PENDAHULUAN
(perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga
keuangan pada sektor privat umumnya dilaksanakan oleh kantor akuntan publik atau
profesional akuntan publik sedangkan audit keuangan pada sektor publik dilaksanakan
oleh Badan Pmeriksa Keuangan (BPK) sesuai amanah dari Undang-undang 15 tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Menurut Sukrisno Agoes (2004:3) audit
adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi
dan bukti pendukung, dalam rangka memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan.
Pada era globalisasi seperti saat ini, audit merupakan hal yang cukup penting bagi
Permintaan akan jasa akuntan publik meningkat berbanding lurus dengan peningkatan
1
2
definisi tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa unsur yang diperlukan
untuk audit yang berkualitas adalah kompetensi, yaitu kemampuan auditor untuk
mengungkapkan kecurangan dalam laporan audit. Nilai temuan pada audit sektor
publik menjadi indikasi kualitas audit (Setyaningrum, 2012), karena besarnya nilai
(independensi).
Masih menurut DeAngelo (1981) kompetensi merupakan salah satu dimensi yang
menentukan kualitas audit. Pelatihan serta pendidikan formal dan pengalaman auditor
dalam penugasan audit merupakan unsur yang sangat penting dalam mempengaruhi
kompetensi auditor. Boner and Walker (1994) dalam Setiyono (2014) mengatakan
bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan formal sama
baiknya dengan pengetahuan yang didapat dari pengalaman khusus. Auditor yang
peranan yang sangat penting terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan dalam
audit, selain itu, sikap tidak independen auditor dalam pelaksanaan audit merupakan
faktor yang berpotensi menyebabkan pelaksanaan audit menjadi lebih lama. Deis and
audit pada sektor publik menggunakan norma waktu sebagai ukuran ketepatan
penyelesaian audit adalah 120 hari, dan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif
realistis, teguh dalam pendirian, dapat dipercaya, memiliki tingkat kecurigaan yang
tinggi, penuh perhatian, teliti, kurang percaya diri, dan cenderung patuh terhadap
peraturan, sedangkan laki-laki memiliki kepribadian yang tidak berpihak, kurang dapat
bekerja sama, cenderung tidak praktis dan tidak realistis, lebih percaya diri dan
kualitas audit
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
kualitas audit.
audit.
ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain:
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui factor-faktor apa saja
Manfaat akademis yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan rincian
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil analisis data.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga
keuangan umumnya dilaksanakan oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik
publik. Menurut Sukrisno Agoes (2004) audit adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam rangka
criteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
Sedangkan menurut Arens et all (2011:4) Audit adalah the accumulation and
done by a competent, independent person yang artinya adalah akumulasi dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang
Dari beberapa pengertian tentang audit diatas, dapat disimpulakn bahwa audit
adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh seseorang yang independen yang
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan audit, seorang auditor tidak akan lepas
dari suatu standar. Standar pekerjaan bagi para Akuntan Publik dikenal sebagai
berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa
bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Standar Audit
termasuk ke dalam lima standar profesional Akuntan Publik, kelima standar itu antara
lain:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk
mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai dengan menggunakan prosedur yang
ada. Standar auditing terdiri dari 10 kelompok yang dikelompokan ke dalam 3 bagian,
banyak hal, standar-standar tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu
Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards
(GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA).
Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk
1. Standar Umum.
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan
Publik (BAP). Asisten junior yang baru masuk dalam karir auditing harus
sebenarnya.
organisasi auditor. Selain itu juga menyangkut apa yang dikerjakan auditor
bukti audit.
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
resiko pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan
tingkat resiko pengendalian taksiran dalam menentikan sifat, saat dan luas
c. Bahan Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan
3. Standar Pelaporan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau sesuai dengan
SAK
14
praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu dan pada waktu
tertentu.
periode sebelumnya.
atas hal-hal material, diantaranya bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan
Tujuan standar pelaporan ini adalah untuk mencegah salah tafsir tentang
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan
menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan yang
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang mewadahi Akuntan
Publik untuk memberikan jasanya dimana dalam pendirian Badan Usaha tersebut
harus mendapatkan izin dari Meteri Keuangan. Undang Undang no 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik pasal 12 ayat (1) menyatakan bahwa KAP dapat berbentuk:
a. usaha perseorangan;
b. persekutuan perdata;
c. firma; atau
d. bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi akuntan publik yang
Pendirian dan pengelolaan KAP diatur dalam UU no 5 tahun 2011 pasal 13,
psal 12 ayat (1) huruf a hanya dapat didirikan dan dikelola oleh 1
Ayat (2) : KAP yang berbentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal
12 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, hanya dapat didirikan dan
kelola jika paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh rekan
Ayat (3) : sebagai mana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dipimpin oleh
Ayat (4) : dalam hal ini terdapat rekan yang berkewarganegaraan asing pada
paling banyak 1/5 (satu per lima) dari seluruh rekan pada KAP.
Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha
formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara diploma III dan
g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor dan denah ruang kantor yang
akuntan publik, nama dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendiirian
kantor akuntan publik, dan membuat surat pernyataan beramaterai cukup yang
c. Memiliki surat izin akuntan publik bagi pemimpin rekan dan rekan akuntan
publik.
probability that a given auditor will both (a) discover a breach in the clients
accounting system, and (b) report the breach. Definisi tersebut mengukur kualitas
mempengaruhi kualitas audit yaitu: pengalaman tim audit dan Kantor Akuntan Publik
terhadap industri klien; responsif terhadap kebutuhan klien; kompetensi anggota tim
independen dalam segala hal dari individu-individu tim audit dan KAP; anggota tim
audit sebagai satu kelompok yang bersikap hati-hati; KAP memiliki komitmen yang
20
kuat terhadap kualitas audit; keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit;
keterlibatan komite audit sebelum, pada saat, dan sesudah pelaksanaan audit; standar
etika yang tinggi dari anggota tim audit; dan menjaga sikap skeptis dari anggota tim
audit.
Kualitas audit menjadi sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi
maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan yang
diaudit. Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai apa dan bagaimana
kualitas audit yang baik. Hal ini dikarenakan kualitas audit merupakan sebuah konsep
yang kompleks dan sulit dipahami, sehingga sering kali terdapat kesalahan dalam
menentukan sifat dan kualitasnya. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang
lingkungan audit, dll. Namun begitu dalam penelitian ini yang menjadi dasar dalam
dalah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kompetensi seorang auditor
21
meningkatkan sumber daya manusia dan akan berpengaruh pada hasil audit. Auditor
pendidikan yang diikuti (Sukmono, 2012). Pengaruh pendidikan lebih dominan dalam
saja tidak cukup untuk menghasilkan auditor yang profesional. Dibutuhkan adanya
unsur pengalaman dalam mendukung kompetensi yang dimiliki oleh auditor untuk
(1997) dalam Samsi (2013) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat
diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau
tugas. Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang
karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan
a. mendeteksi kesalahan
oleh seseorang setelah periode waktu kerja yang panjang. Kolodner dalam Suyono
dalam dua dimensi, yakni berapa lama waktu kerja dan frekuensi dalam melakukan
tugas audit.
Boner and Walker (1994) menyebutkan bahwa pengalaman dan pendidikan akan
penugasan dan lamanya penugasan seseorang dalam tim audit dapat meningkatkan
mengambil keputusan.
melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
selektifitas yang lebih tinggi dalam memilih informasi dan bukti-bukti yang relevan
auditor dalam melaksanakan penugasan audit dan/ atau pada saat yang bersamaan
kemungkinan hubungan baik auditor dengan wajib pajak, yang berpotensi untuk
informasi pada saat melakukan audit. Pengambilan keputusan harus didukung oleh
kurang komprehensif dan kualitas hasil kerjanya kurang baik, sedangkan perempuan
yang lebih lengkap dan mengevaluasi kembali informasi tersebut serta tidak gampang
Chung and Monroe (2001) dalam literatur cognitive psychology dan literatur
berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai tugas yang
kompleks. Literatur tersebut menyebutkan bahwa perempuan lebih efisien dan efektif
dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks dibanding laki-laki, karena
kunci keputusan, literatur tersebut juga menyimpulkan bahwa laki-laki relatif kurang
menggunakan semua informasi yang tersedia dan mereka juga memproses informasi
24
pemroses informasi lebih detail yang melakukan proses informasi pada sebagian besar
dipercaya, memiliki kecurigaan yang tinggi, penuh perhatian dan teliti, kurang
kepribadian yang tidak berpihak, kurang dapat bekerja sama, cenderung tidak praktis
dan tidak realistis, lebih percaya diri dan cenderung sembarangan dalam menjalankan
pemrosesan informasi dan judgment belum banyak teruji dalam konteks penugasan
dan gender terhadap kualitas audit akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
cukai.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Diane Breesch (2009) yang berjudul The
berikut:
26
PENDIDIKAN GAJI
REPETISI
GENDER
PENUGASAN
Orang yang memiliki pendidikan formal lebih tinggi cenderung akan memiliki
27
dan cukai
pekerjaan. Semakin lama masa kerja seorang auditor atau semakin banyak
tersebut kemudian dapat menjadi modal yang cukup penting bagi seorang
dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu
c. Hubungan gender (jenis kelamin) dengan kualitas audit kepabeanan dan cukai
dan informasi pada saat melakukan audit. Dalam memecahkan suatu masalah,
detail yang melakukan proses informasi pada sebagian besar inti informasi
perempuan lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas