuk diteliti. jumah MA yaitu MA tunggal dan multi-
Sebuah agent didefinisikan [5] sebagai MA. MA tunggal memiliki adaptasi belajar
sebuah software yang independen yang dan konstruksi. Belajar adalah istilah yang
dapat menjalankan kepentingan pengguna. digunakan untuk menunjukkan bahwa MA
Agent memiliki karakteristik kecerdasan

52
Huda,Perbaikan Migrasi VERSAG Pada Lingkungan Heterogen

mampu memilih tindakan yang sesuai konvensional sebab dapat mengurangi


dengan kondisi lingkungan. Sedangkan network traffic saat migrasi.
konstruksi adalah kemampuan MA untuk Gunasekera melanjutkan penelitian
mengubah susunan behaviour yang dimiliki berbasis VERSAG dengan membuat
untuk mendapatkan behaviour atau service provider pada tahun 2010 [8].
komponen yang baru. Sedangkan multi- Secara umum sebuah service akan
MA memiliki adaptasi berupa interaksi menyediakan atau mengolah suatu data,
antar MA, kemampuan belajar, dan namun Gunasekera mengajukan service
mengubah keanggotaan dengan menambah provider sebagai penyedia behaviour bagi
atau menghapus MA. MA. Gunasekera beranggapan [8] bahwa
Penelitian ini mengusulkan sebuah sebuah service akan lebih optimal jika yang
metode migrasi baru dengan mengadaptasi diminta oleh client berupa behaviour untuk
logika belajar dari MA tunggal. Logika menjalankan kepentingan client. Umumnya
belajar yang digunakan adalah dengan ukuran behaviour lebih kecil dibandingkan
lingkungan tempat MA berjalan. MA dengan ukuran data. Hal ini dirasa lebih
didesain untuk mempelajari lingkungan optimal dari pada mengirimkan data untuk
agar MA mendapatkan node yang terbaik diolah pada service konvensional.
untuk menjadi tempat bekerja.

2. Penelitian Terkait
Sejak MA dikembangkan pada pervasive
computing, telah banyak metodologi yang
dikembangkan. Beberapa metodologi
menghasilkan framework sebagai kerangka Gambar 1 Contoh Kasus MA yang Tidak
penelitian yang dapat dikembangkan. Salah Memperhitungkan Sumber Daya
satu framework penelitan pada MA adalah
VERsatile Self-adaptive AGents Anggapan Gunasekera tersebut akan
(VERSAG) [7]. VERSAG adalah proyek terjadi jika node memiliki sumber daya
disertasi yang dikerjakan oleh Gunasekera yang cukup untuk menjalankan behaviour
untuk menempuh pendidikan doktoral di dari MA. Namun kerugian dapat terjadi
Universitas Monash di Australia. ketika sebuah behaviour dari MA yang
Umumnya, MA diwujudkan sebagai mempunyai kompleksitas yang tinggi
sebuah thread untuk menjalankan satu atau dieksekusi pada node yang memiliki
sekumpulan tugas. Behaviour adalah sumber daya terbatas. Hal ini dapat terjadi
sebuah objek yang merepresentasikan tugas karena MA mampu berjalan pada sumber
yang dilakukan oleh MA. Gunasekera daya yang heterogen, mulai dari yang
menekankan VERSAG pada optimasi MA mempunyai sumber daya yang melimpah,
menjadi ringan dengan membuat behaviour sampai sumber daya yang terbatas.
MA yang dapat dibangun pada saat Pada Gambar 1 diilustrasikan sebuah
runtime. Behaviour MA yang dapat di load, kasus MA berpindah dari DEV00 ke
eksekusi, dan unload oleh MA saat DEV01 untuk menjalankan behaviour A
runtime. Dengan menggunakan metode yang memiliki kompleksitas (W) 3 satuan,
konstruksi behavior pada saat runtime, MA dan kebutuhan ruang penyimpanan (Q)
pada VERSAG dapat bermigrasi dari suatu sebesar 3 satuan. DEV01 merupakan
node ke node lain tanpa membawa beban perangkat sumber daya rendah yang hanya
behaviour yang tidak perlu. Metode yang mampu mengolah W=2 dan Q=2.
seperti itu menjadi keunggulan Behaviour A tidak dapat dieksekusi oleh
dibandingkan yang dilakukan MA MA pada DEV01 karena sumber daya yang
tidak cukup. Dalam masalah ini

53
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 1, Juni 2016: 52 - 57

kemampuan MA untuk mempertimbangkan 3. Waktu yang diperlukan oleh setiap


ukuran sumber daya menjadi penting. node untuk memindahkan memori dari
memori lambat ke memori cepat.
3. Metode 4. Kompleksitas dari behavior yang akan
Pada permasalahan yang diangkat, MA dieksekusi.
dapat mengalami kegagalan eksekusi 5. Kecepatan pengiriman data dalam
disebabkan sumber daya yang terbatas. Hal jaringan.
tersebut diakibatkan oleh MA tidak Sedangkan fungsi yang digunakan
memiliki pengetahuan tentang sumber daya untuk mengambil keputusan adalah fungsi
yang dijadikan tujuan. Penelitian ini yang mampu menghasilkan perhitungan
mengusulkan sebuah kemampuan belajar perkiraan waktu terkecil untuk dipilih
MA untuk dapat mengenali dan sebagai node terbaik. Fungsi pengambil
menghitung kemampuan sumber daya yang keputusan ini yang mampu mengarahkan
menjadi tujuannya. Dalam konsep MA untuk berpindah dari suatu node ke
pervasive computing, MA akan memiliki node yang lain.
beberapa alternatif tujuan dan dapat Pada penelitian ini diusulkan sebuah
memilih tujuan yang paling baik untuk MA yang memiliki kecerdasan untuk
melakukan tugasnya. memilih salah satu dari beberapa node
Kemampuan belajar itu dibagi menjadi sebagai kandidat node untuk migrasi.
menjadi dua fungsi yaitu mendapatkan Kemampuan memilih ini menggunakan
informasi dari sumber daya dan membuat teknik pengambilkan keputusan multiple
keputusan seperti yang ditunjukkan pada criteria decision making (MCDM). Teknik
Gambar 2. Fungsi mengoleksi informasi yang digunakan adalah Technique for
node menghasilkan data yang diolah oleh Order Preference by Similarity to Ideal
fungsi menggambil keputusan untuk Solution (TOPSIS). Dalam TOPSIS
memilih node terbaik. Data-data yang dibutuhkan setidaknya dua jenis data. Data
dibutuhkan oleh fungsi pembuat keputusan yang pertama adalah data nilai atribut dan
didapatkan oleh fungsi ini. yang kedua adalah koefisien yang
menjelaskan derajat kepentingan dari nilai
atribut.
Nilai atribut dari TOPSIS dipenuhi
dengan nilai dari 5 atribut yang diusulkan,
sedangkan koefisien yang menjelaskan
derajat kepentingan atribut dipenuhi dengan
koefisien yang didapat pada fase training
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Fase training adalah fase pembelajaran
MA untuk dapat mengetahui koefisien dari
masing-masing atribut dalam memberikan
pengaruh terhadap waktu respon. Dalam
Gambar 2 Alur kerja
fase training dilakukan beberapa percobaan
dengan 5 variabel untuk mengetahui waktu
Data-data atau atribut yang diperlukan
respon dari masing-masing komputer
dirancang sebagai berikut:
dengan kondisi variabel yang telah
1. Kesibukan node yang diindikasikan
ditetapkan.
dengan derajat kesibukan CPU dan
Hasil yang didapat pada fase training
penggunaan RAM.
kemudian dilakukan analisa menggunakan
2. Waktu yang diperlukan oleh setiap
regresi linier berganda untuk mendapatkan
node untuk mengeksekusi satu
koefieisn regresi. Koefisien regresi inilah
statemen.

54
Huda,Perbaikan Migrasi VERSAG Pada Lingkungan Heterogen

yang digunakan untuk mengisi koefisien Tabel 1 Spesifikasi computer pengujian


yang menjelaskan derajat kepentingan dari No Kode CPU RAM
atribut.
1 CPU-M1 Intel Atom 1.5 1GB
GHz

2 CPU-M2 Intel Core i3 1.4 4GB


GHz

3 CPU-M3 Intel Core i7 2.8 6GB


Ghz

4 CPU-CL Intel Core i7 2.4 8GB


Ghz

Gambar 3 Kerangka kerja MA

4. Pengujian dan hasil


Pengujian dilakukan pada lingkungan
yang nyata dengan menggunakan beberapa
perangkat yang terdiri dari empat buah
Gambar 4 Topologi jaringan pengujian
komputer dan sebuah router untuk
menghubungkan keempat komputer dalam
Kasus yang diangkat dalam pengujian
satu jaringan.
ini adalah template matching dengan
1. Tiga buah komputer (CPU-M1, CPU-
mengunakan algoritma SURF (Speeded-Up
M2, dan CPU-M3) yang memiliki
Robush Feature) yang diimplementasi
spesifikasi yang berbeda untuk mewakili
dengan menggunakan pustaka BootCV.
node yang memiliki sumber daya
Skenario pengujian melibatkan node yang
rendah, sedang, dan tinggi, serta sebuah
mewakili low sumber daya, medium
komputer (CPU-CL) yang mewakili asal
sumber daya, dan high sumber daya. Pada
dari MA. Spesifikasi dari keempat
Gambar 5 diilustrasikan topologi pengujian
komputer dapat dilihat pada Tabel 1.
yang akan digunakan. Sebuah MA akan
2. Sebuah router untuk menghubungkan
dikirimkan dari CPU-CL untuk
keempat komputer yang digunakan.
mengeksekusi template matching pada
Router ini memiliki akses wifi dan LAN.
salah satu dari node CPU-M1, CPU-M2,
3. Semua komputer tersebut memiliki
CPU-M3.
sistem operasi yang sama yaitu
Pengujian ini digunakan untuk
Windows yang telah terpasang
mengetahui durasi eksekusi behavior pada
framework Java, dan JADE.
node yang terbaik menurut MA. Tujuan
4. Topologi Jaringan yang digunakan dapat
dari pengujian ini adalah MA memilih node
dilihat pada Gambar 4.
yang mampu menyelesaikan behavior

55
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 1, Juni 2016: 52 - 57

dengan waktu paling rendah. Untuk pengujian seperti yang ditunjukkan pada
membuktikan kontribusi yang diusulkan Tabel 2.
maka disusunlah beberapa skenario
Tabel 2. Skenario pengujian
CPU-M1 CPU-M2 CPU-M3

Data kesibukan data Kesibukan data kesibukan

1 10 Normal 10 Normal 10 Normal

2 10 Tinggi 10 Tinggi 10 Tinggi

3 50 Normal 50 Normal 50 Normal

4 50 Tinggi 50 Tinggi 50 Tinggi

5 50 Normal 50 Normal 50 Tinggi

6 50 Normal 50 Tinggi 50 Tinggi

Pada pengujian ini disusun dua


variable untuk menguji kemampuan dari Tabel 3. Hasil pengujian
MA dalam menentukan node terbaik. Node Pengujian Total
Variabel yang pertama adalah jumlah data
yang akan dieksekusi. Jumlah data ini Terbaik
memiliki dua varian yaitu 10 dan 50.
Variable yang kedua adalah kesibukan CPU- CPU- CPU-
yang merupakan derajat kesibukan dari M1 M2 M3
node. Variable derajat kesibukan memiliki
dua varian, yaitu normal dan tinggi. Untuk 1 CPU- 44.5 6.9 3.5
membuat node mempunyai derajat M3
kesibukan yang tinggi dilakukan Stress
Test dengan menggunakan aplikasi 2 CPU- 64.5 14.3 7.9
bernama Prime95. M3
Dari hasil pengujian yang dipaparkan pada
Tabel 3, terlihat bahwa MA mampu memilih 3 CPU- 221.4 48.2 3.5
node dengan waktu terbaik untuk M3
mengeksekusi behavior. Meskipun CPU-M3
memiliki sumber daya yang paling besar,
4 CPU- 299.6 80.5 61.6
namun pada percobaan ke 6, terlihat bahwa
MA lebih memilih menggunakan node dengan M3
kode CPU-M2. Hal ini disebabkan oleh
skenario pengujian ke-6, node dengan kode 5 CPU- 221.4 48 61.6
CPU-M3 mengalami kesibukan yang tinggi. M2

6 CPU- 221.4 80.5 61.6


M3

56
Huda,Perbaikan Migrasi VERSAG Pada Lingkungan Heterogen

5. Kesimpulan [6] Gunasekera, K., 2011.


Compositionally Adaptive Mobile
Dari pengujian dan analisis yang telah
Sotware Agents for Pervasive
dilakukan menghasilkan beberapa
Environtment, Melbourne: Monash
kesimpulan penelitian sebagai berikut:
University.
1. Metode yang diusulkan pada penelitian
[7] Gunasekera, K., Zaslavsky, A.,
ini menggunakan MA dengan
Krishnaswamy, S. & Loke, S. W.,
kederdasan MCDM pada atribut
2008. VERSAG: Context-Aware
sumber daya untuk memililih node
Adaptive Mobile agents for the
dengan respon waktu terbaik terbukti
Semantic Web. Turku, IEEE, pp. 521-
mampu mengatasi permasalahan
522.
pemilihan node eksekusi.
2. Atribut yang diusulkan terbukti
mampu menjadi dasar perhitungan
pengambilan keputusan pada kasus
MA tunggal.
3. Metode yang diusulkan mampu
memperbaiki performa migrasi pada
VERSAG 100% pada semua
pengujian.

Daftar Pustaka
[1] Skocir, P., Marusic, L., Marusic, M. &
Petric, A., 2012. The MARS - A Multi-
Agent Recommendation System for
Games on Mobile Phone. Dubrovnik,
Springer, pp. 104-112
[2] Anderson, P., Bijani, S. & Vincos, A.,
2012. Multy-Agent Negotiation of
Virtual Machine Migration Using the
Lightweight Coordination Calculus.
Dubrovnik, Springer, pp. 124-133.
[3] Sibata, K., Takimoto, M. &
Kambayashi, Y., 2014. Expanding the
Control Scope of Cooperative Multiple
Robots. Chania, Springer, pp. 17-26.
[4] otari, D., Horvat, G. & Hocenski,
., 2012. Multi-agent Power
Management System for ZigBee Based
Portable Embedded ECG Wireless
Monitoring Device with LabView
Application. Dubrovnik, Springer, pp.
299-308.
[5] Siddiqui, F., Zeadally, S. & Basu, K.,
2012. Mobile agent System. In:
Ubiquitous Multimedia and Mobile
agents Models and Implementations.
s.l.:IGI Global, pp. 31-59.

57

Anda mungkin juga menyukai