Anda di halaman 1dari 26

HORMON HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI

WANITA

DSUSUN OLEH :

KELOMPOK 111

1. IKA ASNI SUSANTI (207 STYC 16)


2. L. ADRIAN SULOFANI (208 STYC 16)
3. LALE INA INDAYANI (209 STYC 16)
4. LARA (210 STYC 16)
5. LASRI MESTUGIWATI (211 STYC 16)
6. LIDYAWATI (212 STYC 16)
7. LUMIN (213 STYC 16)
8. M. RAMADHANI PUTRAWAN (214 STYC 16)
9. M. TARMUZI (215 STYC 16)
10. MARDIANA (216 STYC 16)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI MATARAM


PROGRAM STUDY S1 KEKERAWATAN

MATARAM

2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat dan
rahmatNYAlah, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah ini adalah HORMON HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM
REPRODUKSI WANITA.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami
miliki, untuk itu berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan
demi dan untuk pengembangan makalah ini kedepan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
dan sekaligus dapat menambah wawasan kita dalam lingkup kesehatan.
Mataram, 19 Maret 2017

Kelompok III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I : PENDAHULUAN 3

1. Latar belakang 3
2. Rumusan masalah 3
3. Tujuan penulisan 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Defenisi hormon 5
B. Hormon seks pada wanita 5
C. Tahap fungsi reproduksi dan fungsi hormon 15
BAB III : PENUTUP 23

A. Kesimpulan 23
B. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar belakang

Pada saat melakukan hubungan seksual ada banyak faktor yang mempengaruhi gairah
seks dari seorang wanita itu meningkat, salah satunya adalah hormon seks pada wanita tersebut.
Sangat tergoda untuk mencoba memahami perilaku seksual dalam istilah hormon. Pada manusia
ada hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Wanita yang mempunyai
kadar hormon rendah dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan mereka untuk dirangsang
secara seksual atau untuk mengalami orgasme. Secara singkat, hormon-hormon seks merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi ketertarikan atau perilaku seks.

Haid tentunya suatu yang diharapkan oleh perempuan sehat, yang menandakan fungsi
reproduksinya normal. Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang
paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari
janin (proses kehamilan). Akhir dari masa haid disebut menopause, dimana hormon seks wanita
tidak diproduksi lagi. Pada masa itu pula wanita tidak bisa bereproduksi lagi.
2.2. Rumusan masalah

Menjelaskan tentang defenisi hormon serta hormon hormon seks pada wanita

Menjelaskan mengenai tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon

Menjelaskan tentang kelainan genetik atau menopause dini

Menjelaskan tentang fisiologi haid.

2.3. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan ini adalah :

Agar pembaca mampu memahami tentang apa yang dimaksudkan dengan hormon.

Bisa mengenal jenis jenis hormon seksual pada wanita serta fungsi dari masing masing
hormon tersebut.

Bisa mengetahui masa dimana fungsi dari organ reproduksi wanita dan hormon yang dihasilkan
pada masa itu.

Mengenali kelainan genetik (menopause dini) dan cara pencegahannya.

Mengerti tentang fisiologi haid serta hormon hormon apa saja yang berperan serta dan prsoes
haid.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi hormon

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang
dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka
secara sebagian bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi
perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian
memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.

Hormon seks utama pada wanita adalah estrogen, wanita memproduksi 0,5 mg estrogen
setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah yang lebih besar
pada wanita.

B. Hormon seks pada wanita


Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus
reproduksi berjalan lancar. Wanita memiliki beberapa hormon pada organ seksnya yaitu :

1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang
merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan rambut
kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam
gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90%
melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks
diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.

Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam
memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur
dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun,
kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.

Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks
wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih
tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat
dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause,
estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash,
berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Pada minggu I & II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, krn itu
uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil juga menimbulkan pembengkakan
payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang disertai sekresi
cairan seperti air susu, sekitar 10 15 % bayi wanita dpt timbul perdarahan pervaginam dalam
mgg pertama Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan
estriol.

1. Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab
terhadap tumbuh kembangnya payudara.

2. Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
3. Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari
estrogen-estrogen lain.

Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip
estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami
dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13 tahun. Hal
ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan rahim (uterus), vagina,
tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu
rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah
tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai
level yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang telah masak
lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.

Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan siklus
menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar hypothalamus (di otak
kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar ini merangsang ovarium untuk mulai
memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen bertanggungjawab pada pemasakan sel telur
selama rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak
sekitar hari ke-12, ovulasi terjadi.

Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi keseimbangan hormon
tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi dan gairah seksual. Yang paling
dikenal adalah perubahan yang terjadi saat wanita mengalami menopause. Produksi estrogen
menurun pada saat ini dimana wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung
anak.

Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah pengecilan vagina dan
penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya elastisitas dan kurangnya pembasahan
vagina saat rangsangan seksual. Beberapa wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam
fungsi seksual, dimana yang lain dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau
luka pada alat kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka tidak
menggunakan minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon pada fungsi
seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen seringkali menyebabkan
fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi, androgen telah diresepkan bagi wanita pasca
menopause untuk meningkatkan nafsu seksualnya

Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak berlebihan, juga
menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan juga di otak.
Wanita mengeluh payudara sakit, kaki terasa berat, dan sakit kepala yang berlebihan.

Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi, maka pengobatannya
adalah dengan pemberian hormon anti estrogen, hormon anti estrogen yang terkenal adalah
progesteron.

Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari, dari hari ke 16-ke 25 siklus haid.
Untuk mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh, dapat diberikan obat diuretika sampai menjelang
haid berikutnya.

Perlu disadari, bahwa pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu lama,
sehingga sangat dituntut kesabaran dari pihak wanita. Efek samping yang ditimbulkan oleh
progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan adalah jenis progesteron alamiah,
seperti didrogesteron, atau medroksi progesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memiliki
khasiat antidepresif. Jenis progesteron sintetik justru menyebabkan depresif (ringan). Akhir-akhir
ini telah dicoba pengobatan dengan menekan cara keseluruhan fungsi dari ovarium, yaitu dengan
menggunakan Gn-RH, analog, dan hasilnya jauh lebih baik, bila dibandingkan dengan pemberian
progesteron saja.

Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan seperti pada
wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus selalu diberikan tambahan
hormon estrogen dan progesteron.

Dengan berkurangnya estrogen pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi rentan
terhadap risiko penyakit jantung. Terapi estrogen (Estrogen Replacement Therapy) bertujuan
agar hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi kembali. Adanya hormon
estrogen pada wanita yang masih aktif menstruasi akan menekan Lp(a) atau lipoprotein(a).
Kadar Lp(a) rata-rata adalah 2 mg/dl, dan apabila Lp(a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka
akan muncul risiko penyakit jantung koroner. Lp(a) ini berperan sebagai penggumpal yang
kemudian bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah
sehingga muncul serangan jantung.

Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen
juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak
di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen
sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk
menembus plak akan berkurang. Apabila seorang wanita pada awalnya mempunyai kadar
trigliserida darah tinggi (250 mg/dl) maka pemakaian terapi estrogen (pil) dapat merangsang
peningkatan trigliserida. Terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol
HDL (baik).

Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu sebelum menjalani
terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid darah.

Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran
darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993
National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di
dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung.

2. Progesterone
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita,
mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.

Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen


yang banyak terdapat secara alami.

Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah
ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta.

Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin, yang dapat diubah
menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat dimanfaatkan untuk mensintesis
progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica dan Dioscorea villosa.

Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:

Efek pada sistem reproduksi

menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan

selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk
menerima janin.

menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)

menghambat laktasi selama kehamilan

penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses
kelahiran bayi.

