Anda di halaman 1dari 2

BAB 1V

PEMBAHASAN

KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir
kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho, 2010). Ketuban pecah dini adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi
inpartu. Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu
sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2009)..
Hasil pekajian riwayat kehamilan sekarang, usia kehamilan 29 minggu dari hasil
pemeriksaan telah keluar air ketuban dari vagina maka di lakukan tindakan sactio caesaria
bayi lahir pada pukul 10.10 Wib Sectio caesarea atau bedah dasar adalah suatu bentuk
melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen ibu
( laparatomi0 dan uterus ( hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih ( Dewi Y,
2007)

Dari hasil pengkajian yang di lakukan dengan mengacu pada pengkajian dengan
menggunakan teori Gordon antara lain; pola aktifitas dan latihan setelah melahirkan semua
aktifitas pasien di bantu oleh keluarga karena nyeri menghambat aktifitas pasien.nyeri dan
pengaruh obat anastesi spinal yang di rasakan oleh pasien menghambat aktifitas pasien
sehingga pergerakan pasien sangat terbatas dan di bantu oleh keluarga. Pola istirahat tidur
setelah operasi section caesarea pasien mengatakan tidurnya sering terbangun karena nyeri.

Asuhan keperawatan pada ibu post partum SC a/i ketuban pecah dini dengan anastesi
spinal Kelahiran anak pertama pada Ny. A dengan post partum SC a/i ketuban pecah dini
yang harus dibantu mobilisasi pada saat 24 jam pertama, setelah itu dilakukan mobilisasi
secara bertahap dengan aktivitas klien dibantu oleh anggota keluarga, selama 1x24 jam
karena masih pengaruh anastesi spinal. Kemudian aktivitas klien sepenuhnya dilakukan
secara mandiri setelah 1x12 jam. Setelah klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri,
klien akan mengalami perubahan fisiologi seperti TFU 10 cm, kelenjar mamae mengalami
pembengkakan karena adanya bendungan ASI, exverted (-)/(-), colostrum +/+,TD: . Klien
juga mengalami perubahan psikologis, klien merasa bahagia atas kelahiran anak pertamanya.

Untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien, sebaiknya di hari ke3 karena
pada hari pertama biasanya klien lebih fokus untuk dirinya, dihari ke2 klien akan lebih fokus
ke bayinya, dan ketika pada hari ke3 klien sudah bisa menerima perubahan status dirinya
sebagai seorang ibu dan klien sudah bisa menerima penkes yang diberikan oleh perawat,
proses ini lazim dirasakan oleh setiap klien setelah post operasi SC.

Untuk proses perawatan luka post op SC ada 2 cara yaitu:

1. Untuk luka basah maka dilakukan perawatan luka basah


2. Untuk luka kering maka dilakukan perawatan luka kering

Untuk mempercepat proses penyembuhan luka post op SC maka klien diberikan informasi
untuk menjaga luka post op SC agar tetap kering (tidak terkena air).

Untuk pemberian plester anti air pada luka post op SC tidak selamanya efektif di karenakan
beberapa alasan diantaranya

1. Ruangan yang tidak dingin akan mengakibatkan panas sehingga area sekitar luka akan
berkeringat hal itu beresiko tinggi bisa merusak jaringan.
2. Ketika perawat menganjurkan pasien untuk mandi akan beresiko lukanya akan basah
tanpa di ketahui

dihari ke 3 ketika klien sudah direncanakan untuk pulang keadaan lukanya merah.jika ada pus
pada luka post op SC maka pusnya dapat diangkat untuk keluar dengan menggunakan
repanol karena repanol ini bersifat menyerap pus, tata cara tindakan pemberian refanol pada
luka post op yaitu:

kain kasa di rendam pada cairan repanol kemudian di peas dengan menggunakan pinset, lalu
diletakkan pada luka post op SC, setelah itu ditutup dengan kasa kering yang steril dan
diplester menggunakan Hepavix, jika lukanya tidak adanya pus maka pengobatannya dengan
menggunakan betadine dan Nacl dengan 1:10

Anda mungkin juga menyukai