Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1

BLOK 21 KEDOKTERAN KELUARGA

Tutor : dr. Primayana

Edwina Fidelia Ketaren G1A111017

Carolin Tiara Lestari Indah G1A111018

Ripka Haulian Sitinjak G1A111019

Marisha Christin G1A111020

Oksaria Sabatini Surbakti G1A111021

Seruni Estari G1A111022

Rizka Dewi Rahmiati G1A111023

Dwi Hana Batsyeba G1A111024

Ranty Femilya Utami G1A111025

Putri Kurniawati G1A111026

Ezra John Pieter Limbong G1A111050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
Skenario 1

Dr.Raisa merupakan dokter umum yang membuka sebuah praktek dokter keluarga di
tempat tingggalnya. Sebagai dokter keluarga, dr.Raisa menerapkan prinsip-prinsip dan konsep
kedokteran keluarga yang melaksanakan unit pelayanan kesehatan secara holistik yaitu tidak
hanya menghadapi satu pasien saja tetapi satu keluarga. Oleh karena itu, ia harus mengetahui
bagaimana peran sebuah keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit. Dalam menjalankan
perannya dr.Raisa mengacu kepada nilai sentral kedokteran keluarga dan ia selalu menambah
pengetahuannya tentang perkembangan sistem kedokteran keluarga di Indonesia.

Sementara itu, dr.Tulus yang baru tamat kuliah juga berkeinginan untuk membuka
praktek dokter keluarga yang dikelolanya sendiri tetapi ia belum tahu bagaimana perizinan
pendirian klinik dan menjamin mutunya. Ia juga masih bingung bagaimana merancang dan
mengelola sebuah praktek dokter keluarga, serta fasilitas dan sarana apa saja yang harus ia
miliki.

Klarifikasi Istilah1

1. Unit pelayanan kesehatan


Suatu kesatuan kelompok kerja yang bertugas untuk melakukan dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
2. Dokter keluarga
Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan
titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang
sakit, tetapi bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.
3. Holistik
Suatu filsafat pendidikan yang berasal dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang
individu dapat menemukan identitas, tujuan dan makna hidup melalui hubungannya
dengan masyarakat dan nilai-nilai spiritual.
Definisi masalah

1. Apa saja prinsip dari kedokteran keluarga


2. Apa saja konsep dari kedokteran keluarga
3. Apa saja ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga
4. Bagaimana kriteria dokter kelurga yang bermutu
5. Bagaimana peran keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit
6. Apa saja tugas dan kewajiban dokter keluarga
7. Apa saja wewenang dari dokter keluarga
8. Apa tujuan dan peran dokter keluarga
9. Apa saja dasar hukum dokter keluarga
10. Apa saja standar kompetensi dokter keluarga
11. Apa perbedaan antara dokter keluarga dengan dokter umum
12. Apa saja manfaat dokter keluarga
13. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga
14. Bagaimana perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia
15. Bagaimana perizinan pendirian klinik dokter keluarga
16. Bagaimana system perancangan dan pengelolaan dalam mendirikan sebuah praktek
dokter keluarga
17. Apa saja jenis klinik
18. Apa saja bentuk praktek dari dokter keluarga
19. Siapa saja tenaga pelaksana dalam dokter keluarga
20. Apa saja jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik dokter keluarga
21. Bagaimana pembiayaan pelayanan dokter keluarga
Analisis masalah

1. Apa saja prinsip dari kedokteran keluarga2,3


Jawab:
Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga (pendekatan kedokteran keluarga) adalah
memberikan/ mewujudkan pelayanan yang:
depkes
a. Dokter kontak pertama (first contact)
b. Layanan bersifat pribadi (personal care)
c. Pelayanan paripurna (comprehensive)
d. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
e. Mengutamakan pencegahan
f. Koordinasi
g. Kolaborasi
h. Family oriented
i. Community oriented

Kedokteran keluarga
a. Komprehensif dan holistik yaitu kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis
saja tetapi juga dari sisi sosial dan psikologisnya.Oleh sebab itu, seorang dokter
keluarga memandang pasiennya secara keseluruhan, dalam konteks memperhatikan
keseluruhan kebutuhan mereka.
b. Kontinu yaitu pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam
keadaan sakit maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari
pasiennya hingga ia sembuh. Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan
terbentuk hubungan yang didasari kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan
waktu akan membentuk kepercayaan ini.
c. Mengutamakan pencegahan prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk
mencegah penyakit tidak menjadi lebih berat, mencegah orang lain tertular,
pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan (gaya hidup sehat).
Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin
mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya.
d. Koordinatif dan Kolaboratif Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan
kesehatan bagi pasiennya, yang mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg
dibutuhkan pasien seperti para dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar
praktek dokter keluarga. Dokter keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi
pasiennya.
e. Personal sebagai bagian dari integral dari keluarganya
f. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan linkungan
g. Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
h. Sadar biaya dan sadar mutu
i. Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

2. Apa saja konsep dari kedokteran keluarga2,4


Pelayanan dokter keluarga adalah
1. Pelayanan yang menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga
sebagai suatu unit (pelayanan paripurna)
2. Pelayanan tanpa memandang jenis penyakit, organ, golongan usia, dan jenis
kelamin
3. Pelayanan kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan
yang dihadapi
4. Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga bersama tim di suatu
sarana pelayanan kesehatan strata pertama (layanan primer)

3. Apa saja ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga 2,4


standar ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga yang diatur PDKI
Jawab:
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik Comprehensive Medical Services :
Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).

2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.Pelayanan
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai
satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.Dan menurut Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kontak pertama pasien
untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi - tanpa memandang jenis
penyakit, organologi, golongan usia dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin,
secara paripurna, dengan pendekatan holistik, berkesinambungan, dan dalam koordinasi
serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip
pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung
tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika, dan moral.
Empat pilar profesional dokter keluarga:
a. Perilaku sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
b. Ilmu ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
c. Keterampilan klinis dokter layanan primer paripurna
d. Kinerja memp kinerja yg baik sbg penyelenggara layanan primer
4. Bagaimana kriteria dokter kelurga yang bermutu 4,5
Jawaban :
Kriteria dokter keluarga yang bermutu
1. Memenuhi 4 pilar profesi
Perilaku, sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
Ilmu, ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
Keterampilan, klinis dokter layanan primer paripurna
Kinerja, mempunyai kinerja yang baik sebagai penyelenggara layanan primer

2. Memenuhi 7 area kompetensi


Area Komunikasi Efektif: mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal
dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega,
dan profesi lain.
Area Keterampilan Klinis: melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah
kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran: mengidentifikasi, menjelaskan, dan
merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan: mengelola masalah kesehatan individu,
keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung,
koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
Area Pengelolaan Informasi: mengakses, mengelola, menilai secara kritis
kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan
masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di
tingkat primer.
Area Mawas Diri Dan Pengembangan Diri: melakukan praktik kedokteran dengan
penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah
emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan
memantau perkembangan profesi secara sinambung.
Area Etika, Moral, Medikolegal Dan Profesionalisme Serta Keselamatan Pasien:
berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.

3. Memenuhi prinsip dokter keluarga


Komprehensif dan holistik.
Kontinu
Mengutamakan pencegahan
Koordinatif dan Kolaboratif
Personal sebagai bagian dari integral dari keluarganya
Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan linkungan
Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
Sadar biaya dan sadar mutu
Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

4. Memenuhi syarat dokter 5 bintang


Penyelenggara pelayanan kesehatan (care provider)
Mempertimbangkan pasien secara holistik
Sebagai seorang individu
Bagian integral dari keluarga, komunitas, lingkungan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,
kontinu, dan personal
Berlangsung dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional
dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai
Pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat diaudit dan
dipertanggung jawabkan.
Pembuat keputusan (decision maker)
Melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan
Mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya
Membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empati
Penghubung/penyampai pesan (communicator)
Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri
Memicu perubahan cara berfikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
Pemimpin masyarakat (community leader)
Memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, yang
menyerahkan kebutuhan kesehatan individual dan komunitasnya
Memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegiatan atas
nama masyarakat
Menjadi panutan masyarakat
Manajer sumber daya pelayanan kesehatan (manager of healthcare resources)
Dapat bekerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan, agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada
Menjadi dokter yang cakap dalam memimpin klinik, sehat, sejahtera dan
bijaksana

5. Bagaimana peran keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit 5


Jawab:
Menurut McWhinney (1981) keluarga berpengaruh terhadap:
1. Penyakit keturunan
2. Perkembangan bayi dan anak
3. Penyebaran penyakit
4. Pola penyakit dan kematian
5. Proses penyembuhan penyakit
Menurut Teori Lawren Green, Keluarga adalah sebagai faktor pendorong dlm perilaku
sehat pasien, seperti kepatuhan dalam minum obat, dan keberhasilan terapi.
Peran keluarga sangat besar dalam praktek dokter keluarga, adapun sasarannya adalah
1. Pasien yang datang, mempunyai masalah klinis, mental dan sosial yang kompleks
yang tidak dapat diselesaikan secara perorangan namun membutuhkan partisipasi
keluarga
2. Pasien yang datang untuk medical check-up dan ditemukan masalah kesehatan,
namun keterbatasan untuk mengatasinya, keluarga sebagai pendukung
3. Pasien dan keluarga yang telah mampu, namun masih diperlukan usaha pengayoman
untuk menciptakan partisipasi penuh keluarga dalam meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan keluarganya

6. Apa saja tugas dan kewajiban dokter keluarga 2,3


Jawab:
Adapun tugas dan kewajiban dari dokter keluarga adalah:
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit,
3. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
4. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan
tarafkesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
5. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

7. Apa saja tugas dan wewenang dari dokter keluarga 4


Jawab:
Adapun tugas dokter keluarga :

a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna


penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan

b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit,

d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf


kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

f. Menangani penyakit akut dan kronik,

g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,

h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau


dirawat di RS,

i. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

j. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

k. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

l. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

Adapun wewenang Dokter Keluarga:


a. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
b. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
c. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
d. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
e. Melakukan perawatan sementara,
f. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,
g. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus
h. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
i. Menerbitkan surat keterangan medis,
j. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap.

8. Apa tujuan dan peran dokter keluarga 2,6


Tujuan umum : terciptanya anggota keluarga yang sehat
Tujuan khusus : terpenuhinya pelayanan kedokteran yang efektif dan efisien bagi seluruh
lapisan masyarakat

9. Apa saja dasar hukum dokter keluarga 2,7


Jawab:
Landasan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dipergunakan adalah :
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Keputusan Presiden tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2005
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/II/2004 tetang Sistem Kesehatan Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Praktek Dokter dan Dokter Gigi.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/1989 tentangPersetujuan Tindakan Medik.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 789~/1989 tentang Rekam Medik.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Ijin Praktik
Tenaga Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1170 A/Menkes/Per/SK/1999 tentang Masa
Bakti Tenaga Medis.
Sedangkan landasan ketentuan dan keputusan Ikatan Dokter Indonesia yang
dipergunakan adalah:
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Dokter Indonesia.
Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Keputusan Muktamar XXII Ikatan Dokter Indonesia tahun 1994 di Ujung Pandang.
Keputusan Muktamar XXIII Ikatan Dokter Indonesia tahun 1997 di Padang.
Keputusan Muktamar XXIV Ikatan Dokter Indonesia tahun 2000 di Malang
Keputusan Muktamar VVV Ikatan Dokter Indonesia tahun 2003 di Balikpapan

10. Apa saja standar kompetensi dokter keluarga 4


Jawab:
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang
lulusan fakultas kedokteran pada umumnya.kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah :
Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam
pelayanan kedokteran keluarga
Menguasai ketrampilan berkomunikasi dokter dan pasien

