UNIVERSITAS JAMBI
Skenario 1
Dr.Raisa merupakan dokter umum yang membuka sebuah praktek dokter keluarga di
tempat tingggalnya. Sebagai dokter keluarga, dr.Raisa menerapkan prinsip-prinsip dan konsep
kedokteran keluarga yang melaksanakan unit pelayanan kesehatan secara holistik yaitu tidak
hanya menghadapi satu pasien saja tetapi satu keluarga. Oleh karena itu, ia harus mengetahui
bagaimana peran sebuah keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit. Dalam menjalankan
perannya dr.Raisa mengacu kepada nilai sentral kedokteran keluarga dan ia selalu menambah
pengetahuannya tentang perkembangan sistem kedokteran keluarga di Indonesia.
Sementara itu, dr.Tulus yang baru tamat kuliah juga berkeinginan untuk membuka
praktek dokter keluarga yang dikelolanya sendiri tetapi ia belum tahu bagaimana perizinan
pendirian klinik dan menjamin mutunya. Ia juga masih bingung bagaimana merancang dan
mengelola sebuah praktek dokter keluarga, serta fasilitas dan sarana apa saja yang harus ia
miliki.
Klarifikasi Istilah1
Kedokteran keluarga
a. Komprehensif dan holistik yaitu kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis
saja tetapi juga dari sisi sosial dan psikologisnya.Oleh sebab itu, seorang dokter
keluarga memandang pasiennya secara keseluruhan, dalam konteks memperhatikan
keseluruhan kebutuhan mereka.
b. Kontinu yaitu pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam
keadaan sakit maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari
pasiennya hingga ia sembuh. Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan
terbentuk hubungan yang didasari kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan
waktu akan membentuk kepercayaan ini.
c. Mengutamakan pencegahan prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk
mencegah penyakit tidak menjadi lebih berat, mencegah orang lain tertular,
pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan (gaya hidup sehat).
Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin
mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya.
d. Koordinatif dan Kolaboratif Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan
kesehatan bagi pasiennya, yang mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg
dibutuhkan pasien seperti para dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar
praktek dokter keluarga. Dokter keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi
pasiennya.
e. Personal sebagai bagian dari integral dari keluarganya
f. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan linkungan
g. Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
h. Sadar biaya dan sadar mutu
i. Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.Pelayanan
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai
satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.Dan menurut Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kontak pertama pasien
untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi - tanpa memandang jenis
penyakit, organologi, golongan usia dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin,
secara paripurna, dengan pendekatan holistik, berkesinambungan, dan dalam koordinasi
serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip
pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung
tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika, dan moral.
Empat pilar profesional dokter keluarga:
a. Perilaku sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
b. Ilmu ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
c. Keterampilan klinis dokter layanan primer paripurna
d. Kinerja memp kinerja yg baik sbg penyelenggara layanan primer
4. Bagaimana kriteria dokter kelurga yang bermutu 4,5
Jawaban :
Kriteria dokter keluarga yang bermutu
1. Memenuhi 4 pilar profesi
Perilaku, sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
Ilmu, ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
Keterampilan, klinis dokter layanan primer paripurna
Kinerja, mempunyai kinerja yang baik sebagai penyelenggara layanan primer
b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit,
g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,
m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.
1. Kompetensi dasar
Ketrampilan komunikasi efektif
Ketrampilan klinik dasar
Ketrampilan menerap[kan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilakiu, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, maupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinir, bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer
Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
Mawas diri dan pengembangan diri
Etika, moral, profesionalisme dalam praktik
2. Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama
Bedah
Penyakit dalam
Kebidanan dan penyakit kandungan
Kesehatan anak
THT
Mata
Kulit dan kelamin
Psikiatri
Saraf
Kedokteran komunitas
3. Ketrampilan klinis layanan primer lanjut
Ketrampilan melakukan health screening
Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
Membaca hasil EKG
Membaca hasil USG
BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Ketrampilan pendukung
Riset
Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap
Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan ketrampilan manajemen klinik
Manajemen klinik dokter keluarga
11. Apa perbedaan antara dokter keluarga dengan dokter umum
Jawab:
Kedokteran keluarga :
Kedokteran Keluarga menekankan bahwa keluarga sebagai unit sosial yang
memberikan dukungan kepada individu.
Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada keluarga
Masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga.
Bersifat Preventif, pra bayar, promotif, kuratif dan rehaabilitatif, sesuai dg keluhan
dan paripurna.
Kasus-perkasus berkesinambungandan sepanjang hayat.melibatkan keluarga u/
menyokong kesehatan.
Dokter umum :
Bersifat kuratif, pasif, pasca bayar, personal.
Sejarah internasional:
Sejarah organisasi:
16. Bagaimana system perancangan dan pengelolaan dalam mendirikan sebuah praktek
dokter keluarga 7
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
ruang pendaftaran/ruang tunggu;
ruang konsultasi;
ruang administrasi;
ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan
farmasi;
ruang tindakan;
ruang/pojok ASI;
kamar mandi/wc
ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Prasarana Klinik meliputi:
instalasi sanitasi;
instalasi listrik;
pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat inap
sistem gas medis
sistem tata udara
sistem pencahayaan
prasarana lainnya sesuai kebutuhan
Selain itu juga, klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.Syarat peralatan tersebut adalah:
a. Memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
b. Memiliki izin edar.
c. Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
1. Pimpinan
Klinik Pratama Klinik Utama
1) Pimpinan Klinik Pratama adalah 1) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter
seorang dokter atau dokter gigi. spesialis atau dokter gigi
2) Tenaga medis pada Klinik Pratama spesialis yang memiliki kompetensi
minimal terdiri dari 2 (dua) orang sesuai dengan jenis kliniknya.
dokter dan/atau dokter gigi. 2) Tenaga medis pada Klinik Utama
minimal terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai jenis pelayanan
yang diberikan.
3) Klinik Utama dapat mempekerjakan
dokter dan/atau dokter gigi sebagai
tenaga pelaksana pelayanan medis.
2. Izin Praktik
1) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai
tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perizinan
1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat.
2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan
ini.
3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal
selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
i. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlaku izinnya.
5. Laboratorium Klinik
1) Klinik dapat menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik.
2) Perizinan laboratorium klinik terintegrasi dengan perizinan kliniknya.
3) Klinik menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan kefarmasian melalui ruang
farmasi yang dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untuk itu.
6. Kewajiban
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan terbaik
pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional.
k. memasang papan nama klinik;
l. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik beserta
nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis dan surat
izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
m. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata
membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada
dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic).
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama
dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua
macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok
(group practice).
2. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga,
baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang
diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang
dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
3. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua
katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan
untuk menangani masalah?masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social
worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan
dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan
tergantung dari jumlah dokter keluarga,
20. Apa saja jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik dokter keluarga 6
Rawat jalan
Rawat jalan dan rawat inap dan kunjungan rumah
Rawat RS
PDKI
Dasar hukum Sejarah
Hipotesis
Dr.Raisa mampu menerapka prinsip-prinsip kedokteran keluarga, sedangkan dr.tulus
berencana untuk mendirikan sebuah praktek dokter keluarga.
DAFTAR PUSTAKA