Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Blok V adalah blok yang mempelajari tentang genetika dan biologi sel,
oleh karena itu skenario yang disajikan pada kesempatan kali ini adalah kasus
yang masih dalam ruang lingkup sel berupa metabolisme sel.
Setelah mengonsumsi menu makan siang sebanyak satu porsi besar nasi
bungkus dengan lahap, sambil menunggu barang dagangannya , Parmin
kekenyangan , mengantuk dan langsung tertidur lelap. Tiga puluh menit kemudian
, dia terbangun oleh teriakan temannya yang member tahu ada patrol Pol-PP.
dengan sigap Parmin membungkus semua barang daganganya dan lansung berlari
kencang menghindari petugas. Setelah sekitar lima menit kejar-kejaran, Parmin
berhasil lolos dan terduduk lemas di belakang pasar. Ia terlihat sesak nafas dan
bajunya basah oleh keringat. Ia merasakan jantung berdegup kencang, perih di
perut dan pegal di kedua tungkai. Ia juga merasakan penglihatannya berkunang-
kunang.

I.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan dalam skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 1


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Data Tutorial

Tutor : Indri Ramayanti M.si, M.Sc


Moderator : Utin Karmila
Sekretaris meja : Ridwan Permana
Sekretaris papan : Ani Isnaini Syawal
Waktu : Senin, 26 Maret 2012
Rabu, 28 Maret 2012
Rules :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang makan dan minum.

II.2 Skenario Kasus

Setelah mengonsumsi menu makan siang sebanyak satu porsi besar nasi
bungkus dengan lahap, sambil menunggu barang dagangannya , Parmin
kekenyangan , mengantuk dan langsung tertidur lelap. Tiga puluh menit kemudian
, dia terbangun oleh teriakan temannya yang member tahu ada patrol Pol-PP.
dengan sigap Parmin membungkus semua barang daganganya dan lansung berlari
kencang menghindari petugas. Setelah sekitar lima menit kejar-kejaran, Parmin
berhasil lolos dan terduduk lemas di belakang pasar. Ia terlihat sesak nafas dan
bajunya basah oleh keringat. Ia merasakan jantung berdegup kencang, perih di
perut dan pegal di kedua tungkai. Ia juga merasakan penglihatannya berkunang-
kunang.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 2


II.3 Seven Jump Steps
II.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Mengonsumsi = mengunakan produk berupa makanan,barang, dan
lain-lain
2. Porsi Besar =
3. Jantung berdegup kencang = kontraksi jantung yang berlebihan
4. Sesak nafas = keluhan subyektif (keluhan yang dirasakan oleh
pasien) berupa rasa tidak nyaman, nyeri atau sensasi berat, selama
proses pernapasan
5. Perih = sensasi sakit yang dirasakan oleh saraf yang diteruskan ke
otak
6. Pegal = suatu kondisi dimana otot kekurangan oksigen yang
menyebabkan kelelahan.
7. Penglihatan berkunang-kunang = seakan-akan melihat cahaya
berkilap-kilap pada mata (ketika kepala pening, akan pingsan, dsb)
8. Tungkai = bagaian anatomi yang disebut kaki (seluruh kakinya
dari pangkal paha ke bawah)
9. Lemas = suatu keadaan dimana tubuh kurang leluasa menggerakan
seluruh badan karena penyebab tertentu.
10. Keringat = hasil metabolismee (ekresi) yang dihasilkan oleh kulit

II.3.2 Identifikasi Masalah


1. Setelah mengonsumsi menu makan siang sebanyak satu porsi besar nasi
bungkus dengan lahap, sambil menunggu barang dagangannya , Parmin
kekenyangan , mengantuk dan langsung tertidur lelap
2. Tiga puluh menit kemudian , dia terbangun oleh teriakan temannya yang
member tahu ada patrol Pol-PP. dengan sigap Parmin membungkus semua
barang daganganya dan lansung berlari kencang menghindari petugas
3. Setelah sekitar lima menit kejar-kejaran, Parmin berhasil lolos dan
terduduk lemas di belakang pasar. Ia terlihat sesak nafas dan bajunya
basah oleh keringat

Genetika dan Biologi Sel Blok V 3


4. Ia merasakan jantung berdegup kencang, perih di perut dan pegal di kedua
tungkai. Ia juga merasakan penglihatannya berkunang-kunang.

II.3.3 Prioritas Masalah

II.3.4 Analisis Masalah

1. Setelah mengonsumsi menu makan siang sebanyak satu porsi besar


nasi bungkus dengan lahap, sambil menunggu barang dagangannya ,
Parmin kekenyangan , mengantuk dan langsung tertidur lelap
a. Bagaimana proses pencernaan dalam tubuh?
Jawab :
Makanan masuk melalui mulut

Mengalami mastifikasi (mengunyah)

Deglutasi (menelan)

Eosphagia

Gaster

Usus halus

Usus Besar

Defekasi

Genetika dan Biologi Sel Blok V 4


b. Sistem apa yang bekerja setelah Parmin makan dalam porsi besar
dan bagaimana sistem itu bekerja?
Jawab :
1. Sistem Digestivus
2. Sistem Saraf

c. Bagaimana hubungan makan satu porsi besar dengan keknyangan


yang dirasakan Parmin?
Jawab :
Kenyang dan lapar di pengruhi oleh hipotalamus, dan proses
kenyang adalah sebagai berikut :
Hipotalamus menerima rangsang dari saraf

Isi dalam lambung penuh

Otot lambung merasakan kenyang

Peralihan control dari saraf sadar ke sistem saraf tak sadar

Sistem saraf sadar menurun

Insulin meningkat

Triptofan masuk ke otak

Triptofan di ubah menjadi serotonin

Rasa kantuk dan tidur

d. Bagaimana mekanisme hubungan kekenyangan, mengantuk dan


tertidur lelap?

Genetika dan Biologi Sel Blok V 5


Jawab :

e. Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini ?


Jawab :
1. Q.S Al- Araf 31
2. H.R Tarmidzi, Ibnu Majah, Muslim
3. H.R Muslim

f. Sistem apa yang bekerja saat kekenyangan, mengantuk dan


tertidur?
Jawab :
1. Sistem digestivus = mencerna makanan
2. Sistem hormon = perbaikan sel dan pertumbuhan
3. Sitem saraf = saat mengantuk
4. Sistem kekbalan tubuh = meningkatkan protein yang dapat
membunuh virus yang menyebabkan kanker
5. Sistem pernapasan
6. Sistem cardivaskuler

g. Apa dan bagaimana sistem yang mengatur nafsu makan seseorang?


Jawab :

Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar,
yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni
hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak
tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang
akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat
cukup nutrisi yang ditetukan oleh berbagai faktor, maka akan
mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di
hypothalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan,
sehingga kita akan berhenti makan.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 6


h. Bagaiamana metabolismee energi pada tingkat sel saat ia tertidur
pulas?
Jawab :
Metabolismee sel saat tertidur tetap berjalan akan tetapi
Metabolismee menurun saat tertidur.

2. Tiga puluh menit kemudian , dia terbangun oleh teriakan temannya


yang member tahu ada patrol Pol-PP. dengan sigap Parmin
membungkus semua barang daganganya dan lansung berlari kencang
menghindari petugas
a. Bagaimana mekanisme dari saat Parmin tidur hingga terbangun
(aktivasi kesadaran)?
Jawab :
Saat membangkitkan kesadaran saraf simpatetis lah yang berperan
mengaturnya dan dalam keadaan tidur saraf parasimpatetis lah
yang berperan.

Mekanisme membangkitkan kesadaran

Pusat tidur tidak aktiv

Nuklei pengaktivasi retikular (di mesenfalon ) terbebas dari inibisi

Retikular aktiv secara spontan

Merangsang korteks serebri dan sistem syaraf perifer

Impuls positif yang dikirim otak membuat seseorang terbagun saat tidur

Genetika dan Biologi Sel Blok V 7


b. Bagaiman metabolismee energi yang bekerja bergerak dengan
tergesa-gesa?
Jawab :

c. Bagaimana metabolismee pada tingkat sel saat berlari kencang?


Jawab :
Metabolismee pada tingkat sel saat berlari kencang menggunakan
metabolismee anaerobic.

d. Sistem apa saja yang bekerja saat berlari dengan kencang?


Jawab :
Sistem respirasi = berupa asupan oksigen untuk energi
Sistem cardiovaskuler = berupa alat transportasi oksigen
Sistem gerak = berupa otot dan rangka dalam berlari kencang
Sistem saraf = berupa pengaturan metabolisme dan hormon

e. Bagaimana pengaturan metabolismee energi saat Parman berlari


dengan kencang?
Jawab :
Pengaturan metabolismee di atur oleh hormone yang diperintahkan
saraf berupa pemecahan

3. Setelah sekitar lima menit kejar-kejaran, Parmin berhasil lolos dan


terduduk lemas di belakang pasar. Ia terlihat sesak nafas dan bajunya
basah oleh keringat
a. Mengapa Parmin terduduk lemas dan Bagaimana mekanisme
lemas?
Jawab :
Akibat kekenyangan gaster penuh,sedangkan waktu yang di
perlukan dalam tubuh untuk mencerna makanan antara 2-4

Genetika dan Biologi Sel Blok V 8


jam,tetapi pencernaan belum selesai langsung dibawa berlari
akibatnya insulin meningkat.insulin meningkat mengaktifkan
glikogen karena tidak punya energi lagi untuk berlari dikarenakan
energi banyak di gunakan di system digestive akibatnya
menimbulkan rasa lelah.

b. Bagaimana mekanisme sesak nafas?


Jawab :

Mekanisme sesak nafas


Oksigen kurang sedangkan karbondioksida meningkat didalam sel
secara terus menerus dan tertimbun didalam cairan jaringan
menghentikan seluru h reaksi penghasil energi yang terjadi didalam
sel memeacu pusat respirasi sehingga bernafas cepat dan dalam.

c. Jelaskan apa yang terlibat dengan kondisi di atas dan bagaiamana


cara kerjanya?
Jawab :

d. Bagaimana mekanisme keluar keringat secara berlebihan


Jawab :

Pada kelenjar keringat terdiri dari dua bagian:

1. Bagian yang bergelung (menghasilkan sekret primer atau sekret


prekursor)
2. Bagian duktus

Sekret primer itu memiliki komposisi yang mirip dengan protein


plasma, tetapi tidak mengandung protein plasma. Konsentrasi
Natrium sekitar 142 mEq/L dan Klorida sekitar 104 mEq/L dengan
konsentrasi zat terlarut lain yang lebih kecil dibanding dalam

Genetika dan Biologi Sel Blok V 9


plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di duktus, larutan prekursor
ini mengalami reabsorpsi sebagian ion Natrium dan Klorida.
1. Apabila kelenjar keringat sedikit dirangsang, cairan prekursor
mengalir melalui duktus secara lambat. Kemudian direabsorpsi
oleh duktus sehingga konsentrasi Natrium dan Klorida turun
menjadi 5 mEq/L dan sebagian besar cairan tersebut juga
direabsorpsi.
2. Apabila kelenjar keringat kuat dirangsang, cairan prekursor
dibentuk dalam jumlah banyak dan duktus ini hanya mengabsorpsi
Natrium dan Klorida dalam jumlah sedikit sehingga dapat
mencapai tingkat maksimum 50-60 mEq/L dan hanya sedikit cairan
yang direabsorpsi.
(Sumber : Guyton & hall, 892)

4. Ia merasakan jantung berdegup kencang, perih di perut dan pegal di


kedua tungkai. Ia juga merasakan penglihatannya berkunang-kunang.
a. Mengapa ia merasa jantungnya berdegup kencang dan Bagaiamana
mekanisme jantung berdegup kencang?
Jawab :
Jantung berdegup kencang Karena saat berlari kencang otot sangat
membutuhkan oksigen untuk memecah glikogen menjadi glukosa
oleh karena itu jantung bekerja keras dalam mentranportasikan
oksigen keseluruh bagia tubuh agar tubuh tetap bisa mendapatkan
energi sesuai dengan kebutuhan.

b. Mengapa ia merasa perih di perut?


Jawab :
Parmin merasakan perih di perut karena pada saat parmin berlari
system pencernaan parmin masih bekerja mencerna,kemungkinan
yang bekerja saat 30 menit setelah makan adalah lambung yang

Genetika dan Biologi Sel Blok V 10


,mengalirkan ke usus halus melalui pylorus yang hanya menerima
dalam bentuk kecil.pada mekanisme ini diperlukan oksigen sebagai
media transportasi,tetapi pada saat berlari oksigen di suplay ke otot
sehingga menyebabkan lambung kelebihan asam laktat yang
menyebabkan perih di perut.
c. Bagaimana mekanisme perih di perut?
Jawab :
Selama 30 menit makanan masih di cerna di dalam lambung
mengalir ke usus halus melalui pylorus yang hanya menerima
makanan ke usus dan menggunakan oksigen sebagai media
transportasi,kemudian oksigen di suplai ke otot berlari sehingga di
lambung kekurangan oksigen dan terbentuk asam laktat yang
membuat perih.

d. Mengapa merasa pegal di kedua tungkai dan Bagaimana


mekanisme pegal di kedua tungkai?
Jawab :
Karena Parmin Berlari kencang terjadi penimbunan asam laktat
pada otot pegal pada tungkai.
Metabolismee anaerobic menghasilkan hasil sampingan berupa
asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat
kontaraksi otot dan menyebabkan rasa pegal pada otot.Hal ini
menyebkan metabolismee ini tidak dapat dilakukan secara kontinu
dalam waktu panjang dan harus di selingi i nterval istirahat.karena
itu parmin merasakan pegal di kedua tungkai kaki nya akibat dari
terakumulasi nya asam laktat.

e. Bagaimana hubunngan pegal dan metabolismee dalam sel?


Jawab :
Metabolismee yang terjadi saat pegal adalah Metabolismee
anaerobic menghasilkan hasil sampingan berupa asam laktat yang

Genetika dan Biologi Sel Blok V 11


apabila terakumulasi dapat menghambat kontaraksi otot dan
menyebabkan rasa pegal pada otot.Hal ini menyebkan
metabolismee ini tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu
panjang dan harus di selingi interval istirahat.karena itu parmin
merasakan pegal di kedua tungkai kaki nya akibat dari
terakumulasi nya asam laktat.

f. Mengapa ia merasa penglihatanya berkunang-kunang dan


Bagaimana mekanisme penglihatanya berkunang-kunang?
Jawab :
Karena seluruh oksigen di suplai ke tungkai sedankan untuk mata
tidak mencukupi menyebabkan terjadi kabur pada mata parmin.
Mekanisme penglihatan yang berkunang-kunang
Pada saat berlari oksigen lebih mengutamakan menyuplai otot
untuk kebutuhan energi berlari melalui aliran darah.Sehingga suplai
aliran darah ke otak menipis,pasokan oksigen juga menipis yang
mengakibatkan penglihatan menjadi berkunang-kunang.

II.3.5 Kerangka Konsep


Penimpanan energi ( glikogen adipose dan liver)

Saraf simpatis katabolic (digestivus)


Saraf parasimpatetis

Mobilisasi energi berlebih

Glikolisisi anaerob

Metabolisme energi tidak seimbang

Genetika dan Biologi Sel Blok V 12


Terduduk lemas (hipoksia)
Perih di perut (spasme et cause hipoksia)
Pegal pada kedua tungkai ( hipoksia di otot)
Sesak nafas (hipoksia di paru-paru)
Jantung berdegup kencang
Berkeringat
Mata berkunang-kunang (hipoksia di otak)

II.3.6 Hipotesis
Parmin menderita pegal, sesak nafas, perut perih, jamntung berdegup
kencang karena ketidakseimbangan metabolismee energi dalam waktu
yang singkat

II.3.7 Keterbatasan Ilmu

No. Pokok What I What I Dont What I have How I Will


Pembahasaan Know Know to Prove Learn
1 Metabolisme Pengertian Proses Mekanisme Text book:
Metabolis metabolisme metabolisme Fisiologi
me Guyton &
Hall
2 Sistem dan Pengertian Struktur Mekanisme Text book:
anatomi pencernaan anatomi organ kerja organ Anatomi
Pencernaan p;encernaan pencernaan Klinik Snell,
anatomi dan
Fisiologi
untuk
Paramedis
3. Sistem Pengertian Proses Sistem Mekanisme Text Book :
Respirasi Sistem Respirasi Sistem Fisiologi

Genetika dan Biologi Sel Blok V 13


Respirasi Respirasi Guyton &
Hall
4. Pandangan Pola hidup Pola makan Pola makan Tuntunan
Islam sehat dan pola dan hidup Islam:
hidup bersih bersih Al Quran
berdasarkan berdasarkan dan Hadist.
tuntunan tuntunan
Islam Islam dalam
kasus ini

Analisis

1. Metabolisme
Adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan pengubahan energi untuk
menopang dan memertahankan kehidupan.

- Anabolisme, pembentukan molekul-molekul kecil menjadi molekul-


molekul besar.
Contoh: sintesis hemoglobin oleh sumsum tulang merah, sintesis
glikogen oleh hepar, dan sintesis lemak oleh jaringan adipose.

- Katabolisme, penguraian atau dekomposisi atau pemecahan molekul-


molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
Contoh: respirasi sel yang memecah molekul makanan menjadi energi,
karbondioksida dan air.

Jalur metabolic
a. Reaksi Reduksi-Oksidasi
- Reduksi, reaksi kimia yang molekulnya mendapatkan electron.
- Oksidasi, reaksi kimia yang molekulnya melepaskan electron.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 14


Karena elektron yang dilepas selama reaksi tidak dapat muncul
dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi disertai dengan reaksi
reduksi, sehingga elektron yang dilepas, diterima kembali oleh molekul
lain.

b. Enzim
- Berfungsi mengatalis atau mempercepat jalannya suatu reaksi
kimia
- Sebagian besar reaksi enzimatik memerlukan koenzim sebagai
pembawa electron yang memaksimalkan fungsi suatu enzim.
Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD), berasal dari niasin,
sebagai koenzim yang menerima electron dan bekerja sama dengan
enzim laktat dehidrogenase dalam metabolism glukosa dan
pembentukan ATP.
Flavin Adenin Dinukleotida (FAD), berasal dari riboflavin sebagai
akseptor electron dan bekerja sama dengan enzim suksinat
dehidrogenase.

c. ATP
Senyawa fosfat berenergi tinggi yang menyimpan energi dalam
tubuh. ATP terbentuk dari nukleotida adenosine ditambah dua gugus
fosfat dalam ikatan berenergi tinggi. ATP dibentuk dari pembakaran
lemak, protein maupun karbohidrat.
Fungsi ATP:
a) transpor zat melalui membran sel,
b) sintesis senyawa kimia di sel,
c) kerja mekanik.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 15


Hormon-hormon yang Mengatur Metabolisme
Hormon menentukan jalur metabolik yang diambil nutrien
terabsorpsi dan memastikan penggunaan sumber energi tubuh yang efisien
berdasarkan kebutuhan tubuh.

1. Tiroksin
- peningkatan penggunaan jenis-jenis makanan
- peningkatan sintesis protein

2. Hormon Pertumbuhan
- peningkatan transport asam amino ke dalam sel
- peningkatan sintesis protein
- peningkatan penggunaan lemak untuk energi

3. Insulin
- peningkatan transpor glukosa dan penggunaanya untuk energi
- peningkatan glukosa glikogen
- peningkatan transpor asam amino dan asam lemak untuk sintesis sel

4. Glukagon
- peningkatan glikogen glukosa
- peningkatan asam amino dan lemak untuk energi

5. Kortisol
- peningkatan glukosa glikogen oleh hepar
- peningkatan asam amino dan lemak untuk energi
- penurunan sintesis protein, keculali hepar

6. Epinefrin
- peningkatan glikogen glukosa
- peningkatan lemak untuk energi

Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolism biasanya digunakan sebagai jumlah produksi
panas. Hal ini karena beberapa proses tubuh yang menggunakan ATP juga

Genetika dan Biologi Sel Blok V 16


memproduksi panas. Proses ini meliputi kontraksi otot, pemompaan jantung,
penguraian normal komponen-komponen sel. Oleh karena itu, produksi panas
bisa diukur dengan mengukur aktivitas metabolism.

1. Laju metabolic
Mengacu pada jumlah energi yang dilepas dalam tubuh melalui
katabolisme per satuan waktu.

a. Satu kilokalori
Adalah jumlah panas tubuh yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
satu kilogram air sebesar satu derajat celcius dan digunakan untuk
menyatakan kandungan kalori makanan dan pengeluaran energi oleh
individu.
Kilokalori yang dilepas melalui oksidasi makanan dalam tubuh dapat
lansung diukur melalui bankalorimeter.
Dalam tubuh, 1 gram karbohidrat melepas 4,1K; 1 gram lemak
melepas 9,5 K; 1 gram protein melepas 4,1K

b. Specific Dynamic Action (SDA)


Adalah laju metabolic sebesar 10% - 20% melebihi laju energi basal
yang digunakan dalam pencernaan makanan.
SDA protein lebih besar daripada SDA lemak atau karbohidrat
sehingga makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan laju
metabolism.
Aktivitas Muskular juga dapat menghasilkan peningkatan laju
metabolic terbesar. Misalnya latihan berat dapat meningkatkan
metabolism sampai 15 kali.

2. Basal Metabolic Rate (BMR)

Genetika dan Biologi Sel Blok V 17


Adalah pelepasan energi per satuan waktu dalam kondisi basal yang secara
standar terjaga dan istirahat, pada postabsorptif (12 jam setelah makan)
dan dalam lingkungan nyaman serta hangat.
BMR menyatakan energi minimal yang diperlukan pada saat respirasi,
digesti, sirkulasi, sekresi, metabolism makanan, aktivitas saraf, dan
pertahanan tubuh saat individu terjaga.
Faktor yang mempengaruhi : Hormon tiroid, ukuran tubuh dan area
permukaan, usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan keadaan fisik maupun
psikis seseorang (depresi, kelaparan dan kecemasan)

2. Sistem Digestivus

Sistem Digestivus dan Hepar.


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Cavum Oris
2. Glandula Parotis
3. Palatum Mole
4. Lingula
5. Saliva
6. Oesofagus
7. Gaster
8. Hepar

Genetika dan Biologi Sel Blok V 18


9. Vesica Biliaris
10. Ductus vesica biliaris
11. Duodenum
12. Pankreas
13. Yeyunum dan ilium
14. Caecum
15. Apendix fi rivormis
16. Colon ascendens
17. Colon Transversa
18. Colon Descendens
19. Rectum
20. Anus

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung
dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.

Anatomi Mulut

Genetika dan Biologi Sel Blok V 19


1. DENTS
Dents dibagi menjadi empat kuadran: superior dextra, superior sinistra,
inferior dextra dan inferior sinistra
Dents diberi nomor mulai dari depan ke belakang, nomor 1 s/d 8
Dents permanent: gigi sulung, jumlahnya 32 buah
Dents deciduas: gigi susu, jumlahnya 20 buah (tidak ada geraham besar-
molar)
Dents insicivus: gigi seri, nomor 1 dan 2
Dents caninus: gigi taring, nomor 3
Dents premolar: gigi geraham kecil, nomor 4, 5 dan 6
Dents molar: gigi geraham besar, nomor 7 dan 8

2. GLANDULA SALIVATORIUS
Glandula salivatorius: kelenjar ludah, terdiri 3 kelenjar
o Glandula parotis: paling besar, terletak di bagian depan bawah telinga, jika
infeksi menimbulkan penyakit parotitis (gondongen)
o Glandula sublingualis: terletak di bawah lidah
Glandula submandibularis: terletak di bawah tulang rahang bawah (os
mandibula)

3. LINGUA
Permukaan lidah kasar karena ada tonjolan-tonjolan yang tersebar di
permukaan lidah, tonjolan ini merupakan tempat receptor gustatorius,
tonjolan ini disebut: papilla lingualis, diberi nama berdasarkan bertuknya:
1. Papilla lingualis sircumvalata: berbentuk bundar seperti sircuit
2. Papilla lingualis fungiformis: berbentuk seperti jamur
3. Papilla lingualis filiformis: mempunyai fili
4. Tonsila lingualis: tonsil duduk

B. Tenggorokan ( Faring)

Genetika dan Biologi Sel Blok V 20


Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal
dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior
= bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering
juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i, oeso membawa, dan ,
phagus memakan).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Genetika dan Biologi Sel Blok V 21


D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

E. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 22


Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan
serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)


Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal
dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 23


Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya
sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang
berarti kosong.

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G. Usus Buntu (sekum)

Genetika dan Biologi Sel Blok V 24


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian
kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing. Proses pencernaan dari mulut hingga
mencapai sekum diperkirakan selama 4 jam.

H. Umbai Cacing (Appendix)


Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis
yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris,
vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang
menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing
bisa berbeda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap
terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial
(sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam
sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,

Genetika dan Biologi Sel Blok V 25


yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 26


K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolismee dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein
plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam
hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar
7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan
hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Genetika dan Biologi Sel Blok V 27


Secara garis besar, dinding saluran pencernaan terdiri atas empat lapisan
yang sama. Namun tentu pada masing-masing organ akan ada variasi yang akan
memberikan ciri khas bagi setiap organnya. Empat lapisan tersebut dimulai dari
yang paling dalam (paling dekat dengan lumen), antara lain: lapisan mukosa,
lapisan submukosa, lapisan muskularis eksterna, dan lapisan serosa (adventisia).
a. Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa saluran pencernaa terbagi lagi menjadi tiga lapisan, yaitu:
1. Epitel
Epitel dinding saluran pencernaan bagian ujung (rongga mulut, esofagus, dan
anus) terdiri dari epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Epitel jenis ini berfungsi
sebagai protektor atau untuk perlindungan bagi dinding saluran pencernaan
tersebut dari trauma.
Sementara epitel bagian saluran pencernaan lain selain tiga bagian di atas, terdiri
dari epitel selapis gepeng. Epitel jenis ini lebih ditujukan untuk fungsi sekresi dan
juga absorpsi.
2. Lamina Propia
Lamina propia terdiri atas jaringan ikat longgar atau disebut juga sebagai jaringan
ikat areolar. Lamina propia ini mengikatkan lapisan epitel ke lapisan muskularis
mukosa.
Pada lamina propia ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, nodulus limfe,
dan juga kelenjar linfe.
3. Muskularis Mukosa
Lapisan muskularis mukosa merupakan lapisan serabut otot polos tipis yang
terdiri dari lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan lapisan otot longitudinal di
bagian luar.

b. Lapisan Submukosa
Lapisan submukosa merupakan suatu lapisan jarigan ikat areolar yang
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan juga suatu struktur persarafan
beserta sel-sel ganglionnya yang disebut dengan pleksus submucosa atau pleksus

Genetika dan Biologi Sel Blok V 28


Meissner. Lapisan submucosa mengikatkan lapisan mukosa ke lapisan muskularis
eksterna.

c. Lapisan Muskularis Eksterna


Lapisan muskularis eksterna terdiri atas lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan
lapisan otot longitudinal di bagian luar. Kontraksi otot sirkuler akan
mengakibatkan berkontraksinya (mengecilnya) lumen saluran pencernaan.
Sementara kontraksi otot longitudinal akan memperpendek dinding saluran
pencernaan sehingga lumennya semakin besar. Kontraksi kedua otot ini berperan
dalam terjadinya gerakan peristaltik pada saluran pencernaan yang mengakibatkan
berjalannya makanan dari mulut sampai ke lambung dan bagian saluran
pencernaan lainnya.
Di antara lapisan otot sirkularis dengan lapisan otot longitudinal ini terdapat
serabut-serabut saraf beserta sel-sel ganglionnya yang disebut dengan pleksus
mienterik atau pleksus Auerbach.

d. Lapisan Serosa
Lapisan serosa merupakan lapisan terluar dari dinding saluran pencernaan.
Lapisan serosa ini biasanya dilindungi oleh selapis sel mesothelium. Lapisan
serosa pada dasarnya terdiri dari jaringan ikat.
Pada lapisan serosa yang tidak diliputi oleh mesotel, jaringan ikatnya akan
langsung berhubungan dengan jaringan ikat lain yang terdapat di sekitarnya
sehingga membentuk struktur yang disebut lapisan adventisia.
Terdapat beberapa variasi pada setiap segmen saluran pencernaan dan
organ-organ asesoris pencernaan. Berikut adalah penjelasan selengkapnya:
a) Lidah
Pada permukaan dorsum lidah terdapat banyak sekali papila lidah yang
terdiri atas tiga jenis utama, yaitu:
1. Papila Filiformis

Genetika dan Biologi Sel Blok V 29


Papila filiformis berbentuk kerucut dan tersebar merata di seluruh
permukaan dorsum lidah. Papila jenis ini tidak memiliki kuncup pengecap. Ujung-
ujung papila ini mengandung epitel berkeratin.
2. Papila Fungiformis
Papila fungiformis berbentuk seperti jamur. Tersebar di antara papila-
papila filliformis. Warnanya merah karena banyak mengandung pembuluh darah.
3. Papila Sirkumvalata
Papila sirkumvalata adalah papila dengan kuncup pengecap (taste bud)
terbanyak di lidah. Papila sirkumvalata biasa terdapat berderet-deret di sulcus
terminalis (hingga 10-12 buah). Permukaan atasnya yang licin lebih rendah
daripada permukaan membrana mukosa.
Papila ini dikelilingi oleh celah melingkar. Di dasar celah akan bermuara
kelenjar von ebner yang menyekresikan cairan yang dapat membersihkan celah
tersebut dari sisa-sisa makanan yang larut di celah itu. Dengan demikian, celah
dapat menerima makanan baru untuk dideteksi rasanya.
Terdapat satu jenis papila lagi, yaitu papila foveola, yang terdapat di
lipatan-lipatan samping lidah. Papila ini mengalami rudimenter pada manusia,
namun berkembang pesat pada hewan pengerat.
b) Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva ada menghasilkan sekret berupa mukosa murni, serosa
murni, atau campuran mukosa dan serosa. Cairan mukosa mirip dengan musin,
lebih kental daripada serosa. Sedangkan cairan serosa terdiri atas air, enzim, dll
sehingga lebih encer daripada cairan mukosa.
c) Esofagus
Sepertiga atas esofagus terdiri dari otot lurik, sepertiga tengah terdiri dari
campuran otot lurik dan otot polos, sedangkan sepertiga bawahnya merupakan
otot polos esofagus.
Di dalam lapisan submucosa esofagus terdapat kelenjar esofagus yang
menghasilkan mukus. Pada lamina propia daerah dekat lambung juga terdapat
kelenjar kardioesofageal yang menghasilkan mukus.
e) Lambung

Genetika dan Biologi Sel Blok V 30


Lapisan submukosa dan mukosa lambung tersusun berlipat-lipat
membentuk rugae. Pada lapisan mukosa, epitel permukaannya mengalami
perubahan dari epitel esofagus, yaitu epitel selapis silindris tanpa sel goblet.
Lamina propianya mengandung glandula gastrica yang sekretnya akan bermuara
di sumur-sumur lambung atau foveola gastrica. Terdapat sekitar 15 juta glandula
gastrica akan bermuara pada 3,5 juta foveola gastrica.
Glandula gastrica ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian isthmus, leher,
dan dasar. Glandula ini juga terdiri atas beberapa jenis sel, yaitu: sel mukosa
leher, sel utama, sel parietal, dan sel entero-endokrin.
Sel utama/zymogen menempati 1/3 atau bagian bawah pars sekretoria.
Sel ini berbentuk kuboid, dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir zymogen, dan
intinya bulat terdapat di dasar. Sel ini akan menghasilkan pepsinogen yang akan
diubah menjadi pepsin. Sel perietal lebih banyak terdapat di bagian atas pars
sekretorik. Sitoplasmanya penuh dengan mitokondria. Sel ini akan menyekresikan
HCl dan faktor intrisik lambung untuk absorbsi vitamin B12 di ileum.
Sel enteroendokrin terdiri atas jenis ECL yang menghasilkan histamin, EC
yang menghasilkan serotonin, dan G yang akan menghasilkan gastrin. Lapisan
muskularis eksterna lambung terdiri atas tiga lapis, yaitu otot longitudingal,
sirkuler, dan obliqum.
f) Intestinum Tenue.
Pada usus halus akan terjadi proses penyerapan makanan yang telah
dicerna secara mekanik maupun secara kimiawi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
teknik perluasan bidang penyerapan oleh dinding saluran pencernaan. Upaya
tersebut telah dilakukan dalam bentuk:
1. Pada tingkat sel
Berupa mikrovili pada permukaan sel epitel.
2. Pada tingkat submucosa
Terbentuknya plica circularis/valvula kerckringi
4. Pada tingkat mucosa
Terbentunya villi intestinalis.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 31


Pada lapisan mukosa intestinum tenue juga dapat ditemukan glandula
intestinalis atau disebut juga dengan crypta lieberkuhn yang berinvaginasi sampai
mencapai muskularis mukosa pada dasar villus. Di bagian dasar crypta lieberkuhn
ini terdapat kelompok sel paneth yang fungsinya diduga untuk menghasilkan
lisosin yang berfungsi seperti lisosom.
Jaringan limphoid pada intestinum tenue tersear di seluruh lamina propia
dalam bentuk nodulus limfatikus soliter. Khusus di ileum, jaringan limfoidnya
berkelompok-kelompok membentuk nodulud limfatikus agregatus yang disebut
dengan bercak peyer.
g) Intestinum Crassum
Permukaan dalam colon licin, tidak membentuk plica circularis dan villus
intestinalis. Pada lapisan epitelnya terdapat sel absostif. Crypta lieberkuhnnya
tidak memeiliki sel paneth. Lapisan muskularisnya pars longitudinalisnya ada
yang bermodifikasi menmbentuk taenia coli.
Appendix yang terdapat pada bagian caecum memiliki ciri-ciri lumennya
kecil bersudut, dan memiliki jaringan limfoid yang mencolok karena memenuhi
seluruh lamin propia. Lapisan muskularis mukosanya kurang berkembang, dan di
lapisan submukosanya terdapat jaringan pengikat yang tebal serta anyaman
pembuluh darah.
h) Rectum
Rectum dibagi menjadi bagian ampula recti dan canalis analis. Bagian
ampula recti berbentuk membesar. Membrana mukosanya memiliki struktur yang
sama dengan kolon, dengan crypta lieberkuhn yang lebih panjang. Canalis
analisnya memiliki diameter yang lebih kecil daripada bagian ampula recti
(mengecil). Membranan mukosanya memiliki columna rectalis morgagni, dan
epitel silindris selapisnya berubah menjadi epitel gepeng berlapis.

i) Anus
Epitelnya sudah menjadi epitel berlapis gepeng. Semakin ke bawah,
epitelnya akan brubah menjadi epidermis kulit, pada bagian setinggi M. Sphincter

Genetika dan Biologi Sel Blok V 32


Externa (otot lurik). Di bagian ini juga terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar
cirkumanalis (apokrin).
Lamina propianya mengandung pleksus venosus yang besar. Pada kasus
wasir atau ambeyen, pleksus venosus ini mengalami pembesaran, sehingga
disebut juga dengan hemoroid.
j) Hepar
Secara mikroskopik, hepar terdiri atas lobulus hepatis klasik, lobulus
portalis, dan acinus hepatis. Komponen parenkimnya terdiri atas hepatosit (sel
hati), sinusoid yang dibatasi oleh sel-sel endotel Kupffer, dan sel perisinosuidal.
k) Kantung Empedu
Dinding kantung empedu terdiri dari lapisan tunika serosa, tunika
subserosa, tunika muskularis, dan tunika mukosa.
Tunika serosanya merupakan lanjutan tunika serosa dari selubung hati.
Terdiri ari jaringan ikat padat, da terkadang mengandung ductus Lushka. Lapisan
ini dilapisi oleh sel-sel mesotel. Tunika subserosanya juga terdiri dari jaringan
pengikat, dan langsung menutupi jaringan otot polos. Tunika muskularisnya
terdiri dari lapisan tipis jaringan sel-sel otot polos.
Tunika mukosanya melipat-lipat tidak teratur. Epitelnya adala epitel
silindris selapis dengan mikrovili. Lamina propianya merupakan jaringan ikat
longgar dengan anyaman serabut elastis dan retikuler.
l) Pankreas
Pada pankreas terdapat jaringa kelenjar asiner dan pulau-pulau langerhans
penghasil insulin. Jaringan kelenjar pancreas ini terbagi dalam lobulus yang
dipisahkan oleh jaringan pengikat longga tipis. Berisi ductus interlobularis,
pembuluh darah, dan saluran limfe, serta serabut saraf. Lobulus ini tersusun atas
beberapa acinus kelenjar yang tersusun oleh 40-50 sel-sel piramidal.

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


Pencernaan makanan dibagai atas 2 bagian yaitu pencernaan fisika dan
pencernaan kimiawi. Pencernaan fisika adalah pencernaan makanan dari bentuk
besar menjadi bentuk kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk dan tidak terjadi

Genetika dan Biologi Sel Blok V 33


perubahan zat proses ini berlangsung secara mekanik. Pencernaan kimiawi adalah
pencernaan makanan dengan menggunakan enzim,mengubah makanan menjadi
zat baru yang lebih sederhana.

MEKANISME PERJALANAN MAKANAN


Mekanisme perjalanan makanan dalam sistem digestivus berawal dari
mulut, tempat makanan awalnya dikunyah (mastikasi) dan dicampur dengan
sekresi saliva. Mastikasi adalah proses pemecahan makanan secara mekanik yang
sistematik di mulut. Mastikasi dibantu oleh kelenjar liur, yaitu kelanjar
submandibularis, kelenjar parotis dan kelenjar sublinguaris.
Setelah dimastikasi di mulut makanan yang menuju esophagus melalui
proses menelan yaitu suatu aksi fisiogis kompleks ketika makanan berjalan dari
mulut ke lambung.
Begitu melewati sfingter esophagus bawah, bolus makanan akan langsung
memasuki lambung. Di lambung, protein dalam makanan di pecah menjadi
polipeptida oleh enzim pepsin. proses ini berlanjut dalam intestenum tenue, yaitu
pada bagian duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pancreas yang
menghidrolisi karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
Fungsi kedua dari usus halus yaitu absorbsi. Proses ini memindahkan
hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein melaluli dinding usus
ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.
Selanjutnya makanan akan masuk ke dalam usus besar yang terdiri atas
colon, secum, apendiks dan rectum. Pada usus besar makanan yang hanya berupa
ampas akan disimpan sementara dan akan terjadi pengeringan.
Selanjutnya pada tahap akhir pada bagian distal colon, kontraksi lebih
pelan dan akhirnya feses akan terkumpul di kolon descenden. Propulsi feses
kedalam rectum menyebabkan terjadinya distensi dinding rectum dan merangsang
refleks defekasi sehingga terjadilah defekasi.

1. MASTIKASI

Genetika dan Biologi Sel Blok V 34


Mastikasi adalah proses mengunyah makanan, yang dilakukan oleh gigi
menjadi bagian-bagian yang halus, dan dibantu oleh saliva menjadi bulatan yang
disebut bolus. Gigi yang berperan untuk menghaluskan makanan adalah gigi
incisivus (seri) dan molar (geraham). Gigi incisivus berfungsi memotong sedang
gigi molar berfungsi menggiling makanan. Selain incisivus dan molar, gigi juga
memiliki tipe kaninus (taring), namun peran kaninus hanya berperan mengoyak
makanan dan dianggap tidak sepenting gigi yang lainnya.
Mulut juga memiliki lidah yang berperan sebagai reseptor rasa dan
pengaturan perubahan posisi makanan dari satu gigi ke gigi lainnya. Lidah juga
berperan mendorong makanan yang sudah halus ke faring posterior untuk ditelan.
Proses pencernaan di mulut juga dibantu saliva yang berfungsi membasahi
mulut, memunuh kuman, dan mencerna makanan secara kimiawi. Factor factor
yang merangsang sekresi saliva ialah rangsangan rasa asam pada lidah,
rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus, langsung terutama
makanan yang disukai, fantasi makanan yang disukai.

2. DIGLUSI/ MENELAN
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada
hampir setiap saat melakukan fungsi lain disamping menelan dan hanya dubah
dalam beberapa detik kedalam traktus digestivus untuk mendorong makanan.
Yang amat penting adalah bahwa respirasi tidak tergangu akibat menelan.
Menelan merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoodinasi mulai dari
pergerakan volunteer lidah dilanjutkan serangkaian reflex dalam faring dan
esophagus. Bagian aferen lengkung reflex ini merupakam serabut-serabt yang
terdapat dalam saraf V, IX, dan X. pusat menelan terlerak di medulla oblongata.
Dibawah koordinasi pusat ini, impuls-impuls berjalan keluar dalam rangkaian
waktu yang sempurna melalui saraf cranial V, X, dan XII menuju ke otot-oto
lidah, faring, laring, dan esophagus.
Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi :
1. Tahap volunter

Genetika dan Biologi Sel Blok V 35


Tahap ini merupakan tahap awal proses menelan. Secara sadar, makanan
didorong ke faring oleh lidah. Secara ototmatis terjadi refleks menelan yang tidak
bisa dihentikan.
2. Tahap faringeal
Tahap ini bersifat involunteer dan membantu jalannya makanan melalui
faring ke dalam esophagus. Sentuhan makanan ke faring akan membangkitkan
reseptor menelan. Reseptor mengirim impuls (pons) dan timbul rangkaian
kontraksi otot faring berupa :
1) Palatum molle keatas menutuo nares posterior untuk mencegah makanan
masuk ke cavum nasi
2) Lipatan palatefaringeal bergerak ke medial untuk menseleksi makanan yang
sudah halus dapat masuk ke esophagus dan makanan yang belum halus tetap
bertahan dimulut.
3) Pita suara laring mendekat, epiglottis ke bawah menutup trakea
4) Gerakan laring ke depan dan keatas melemaskan sfingter faringoesofageal
sehingga makanan masuk ke esophagus
5) Kontraksi muskulus kontriktor faring sebagai awal gerak peristaltic
esophagus.
3. Tahap esofangeal
Fase faringeal merupakan fase involunter lain yang mempermudah
jalannya makanan dari faring ke lambung.
Seluruh tahap faringeal dari penelanan terjadi dalam waktu kurang dari 2
detik, dengan demikian mengganggu respirasi hanya sekejap saja dalam siklus
respirasi yang bisaa. Pusat menelan secara khusus menghambat pusat respirasi
medulla selama waktu ini, menghentikan pernafasan pada titik tertentu dalam
siklusnya untuk memungkinkan berlangsungnya penelanan.
Proses berbicara tidak hanya melibatkan sistem pernafasan saja tetapi juga
pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks serebri.
Inhibisi pernafasan dan penutupan glottis merupakan bagian refleks
menelan. Menelan sulit atau tidak dapat dilakukan apabila mulut terbuka. Seorang
dewasa normal sering menelan selama makan juga diantara makan. Jumlah total

Genetika dan Biologi Sel Blok V 36


menelan perhari sekitar 600 kali sama dengan 200 kali sewaktu makan dan
minum, 350 kali sewaktu terjaga tanpa makan dan 50 kali sewaktu tidur. Apabila
inhibisi pernafasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup sempurna selama
proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk
melindungi selama pernafasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang
seharusnya melalui saluran pencarnaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat
makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.

DEFEKASI
Defekasi merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang
berupa feses. Defekasi ditimbulkan oleh adanya refleks defekasi. Satu dari refleks-
refleks ini adalah refleks intrinsic yang diperantarai oleh sistem saraf enteric
setempat didalam dinding rectum. Bila feses memasuki rectum, distensi dinding
rectum menimbulkan sinyal-sinyal saraf aferen yang menyebar melalui pleksus
mientrikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam colon descenden ,
sigmoid, dan rectum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu gelombang
peristaltic mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal
penghambat dari pleksus mientrikus; jika sfingter ani eksternus juga dalam
keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunteer pada waktu yang bersamaan,
terjadilah defekasi.
Refleks efekasi mientrik intrinsic yang berfungsi dengan sendirinya secara
normal bersifat relative lemah. Agar menjadi lebih efektif dalam menimbulkan
defekasi, refleks bisaanya harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, suatu
refleks defekasi parasmpatis yang melebatkan segmen sacral medulla spinalis.
Bila ujung-ujung saraf dalam rectum dirangsang sinyal-sinyal pertama
dihantarkan pertama kedalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks
kembali ke kolon descenden, sigmoid, rectum dan anus melalui serabut-serabut
saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus.
Sinyal-sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis menimbulkan efek-
efek lain, seperti mengambil nafas dalam, penutupan glottis, dan kontraksi otot-
otot dinding abdomen untuk mendorong feses dari kolon turun ke bawah dan pada

Genetika dan Biologi Sel Blok V 37


saat yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis mengalami relaksasi ke bawah
dan menarik keluar cincin anus untuk mengeluarkan feses.
Bila keadaan memungkinkan untuk defekasi, refleks defekasi secara sadar
dapat diaktifkan dengan mengambil nafas dalam untuk menggerakkan diafragma
turun kebawah dan kemudian mengontraksikan otot-otot abdomen untuk
meningkatkan tekanan dalam abdomen, jadi mendorong isi feses kedalam rectum
untuk menimbulkan refleks-reflelks yang baru. Refleks-refleks yang ditimbulkan
dengan cara ini hamper tidak seefektif seperti refleks yang timbul secara alamiah,
karena alasan ini lah orang yang terlalu sering menghambat refleks alamiahnya
cenderung mengalami konstipasi berat.
Pada bayi baru lahir dan pada beberapa orang dengan medulla spinalis
terpotong, refleks defekasi otomatis menyebabkan pengosongan usus bagian
bawah pada saat yang tidak tepat sepanjang hari karena hilangnya latihan control
kesadaran melalui kontraksi atau relaksasi volunteer singter ani eksternus.

LAPAR dan KENYANG


Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang
akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus
bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat
pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada
manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditetukan oleh berbagai
faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus
ventromedial di hypothalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan,
sehingga kita akan berhenti makan.
Bagi kebanyakan orang lapar merupakan sekumpulan rasa yang sering
terpusat pada perut. Hal itu kemungkinan dihubungkan dengan kontraksi yang
terjadi pada perut atau usus. Dan digambarkan sebagai kekosongan. Ada
beberapa teori yang menjelaskan tentang mekanisme lapar ini. Yang pertama
adalah teori gula darah yang dikemukakan oleh Bas, dimana ia menyatakan bahwa
letika gula darah rendah menyebabkan rasa lapar. Ada pula teori asam lemak yang
menyebutkan bahwa tubuh punya reseptor yang mencium adanya kenaikan

Genetika dan Biologi Sel Blok V 38


tingakat asam lemak. Kegiatan reseptor karena adanya perubahan asam lema
inilah yang memicu rasa lapar.
Mekanisme lapar dan kenyang tidak sepenuhnya sama. Terdapat dua
mekanisme rasa kenyang. Yang pertama di tingkat otak, sedangkan yang kedua di
tingkat saluran lambung (gastrointestinal). Di dalam otak terdapat dua tempat di
hypothalamus yang mengatur lapar dan makan. Nucleus-nukleus ventromedial
memberi tanda kapan berhenti makan, sedangkan hypothalamus lateral member
tanda kapan mulai makan. Di tingkat otak, kita merasa kenyang karena fungsi-
fungsi nucleus-nukleus ventromedial. Sebaliknya, pada tingkat salura pencernaan
rasa kenyang berasal dari perut, yang mengatur aktifitas makan dalam jangka
pendek.

SALIVA
Fungsi dari saliva direfleksikan oleh masing-masing zat yang dikeluarkan.
Mukus berfungsi untuk melumasi makanan agar lebih mudah untuk menelannya
dan untuk menjaga kelembaban mulut untuk proses penghancuran dan mengaduk
makanan. Saliva juga berfungsi untuk membunuh kuman karena mengandung
antiseptic. Sekresi saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Rangsangan rasa asam pada lidah
2. Rangsangan taktil pada lidah terutama objek yang halus
3. Rangsangan bau terutama makanan yang disukai
4. Fantasi makanan yang disukai.

LAMBUNG
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencapur makanan dengan enzim-enzim. Getah lambung
mengandung bermacam-macam zat seperti air, garam organik, unsur-unsur yang
tersusun atas zat lender, HCL dan enzim-enzim yaitu :
1. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin
2. Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton
3. Prorenin diaktifkan oleh HCL menjadi rennin.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 39


Asam Klorida yang dihasilkan menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
bakteri.

SEKRESI PANKREAS
Pankreas adalah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di
bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan
kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan jaringan dendokrin.
Bagian eksokrin yang preominan teridiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik
seperti anggur yang membentuk kantung-kantung, asinus, yang berhubungan
dengan duktus yang akhirya bermuara ke duodenum. Bagian endokrin yang lebih
kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau
langerhans (islet of langherhans), yang tersebar di seluruh pankreas.
Hormone terpenting yang disekresikan oleh sel-sel pulau Lnagerhans
adalah insulin dan glucagon. Pankreas eksokrin dan endokrin tidak memiliki
kesamaan kecuali berada di lokasi yang sama. (Sherwood: 2001)
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua
komponen sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer (cair) yang kaya
akan natrium bikarbonat (NaHCO3). Enzim-enzim pankreas secara aktif
disekresikan secara akif oleh sel asinus. Komponen NaHCO3 encer disekresikan
secara aktif oleh sel ductus yang melapisi bagian awal duktus pankreatikus, dan
kemudian mengalami modifikasi sewaktu melewati duktus. (Sherwood: 2001)
Enzim pankreas disintesis oleh reticulum endoplasma dan Kompleks Golgi
sel Asinus, dan kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan
melalui proses eksositosis bila diperlukan. Sel-sel asinus mengeluarkan tigas jenis
enzim pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan. Enzim-enzim
pankreas tersebut penting karena mereka mampu mencerna hamper semua
makanan secara sempurna tanpa bantuan sekresei pencernaan lain. Ketiga jenis
enzim pankreas tersebut adalah
1. Enzim-enzim proteolitik, berperan dalam pencernaan protein.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 40


a. Tripsinogen : diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsi. Senyawa
protein iubah oleh tripsi menjadi dipeptida.
b. Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang
berfungsi membantu proses pengaktifan tripsinogen selanjutnya.
c. Peptidase berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino.
2. Amilase pankreas
Seperti amylase liur, amylase pankreas juga berperan pentinga dalam
pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida.
Amylase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amylase
tidak embahayakan sel-sel sekretorik. (Sherwood : 2001)
3. Lipase Pankreas
lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yag
disekresikan di seluruh sistem pencernaa yang dapat menuntaskan pencernaan
lemak. Lipase pankreas yang menghidrolisis gliserida makanan menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
Seperti amylase. Lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko
pencernan-sendiri pankreas oleh lipase. (Sherwood : 2001)

SEKRESI ALKALI ENCER PANKREAS


Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal dalam lingkungan yang netral
atau sedikit basa, namun isi lambung yang masuk ke duodenum di sekitar tempat
enzim-enzim pankreas masuk ke duodenum bersifat sangat asam. Penting sekali
bahwa kimus yang sangat asam ini harus seger dinetralkan di lumen duodenum,
bukan saja agar enzim-enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk
mecegah kerusakan mukosa duodenum oleh asam.
Oleh karena itu, cairan alkalis (yang kaya NaHCO3) yang disekresikan
oleh pankreas kedalam lumen duodenum melakukan funsi penting yaitu
menetralkan kimus asam yang akan dikosongkan ke duodenum dari lambung.
Sekresi NaHCO3 encer tersebut hingga saat ini merupakan komponen sekresi
pankreas terbesar. Volume sekresi pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter per hari,
bergantung pada jenis dan derajat stimulasi. (Sherwood:2001)

Genetika dan Biologi Sel Blok V 41


SISTEM EMPEDU
Selain getah pankreas, produk sekrertori lain yang mengalir ke lumen
duodenum adalah empedu. Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu dan
duktus-duktus terkait.
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini
penting bagi sistem pencernaan unuk sekresi garam empedu, tetapi juga
melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal berikut :
1. Pengolahan metabolik kategori nutiren utama (karbohidrat, lemak, protein)
setelah penyerapn mereka dari saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormone serta obat dan
senyawa asing lainnya
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting
untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tyroid, steroid, dan
kolesterol darah.
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal.
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang, berkat adanya
makrofag residen.
7. Eksresi kolesterol dan bilirubin, yang terakhir adalah produk penguraian
yang berasal dari dekstrusi sel darah merah.
(Sherwood; 2001)

Getah empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kandung empedu


diantara waktu makan. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam
kandung empedu. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat kombinasi
edek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.
Jumlah empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 ml sampai 1 liter,
bergantung pada derajat rangasangan. (Sherwood:2001)
Getah empedu mengandung garam empedu yang berfungsi mengemulsi
lemak (sebagai deterjen) yang bertujuan agar lemak dapat bercampur dengan air

Genetika dan Biologi Sel Blok V 42


(enzim), sehingga lemak dapat dicerna oleh enzim). Absorbsi vitamin ADEK juga
memerlukan bantuan garam empedu, jika tidak terdapat garam empedu akan
menyebabkan defisiensi vitamin ADEK.

BILIRUBIN
Bilirubin, konstituen utama empedu, sama sekali tidak berperan dalam
pencernaan, tetapi merupakan salah satu dari produk sisa yang diekskresikan
dalam empedu. Bilirubun adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
penguraian sel darah merah yang usang. Bilirubin merupakan produk akhir yang
dihasilkan oleh oenguraian bagian hem (mengandung besi) dari hemoglobin yang
terkandung di dalam sel-sel darah merah tersebut. Bilirubin ini diekskresikan dari
darah oleh hepatosit dan secaraaktif dieksresikan ke dalam empedu.
Di dalam saluran pencernaan, bilirubun mengalami modifikasi oleh enzim-
enzim bakteri yang kemudian menyebabkan tinja berwarna coklat khas. Jika tidak
terjadi sekskresi bilirubin, feses akan berwarna putih keabu-abuan. Dalam
keadaan normal, sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi kebali ke dalam darah yang
kemudian dikeluarkan melalui urine. Bilirubin ini memberi warna kuning pada
cairan kemih.
Sekresi empedu dapat ditingkat melalui mekanisme kimiawi, hormonal,
dan saraf.
Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan
sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah
garam empedu itu sendiri. Diantara waktu makan, empedu disimpan dalam
kandung empedu , tetapi selama makan empedu dikosongkan dari kandung
empedu untuk dialirkan ke duodenum sewaktu kandung empedu
berkontraksi. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan
lemak, garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan oleh sirkulasi
entherohepatik ke hati, tempat mereka berfungsi sebagai koleretik kuat
untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Dengan demikian, selama
makan, sewaktu garam empedu dibutuhkan dan sedang dipakai, sekresi
empedu oleh hati dipacu.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 43


Mekanisme hormonal (sekretin). Selain menigkatkan sekresi NaHCO3
encer oleh pankreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis
encer oleh duktus hati tanpa disertai peningkatan garam empedu.
Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya
sedikit berperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik
pencernaan. Mekanisme saraf meningkatkan aliran empedu hati sebelum
makanan mencapai lambung atau khusus. (Sherwood; 2010).

Tubuh selalu memberi kita signal agar seluruh aktivitas kita sesuai dengan yang
tubuh inginkan, contoh:
1. Rasa Lapar
Rasa lapar merupakan signal positif tubuh yang memberi informasi kepada
kita bahwa mesin pengelohan makanan kita sudah kosong dna siap diisi lagi.
Sebaiknya makan itu tidak dengan acuan jam, tetapi dengan acuan rasa lapar.
Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar, makan dengan patokan
jam, dan sangat banyak pula orang menunda-nunda waktu makan kekita signal
sudah muncul, yang berefek pada meningkatnya asam lambung dan
mengganggu keseimbangan sistem pencernaan kita. Akhirnya muncul
penyakit seperti gastritis atau gastric ulce (radang atau luka tukak lambung).
2. Rasa Haus
Rasa haus merupakan signal positif tubuh. Tubuh meminta kita agar
menambah cadangan air dalam tubuh kita. Mayoritas kita tidak tahu kapan
sebaiknya kita minum. Berapa banyak tubuh membutuhkan air dalam satu
hari?
3. Rasa Ngantuk
Ini juga merupakan signal positif tubuh. Tubuh memohon agar kita
segera menidurkannya atau mengistirahatkannya. Jangan pernah
menjaga tubuh agar tetap segar dengan berbagai tonik dan obat-obatan.
4. Rasa Lelah
Sensasi inipun merupakan signal positif tubuh. Tubuh berharap kita
mengistirahatkannya.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 44


5. Rasa Mual
Rasa mual merupakan signal positif tubuh yang tidak boleh diredam
dengan berbagai obat anti mual. Rasa mual mengindikasikan mesin
pengolahan makanan kita sedang rusak atau bermasalah bahkan mungkin
banyak penumpukan toksin atau racun di organ pencernaan, yang membuat
kita harus bijak melakukan pembersihan atau detoksifikasi. Tugas kita adalah
memperbaikinya dan mengistirahatkannya dengan memberi makanan yang
sangat ringan dicerna dan memiliki efek cleansing atau pembersihan, seperti
jus buah-buahan dan sayur-sayuran.
6. Rasa Sakit
Rasa sakit bukan penyakit, tapi efek yang ditimbulkan oleh penyakit. Oleh
karena itu, jangan semberono meredam rasa sakit itu dengan berbagai obat-
obatan analgetik, kecuali terpaksa rasa sakit yang sangat hebat dan tidak bisa
ditahan. Kebiasaan meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan hanya
akan memperbudak tubuh kita dan justru akan semakin mempersulit kita
untuk mencari sumber kerusakan tubuh penyebab rasa sakit. Walaupun untuk
sementara waktu ketika obat dimakan rasa sakitnya berkurang atau hilang,
tetapi itu perbaikan semu yang dipaksakan.
7. Demam
Demam tidak selalu indikasi penyakit, tetapi itu seringkali reaksi positif
tubuh. Demam bisa jadi indikator adanya infeksi dalam tubuh, atau reaksi
positif tubuh karena terjadi penumpukan toksin dalam sistem tubh kita.
Sehingga tubuh menghasilkan ekstra panas guna membakar/menertralisasi
kelebihan toksin yang harus dibuang. Tugas kita adalah memberikan ekstra
cairan dengan banyak minum agar keseimbangan tetap terjaga. Obat penurun
panas diberikan apabila demam tidak terkontrol dengan banyak minum dan
kompres lokal.
8. Diare
Diare merupakan signal positif yang tidak boleh distop dengan obat. Ini
seringkali menjadi indikasi kalau sudah terjadi penumpukan toksin dalam
sistem pencernaan kita. Diare muncul ketika salah makan, makan tidak

Genetika dan Biologi Sel Blok V 45


higienis, kekenyangan dengan berbagai jenis makanan yang tidak sinergis.
Tugas kita adalah menyetop semua makanan yang masuk agar agar akumulasi
bakteri penyebab diare bisa dihentikan dan menggantinya dengan cairan yang
banyak seperti banyak minum air madu atau air kelapa muda.
9. Konstipasi (Sulit BAB)
Buang air besar yang normal adalah 2 kali sehari tanpa kesulitan.
Konstipasi merupakan cara tubuh memberi tahu kita, kalau keseimbangan
bakteri positif dalam usus kita sedang terganggu, dan bukan hanya itu, tetapi
juga dampak dari pola makan yang salah dan tidak seimbang.
Dan berjuta lagi signal-signal tubuh lainnya yang perlu kita pelajari.
Logikanya, jika anak kita menangis meminta untuk diperhatikan, kemudian
kita menutup mulut anak itu dengan tangan kita atau dengan sapu tangan
misalnya, apa yang terjadi? Ya! Tentu suara tangis itu tidak akan terdengar
kan? Namun, apa yang terjadi jika kita melepaskan tangan atau sapu tangan
kita dari mulutnya? Benar! Suara tangis anak kecil itu tentu akan terdengar
lebih keras, lebih nyaring kan! Dan bukan tidak mungkin setelah itu ia akan
menangis sejadi-jadinya.
Jika kita lebih bijak tentu setiap tangisan anak kita akan direspon dengan
cara yang baik dan sigap. Untuk merespon tangisan anak yang minta
diperhatikan itu dengan mencari penyebab mengapa anak itu menangis. Jika
kita tahu apa penyebabnya, tentu saja sangat mudah untuk mengatasi tangisan
anak tersebut. Bisa jadi anak itu lapar, harus, kedinginan, kepanasan, dll.
Setelah kita mengetahui penyebabnya, sedah tentu kita pasti melakukan hal
yang tepat untuk mengatasinya.
Begitupun tindakan kita terhadap tubuh kita. Signal apapun yang tubuh
berikan kepada kita, apakah rasa mual, diare, konstipasi, lapar, ngantuk. Tentu
kita segera meresponnya dengan mencari penyebab signal. Setelah kita tahu,
pasti kita dapat mengambil langkah tepat.
Tahukah Anda, kalau semua itu gejala penyakit merupakan bagian dari
signal positif tubuh dan cara tubuh berkomunikasi dengan kita si pemilik
tubuh. Cara tubuh menyampaikan keluhannya. Gejala penyakit merupakan

Genetika dan Biologi Sel Blok V 46


cara tubuh menuntut haknya yang sering kita lupakan, seperti kita makan lebih
banyak mengikuti selera lidah ketimbang selera tubuh.
Tetapi sayang, kita menganggap semua itu signal negatif yang harus
segera ditekan dengan berbagai macam obat-obatan yang paliatif. Cara
demikian, lebih banyak memperbudak tubuh kita daripada mengobati atau
memperbaikinya.
Ingat, semakin baik komunikasi kita dengan tubuh, maka akan semakin
baik pula kerjasama yang terjalin antara kita dengan tubuh.

Sleep Therapy
Allah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat/tidur.
Kerap kali banyak diantara kita melawan ketentuan Alloh, seperti lembur dan
tidur di siang hari. Banyak menganggap yang penting jumlah tidurnya tidak
kurang dari 8 jam/hari. Padahal kualitas tidur jauh lebih baik daripada jumlah jam
tidur. Inilah yang memicu penyakit mudah muncul.
Tips untuk mengoptimalkan kualitas tidur kita:
1. Lakukan olahraga minimal 2 hari 1 kali sampai target berkeringat. Bila
sering sulit tidur lakukan itu di sore hari agar relaksasi otot mudah
terbentuk di malam harinya untuk memudahkan rasa kantuk.
2. Hindari minum banyak menjelang tidur, tapi minumlah 2 atau 4 jam
sebelum tidur, agar ketika tidur tidak terganggu oleh rasa ingin buang air
kecil atau sering buang air kecil di malam hari.
3. Hindari makanan padat pada malam hari, sebaiknya 4 jam sebelum tidur
sudah berhenti makan. Kalau masih lapar, cukup dengan buah-buahan
saja. Karena ketika tubuh beristirahat, dia melakukan perbaikan jaringan
yang rusak. Makanya terasa pegal-pegal malam hari jika kita makan
sebelum tidur.
4. Selalu berdoa.

Sehat berawal dari dapur rumah kita yang kebanyakkannya kita tidak
mengetahuinya. Banyak dari kita menghabiskan biaya besar untuk mempercantik

Genetika dan Biologi Sel Blok V 47


dan memperindah dapur. Namun, sangat sedikit sekali atau bahkan tidak ada
orang yang berpikir tentang makanan dan minuman sehat apa yang akan dibuat di
dapur rumahnya. Kita berpikir makanan yang enak. Ingat, kulitas makanan kita
menentukan kualitas kesehatan kita. Ingat pepatah, kalau kita sayang tubuh,
jangan manjakan lidah.
Mulai sekarang, gunakan sayur dan buah-buahan serta rempah-rempah alami
yang ada. Variasikan warna serta rasanya. Alloh menciptakan beragam warna,
rasa dari buah bukan untuk keindahan saja, tetapi atas beragam fungsi dan
manfaatnya. Serta nutrisi yang berbeda-beda.
80%-90% penyebab kanker adalah makanan. Karena itulah, pandailah memilih
makanan yang sehat yang bersifat anti karsinogenik. Semaikn banyak kita
mengonsumsi sayur dan buah, maka semakin sehat pula tubuh kita.

Kandungan Peruntukan Contoh


Karbohidrat Dianjurkan 60% dari total Nasi, jagung, gandum,
kalori dalam sehari. tepung terigu, sagu, roti,
bihun, kentang, pasta, ubi,
dan singkong
Protein Dibutuhkan berkisar antara Kacang kedelai, kacang
50-20% dari total kalori. tanah, ikan laut dan tawar,
daging ayam tanpa kulit,
sapi.
Lemak Dianjurkan tak lebih dari Minyak goreng, mentega,
25% dari total kalori yang alpukat, kelapa, dsb.
meliputi hewani dan
nabati.
Vitamin Dibutuhkan kurang lebih Buah-buahan dan sayur-
10% tubuh. sayuran berwarna
Mineral Dibutuhkan sebanyak Buah-buahan yang banyak
10%. mengandung air dan serat.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 48


Air Dibutuhkan 50% dari Buah-buahan atau masakan
konsumsi tubuh. berkuah, selain air putih
sebanyak 1,5-2 liter.
Kita memberikan porsi yang sedikit untuk mengonsumsi buah dan sayur.
Awalilah sarapan pagi dan akhir malam dengan makanan mudah dicerna, seperti
buah dan sayur.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di usus besar (anus)
yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Makanan yang dikunyah dalam mulut
untuk dilumatkan dengan bantuan air liur, lalu ditelan dikirim ke lambung untuk
diolah lebih lanjut. Makanan ini akan diubah dari padat menjadi semi cair seperti
bubur encer dalam tempo 2-6 jam. Lamanya makanan/minuman berada dalam
lambung tergantung pada jenis makanannya. Makanan cair akan bergerak lebih
cepat daripada makanan padat. Makanan yang dikunyah lebih lumat akan
melintasi lambung lebih cepat daripada yang kurang lumat.
Lambung bersifat lentur, bisa mengembung dan juga bisa mengecil. Jika
terisi makanan ia akan mengembung dan jika kosong, ia akan mengecil. Lambung
berukuran rata-rata menampung 1,5 liter makanan.
Selain proses pengunyahan, ada faktor lain yang menentukan cepat atau
lambatnya proses pencernaan, di antaranya suhu dalam lambung. Makanan yang
dingin akan memperlambat proses pencernaan. Sebagai contoh jika makan es krim
dalam jumlah tertentu, suhu lambung yang terlalu rendah, bisa menghentikan
segala kegiatan pencernaan di dalam lambung selama kurang lebih 30 menit atau
sampai suhu lambung naik kembali ke suhu normal.
Kejiwaan seseorang akan mempengaruhi kegiatan lambungnya
(pencernaan). Bila seseorang sedang marah atau takut, perasaan ini akan
mempengaruhi langsung organ lambung. Sebagai contoh, pada saat seseorang
wajahnya merah karena marah, lambungpun ikut memerah karena darah yang
mengalir ke lambung lebih banyak. Pada saat seseorang berwajah pucat karena
takut, lambung pun akan ikut pucat karena darah yang mengalir berkurang.
Sewaktu kita mencium bau masakan sedap kesukaan kita di saat lapar, lambung
pun akan bereaksi memeberikan signal bahwa dia sudah lapar.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 49


Sedih atau stres, lambung bereaksi secara berlebihan dengan menuangkan
lebih banyak asam lambung (asam hidroklorat/HCL) sampai 3x dari jumlah
normal. Asam lambung yang berlebihan ini bisa mengikis dinding lambung
hingga menimbulkan luka lambung atau penyakit gastritis (maag).
Sewaktu kita berolahraga berat, otot menuntut peningkatan suplai darah
sebanyak 15-20 kali lipat dari normal. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, tubuh
akan mengurangi suplai darahnya ke organ-organ tubuh yang lain. Dalam keadaan
ini salah satu kelompok organ yang paling dirugikan adalah organ
lambung/pencernaan. Makan sewaktu berolahraga, kegiatan pencernaan akan
sangat lambat karena darah yang mengalir ke sana akan sangat berkurang. Itulah
sebabnya tidak baik berolahraga sehabis makan, kecuali olahraga ringan seperti
jalan santai, ini justru akan meransang sistem pencernaan bekerja lebih baik. Itu
sebabnya jalan santai setelah makan sangat dianjurkan untuk setiap orang.
Dinding lambung menghasilkan getah lambung yang sebagaian besar asam
hidroklorat yang berfungsi membunuh bakteri yang ada dalam makanan, sehingga
membuat lingkungan rongga lambung hampir steril, walaupun ada kuman yang
tahan terhadap asam ini.
Selama proses pencernaan dalam lambung, makanan akan dicampur aduk dengan
getah pencernaan secara merata sampai menyerupai bubur encer.
Banyak dokter mempersalahkan lambungnya ketika mual dan muntah.
Berbagai obat anti mual/muntah akan diberikan untuk untuk memaksa
lambungnya agar tidak mual atau muntah. Padahal secara alami lambung akan
bereaksi ketika ada hal-hal yang dianggap menghambat kelancaran pencernaan
atau yang tidak dapat dicerna serta yang bersifat meracuni, akan dipaksa keluar
oleh lambung dengan cara muntah. Mual atau muntah bisa disebabkan kerena
makanan basi, keadaan mabuk, atau makan terlalu kenyang. Muntah adalah cara
tubuh untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya, seperti keracunan makanan.
Perut (lambung) kita ibarat mobil. Apabila mobil mau dipakai, umumnya
kita panaskan mobil untuk beberapa saat, agar mesin mobil tidak cepat rusak, dan
ketika mau dipakai untuk perjalanan jauh, mesin mobil sudah siap tancap gas
dengan kecepatan prima. Begitu pula dengan lambung kita yang sudah

Genetika dan Biologi Sel Blok V 50


diistirahatkan semalaman ketika kita tidur, selam kurang lebih 14 jam. Maka
sudah selayaknya setelah bangun dari tidur, untuk mengawali sarapan pagi, kita
panaskan lambung kita dengan makanan yang paling ringan dan cepat dicerna
oleh lambung, yaitu berbagai jus dan buah-buahan yang disesuaikan dengan
karakter tubuh masing-masing. Hal ini bertujuan, agar lambung sudah siap dengan
berbagai getah lambungnya ketika 2 jam kemudian diberikan makanan padat yang
membutuhkan pekerjaan lambung yang lebih berat dan lama.
Apabila kita memahami karakter lambung kita dan bisa selalu menjaga
kesehatan dan keharmonisan oragan lambung, maka lambung pun akan selalu
menjaga tubuh kita dari berbagai penyakit sebaik mungkin.

Usus Kecil
Sebelum makanan masuk ke usus kecil, terlebih dahulu diaduk dengan zat
pencerna lambung hingga merata sampai menjadi bubu encer. Setibanya di usus
kecil bubur encer ini akan menjalani beberapa proses yang lebih rumit. Di sini
bubur makanan ini akan dikocok dan dicampur aduk dengan berbagai aneka
ragam zat pencerna. Gerakan mengocok ini dilakukan oleh otot lapisan luar
sebanyak 10-15 kali per menit. Sedang otot lapisan dalam akan mendorong isi
usus kecil ke arah usus besar sebanyak 8-12 kali per menit dengan cara seperti
memijat isi tuba pasta gigi keluar.

3. Sistem Respirasi
Alat-alat respirasi

Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1. Bagian Konduksi
Meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
bronkiolus terminalis.
2. Bagian Respirasi
Meliputi bronkiolus respiratris, duktus alveolus, dan alveoli.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 51


Epitel respirasi
Sebagian konduksi dilapisi oleh epitel silindris berlapis dan mengandung banyak
sel goblet. Ada 5 jenis sel epitel respirasi, yaitu :
1. Sel silindris berlapis banyak (paling banyak)
2. Sel goblet mukosa
3. Sel sikat
4. Sel basal
5. Sel bergranul kecil

A. Bagian Konduksi

Genetika dan Biologi Sel Blok V 52


1. Rongga Hidung
Terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian Vestibulum dan Fosa Nasalis. Bagian
Vestibulum merupakan bagian yang paling anterior dan paling lebar dari
rongga hidung. Di sekitar permukaan nares terdapat kelanjar sebasea,
kelenjar keringat, dan vibrissa (rambut pendek). Sedangkan bagian fosa
nasalis, terdapat 3 tonjolan yang disebut dengan konda (superior, media,
inferior).

Pengondisian udara dalam rongga hidung: Vibrisa menyaring debu,


lapisan mucus fosa nasalis menyaring zat renik dan berbagai gas, mucus
dan secret serosa melembabkan udara yang masuk.

Dalam rongga hidung ini juga terdapat reseptor olfaktorius yang


mendeteksi uap kimiawi yang diinhalasi yang disebut nervus olfaktorius
melewati tulang etmoidalis menuju otak.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 53


2. Nasofaring
Merupakan bagian pertama faring.
3. Faring
Memiliki fungsi sebagai jalan masuknya udara ke laring dan masuknya
makanan ke esofagus.
4. Laring
Merupakan tabung tak teratur yang mengubungkan faring dengan trakea.
Terdiri dari tulang rawan hyaline (tiroid, krikoid, aritenoid) dan tulang
rawan elastik (epiglottis, ujung aritenoid). Fungsinya adalah sebagai
penyokong (menjaga agar jalan nafas tetap terbuka), sebagai katup untuk
mencegah masuknya makanan atau cairan yang ditelan, dan juga sebagai
fungsi fonasi (penghasil suara). Katup yang mencegah masuknya makanan
atau cairan yang ditelan adalah epiglotis atau yang sering disebut dengan
anak tekak.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 54


5. Trakea
Dilapisi oleh cincin tulang rawan hyaline yang berbentuk C menjaga
supaya lumen trakea tetap terbuka. Terdapat kelenjar seromukosa yang
menghasilkan mucus yang lebih cair. Diantara ujung hyaline yang
berbentuk C, terdapat ligament fibroelastis (mencegah distensi berlebihan
dari lumen) dan berkas otot polos (pengaturan lumen) yang terlihat pada
lapisan periosteum. Trakea ini juga dilapisi oleh pseudostratified ciliated
columnar epithelium.
6. Bronkus
Trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer. Bronkus primer masuk ke
setiap lobus paru-paru (3 cabang di kanan, 2 cabang di kiri). Bagian ujung
cabang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus bercabang 5 7 bronkiolis
terminalis.

B. Bagian Respirasi
1. Bronkus Respiratoris
Setiap bronkiolus terminalis, bercabang 2 atau lebih bronkiolus
respiratoris. Bagian ini merupakan daerah peralihan bagian konduksi dan

Genetika dan Biologi Sel Blok V 55


respirasi. Terdapat banyak alveolus yang merupakan tempat pertukaran
gas. Dilapisi oleh sel epitel kuboid bersilia dan sel clara. Tetapi di bagian
muara, sel epitel menyatu dengan sel-sel alveolus yang gepeng.
2. Duktus Alveolaris
Merupakan saluran yang makin ke distal dengan jumlah muara alveolus
yang semakin tambah banyak. Dilapisi sel-sel pipih yang sangat halus.
Pada lamina propia terdapat otot polos, pada matrix terdapat serat-serat
elastin dan kolagen (sebagai penunjang). Serat elastic yang berfungsi
memungkinkan alveolus dapat mengembang pada saat terjadi inspirasi dan
kontraksi secara pasif pada wakti ekspirasi. Sedangkan retikulin berfungsi
sebagai penunjang yang mencegah perkembangan secara berlebihan dan
pengerusakan kapiler-kapiler halus dan septa alveolar yang tipis.
3. Alveolus
Merupakan penonjolan (evaginasi) dengan bentuk mirip kantung dengan
diameter kurang lebih 200 mikro meter, terdapat pada bronkus respiratoris,
duktus alveolus, dan sakus alveolus. Alveoli bertanggung jawab atas
struktur berongga dalam paru-paru. Selain itu, alveoli juga merupakan
tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 56


Pulmo (paru-paru)

Paru-paru terdiri oleh dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-
paru kiri terdapat dua gelambir dan paru-paru kanan terdapat tiga gelambir.
Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus diparu-paru
bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh halus. Pembuluh-
pembuluh halus ini berakhir pada gelembug-gelembung halus yang disebut
alveolus (alveoli=jamak).

Mekanisme Pernafasan

Inspirasi

Pada saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar.


Otot interkostal eksternal mengangakat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi
sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior. Dalam

Genetika dan Biologi Sel Blok V 57


pernapasan, otot otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor, serratus anterior dan
otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks. Paru-paru pun mengembang,
sehingga udara luar masuk melalui hidung, trakea, bronkus dan masuk ke paru-
paru.

Ekspirasi

Ekspirasi pada pernapasan dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses
pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke
bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan
diafragma. Diafragma melengkung ke arah toraks. Rongga dada pun mengecil,
akibatnya udara dalam paru-paru terdorong keluar.

Udara Alveolus tidak sama dengan udara atmosfer. Hal ini disebabkan oleh :

1. Udara alveolus hanya sebagian diganti oleh udara atmosfer tiap kali
bernapas.
2. Oksigen secara terus menerus diabsorbsi oleh alveolus kedalam darah paru
paru
3. CO2 berdifusi terus menerus ke dalam alveoli.
4. Pelembaban udara di sepanjang saluran pernapasan.

Konsentrasi Oksigen dalam Alveolus

Oksigen diarbsorbsi dari alveoli ke dalam darah paru secara terus menerus.
Oksigen baru juga secara terus-menerus dihirup masuk ke dalam alveoli dari
atmosfer. Jadi konsentrasi oksigen dalam alveolus dipengaruhi oleh :

1. Kecepatan absorbsi oksigen dalam darah

Genetika dan Biologi Sel Blok V 58


2. Kecepatan masuknya oksogen baru ke dalam paru-paru.

Konsentrasi Karbon Dioksida dalam Alveolus

Peningkatan konsentrasi karbon Dioksida berbanding lurus dengan dengan


kecepatan ekskresi Karbon Dioksida dan berbanding terbalik dengan ventilasi
alveolus.

Difusi gas melalui membran pernapasan (sawar udara-darah)

Proses difusi gas pada alveolus bergantung pada prinsip fisika yaitu tentang
tekanan parsial (hukum henry).

Secara umum proses difusi oksigen dan karbon dioksida tidak lepas dari prinsip
tekanan parsial ini. Pada saat udara masuk kedalam alveolus, tekanan oksigen
dalam alveolus meningkat, sedangkan tekanan parsial oksigen dalam kapiler darah
lebih rendah (karena oksigen sudah digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh).
Maka Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam alveolus. Pada karbon dioksida
juga sama, namun kebalikannya. Tekanan parsial karbon dioksida dalam darah
lebih tinggi dari pada di alveolus, sehingga karbon dioksida berdifusi masuk ke
dalam alveolus.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 59


Oksigen dari udara alveolus masuk ke dalam darah kapiler. Karbon dioksida
berdifusi dengan arah yang berlawanan. Pembebasan CO2 dari HCO3 dikatalis
oleh enzin karbonat anhidrase yang terdapat pada eritrosit.

Membran pernapasan (sawar udara-darah)

Terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1. Lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus.


2. Lamina basal alveolar dan endotel yang menyatu.
3. Sitoplasma sel endotel.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 60


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas melalui membran
pernapasan

1. Ketebalan membran
Contohnya adanya cairan edema dalam mebran interstitial dan dalam
alveoli dan penyakit paru yang menyebabkan fibrosis paru.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 61


2. Luas permukaan membran pernapasan
Contohnya pada penyakit enfisema, yaitu alveoli bersatu dengan alveoli
yang lain sehingga lebar dinding (membrane pernapasan) keseluruhan
berkurang.
3. Koefisien difusi
Merupakan kelarutan gas dalam membran. CO2 lebih cepat 20 kali
daripada O2.
4. Perbedaan tekanan diantara kedua sisi menbran pernapasan
Yaitu merupakan perbedaan tekanan parsial gas dalam alveoli dan tekanan
parsial gas dalam darah.

Transpor oksigen dalam arteri

98% darah paru teroksigenasi sampai pada tekana parsial oksigen 104 mmHg
keseluruh tubuh. Sedangkan yang 2% menuju ke paru-paru lewat sirkulasi
bronchial yang secara khusus member nutrisi pada sel-sel paru dengan tekanan 40
mmHg (saluran pintas).

Ikatan Oksigen-Hb

Dalam darah, O2 bergabung secara longgar dengan heme Hb. Bika tekanan parsial
O2 tinggi (dalam kapiler paru), maka O2 akan berikata dengan Hb. Namun, jika
tekaana parsial O2 rendah, maka akan terjadi dissosiasi O2Hb. Fungsi Hb adalah
sebagai buffer tekanan parsial Oksigen dalam darah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernafasan

1. Pengaruh saraf
Pusat respirasi terdapat pada medullary rhytmicity area, pneumotaxic area,
dan apneustic area. Medullary rhytmicity area (area inspirasi dan
ekspirasi) memiliki kemampuan untuk menentukan irama dasar respirasi.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 62


Pneumotaxic area dan apneustic area mengkoordinasi masa transisi antara
inspirasi dan ekspirasi. Pada saraf kranial, saraf nomor tujuh atau nerve
vagus dari reseptor di saluran nafas dan paru turut mempengaruhi laju
pernafasan.
2. Pengaruh otak
Kita dapat menghentikan nafas kita dalam waktu yang singkat.
Kemampuan menahan nafas dibatasi oleh adanya cadangan H+ dan CO2
dalam darah. Saat PCO3 dan H+ mencapai level tertentu, area inspirasi
terstimulasi. Impuls dikirim dari otak ke area inspiratory sehingga proses
bernafas dilanjutkan.
3. Refleks inflasi
Dalam dinding bronkus dan bronkeolus terdapat stretch receptor. Saat
reseptor ini meregang, maka inspiratory dan apneustic area terhambat
sehingga terjadi ekspirasi. Saat udara meninggalkan paru-paru setelah
ekspirasi, stretch receptor tidak lagi terstimuli. Hal ini menyebabkan
inspiratory dan apneustic area tidak lagi terhambat sehingga terjadi nafas
baru.
4. Stimuli kimia CO2 dan O2
Peningkatan CO2 akan meningkatkan H+ dan begitu pula sebaliknya. Pada
efeknya, ion H+ dapat mengubah laju pernafasan.
5. Kenaikan suhu tubuh dapat meningkatkan laju respirasi
6. Peregangan otot anus dapat meningkatkan laju respirasi
7. Jenis kelamin, pada pria laju respirasinya lebih tinggi dibandingkan wanita

Mekanisme Terengah-engah

Mekanisme terengah-engah digunakan oleh binatang tingkat rendah sebagai alat


untuk menghilangkan panas.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 63


Peristiwa terengah-engah dihidupkan oleh pusat pengatur suhu di otak. Yaitu, bila
darah menjadi terlalu panas, hipotalamus menimbulkan sinyal neurogenik untuk
menurunkan suhu tubuh. Satu dari sinyal ini menimbulkan keadaan terengah-
engah. Proses terengah-engah sebenarnya diatur oleh pusat terengah-engah yang
berhubungan dengan pusat pernapasan pneumotaksik yang berada dalam pons.

Menghirup dan mengeluarkan napas dengan cepat, sehingga sejumlah udara baru
berasal dari luar mengadakan kontak dengan bagian atas saluran pernapasan,
proses ini akan mendinginkan darah di dalam saluran mukosa pernapasan sebagai
akibat evaporasi dari permukaan mukosa, terutama evaporasi saliva dari lidah.
Namun, keadaan terengah-engah tidak meningkatkan ventilasi alveolar lebih dari
yang dibutuhkan untuk mengendalikan gas-gas di dalam darah dalam jumlah yang
sesuai, karena setiap pernapasan sangat dangkal. Oleh karena itu, sebagian besar
udara yang masuk ke alveoli adalah udara ruang rugi yang terutama berasal dari
trakea dan bukan dari atmosfer.

Kapasitas Paru-Paru(Sloane)

a. Volume tidal (VT) adalah normal udara yang masuk dan keluar paru - paru
selama ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat 500 ml untuk laki-
laki dan 380 ml untuk perempuan

b. Volume Cadangan Inspirasi ( VCI ) adalah volume udara ekstra yang masuk
ke paru - paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal. CDI berkisar
3100ml pada laki - laki dan 1900 ml pada perempuan.

c. Volume Cdangan Ekspirasi (VCE) adalah volume udara ekstra yang dapat
kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal. VCE biasanya berkisar 1200
ml pada laki - laki dan 800 ml pada perempuan.

d. Volume Residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru - paru estela
melakukan ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi

Genetika dan Biologi Sel Blok V 64


dalam darah saat jeda pernapasan. Rata- rata volume ini pada laki - laki sekitar
1200 ml dan pada perempuan 1000ml.

Kapasitas Paru-Paru(Ganong)
Pria (L) Wanita (L)

IRV (Inspiratory Reserve Volume) 3,3 1,9

TV (Tidal Volume) 0,5 0,5

ERV (Expiratory Reserve Volume) 1,0 0,7

RV (Recidu Volume) 1,2 1,1

Kapasitas Total 6,0 4,2

Kecepatan nafas normal tiap menit:


Bayi baru lahir 30-40

Usia 12 bulan 30

Usia 2-5 tahun 24

Dewasa 10-20

Genetika dan Biologi Sel Blok V 65


5. Pandangan Islam

Orang Muslim melihat makanan dan minuman itu sebagai sarana, dan
bukan tujuan. Ia makan dan minum untuk menjaga kesehatan badannya karena
dengan badan yang sehat, ia bisa beribadah kepada Allah Taala dengan
maksimal. Itulah ibadah yang menyebabkannya memperoleh kemuliaan, dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ia tidak makan minum karena makanan Dan
minuman, serta syahwat keduanya saja. Oleh karena itu, jika ia tidak lapar ia tidak
makan, dan jika ia tidak kehausan maka ia tidak minum.
Rasulullah saw. bersabda, Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali
kami lapar, dan jika kami makan maka kami tidak sampai kekenyangan.
Etika Sebelum Makan
Etika sebelum makan adalah sebagai berikut :
Makanan dan minumannya halal, bersih dari kotoran-kotoran haram, dan
syubhat, karena Allah Taala berfirman,Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian. (Al-
Baqarah:172). Yang dimaksud rizki yang baik ialah halal yang tidak ada kotoran
di dalamnya.
Ia meniatkan makanan dan minumannya untuk menguatkan ibadahnya
kepada Allah Taala, agar ia diberi pahala karena apa yang ia makan, dan ia
minum. Sesuatu yang mubah jika diniatkan dengan baik, maka berubah statusnya
menjadi ketaatan dan seorang Muslim diberi pahala karenanya.
Ia mencuci kedua tangannya sebelum makan jika keduanya kotor, atau ia
tidak dapat memastikan kebersihan keduanya.
Ia meletakkan makanannya menyatu di atas tanah, dan tidak di atas meja
makan, karena cara tersebut lebih dekat kepada sikap tawadlu, dan karena ucapan
Anas bin Malik ra, Rasulullah saw. pernah makan di atas meja makan atau di
piring.(Diriwayatkan Al-Bukhari).
Ia duduk dengan tawadlu dengan duduk berlutut, atau duduk di atas kedua
tumitnya, atau menegakkan kaki kanannya dan ia duduk di atas kaki kirinya,
seperti duduknya Rasulullah saw., karena Rasulullah saw. bersabda,"Aku tidak

Genetika dan Biologi Sel Blok V 66


makan dalam keadaan bersandar, karena aku seorang budak yang makan seperti
makannya budak, dan aku duduk seperti duduknya budak. (Diriwayatkan Al-
Bukhari).
Menerima makanan yang ada, dan tidak mencacatnya, jika ia tertarik
kepadanya maka ia memakannya, dan jika ia tidak tertarik kepadanya maka ia
tidak memakannya, karena Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw. tidak
pernah sekali pun mencacat makanan, jika beliau tertarik kepadanya maka beliau
memakannya, dan jika beliau tidak tertarik kepadanya maka beliau
meninggalkannya. (Diriwayatkan Abu Daud).
Ia makan bersama orang lain, misalnya dengan tamu, atau istri, atau anak,
atau pembantu, karena Rasulullah saw. bersabda, Berkumpullah kalian di
makanan kalian niscaya kalian diberi keberkahan di dalamnya. (Diriwayatkan
Abu Daud dan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya).

Etika ketika sedang Makan


Di antara etika sedang makan ialah sebagai berikut:
Memulai makan dengan mengucapkan basmalah, karena Rasulullah saw.
bersabda,Jika salah seorang dari kalian makan, maka sebutlah nama Allah
Taala. Jika ia lupa tidak menyebut nama Allah, maka hendaklah ia menyebut
nama Allah Taala pada awalnya dan hendaklah ia berkata, Dengan nama Allah,
sejak awal hingga akhir. (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi yang men-
shahih-kannya).
Mengakhiri makan dengan memuji Allah Taala, karena Rasulullah saw.
bersabda, "Barangsiapa makan makanan, dan berkata, Segala puji bagi Allah
yang memberi makanan ini kepadaku, dan memberikannya kepadaku tanpa ada
daya dan upaya dariku, maka dosa-dosa masa lalunya diampuni. (Muttafaq
Alaih).
Ia makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan,
mengunyah makanan dengan baik, makan dari makanan yang dekat dengannya
(pinggir) dan tidak makan dari tengah piring, karena dalil-dalil berikut. Rasulullah
saw. bersabda kepada Umar bin Salamah,Hai anak muda, sebutlah nama Allah,

Genetika dan Biologi Sel Blok V 67


makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang dekat
denganmu (pinggir).(Muttafaq Alaih).Keberkahan itu turun di tengah makanan.
Maka oleh karena itu, makanlah dari pinggir-pinggirnya, dan janqan makan dari
tengahnya. (Muttafaq Alaih).
Mengunyah makanan dengan baik, menjilat piring makanannya sebelum
mengelapnya dengan kain, atau mencucinya dengan air, karena dalil-dalil berikut
: Rasulullah saw. bersabda,Jika salah seorang dari kalian makan makanan, maka
ia jangan membersihkan jari-jarinya sebelum ia menjilatnya. (Diriwayatkan Abu
Daud dan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). Ucapan Jabir bin Abdullah ra
bahwa Rasulullah saw. memerintahkan menjilat jari-jari dan piring. Beliau
bersabda,Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di makanan kalian yang mana
keberkahan itu berada.(Diriwayatkan Muslim).
Jika ada makanannya yang jatuh, ia mengambil dan memakannya, karena
Rasulullah saw. bersabda,Jika sesuap makanan kalian jatuh, hendaklah ia
mengambilnya, membuang kotoran daripadanya, kemudian memakan sesuap
makanan tersebut, serta tidak membiarkannya dimakan syetan. (Diriwayatkan
Muslim).
Tidak meniup makanan yang masih panas, memakannya ketika telah
dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga
kali, karena dalil-dalil berikut: Hadits Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw.
bernafas di luar tempat minum hingga tiga kali. (Muttafaq Alaih). Hadits Abu
Said Al-Khudri ra, bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di
minuman. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). Hadits lbnu
Abbas ra bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di dalam minuman, atau
meniup di dalamnya. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya).
Menghindari kenyang yang berlebih-lebihan, karena Rasulullah saw.,
bersabda, Anak Adam tidak mengisi tempat yang lebih buruk daripada perutnya.
Anak Adam itu sudah cukup dengan beberapa suap yang menguatkan tulang
punggungnya. Jika ia tidak mau (tidak cukup), maka dengan seperti makanan, dan
dengan seperti minuman, dan sepertiga yang lain untuk dirinya. (Diriwayatkan
Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. Hadits ini hasan).

Genetika dan Biologi Sel Blok V 68


Memberikan makanan atau minuman kepada orang yang paling tua,
kemudian memutarnya kepada orang-orang yang berada di sebelah kanannya dan
seterusnya, dan ia menjadi orang yang terakhir kali mendapatkan jatah minuman,
karena dalil-dalil berikut: Sabda Rasulullah saw.,Mulai dengan orang tua.
Mulailah dengan orang tua." Maksudnya, mulailah dengan orang-orang
tua.Rasulullah saw. meminta izin kepada Ibnu Abbas untuk memberi makanan
kepada orang-orang tua di sebelah kiri beliau, sebab Ibnu Abbas berada di sebelah
kanan beliau, sedang orang-orang tua berada di sebelah kiri beliau. Permintaan
izin Rasulullah saw. kepada Ibnu Abbas untuk memberikan makanan kepada
orang-orang tua di sebelah kiri beliau itu menunjukkan bahwa orang yang paling
berhak terhadap minuman ialah orang yang duduk di sebelah kanan. Sabda
Rasulullah saw.,Sebelah kanan, kemudian sebelah kanan. (Muttafaq
Alaib).Pemberi minuman ialah orang yang paling akhir meminum.
Ia tidak memulai makan, atau minum, sedang di ruang pertemuannya
terdapat orang yang lebih berhak memulainya, karena usia atau karena kelebihan
kedudukannya, karena hal tersebut melanggar etika, dan menyebabkan pelakunya
dicap rakus. Salah seorang penyair berkata, "Jika tangan-tangan dijulurkan kepada
perbekalan, Maka aku tidak buru-buru mendahului mereka, sebab orang yang
paling rakus ialah orang yang paling buru-buru terhadap makanan."
Tidak memaksa teman atau tamunya dengan berkata kepadanya, silakan makan,
namun ia harus makan dengan etis (santun) sesuai dengan kebutuhannya tanpa
merasa malu-malu, atau memaksa diri malu-malu, sebab hal tersebut
menyusahkan teman atau tamunya, dan termasuk riya, padahal riya itu
diharamkan.
Ramah terhadap temannya ketika makan bersama dengan tidak makan
lebih banyak dari porsi temannya, apalagi jika makanan tidak banyak, karena
makan banyak dalam kondisi seperti itu termasuk memakan hak (jatah) orang lain.
Tidak melihat teman-temannya ketika sedang makan, dan tidak melirik mereka,
karena itu bisa membuat malu kepadanya. Ia harus menahan pandangannya
terhadap wanita yang makan di sekitarnya, dan tidak mencuri-curi pandangan

Genetika dan Biologi Sel Blok V 69


terhadap mereka, karena hal tersebut menyakiti mereka membuat mereka marah
dan ia pun mendapat dosa karena perbuatannya tersebut.
Tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dipandang tidak sopan oleh
masyarakat setempat. Misalnya, ia tidak boleh mengibaskan tangannya di piring,
tidak mendekatkan kepalanya ke piring ketika makan agar tidak ada sesuatu yang
jatuh dari kepalanya ke piringnya, ketika mengambil roti dengan giginya ia tidak
boleh mencelupkan sisanya di dalam piring, dan tidak boleh berkata jorok, sebab
hal ini mengganggu salah satu temannya, dan mengganggu seorang Muslim itu
haram hukumnya.
Jika ia makan bersama orang-orang miskin, ia harus mendahulukan orang
miskin tersebut. Jika ia makan bersama saudara-saudaranya, ia tidak ada salahnya
bercanda dengan mereka dalam batas-batas yang diperbolehkan. Jika ia makan
bersama orang yang berkedudukan, maka ia harus santun, dan hormat terhadap
mereka.
Etika Setelah Makan
Di antara etika setelah makan ialah sebagai berikut:
Ia berhenti makan sebelum kenyang, karena meniru Rasulullah saw. agar
ia tidak jatuh dalam kebinasaan, dan kegemukan yang menghilangkan
kecerdasannya.
Ia menjilat tangannya, kemudian mengelapnya, atau mencucinya. Namun
mencucinya lebih baik.
Ia mengambil makanan yang jatuh ketika ia makan, karena ada anjuran
terhadap hal tersebut, dan karena itu adalah bagian dari syukur atas nikmat.
Membersihkan sisa-sisa makanan di gigi-giginya, dan berkumur untuk
membersihkan mulutnya, karena dengan mulutnya itulah ia berdzikir kepada
Allah Taala, berbicara dengan saudara-saudaranya, dan karena kebersihan mulut
itu memperpanjang kesehatan gigi.
Memuji Allah Taala setelab ia makan, dan minum. Ketika ia minum susu,
ia berkata, Ya Allah, berkahilah apa yang Engkau berikan kepada kami, dan
tambahilah rizki-Mu (kepada kami). Jika berbuka puasa di tempat orang, ia
berkata, Orang-orang yang mengerjakan puasa berbuka puasa di tempat kalian,

Genetika dan Biologi Sel Blok V 70


orang-orang yang baik memakan makanan kalian, dan semoga para malaikat
mendoakan kalian.

Daftar Pustaka

Gray. H. ( 1997 ). Grays Anatomy, 32th ed., Longmans, Green & Co Ltd.
Guyton, Arthur C, dkk. Fisiologi Membran, saraf, dan otot. Dalam Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC, 2006.
http://welywahyura.wordpress.com/2010/11/01/sistem-digestivus/ diakses tanggal
26 Maret 2012
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/21/setiap-orang-berprofesi-
dokter-tetapi-kita-lupa/ diakses tanggal 26 Maret 2012
http://ustadchandra.wordpress.com/2010/01/07/etika-makan-dan-minum/ diakses
tanggal 28 Maret 2012

Leeson lesson paparo. Jaringan otot. Dalam Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC,
1996.
Putz, R, dkk. Ekstremitas bawah. Dalam Atlas Anatomi Sobota edisi 22 jilid 2.
Jakarta : EGC, 2006.

Genetika dan Biologi Sel Blok V 71


Sherwood lauree:Fisiologi Manusia dari Sel Hingga ke Sistem:EGC,2001:jakarta
Thieme:Color Atlas Physiology:2003

Genetika dan Biologi Sel Blok V 72

Anda mungkin juga menyukai