Standar kompetensi dokter keluarga

1. Kompetensi dasar
Ketrampilan komunikasi efektif
Ketrampilan klinik dasar
Ketrampilan menerap[kan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilakiu, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, maupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinir, bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer
Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
Mawas diri dan pengembangan diri
Etika, moral, profesionalisme dalam praktik
2. Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama
Bedah
Penyakit dalam
Kebidanan dan penyakit kandungan
Kesehatan anak
THT
Mata
Kulit dan kelamin
Psikiatri
Saraf
Kedokteran komunitas
3. Ketrampilan klinis layanan primer lanjut
Ketrampilan melakukan health screening
Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
Membaca hasil EKG
Membaca hasil USG
BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Ketrampilan pendukung
Riset
Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap
Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan ketrampilan manajemen klinik
Manajemen klinik dokter keluarga
11. Apa perbedaan antara dokter keluarga dengan dokter umum
Jawab:
Kedokteran keluarga :
Kedokteran Keluarga menekankan bahwa keluarga sebagai unit sosial yang
memberikan dukungan kepada individu.
Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada keluarga
Masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga.
Bersifat Preventif, pra bayar, promotif, kuratif dan rehaabilitatif, sesuai dg keluhan
dan paripurna.
Kasus-perkasus berkesinambungandan sepanjang hayat.melibatkan keluarga u/
menyokong kesehatan.
Dokter umum :
Bersifat kuratif, pasif, pasca bayar, personal.

Tabel perbedaan dokter umum dengan dokter keluarga


Layanan DPU( Dokter Praktek Umum) DK (Dokter Keluarga)
Cakupan Umumnya kuratif Promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative
Sifat Sesuai dengan keluhan Menyeluruh dan paripurna
Pendaekatan Kasus per kasus, pengamatan sesaat Kasus per kasus, bersinambung,
pengamatan sepanjang hayat
Misi Mengobati penyakit yg ditemukan Menyembuhkan dan menyehatkan
Peran Kurang dipertimbangkan Selalu dipertimbangkan, bahkan
keluarga dimanfaatkan dan dilibatkan
Hubungan Dokter dengan pasien Dokter-pasien-teman-konsultan
Tabel perbedaan layanan dokter keluarga dan dokter umum

12. Apa saja manfaat dokter keluarga 2,6


a. Dapat diselenggarakan penanganan penyakit sebagai manuasia seutuhnya, bukan
hanya mengenai keluhannya saja
b. Bila dibutuhkan penanganan spesialis maka alurnya akan lebih teratur dan terarah
c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan terpadu sehingga tidak menimbulkan berbagai
masalah lagi
d. Adanya keterangan mengenai anggota keluarga dapat dimanfaatkan untuk menangani
masalah kesehatan
e. Adanya upaya pencegahan penyakit yang menjamin layanan tersebut
berkesinambungan
f. Dapat diperhitungkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan penyakit
g. Penanganan kasus yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal
h. Mencegah penggunaan alat kedokteran yang canggih yang memberatkan biaya
kesehatan

13. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga 2,4,6


Jawab:
Beberapa nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga (univ sebelas maret):
a. Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) sebagai individu dalam
keluarga dan perhatian khusus kepada hubungan dokter pasien
b. Pendekatan Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi fisik
tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien, keluarga dan
komunitasnya.
a. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi
kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan
kesehatan.
c. Kedokteran Pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih
panjang daripada kedokteran kuratif
d. Mencakup semua usia (life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut
specialist in breadth

14. Bagaimana perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia 2,4


Sejarah Perkembangan Kedokteran Keluarga
Pada awalnya, PDKI ini merupakan sebuah kelompok studi yang bernama
Kelompok Studi Dokter Keluarga yang terbentuk pada tahun 1983.Anggotanya beragam,
terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1990, setelah Kongres
Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di
Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap
sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya,
organisasi ini ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas
dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).

Sejarah internasional:

1. 1923. Dr.Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah


terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalist.
2. 1950an masa jaya spesialistis, sangat sedikit dokter yang mau menjadi generalist.
3. 1960an awal, pemuka-pemuka generalist mulai mendengungkan pentingnya
generalist sebagai suatu specialist.
4. 1966 dipublikasikannya konsep bahwa generalist merupakan suatu spesialisasi baru
di tingkat primer.
5. 1969 berdiri American Board of Family Practice yang kemudian berubah menjadi
American Board of Family Medicine.

Sejarah organisasi:

1. 1978 perwakilan Indonesia berkunjung ke Philippines setelah disana terbentuk


Philippines Board of family physician.
2. 1979 terbit bunga rampai dokter keluarga Indonesia oleh Kelompok Studi Dokter
Keluarga Indonesia.
3. 1983 berdiri Kolegium Dokter Keluarga Indonesia.
4. 1997 diubah namanya menjadi Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
5. 2006 berdiri Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia.
6. 2007 KIKK bergabung dengan Kolegium Dokter Indonesia menjadi Kolegium
Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia atas arahan Ketua IDI yang menganjurkan
agar profesi di tingkat primer sebaiknya menjadi satu.
7. 2008 program konversi dokter praktik umum menjadi dokter keluarga dimulai.

15. Bagaimana perizinan pendirian klinik dokter keluarga 7


1. Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan izin operasional.
Izin mendirikan diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota.
2. Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus melengkapi
persyaratan:
identitas lengkap pemohon;
salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha, kecuali untuk
kepemilikan perorangan;
salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yang disahkan
oleh notaris, atau bukti surat kontrak minimal untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun;
dokumen SPPL untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL untuk Klinik
rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian, lokasi, bangunan,
prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan
yang diberikan;
persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.
3. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan apabila belum dapat memenuhi
persyaratan. Apabila batas waktu habis dan pemohon tidak dapat memenuhi
persyaratan, maka pemohon harus mengajukan permohonan izin mendirikan yang
baru.
4. Untuk mendapatkan izin operasional, penyelenggara Klinik harus memenuhi
persyaratan teknis dan administrasi. Persyaratan teknis meliputi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, dan laboratorium.
Persyaratan administrasi meliputi izin mendirikan dan rekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
5. Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota harus
mengeluarkan keputusan atas permohonan izin operasional, paling lama 1 (satu)
bulan sejak diterima permohonan izin. Keputusan sebagaimana dimaksud dapat
berupa penerbitan izin, penolakan izin atau pemberitahuan untuk kelengkapan
berkas.
6. Apabila dalam permohonan izin operasional, pemohon dinyatakan masih harus
melengkapi persyaratan, maka Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota harus segera memberitahukan kepada pemohon dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan. Pemohon harus segera melengkapi persyaratan yang
belum dipenuhi dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak pemberitahuan
disampaikan. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pemohon tidak
dapat memenuhi persyaratan, pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan surat penolakan atas permohonan izin
operasional dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari.
7. Perpanjangan izin operasional harus diajukan pemohon paling lama 3 (tiga) bulan
sebelum habis masa berlaku izin operasional. Dalam waktu 1 (satu) bulan sejak
permohonan perpanjangan izin diterima, pemerintah daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota harus memberi keputusan berupa penerbitan
izin atau penolakan izin. Dalam hal permohonan perpanjangan izin ditolak,
pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib
memberikan alasan penolakan secara tertulis.
8. Perubahan izin operasional Klinik harus dilakukan apabila terjadi:
perubahan nama;
perubahan jenis badan usaha; dan/atau
perubahan alamat dan tempat.
Perubahan izin operasional Klinik dilakukan dengan mengajukan permohonan izin
operasional serta harus melampirkan:
surat pernyataan penggantian nama dan/atau jenis badan usaha Klinik yang
ditandatangani oleh pemilik;
perubahan Akta Notaris; dan
izin operasional Klinik yang asli, sebelum perubahan.

16. Bagaimana system perancangan dan pengelolaan dalam mendirikan sebuah praktek
dokter keluarga 7
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
ruang pendaftaran/ruang tunggu;
ruang konsultasi;
ruang administrasi;
ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan
farmasi;
ruang tindakan;
ruang/pojok ASI;
kamar mandi/wc
ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Prasarana Klinik meliputi:
instalasi sanitasi;
instalasi listrik;
pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat inap
sistem gas medis
sistem tata udara
sistem pencahayaan
prasarana lainnya sesuai kebutuhan

Selain itu juga, klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.Syarat peralatan tersebut adalah:
a. Memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
b. Memiliki izin edar.
c. Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

1. Pimpinan
Klinik Pratama Klinik Utama
1) Pimpinan Klinik Pratama adalah 1) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter
seorang dokter atau dokter gigi. spesialis atau dokter gigi
2) Tenaga medis pada Klinik Pratama spesialis yang memiliki kompetensi
minimal terdiri dari 2 (dua) orang sesuai dengan jenis kliniknya.
dokter dan/atau dokter gigi. 2) Tenaga medis pada Klinik Utama
minimal terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai jenis pelayanan
yang diberikan.
3) Klinik Utama dapat mempekerjakan
dokter dan/atau dokter gigi sebagai
tenaga pelaksana pelayanan medis.

2. Izin Praktik
1) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai
tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perizinan
1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat.
2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan
ini.
3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal
selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
i. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlaku izinnya.

4. Pelayanan Rawat Inap


1) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap harus menyediakan:
a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
b. tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10 (sepuluh);
c. tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan kualifikasinya;
d. tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
dan/atau tenaga non kesehatan lain sesuai kebutuhan;
e. dapur gizi;
f. pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
2) Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5 (lima) hari.

5. Laboratorium Klinik
1) Klinik dapat menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik.
2) Perizinan laboratorium klinik terintegrasi dengan perizinan kliniknya.
3) Klinik menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan kefarmasian melalui ruang
farmasi yang dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untuk itu.

6. Kewajiban
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan terbaik
pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional.
k. memasang papan nama klinik;
l. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik beserta
nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis dan surat
izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
m. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Tarif dan Biaya


1) Besarnya tarif pelayanan klinik berpedoman pada komponen jasa pelayanan dan jasa
sarana.
2) Komponen jasa pelayanan meliputi:
a. jasa konsultasi;
b. jasa tindakan;
c. jasa penunjang medik;
d. biaya pelayanan kefarmasian;
e. ruang perawatan (untuk rawat inap);
f. administrasi; atau
g. komponen lainnya yang menunjang pelayanan.
17. Apa saja jenis klinik 7
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi :
Klinik pratama : merupakan Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar
baik umum maupun khusus.
Klinik utama : Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik.

18. Apa saja bentuk praktek dari dokter keluarga 6

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata
membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada
dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic).
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama
dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua
macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok
(group practice).

19. Siapa saja tenaga pelaksana dalam dokter keluarga 6


1. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter
keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila
sarana pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat,
maka jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika
pelayanan dokter keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter
keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter
keluarga memang dapat diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga
(solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah
disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni
yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.

2. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga,
baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang
diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang
dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
3. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua
katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan
untuk menangani masalah?masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social
worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan
dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan
tergantung dari jumlah dokter keluarga,

20. Apa saja jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik dokter keluarga 6
Rawat jalan
Rawat jalan dan rawat inap dan kunjungan rumah
Rawat RS

21. Apa saja bentuk pembeayaan Pelayanan Dokter Keluarga 6


Sistem kapitasi (capitation system)
Sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini,
maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan
oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka
waktu jaminan.

Sistem paket (packet system)


Sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini,
maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan.
Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang
sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini
dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait
(diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.

Sistem anggaran (budget system)


Sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai
dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan.
Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan
oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.
Kerangka konsep

PDKI
Dasar hukum Sejarah

Karakteristik Standar kompetensi


Kedokteran
Keluarga
Konsep pelayanan Ruang lingkup

Prinsip-prinsip Perbedaan Tujuan & manfaat

Nilai sentral Peran keluarga


Dokter
Umum

Hipotesis
Dr.Raisa mampu menerapka prinsip-prinsip kedokteran keluarga, sedangkan dr.tulus
berencana untuk mendirikan sebuah praktek dokter keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.Agung Media


Mulia.2004
2. Prasetyawati, Arsita E. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.2010
3. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga.2007. Jakarta:Depkes
RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik
4. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Keluarga.2006
5. McWhinney,Ian R dkk.Textbook of Family Medicine, Edisi ke 3.2009. Oxford
University.
6. Wahyuni, Arlinda S. Pelayanan Dokter Keluarga. 2003. Medan: FK USU
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.9/ 2014 tentang Klinik
,

Anda mungkin juga menyukai