Anda di halaman 1dari 16

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Autisme masa kanak-kanak dini adalah penarikan diri dan kehilangan kontak
dengan realitas atau orang lain. Pada bayi tidak terlihat tanda dan gejala. (Sacharin, 1996)
Autisme Infantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi verbal dan non
verbal, aktifitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik yang terjadi sebelum usia 30
bulan.(Behrman, 1999)
Autisme menurut Rutter 1970 adalah Gangguan yang melibatkan kegagalan untuk
mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan,
perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif.(Sacharin, 1996)
Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan pervasif (DSM IV, sadock dan
sadock 2000)
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif, atau kualitatif pada komunikasi
verbal dan non verbal, aktivitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa
kegagalan mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan),hambatan dalam
pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif serta penarikan diri
dan kehilangan kontak dengan realitas.

B. Etiologi
1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama
pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara).
2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).
4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum, keadaan tidak
menguntungkan antara faktor psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan
struktur serebellum, lesi hipokompus otak depan.
5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori
serta kejang epilepsi
6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
Gambaran Autisme pada masa perkembangan anak dipengaruhi oleh
Pada masa bayi terdapat kegagalan mengemong atau menghibur anak, anak tidak
berespon saat diangkat dan tampak lemah. Tidak adanya kontak mata,
memberikan kesan jauh atau tidak mengenal. Bayi yang lebih tua memperlihatkan
rasa ingin tahu atau minat pada lingkungan, bermainan cenderung tanpa imajinasi
dan komunikasi pra verbal kemungkinan terganggu dan tampak berteriak-teriak.
Pada masa anak-anak dan remaja, anak yang autis memperlihatkan respon yang
abnormal terhadap suara anak takut pada suara tertentu, dan tercengggang pada
suara lainnya. Bicara dapat terganggu dan dapat mengalami kebisuan. Mereka
yang mampu berbicara memperlihatkan kelainan ekolialia dan konstruksi
telegramatik. Dengan bertumbuhnya anak pada waktu berbicara cenderung
menonjolkan diri dengan kelainan intonasi dan penentuan waktu. Ditemukan
kelainan persepsi visual dan fokus konsentrasi pada bagian prifer (rincian suatu
lukisan secara sebagian bukan menyeluruh). Tertarik tekstur dan dapat
menggunakan secara luas panca indera penciuman, kecap dan raba ketika
mengeksplorais lingkungannya. Pada usia dini mempunyai pergerakan khusus
yang dapt menyita perhatiannya (berlonjak, memutar, tepuk tangan, menggerakan
jari tangan). Kegiatan ini ritual dan menetap pada keaadan yang menyenangkan
atau stres. Kelainann lain adalh destruktif , marah berlebihan dan akurangnya
istirahat.
Pada masa remaja perilaku tidak sesuai dan tanpa inhibisi, anak austik dapat
menyelidiki kontak seksual pada orang asing.

C. Cara Mengetahui Autisme Pada Anak


Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan:
1. Orang tua harus mengetahui tahap-tahap perkembangan normal.
2. Orang tua harus mengetahui tanda-tanda autisme pada anak.
3. Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang perilaku anak dirumah, diteka, saat
bermain, pada saat berinteraksi sosial dalam kondisi normal.
Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya.
1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila
diangkat ,cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan
sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kata-kata.
Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan
gmainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila
anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.
2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati benda-benda,
disertai kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau
alat, menolak untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi
lemas, serta relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya.
3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat
terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau
berbicara, tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan
orang lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan
nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan monoton), kontak mata
terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa
juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.

D. Penyebab
Penyebab terjadinya belum diketahui secara pasti,hanya diperkirakan mungkin
adanya kelainan dari system saraf (neurologi) dalam berbagai derajat beratnya ringan
penyakit(faisal,2003).
Penyebab wabah autisme adalah :
1. Gangguan susunan saraf pusat
Ditemukan kelainan neuranotomi (anatomi susunan saraf pusat) pada
beberapa tempat didalam otak anak autis. Selain itu,ditemukan kelainan struktur
pada pusat emosi didalam otak sehingga emosi anak autis sering terganggu.
Penemuan ini membantu dokter menentukan obat yang lebih tepat. Obat-obatan
yang sering dipakai adalah dari jenis psikotropika,yang bekerja pada susunan
saraf pusat.
2. Gangguan sistem pencernaan
Ada hubungan antara gangguan sistem pencernaan dengan gejala autis.
Tahun 1997,seorang pasien autis, Parker Beck, mengeluhkan gangguan
pencernaan yang sangat buruk. Ternyata,ia kekurangan enzim sekretin. Setelah
mendapat suntikan sekretin,Beck sembuh dan mengalami kemajuan luar biasa.
Kasus ini memicu penelitian-penelitian yang mengaruh pada gangguan
metabolisme pencernaan.
3. Peradangan dinding usus
Berdasarkan pemeriksaan endoskopi atau peneropongan usus pada
sejumlah anak autis yang memiliki pencernaan buruk ditemukan adanya
peradangan usus pada sebagian besar anak. Dr. Andrew Wakefiled ahli
pencernaan asal inggris,menduga peradangan tersebut disebabkan virus,mungkin
virus campak. Itu sebabnya, banyak orangtua yang kemudian menolak imunisasi
MMR (measles,mumps,rubella) karena diduga menjadi biang keladi autis pada
anak.
4. Faktor genetika
Ditemukan 20 gen yang terkait dengan autisme. Namun, gejala autisme
baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen. bisa saja autisme tidak
muncul,meski anak membawa gen autisme. Jadi perlu faktor pemicu lain.
5. Keracunan logam berat
Berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan darah
ditemukan kandungan logam berat dan beracun pada banyak anak autis.
Diduga,kemampuan sekresi logam berat dari tubuh terganggu secara genetik.

E. Tanda Dan Gejala


Kelompok kelainan perilaku yang hampir selalu ditemukan pada autisme,antara lain :
1. Mengalami kesulitan untuk menjalin pergaulan yang rapat
2. Sangat kurang menggunakan bahasa
3. Sangat lemah kemampuan berkomunikasi
4. Kelainan lain :
a. Sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Anak akan bereaksi secara
emosional kadang bereaksi kasar meskipun hanya perubahan kecil dari
kehidupan rutin
b. Setiap perubahan bagi anak autisme selalu dirasakan buruk dan perubahan
yang kearah baik pun tidak pernah dirasakan surprise.
c. Memperlihatkan gerakan-gerakan tubuh yang aneh
d. Sebagian kecil anak autisme menunjukkan masalah perilaku yang sangat
menyimpang, autisme ditandai oleh ciri- ciri utama,antara lain :
- Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
- Tidak bisa bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya
- Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan pada
anak = autistic-children)
- Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan
tidak padan.
Gejala ini bervariasi beratnya pada setiap kasus tergantung pada umur,
intelegensia, pengaruh pengobatan,dan beberapa kebiasaan pribadinya. Pada pemeriksaan
status mental, ditemukan kurangnya orientasi lingkungan, rendahnya tingkatan meskipun
terhadap kejadian yang baru, demikian juga kepedulian terhadap lingkungan sekitar
sangat kurang. Anak autisme kalau berbicara cepat tetapi tanpa arti, kadang diselingi
suara yang tidak jelas maksudnya seperti suara gemeretak gigi.

F. Klasifikasi
Autisme dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Autisme persepsi
Autisme persepsi dianggap autisme asli dan disebut juga autisme internal karena
kelainan sudah timbul sebelum lahir.
2. Autisme reaktif
Pada autisme reaktif,penderita membuat gerakkan-gerakkan tertentu berulang-ulang
dan kadang-kadang disertai kejang-kejang
3. Autisme yang timbul kemudian
Kalau kelainan dikenal setelah anak agak besar tentu akan sulit memberikan pelatihan
dan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat,ditambah beberapa
pengalaman baru dan mungkin diperberat dengan kelainan jaringan otak yang terjadi
setelah lahir.
Dalam berinteraksi anak autisme dikelompokkan atas 3 kelompok :
a. Menyendiri
- Terlihat menghindari kontak fisik dengan lingkungannya
- Bertendensi kurang menggunakan kata-kata dan kadang-kadang sulit berubah
meskipun usianya bertambah lanjut.
- Menghabiskan harinya berjam-jam sendiri,dan kalau berbuat
sesuatu,melakukannya berulang-ulang
- Sangat tergantung pada kegiatan sehari-hari
b. Kelompok anak autisme yang pasif
- Lebih bisa bertahan pada kontak fisik dan agak mampu bermain dengan
kelompok.
- Mempunyai pembendaharaan kata yang lebih banyak meskipun masih agak
terlambat biasa berbicarannya.
- Kadang malah lebih cepat merangkai kata meskipun kadang ada kata yang kurang
tepat
- Gangguan kelompok ini tidak seberat anak kelompok menyendiri.
- Kelompok ini bisa diajari dan dilatih
c. Anak autisme kelompok yang aktif tetapi menggunakan cara sendiri
- Kelompok ini lebih cepat mempunyai pembendaharaan kata paling banyak dan
cepat bisa berbicaramasih bisa ikut berbagi rasa dengan teman
- Meskipun bisa merangkai kata dengan baik namun masih terselip kata yang aneh
dan kurang dimengerti
- Menyenangi dan terpaku pada salah satu jenis barang tertentu.
G. Penatalaksanaan
Banyak cara yang bisa dilakukan terhadap penderita autisme,antara lain (faisal,2003)
1. Melalui program pendidikan dan latihan diikuti pelayanan dan perlakuan lingkungan
yang wajar
2. Pengasuh dan orangtua harus diajari cara menghadapi anak autisme untuk
mengurangi perlakuan yang tidak wajar.
3. Pengobatan yang dilakuakan adalah untuk membatasi memberatnya gejala dan
keluhan sejalan dengan pertambahan usia anak
4. Diusahakan agar anak meningkatkan perhatian dan dan tanggung jawab terhadap
orang sekitarnya
5. Bimbingan dilakukan secara perorangan agar efektif
Gangguan di otak tidak dapat disembuhkan,tapi dapat ditanggulangi dengan terapi
dini,terpadu, dan intensif. Gejala-gejala autisme dapat dikurangi,bahkan dihilangkan
sehingga anak bisa bergaul secara normal,tumbuh sebagai orang dewasa yang sehat
,berkarya, bahkan membina keluarga.
Berikut ini beberapa jenis terapi bagi anak autis :
a) Terapi medikamentosa
Terapi ini dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki
komunikasi,memperbaiki respon terhadap lingkungan,dan menghilangkan perilaku
aneh serta diulang-ulang. Dalam kasus ini gangguan terjadi di otak sehingga obat-
obatan yang dipakai adalah yang bekerja di otak.
b) Terapi biomedis
Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian
suplemen. Terapi ini dilakuak berdasarkan banyaknya gangguan fungsi tubuh,seperti
gangguan pencernaan,alergi,daya tahan tubuh rentan,dan keracunan logam berat.
Berbagai gangguan fungsi tubuh ini akhirnya mempengaruhi fungsi otak.
c) Terapi wicara
Umumnya,terapi ini menjadi keharusan bagi anak autis karena mereka mengalami
keterlambatan bicara dan kesulitan bahasa.
d) Terapi perilaku
Terapi inibertujuan agar anak autis dapat mengurangi perilaku tidak wajar dan
menggantinya dengam perilaku yang bisa diterima di masyarakat.
e) Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan membantu anak autis yang mempunyai perkembangan
motorik kurang baik,antara lain gerak-geriknya kasar dan kurang luwes. Terapi
okupasi akan menguatkan,memperbaiki koordinasi dan ketrampilan otot halus anak.

H. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditemuai pada penderita Autisme :
1. Penarikan diri, Kemampuan komunukasi verbal (berbicara) dan non verbal yang
tidak atau kurang berkembang mereka tidak tuli karena dapat menirukan lagu-
lagu dan istilah yang didengarnya, serta kurangnya sosialisasi mempersulit
estimasi potensi intelektual kelainan pola bicara, gangguan kemampuan
mempertahankan percakapan, permainan sosial abnormal, tidak adanya empati
dan ketidakmampuan berteman. Dalam tes non verbal yang memiliki kemampuan
bicara cukup bagus namun masih dipengaruhi, dapat memperagakan kapasitas
intelektual yang memadai. Anak austik mungkin terisolasi, berbakat luar biasa,
analog dengan bakat orang dewasa terpelajar yang idiot dan menghabiskan waktu
untuk bermain sendiri.
2. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang
sempit, keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.
3. Anak biasa duduk pada waktu lama sibuk pada tangannya, menatap pada objek.
Kesibukannya dengan objek berlanjut dan mencolok saat dewasa dimana anak
tercenggang dengan objek mekanik.
4. Perilaku ritualistik dan konvulsif tercermin pada kebutuhan anak untuk
memelihara lingkungan yang tetap (tidak menyukai perubahan), anak menjadi
terikat dan tidak bisa dipisahkan dari suatu objek, dan dapat diramalkan .
5. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin.
6. Kontak mata minimal atau tidak ada.
7. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan
menggosok permukaan menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas
terhadap rangsangan, sedangkan hilangnya respon terhadap nyeri dan kurangnya
respon terkejut terhadap suara keras yang mendadak menunjukan menurunnya
sensitivitas pada rangsangan lain.
8. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit pemrosesan kognitif tampak pada
emosional
9. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara tepat) saat
berbicara, pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi yang tidak berujung
pangkal, bentuk bahasa aneh lainnya berbentuk menonjol. Anak umumnya
mampu untuk berbicara pada sekitar umur yang biasa, kehilangan kecakapan
pada umur 2 tahun.
10. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara
fungsional.
11. Sikap dan gerakan yang tidak biasa seperti mengepakan tangan dan mengedipkan
mata, wajah yang menyeringai, melompat, berjalan berjalan berjingkat-jingkat.
Ciri yang khas pada anak yang austik :
1. Defisit keteraturan verbal.
2. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik.
3. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang dirasakan atau dipikirkan
orang lain).
Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah:
1. Interaksi sosial dan perkembangan sossial yang abnormal.
2. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.
3. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak fleksibel dan tidak
imajinatif.
Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.
I. Diagnosa
1. Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulus.
Hasil yang diharapkan :
Anak mengkomunikasikan kebutuhannya dengan menggunakan kata-kata atau
gerakan tubuh yang sederhana, konkret; bayi dengan efektif dapat
mengkomunikasikan kebutuhannya (keinginan akan makan, tidur, kenyamanan,
dsb).
Intervensi :
a. Ketika berkomunikasi dengan anak, bicaralah dengan kalimat singkat yg terdiri
atas 1 hingga 3 kata, dan ulangi perintah sesuai yang diperlukan. Minta anak
untuk melihat kepada anda ketika anda berbicara dan pantau bahasa tubuhnya
dengan cermat.
b. Gunakan irama, musik dan gerakan tubuh untuk membantu perkembangan
komunikasi sampai anak dapat memahami bahasa.
c. Bantu anak mengenali hubungan antara sebab dan akibat dengan cara
menyebutkan perasaannya yang khusus dan mengidentifikasi penyebab stimulus
bagi mereka.
d. Ketika berkomunikasi dengan anak, bedakan kenyataan dengan fantasi, dalam
pernyataan yang singkat dan jelas.
e. Sentuh dan gendong bayi, tetapi semampu yang dapat ditoleransi.
2. Risiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan rawat
inap di rumah sakit
Hasil yang diharapkan :
Anak memperlihatkan penurunan kecenderungan melakukan kekerasan atau
perilaku merusak diri sendiri, yang ditandai oleh frekuensi tantrum dan sikap
agresi atau destruksi berkurang, serta peningkatan kemampuan mengatasi frustasi.
Intervensi :
a. Sediakan lingkungan kondusif dan sebanyak mungkin rutinitas sepanjang periode
perawatan di rumah sakit
b. Lakukan intervensi keperawatan dalam sesi singkat dan sering. Dekati anak
dengan sikap lembut, bersahabat, dan jelaskan apa yang anda akan lakukan
dengan kalimat yang jelas dan sederhana. Apabila dibutuhkan, demonstrasikan
prosedur kepada orang tua.
c. Gunakan restrain fisik selama prosedur ketika membutuhkannya, untuk
memastikan keamanan anak dan untuk mengalihkan amarah dan frustasinya.
d. Gunakan teknik modifikasi perilaku yang tepat untuk menghargai perilaku positif
dan menghukum perilaku yang negatif.
e. Ketika anak berperilaku destruktif, tanyakan apakah ia mencoba menyampaikan
sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bony. 2003. Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa Swara.

Yatim, Faisal. 2003. Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak. Jakarta: Pustaka Populer
Obor

Sacharin, r.m, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta

Behrman, Kliegman, Arvin, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15, Alih Bahasa Prof. DR.
Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN AUTISME
Di Poli Tumbuh Kembang Anak, RSUP.DR.SARDJITO
Tugas Individu PKK Keperawatan Anak

Lathifah Nurmalitasari

2520142599

3D

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini di susun untuk memenuhi tugas mandiri PKK Keperawatan Anak
semester V di Poli Tumbuh Kembang Anak RSUP.DR.SARDJITO

Telah disahkan pada :

Hari :.................

Tanggal :.................

Mahasiswa

(Lathifah Nurmalitasari)

2520142599

Pembimbing Klinik Rumah Sakit Pembimbing Klinik Akademik


LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN ADHD
Di Poli Tumbuh Kembang Anak, RSUP.DR.SARDJITO Tugas
Individu PKK Keperawatan Anak

Lathifah Nurmalitasari

2520142599

3D

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

2017
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN An G DENGAN
HIDROSEFALUS Di Poli Tumbuh Kembang Anak,
RSUP.DR.SARDJITO Tugas Individu
PKK Keperawatan Anak

Lathifah Nurmalitasari

2520142599

3D

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

2017

Anda mungkin juga menyukai