Efek pada sistem syaraf


progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar
dan daya ingat

Efek pada sistem lainnya

menurunkan kejang otot polos

menururunkan kerja empedu dan kandung kemih

memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh

menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak
yang disimpan untuk energi.

mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.

mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan secara oral, maka
hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi progestin tidak mampu menggantikan
peran progesteron alami karena pada banyak kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai
efek progesteron pada uterus.
3. Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin
GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan hormon yang
diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik
ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

Neuron GnRH merupakan sel neuroendokrin yang sangat unik karena tidak berasal dari
perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah ilmuwan menyebutkan
penemuan neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini
telah terbukti bahwa pada manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar otak, tepatnya dari
bagian medial olfactory placode pada hidung. Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi menuju
hipotalamus saat masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus, 70 hari untuk
domba dan 16 minggu untuk manusia.

Neuron GnRH bergerak sepanjang akson nervus terminalis dan saraf vomeronasal seakan
dapat mengendus arah tujuan dan di mana harus berhenti.

Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio, akan mengakibatkan sindrom
Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait. Penyebab kedua adalah
sekresi yang tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormon gonadotropin yang diperlukan bagi
perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi dengan baik.
Ritme sirkadia

GnRH juga merupakan hormon yang disekresi pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang mempunyai
ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa Inggris: suprachiasmatic
nucleus), salah satu area pada pusat saraf otonomi, guna menyesuaikan ritme metabolisme
berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

FSH adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu
pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.

5. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)


Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh
plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-
sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini
dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum,
yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi
untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini
ditunjang keberadaannya oleh HCG.

cara mendeteksi HCG dan waktu yang tepat untuk menguji tes kehamilan

Dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan test
pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat ke dalam
urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat untuk
melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat haid, karena
sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Dengan
pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya karena biasanya yang
diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (-hCG).
Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG
sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke 8
sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja pemeriksaan lewat
darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.

Kadar hormon HCG yang ideal untuk ibu hamil

Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan.
Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon
HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG
adalah usia kehamilan

Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi

Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila
kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu
tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur.

6. Prolaktin hormon

Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterior. Kelenjar tersebut
merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu. Prolaktin disebut juga laktogen,
luteotrpin, galaktin, dan mammotropin. Di dalam sel-sel epitel terdapat enzim-enzim yang
esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah susunan darah menjadi susu. Fungsi prolaktin
ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim tersebut selanjutnya menggertak sekresi susu. Sel
kelenjar susu tidak berdaya menghasilkan susu bila tidak ada prolaktin. Pada masa kehamilan
yang lanjut terjadi kenaikan bertahap dalam sekresi prolaktin yang dirangsang oleh estrogen.

Proses Pembentukan Laktogen

Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Laktogenesis I

2. Laktogenesis II

3. Laktogenesis III

Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir
kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental
kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran
kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.

Laktogenesis II

Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron,


esterogen dan HPL (Human placental lactogen) . Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap
tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level
prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke
level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di
dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri.
Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI
lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun
peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses
laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih
dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah
kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak.
Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.

Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

Kurang sering menyusui atau memerah payudara

Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut
dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.

Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)

Jaringan payudara hipoplastik

Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
Kurangnya gizi ibu

C. Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon

Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini juga bervariasi.

Prapubertas

Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000
butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah
terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari
ibunya.

Masa kanak-kanak

Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah memengaruhi
tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering kali bayi yang baru lahir (laki-
laki atau perempuan) memiliki payudara yang terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan
keluarnya sedikit susu.

Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke janin selama
kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan menghilang dalam beberapa
minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran payudara ini mungkin masih akan
tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum akhirnya benar-benar menghilang.

Pubertas

Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan seksual,
karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak perempuan
adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan ketiak, serta haid.
Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun.
Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua
hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua
jenis hormon ini berperan penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.

Usia dewasa

Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan, estrogen


memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron bekerja sama
dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi pembuahan, kehamilan, dan
membantu mengatur siklus haid.

Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur distribusi
lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak di bagian paha, bokong, dan
pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot dan tulang.

Kehamilan

Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormon secara
dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan progesteron
yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai gantinya, hormon baru, human
chorionic gonadotrohin (HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta, merangsang ovarium
menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan selama kehamilan.

Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai penghasil
utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih tebal, meningkatkan
volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia lebih banyak ruang
untuk bayi.

Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran untuk membantu rahim
berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga merangsang produksi air susu ibu.

Setelah melahirkan
Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon lainnya menurun drastis
sehingga terjadi perubahan fisik. Rahim akan kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan, otot
panggul meningkat, dan volume sirkulasi darah kembali normal. Perubahan hormon yang
dramatis ini sering kali menyebabkan depresi pasca-melahirkan.

Klimakterium

klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang
bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa
ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause,
menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat
dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah
menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma
klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes,
keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.

Menopause

Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki usia
menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal ovarium mulai
menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau lebih lama. Terkadang ovarium
menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding rahim tidak menebal hingga akhirnya tidak
terjadi menstruasi.

Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan


tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi sehat. Itu sebabnya,
penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa memengaruhi kesehatannya, selain
juga memicu gejala yang tidak nyaman.

Kehilangan sejumlah besar estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko terkena


penyakit jantung dan osteoporosis. Masalah lainnya adalah vagina menjadi kering dan tidak
nyaman ketika berhubungan seksual.
Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5
tahun setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi
estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 56 tahun.

Masa Senile

Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi
gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adalah kemunduran alat-alat
tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi
pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun
berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam
hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga
timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus
buang air kecil.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hormon seks pada wanita merupakan hormon yang berperan pada proses reproduksi wanita
salah satunya pada proses haid atau menstruasi. Setiap hormon memiliki peran dan fungsi yang
berbeda serta tempat produksi hormon tersebut pun berbeda. Hormon seks utama pada wanita
adalah hormon estrogen dimana memiliki fungsi yang besar bagi proses reproduksi wanita. Salah
satu fungsi hormon juga sebagai pemacu gairah seks pada saat berhubugan seks dimana setelah
mendapat ransangan dari lawan jenis.

Haid merupakan suatu proses yang terjadi pada wanita yang tidak mengalami gangguan pada
organ kelaminnya, dimana haid tersebut di rangsang oleh hormon hormon seks seperti FSH dan
LH.

B. SARAN

Bila anda prihatin akan kadar hormon anda dan apakah mereka mempengaruhi kesehatan anda
secara umum atau fungsi seksual anda, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk diadakan
pemeriksaan darah secara sederhana dan mudah.

Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harusbanyak mencari informasi tentang kesehatan
reproduksi, khususnya pada kaum wanita dimana mereka harus banyak merawat organ
reproduksi mereka agar tidak terjadi penyakit maupun kelainan pada organ kelamin tersebut. Dan
yang paling terpenting adalah jangan mengecewakan orang tua kita dengan melakukan tindakan
yang tidak sewajarnya, contoh berhubungan seksual diluar nikah, melakukan penyimpangan
seksual, dll.

Sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan, yang pertama kita harus banyak memberi contoh
kepada masyarakat luar yang baik tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tubuh dengan
baik, terlebih khusus dalam perawatan organ reproduksi agar proses reproduksi berjalan dengan
baik tanpa ada gangguan maupun kelainan pada organ reproduksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniamedik.com/blog/hormon-seks-pada-wanita.html

http://artikelkedokteran.net/news/jurnal+sistem+hormon+pada+wanita.htm

http://uripsantoso.wordpress.com/tag/hormon-seks/

http://tabloidnova.net/Nova/Kesehatan/Umum/Hormon-Seks-Berkurang-Gairah-Menurun

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hormon%20seks%20pada
%20wanita&source=web&cd=7&ved=0CFEQFjAG&url=http%3A%2F
%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F101994-
pentingnya_hormon_seks_pria_pada_wanita&ei=7l5yT6zcJNHHrQfapfC3DQ&usg=AFQjCNE
aT-_fkI6sKMuq7FOhYu7AuK28oQ&cad=rja

Hidayat, Aziz Alimul.2006.kebutuhan dasar manusia.Surabaya:Salemba Medika.

Guyton & hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai