Anda di halaman 1dari 59

Review Tugas Akhir

PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)


SEBAGAI DASAR ALAT PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN
METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA)
Referensi : Elanjanti Worldailmi - Universitas 11 Maret Surakarta

DISUSUN OLEH :

ARIFELLA PERMADI RACHMAN 14612086


MUH. ILHAM FIRMANSAH 14612077
WHENDY AGNES 14612052
SIGIT YUNANDA 14612048
M FATCHUR ROZI 13612142

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2016/2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

1|Page
PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)
SEBAGAI DASAR ALAT PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN
METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA)

Skripsi (resume)

ELANJATI WORLDAILMI
NIM I0307008

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

2|Page
Review ABSTRAK
Elanjati Worldailmi, NIM: I0307008.
PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) SEBAGAI DASAR ALAT
PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA).

Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas


Sebelas Maret, Maret 2012. Taman Pintar adalah instansi yang sedang dalam tahap
pertumbuhan pada siklus hidupnya. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis,
Taman Pintar perlu senantiasa meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui kinerjanya,
Taman Pintar memerlukan Key Performance Indicators (KPI). Penelitian ini bertujuan
merancang KPI Taman Pintar melalui metode Performance Prism. Tahap-tahap perancangan
KPI menggunakan metode Performance Prism adalah mengidentifikasi stakeholder
satisfaction dan stakeholder contribution serta strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar,
mengidentifikasi objective Taman Pintar, mengidentifikasi Performance Indicator (PI) Taman
Pintar, serta menentukan KPI Taman Pintar. Pada penelitian ini, penentuan KPI dilakukan
dengan pembobotan PI menggunakan pairwise comparison AHP (Analitycal Hierrarchy
Process). Dari hasil penelitian, objective Taman Pintar yang terbentuk sebanyak 14 buah
dengan PI sebanyak 19 buah yang kemudian dibobot untuk memperoleh KPI sebanyak 10
buah. Kata Kunci: stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, objective, PI, KPI.

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan


penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Kinerja diukur untuk mengetahui sejauh mana tujuan direalisasikan sehingga


manajemen bisa bertindak cepat untuk mengambil keputusan (Vanany, 2009). Manfaat
pengukuran kinerja dapat dirasakan secara jangka panjang karena lingkungan bisnis berubah
secara dinamis. Dengan mengetahui hasil pengukuran kinerja, simpul-simpul penyebab
rendahnya kinerja rendah dapat diketahui sehingga dapat segera diperbaiki, baik karena
kelambatan maupun penyimpangan. Ukuran kinerja tercermin dalam Key Performance
Indicators (KPI). Sebuah perusahaan jasa ekspedisi internasional, DHL, telah melakukan
pengukuran kinerja dan telah memiliki KPI (Key Performance Indicators) sehingga
perbaikan dan peningkatannya dapat difokuskan untuk hal-hal yang sangat penting dan
berpengaruh besar dalam waktu cepat (Vanany, 2009). Berbeda dengan DHL, kegagalan
pernah dialami perusahaan Quaker Oats, Disney, Sony, Compaq, GE Lighting, BMW, dan
lain-lain walaupun telah melakukan merger dan akuisisi karena perencanaan, aktivitas, dan
integrasi yang lemah dan tidak efektif (Neely dan Adams, 2000b). Dinamisnya lingkungan
bisnis dirasakan oleh Sony, sebuah produsen elektronik raksasa. Sony mengalami kerugian
selama empat tahun terakhir. Bahkan pada tahun 2011, Sony mengalami kerugian
operasional sebesar 1,2 miliar USD dan rugi bersih sekitar 2 miliar USD (Uniqtekno.com,
2012). Suatu perusahan dituntut untuk mengetahui KPI-nya agar tetap bertahan di
lingkungan bisnis yang dinamis dan senantiasa meningkatkan kinerjanya. Salah satu
perusahaan BLUD di Yogyakarta, Taman Pintar, merupakan instansi yang strategis karena
berhubungan dengan banyak stakeholder, seperti pemerintah, berbagai perusahaan swasta,
pengunjung, masyarakat, dan lain-lain. Dalam enterprise lifecycle, science park ini menurut
Damodaran (2001) berada dalam tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat, seperti peningkatan penjualan produk jasa, misalnya
penjualan tiket.
Pengunjung. Perkembangan yang terus-menerus perlu dilakukan di Taman
Pintar.Maka, Taman Pintar perlu memiliki suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa jauh
perkembangan yang telah dicapai dan dapat segera bertindak ketika ada suatu
penurunan.Taman Pintar dituntut untuk meningkatkan manajemen dan kinerjanya. Taman
Pintar harus mengetahui bagaimana kinerjanya sehingga perlu untuk mengetahui alat
pengukuran kinerja yang tercermin dari KPI dan menerapkan strategi yang tepat agar dapat
dengan cepat melakukan perbaikan jika terdapat hal yang menyimpang atau terhambat.
Karena berhubungan dengan banyak stakeholder, KPI Taman Pintar perlu memperhatikan
keinginan dan kebutuhan serta kontribusi stakeholder serta mempertimbangkan berbagai hal,
seperti strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar. Identifikasi strategi dilakukan utuk
memenuhi kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan stakeholder (Neely dkk., 2002).
Strategi adalah cara untuk mencapai objective. Jika strategi tercapai, objective pun dapat
tercapai sehingga pencapaian strategi merupakan alat ukur yang baik dalam penentuan
objective.
Namun, Taman Pintar belum memiliki KPI yang menjadi titik fokus pengukuran dan
perbaikan sehingga belum mengetahui prioritas utama yang dipentingkan dalam pengambilan
keputusan secara menyeluruh. Model-model pengukuran kerja telah banyak berkembang,
antara lain pyramid rasio keuangan, Performance Measurment Matrix (PMM), Pyramid

4|Page
SMART (Strategic Measurement and Reporting Technique), pengklasifikasikan ke dalam
tipe yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai dan tipe yang berhubungan dengan
usaha-usaha penentu pencapaian, Macro Process Model of the Organisation, Balance
Scorecard, Integrated Performance Measurement System (IPMS), dan Performance Prism
(Neely dan Kennerly, 2000 dalam Vanany, 2009). Dari model-model tersebut, terdapat tiga
model yang banyak digunakan, yaitu Balance Scorecard, IPMS, dan Performance Prism.
Namun, sistem pengukuran kinerja Performance Prism berupaya menyempurnakan model
model sebelumnya karena tidak hanya didasari oleh strategi, tetapi juga memperhatikan
kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses, dan kapabilitas perusahaan (Neely dan Adams,
2000a). Metode ini mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, seperti faktor-faktor
kepuasan stakeholder, termasuk didalamnya customer, employee, supplier, investor, regulator
dan community. Selain itu, Performance Prism tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga
aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (strategi, proses, dan kapabilitas) sehingga pengukuran
kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, perumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil perancangan Key Performance Indicators (KPI)
sebagai dasar alat pengukuran kinerja di Taman Pintar dengan menggunakan Performance
Prism.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan KPI sebagai dasar alat
pengukuran kinerja di Taman Pintar dengan menggunakan Metode Performance Prism, yang
melihat dari aspek finansial dan nonfinansial serta memperhatikan proses dan kapabilitas di
Taman Pintar. Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contributionserta strategi,
proses, dan kapabilitas Taman Pintar.
2. Mengidentifikasi objective Taman Pintar.
3. Mengidentifikasi PI (Performance Indicator) Taman Pintar.
4. Menentukan KPI (Key Performance Indicator) Taman Pintar.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah dapat membantu
pihak Taman Pintar untuk mengembangkan alat ukur kinerja berdasarkan indikator kinerja
yang diperoleh untuk melakukan pengukuran kinerja.

1.5 Batasan Masalah


Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian ini hanya
melakukan perancangan Key Performance Indicators (KPI) sebagai dasar alat pengukuran
kinerja saja.

5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori dasar yang diperlukan sebagai penunjang dan pedoman di
dalam melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan serta teori
tentang pengukuran kinerja, kuesioner, pengambilan sampel, Uji Cochran, uji validitas dan
uji reliabilitas, Analytical Hierrarchy Process (AHP), ukuran kinerja, dan penelitian
terdahulu.

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1 Profil Perusahaan


Taman Pintar sebagai science park merupakan institusi yang sangat strategis dalam
upaya ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya pada sains dan teknologi
serta bersifat pelayanan terhadap public (Taman Pintar, 2010). Sejak dioperasikan pada tahun
2007, Taman Pintar telah melakukan beberapa upaya sesuai Peraturan Walikota Yogyakarta
Nomor 28 Tahun 2007 yang telah diubah dengan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 37
Tahun 2009 tentang pedoman teknis Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Taman Pintar.
Taman Pintar didirikan dengan tujuan memberikan ruang publik untuk tempat berekspresi
dan apresiasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta memberikan
alternatif metode pembelajaran iptek kepada pengunjung dengan suasana yang
menyenangkan.Di sampingitu, penerapan zonasi juga memungkinkan Taman Pintar untuk
melakukan polapengelolaan keuangan secara efektif dan efisien (Taman Pintar, 2010). Zona-
zona tersebut adalah sebagai berikut:
1. Zona Playground
Zona ini merupakan zona penyambutan dan permainan serta ruang terbuka bagi
pengunjung. Dalam zona ini terdapat beragam permainan dengan muatan edukasi yang dapat
dimainkan oleh segala usia, terutama anak-anak. Beberapa jenis ragam permainan di
antaranya adalah rumah pohon, dinding berdendang, air menari, pipa berbisik, labyrinth,
tapak presiden dan gong perdamaian, parabola berbisik, mangkok berputar, dan sebagainya.
2. Gedung Memorabilia
Suatu zona yang didesain sedemikian rupa untuk memberikan catatansejarah bangsa
Indonesia bagi para pengunjung Taman Pintar. Dalam gedung ini terdapat beberapa zonayang
dibuat dengan mengedepankan tema tertentu, misalnya sejarah kepresidenan, tokoh dan
pahlawan pendidikan di Indonesia, serta sejarah Kasultanan Yogyakarta.
3. Gedung Oval
Di dalamnya terdapat beberapa alat peraga pendidikan yang dibagi menjadi beberapa
zona, yaitu zona fisika, zona biologi, zona kimia, zona teknologi modern, dan sebagainya.
Banyak alat peraga untuk memberikan informasi untuk belajar ilmu pengetahuan dan
teknologi. Di samping menyajikan alat-alat peraga pendidikan, dilakukan juga demo ataupun
atraksi eksperimental oleh pemandu.
4. Gedung Kotak
Seperti halnya dengan gedung oval, gedung ini tersedia beberapa wahana
pembelajaran dan ruang untuk kegiatan usaha.
5. Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tempat ini diperuntukkan anak usia dini usia antara 2 hingga 7 tahun. Gedung ini
berisi computer kids, petualang kecil, budaya dan religi, ruang pertunjukan dan ekspresi,
ruang konsultasi tumbuh kembang anak, alat transportasi, susun balok, puzzle, zona
kesehatan, perpustakaan anak, dan arena permainan lainnya.

6|Page
6. Kios Buku
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Kios Buku Taman Pintar dari
Dinas Perindagkoptan kepada Kantor Pengelolaan Taman Pintar Nomor
001/BA/SKPD/I/2010, tertanggal 5 Januari 2010, Kantor Pengelolaan Taman Pintar mulai
tanggal tersebut mengemban tugas baru, yaitu melakukan pelayanan operasional harian
pengelolaan kios buku.

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pengelolaan Taman Pintar

Sumber: Peraturan Daerah Kota Yogyakarta, 2008

2.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan


Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang realistis dan ingin diwujudkan
dalam kurun waktu tertentu dengan mengisyaratkan adanya misi dan tantangan. Dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, disebutkan
bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan (Taman Pintar, 2010). Visi Taman Pintar adalah sebagai wahana ekspresi,
apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan. Visi tersebut harus dapat
diukur untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Taman Pintar
sebagai institusi pengelolaan fasilitas publik yang strategis sebagai wahana ekspresi,
apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan dengan dukungan sumber daya
manusia yang professional (Taman Pintar, 2010).
Dalam rangka mencapai visi tersebut, misi yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu 2010-2014 adalah menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda terhadap
sains melalui imajinasi, percoban, dan permainan dalam rangka pengembangan sumber
manusia Indonesia yang berkualitas (Taman Pintar, 2010).Tujuan merupakan penjabaran visi
Taman Pintar yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi
pembangunan jangka menengah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai.
Tujuan Taman Pintar adalah sebagai berikut (Taman Pintar, 2010):
1. Menyediakan sarana pembelajaran sains bagi siswa yang mendukung kurikulum
pendidikan,

7|Page
2. Memotivasi anak dan generasi muda untuk mencintai sains,
3. Membantu guru dalam mengembangkan pengajaran bidang sains,
4. Memberi alternatif wisata sains.

2.2 Pengukuran Kinerja


Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja
perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan
(Simanjuntak, 2011). Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu
dukungan organisasi, kemampuan dan efektivitas manajemen, dan kinerja setiap orang yang
bekerja di perusahaan tersebut. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut (Simanjuntak, 2011). Manajemen
kinerja merupakan proses berkelanjutan berbentuk siklus, terdiri dari perencanaan,
pembinaan, dan evaluasi.Aktivitas mengukur kinerja merupakan satu tahap yang harus
dilakukan setelah berhasil menyelesaikan rancangan sistem pengukuran kinerja. Tahap
rancangan sistem pengukuran kinerja merupakan tahap yang menentukan baik-buruknya
pengukuran kinerja. Pada umumnya, tahap pengukuran kerja dapat dibagi menjadi lima
tahap, yaitu mendesain, mengukur, mengevaluasi hasil pengukuran,merencanakan, dan
mengevaluasi kembali sistem pengukuran kinerja (Vanany, 2009).
Mengukur kinerja organisasi didasarkan pada KPI yang relevan dan hasil mendesain
sistem pengukuran kinerjanya. Evaluasi kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan kinerja atau tidak.Sinclair dan Zairi (1995) dalam Vanany (2009)
mengidentifikasi beberapaalasan mengapa organisasi membutuhkan sistem pengukuran
kinerja dari beberapa pakar sistem pengukuran kinerjanya, antara lain:
1. Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi,
2. Mengendalikan perubahan,
3. Komunikasi,
4. Pengukuran dan peningkatan,
5. Pengukuran dan motivasi,
6. Alokasi sumber daya,
7. Fokus dalam jangka panjang.
Dalam Vanany (2009) disebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat
manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilankeputusan dan
akuntabilitas serta menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Empat elemen kunci system
pengukuran kinerja, yaitu:
1. Perencanaan dan penetapan tujuan,
2. Pengembangan ukuran yang relevan,
3. Pelaporan formal dan hasil,
4. Penggunaan informasi.
Kinerja yang dapat membantu organisasi untuk mengetahui karakteristik sistem
pengukuran kinerja terintegrasi (Vanany, 2009). Karakteristik tersebut antara lain:
1. Mampu menyediakan gambaran yang seimbang dari organisasi,
2. Mampu menggambarkan kondisi kinerja organisasi dengan ringkas,
3. Mampu menggambarkan kebutuhan organisasi secara multidimensional,
4. Mampu mengukur kinerja organisasi secarta luas atau komprehensif,
5. Mampu mengintegrasikan organisasi, baik secara fungsi-fungsinya
maupun secara hierarki.

8|Page
2.2.1 Metode-Metode Pengukuran Kinerja
Untuk merancang sistem pengukuran kinerja, organisasi membutuhkan metode yang
mampu memotret kinerja secara keseluruhan dari organisasi. Telah banyak metode sistem
pengukuran kinerja terintegrasi berhasil dibuat oleh para akademisi dan praktisi.beberapa
model-model pengukuran kinerja terintegrasi yang ada
1. Pada awal abad ke-20, Dupont menggunakan piramid rasio keuangan yang memiliki
struktur hierarki eksplisit untuk mengukur kinerja organisasi pada level yang berbeda-
beda.
2. Keegan, Eiler, dan Jones pada tahun 1989 mengajukan suatu metode pengukuran
kinerja yang dikenal dengan nama PMM (Performance Measurement Matrix) yang
merefleksikan kebutuhan akan pengukuran yang lebih seimbang ditinjau dari berbagai
dimensi. Adapun kategori-kategori yang diukur meliputi cost atau non-cost atau
eksternal.
3. Piramid SMART (Strategic Measurement dan Reporting Technique) yang
dikembangkan oleh Wang Laboratories juga mendukung dan memfokuskan
pengukuran kinerja secara internal dan eksternal yang diharapkan mampu
merefleksikan tujuan organisasi.
4. Fitzgerald (1991) melakukan pengukuran kinerja pada sebuah industri jasa dengan
metode yang mengklasifikasikan pengukuran ke dalam dua tipe dasar, yaitu yang
berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai, meliputi competitiveness dan financial
performance serta yang berhubungan dengan usaha-usaha yang menentukan
pencapaian hasil tersebut, meliputi kualitas, fleksibilitas, penggunaan sumber daya,
dan inovasi.
5. Brown (1986) mengembangkan suatu konsep pengukuran kinerja sebagai suatu
hubungan sebab akibat yang dikenal dengan nama Macro Process Model of the
Organization. Ia menggambarkan hubungan tersebut ke dalam 5 tahap, yaitu inputs,
processing system, outputs, outcomes, dan goal respectively. Model ini menjelaskan
bagaimana input suatu organisasi mempengaruhi sistem kinerja proses dan pada
akhirnya dapat mencapai tujuan akhir organisasi tersebut.
6. Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan suatu sistem pengukuran
kinerja yang dikenal dengan metode Balance Scorecard. Metode ini mengidentifikasi
dan mengintegrasikan kinerja ke dalam empatperspektif yang berbeda, yaitu financial,
customer, internal business process dan innovation, dan learning perspectives.
Keterkaitan antarobjektif dan ukuran kinerja dinyatakan dengan cause-dan-effect
relationship, dimana terjadi kulminasi kinerja pada financial perspective.
7. Integrated Performance Measurement System (IPMS) adalah model sistem
pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Bititci (1997) di Center for Strategic
Manufacturing (CSM) dari University of Strathclyde, Glasgow. IPMS membagi
perusahaan melalui empat level bisnis, yaitu bisnis, unit bisnis, proses bisnis, dan
aktivitas. Tujuan dari model IPMS agar sistem pengukuran kinerja lebih robust,
terintegasi, efektif, dan efisien. Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini
menjadikan keinginan stakeholder menjadi titik awal didalam melakukan perancangan
sistem pengukuran kinerjanya. Stakeholder tidak berarti hanya pemegang saham
(shareholder), melainkan beberapa pihak yang memiliki kepentingan atau
dipentingkan oleh organisasi seperti konsumen dan karyawan.
8. Performance Prism merupakan kolaborasi antara Adams dari Accenture dengan Neely
dari Cambridge University (2000). Metode ini tidak hanya didasari oleh strategi tetapi
juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, strategi, proses, dan
kapabilitas perusahaan.

9|Page
2.2.2 Metode Performance Prism
Model ini dibuat dengan mencoba melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap
metode-metode sebelumnya, yaitu Balance Scorecard dan Integrated Performance
Measurement System (IPMS). Diharapkan metode ini tidak hanya dapat digunakan pada
organisasi profit, tetapi juga organisasi nonprofit, seperti yayasan dan pendidikan tinggi.
Model Performance Prismmerupakan suatu model pengukuran kinerja yang berusaha
memadukan antara kerangka kerja pengukuran yang berorientasi strategi dengan metodologi
pengukuran yang memperhatikan kepentingan stakeholder. Pendekatan kerangka kerja
pengukuran dilakukan dengan mengidentifikasi strategi, proses, dan kapabilitas yang dimiliki
perusahaan. Sementara, pada pendekatan metodologi dilakukan dengan mengidentifikasi apa
yang menyebabkan stakeholder puas dan apa kontribusi stakeholder yang mempengaruhi
kepuasan stakeholder dan strategi, proses, dan kontribusi berjalan dengan baik. Clarkson
(1994) dalam artikelnya menjelaskan bahwa stakeholder adalah kelompok atau individu yang
dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi (Hipyan
Nopri, 2006). Clarkson membagi stakeholder menjadi dua, yaitu stakeholder primer dan
stakeholder sekunder.
1. Stakeholder primer adalah pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi tidak dapat bertahan. Contohnya adalah pemegang saham, investor,
pekerja, pelanggan, dan pemasok.
2. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai pihak yang mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu.
Shareholder adalah pemangku kepentingan utama karena menanamkan modalnya dalam
perusahaan dimana sekaligus juga menanggung risiko kehilangan modalnya (Daniri,
2009).Bila dilihat dari bangunan model Performance Prism, lima bidang sisinya
dijelaskansebagai berikut (Neely dkk, 2002):
1. Perspektif stakeholder satisfaction: siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja
keinginan dan kebutuhan mereka?Stakeholder yang dipertimbangkan disini meliputi
investor, pegawai, konsumen, pemasok, regulator, dan komunitas. Penting bagi
organisasi untuk melakukan hubungan dan komunikasi yang baik dengan
stakeholdersehingga meningkatkan kredibilitas. Selain itu, organisasi perlu
memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan stakeholder.
2. Perspektif strategi: strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan para stakeholder?Strategi sangat diperlukan untuk
mengukur kinerja organisasi karena dapat dijadikan sebagai acuan memonitor sudah
sejauh mana tujuan organisasi yang hendak dicapai telah terealisasi sehingga pihak
manajemen dapat mengambil langkah cepat dan langkah tepat dalam membuat
keputusan untuk menyempurnakan kinerja organisasi.
3. Perspektif proses: proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang
sudah ditetapkan? Beberapa proses bisnis inti yang dibutuhkan dalam melaksanakan
strategi diantaranya pengembangan produk dan jasa baru, pembangkit permintaan,
pemenuhan permintaan, dan perencanaan dan pengaturan perusahaan. Salah satu
alasan kegagalan dalam mengimplementasikan strategi adalah karena organisasi tidak
menyesuaikan antara proses dan strategi tersebut.
4. Perspektif kapabilitas: kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk
menjalankan proses yang ada?Kapabilitas atau kemampuan disini adalah kemampuan
yang dimiliki oleh organisasi, meliputi keahlian sumber daya, praktek-praktek bisnis,
pemanfaatan teknologi, serta infrastruktur fisik yang bersama-sama berkontribusi
menghasilkan komponen dari sebuah proses. Kemampuan diukur dengan

10 | P a g e
mengkomparasikan rencana internal, rencana operasi, benchmark ke pesaing, dan
industri rujukan/unggul. Perusahaan harus dapat memutuskan kemampuan apa yang
mampu menyediakan secara spesifik dan berkelanjutan guna meningkatkan daya
saing perusahaan dan dapat memelihara perusahaan secara normal. Pengukuran
kinerja dapat membantu organisasi dalam menempatkan proses dan kapabilitas
dengan benar, serta mendorong orang-orang dalam organisasi untuk mempertahankan
atau secara aktif memelihara proses dan kapabilitas tersebut.
5. Perspektif stakeholder contribution: kontribusi apa yang dibutuhkan dan diinginkan
dari para stakeholder untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki?Organisasi
harus mempertimbangkan hal apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan para
stakeholder. Organisasi dikatakan memiliki kinerja yang baik jika mampu
merealisasikan hal apa saja yang diinginkan para stakeholder yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi.
Salah satu keunggulan model Performance Prism dibandingkan dengan model IPMS
adalah mampu menerkaitkan kepuasan apa yang diinginkan stakeholder dengan seberapa
besar kontribusinya dapat direalisasikan untuk memenuhi kepuasan yang diinginkan. Jika
hanya memperhatikan kepuasan stakeholder akan menjebak perusahaan memenuhi keinginan
stakeholder saja dan sukar untuk direalisasikan karena tidak adanya kontribusi dari
stakeholder itu sendiri.
Kelebihan metode Performance Prism bila dibandingkan dengan metode Balance
Scorecard dan IPMS adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan Balance Scorecard , Performance Prism diawali dengan
melakukan pengidentifikasian terhadap kepuasan dan kontribusi yang dijadikan dasar
untuk membangun strategi perusahaan. Selain itu, Performance Prism
mengidentifikasi stakeholder dari pihak yang berkepentingan, sedangkan Balance
Scorecard mengidentifikasi stakeholder dari sisi konsumen saja.
2. Dibandingkan dengan IPMS , KPI Performance Prism yang diidentifikasi terdiri dari
KPI strategi, KPI proses, dan KPI kapabilitas yang merupakan hasil dari identifikasi
terhadap kebutuhan stakeholder serta tujuan perusahaan. IPMS langsung
mengidentifikasistakeholder KPI berdasarkan kebutuhan stakeholder serta tujuan
perusahaan tanpa memandangan mana yang merupakan strategi, proses, dan
kapabilitas.

2.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika mengetahui
dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Kuesioner
berupa daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan sebelumnya untuk responden. Metode
kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah
atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi, 1999).Menurut Narbuko dan Achmadi
(1999), desain kuesioner dapat dibedakan menurut beberapa hal, yaitu:
1. Menurut prosedurnya
1. Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan dan dijawab oleh responden,
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada seseorang untuk
mencari informasi (keterangan) tentang orang lain.
2. Menurut jenis penyusun itemnya
a. Kuesioner tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden
dengan mengisi format titik pada tiap pertanyaan, kuesioner tipe isian menurut
bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi
Kuesioner terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang
dipertanyakan

11 | P a g e
Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang responden tidak bebas menjawabnya.
b. Kuesioner tipe pilihan, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden
dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia (antara
2-5 pertanyaan).

2.3.2 Skala Pengukuran


Skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu, terkait
variabel minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala dasar, yaitu nominal, ordinal, interval,
dan rasio, dimana tingkat kerumitan meningkat secara progresif dari skala nominal ke rasio.

1. Skala nominal adalah skala yang memungkinkan untuk menempatkan subjek pada kategori
atau kelompok tertentu. Contoh: Jenis kelamin: 1 : Laki-laki 2 : Perempuan

2. Skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukan perbedaan


di antara berbagai kategori, tapi juga mengurutkannya dalam beberapa cara, salah satunya
dalam urutan kepentingan.
Contoh:
Atribut Kepuasan Urutan Kepentingan
a. Kualitas produk ______
b. Harga yang murah ______

3. Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data
yang dikumpulkan dari responden.
Contoh: Angka 1 = Sangat tidak puas 2 = Tidak puas 3 = Cukup puas 4 = Puas 5 = Sangat
puas

4. Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval,
yaitu skala rasio memiliki titik nol absolut, yang merupakan titik pengukuran yang berarti.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2007). Beberapa
contoh skala adalah sebagai berikut:
Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial atau variabel
penelitian.
Skala Guttman
Skala pengukuran ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak,
benar-salah, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau
rasio dikotomi (dua alternatif). Penelitian yang menggunakan Skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
Rating Scale
Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
digunakan untuk menentukan sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif
terletak di bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
Semantic Deferential

12 | P a g e
Responden yang menjawab senang atau tidak senang, setuju atau tidak
setuju, pernah atau tidak pernah merupakan data kualitatif. Dalam skala model
rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang
telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lain.

2.4 Pengambilan Sampel


Menurut Sutrisno, dalam Narbuko dan Achmadi (1999), sampel adalah sebagian
individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Agar lebih objektif, istilah
individu diubah dengan istilah subjek atau objek Menurut Sekaran (2000), sampel yang valid
ditentukan oleh dua pertimbangan, yaitu:
1. Akurasi atau ketepatan
Akurasi atau ketepatan merupakan tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan)
dalam sampel. Makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,makin
akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya kekeliruan adalah populasi.
2. Presisi atau ketelitian
Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi
dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. Presisi
diukur oleh simpangan baku (error standard). Makin kecil perbedaan di antara
simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari
populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya.

2.4.1 Populasi dan Sampel


Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian
peneliti (Kountur, 2004). Pengambilan sampel (sampling) menurut Sekaran (2000) adalah
proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi sehingga penelitian terhadap
sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat peneliti dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi.
1. Hemat biaya
2. Hasil yang diperoleh lebih akurat/tepat
3. Hemat waktu

2.4.2 Penentuan Metode Sampling


Menurut Kountur (2004) terdapat dua teknik dalam proses pemilihan sampel (sampling),
yaitu random sampling dan non-random sampling.
1. Random Sampling/Probability Sampling
Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), random sampling/probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Yang termasuk ke dalam teknik random sampling atau probability
sampling yaitu:
a. Simple Random Sampling
Tiap elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk
terpilih sebagai subjek.
b. Stratified Random Sampling

13 | P a g e
Pengambilan sampel ini melibatkan proses stratifikasi yang diikuti dengan
pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi terlebih dahulu dibagi ke dalam
kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat, dan berarti dalam konteks studi.
c. Cluster Sampling
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di
mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen, maka
dalam sampel ini, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya
berbeda-beda atau heterogen (Sekaran, 2000).

2. Nonrandom Sampling Atau Nonprobability Sampling


Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), nonrandom sampling atau nonprobability
sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi
kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa teknik sampling yang termasuk
dalam golongan ini antara lain:
a. Convenience Sampling
Sampel ini merupakan desain yang nyaris tidak bisa diandalkan, tetapi
biasanya paling murah dan paling cepat dilakukan. Dalam memilih sampel,
peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut.
b. Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan
tertentu. Ada dua jenis sampel bertujuan yaitu judgement dan quota sampling.
o Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah
pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Judgement
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel
karena mereka mempunyai information rich.
o Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan
secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara
kebetulan saja. Teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
c. Snowball Sampling atau Sampel Bola Salju
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya
bisa dijadikan sampel.

2.4.3 Penentuan Jumlah Sampel


Menurut Sekaran (2000) sekurang-kurangnya ada empat hal yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan ukuran sampel, antara lain:
1. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik populasi yang
diteliti,
2. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan ,
3. Tingkat variabilitas populasi yang diteliti,
4. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel.
Sekaran (2000) juga mengusulkan aturan dalam penentuan jumlah sampel, yaitu:
1. Ukuran sampel lebih dari tiga puluh dan kurang dari lima ratus adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian

14 | P a g e
2. Bila sampel dipecah ke dalam subsampel, ukuran sampel minimum tiga puluh untuk
tiap kategori adalah tepat.
3. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel
sebaiknya beberapa kali (lebih disukai sepuluh kali atau lebih) lebih besar dari jumlah
variabel yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat,
ukuran sampel bisa antara sepuluh sampai dengan dua puluh elemen.

Berikut adalah rumus untuk mengetahui jumlah sampel baik maupu mengetahui jumlah
populasi (Wibisono, 2002). Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin, yaitu :

dimana,
n : ukuran sampel
e : nilai kritis/batas kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
populasi
N : ukuran populasi
: taraf signifikansi
Namun, apabila jumlah populasi tidak diketahui, dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:

2.4.4 Ketelitian dan Keyakinan


Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan dapat menggeneralisasikan temuan dari
sampel untuk populasi yang diteliti (Sekaran, 2000). Statistik sampel harus menjadi taksiran
yang dapat diandalkan dan mencerminkan parameter sedekat mungkin dalam margin
kesalahan yang tipis. Tidak ada statistik sampel (X) yang tepat sama dengan parameter
populasi (). Alasan mendasar pengambilan sampel adalah untuk meningkatkan probabilitas
bahwa statistik sampel akan sedekat mungkin dengan parameter populasi. Meskipun taksiran
X mungkin tidak secara akurat mewakili rata-rata populasi, suatu taksiran interval bisa
dibuat di mana akan berada, dengan probabilitas tertentu, yaitu pada tingkat keyakinan
tertentu.
1. Ketelitian (Precision)
Ketelitian mengacu ke seberapa dekat taksiran kita dengan karakteristik populasi yang
sebenarnya. Ketelitian merupakan fungsi dari kisaran variabilitas dalam distribusi
pengambilan sampel berbeda dari suatu populasi dan mengambil rata-rata dari masing-
masing sampel. Semakin kecil dispersi atau variabilitas ini, semakin besar probabilitas bahwa
rata-rata sampel akan lebih dekat dengan rata-rata populasi. Untuk menaksir variabilitas,tidak
perlu dilakukan pengambilanbeberapa sampel berbeda. Variabilitas ini disebut kesalahan
standar (standard error), disimbolkan dengan S x Kesalahan standar dihitung dengan rumus
berikut :

Dimana:

15 | P a g e
S adalah standar deviasi sampel
n adalah ukuran sampel
Sx menunjukkan kesalahan standar atau tingkat ketelitian sampel.
Semakin kecil variasi populasi, semakin kecil kesalahan standar, yang berarti bahwa
ukuran sampel tidak perlu besar. Maka, variabilitas yang rendahdalam populasi memerlukan
ukuran sampel yang lebih kecil. Semakin dekat menginginkan hasil sampel yang dapat
mewakili karakteristik populasi, semakin tinggi ketelitian yang diperlukan.
2. Keyakinan (Confidence)
Keyakinan menunjukkkan seberapa yakin bahwa taksiran benar-benar berlaku bagi populasi.
Keyakinan mencerminkan tingkat keyakinan yang dapat menyatakan taksiran terhadap
parameter populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari 0-100%. Keyakinan 95%
adalah tingkat lazim diterima untuk kebanyakan penelitian bisnis.

2.5 Uji Cochran


Uji Cochran adalah alat analisis yang sah untuk menentukan mana sumber asosiasi
yang valid (Simamora, 2011). Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih
dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakuan hanya dinyatakan dalam dua nilai,
yaitu 0 dan 1 (Sugiyono, 2003). Oleh karena itu, Uji Cochran dilakukan pada penelitian untuk
uji sampel yang memiliki data berskala nominal (kategori).Menurut Simamora (2011),
prosedur Uji Cochran adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis yang mau diuji


a. H0 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang sama
b. H1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang berbeda
2. Penentuan Qtabel dengan rumus sebagai berikut: Dengan = 0,05, derajat kebebasan (dk)=
k-1, maka diperoleh Qtab (0,05;df).
3. Kriteria pengujian
a. Tolak H0 dan terima H1 jika Qhitung > Qtabel
b. Terima H0 dan tolak H1 jika Qhitung < Qtabel
4. Menentukan nilai Qhitung dengan rumus sebagai berikut

Keterangan:
K = jumlah variabel
Ci = banyaknya sukses tiap baris (1)
Li = banyaknya sukses tiap kolom (1)
5. Kesimpulan
a. Jika tolak H0 berarti proporsi jawaban Ya masih berbeda pada semua atribut.
Artinya, belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut.
b. Jika terima H0 berarti proporsi jawaban Ya pada semua atribut dianggap sama.
Dengan demikian, semua responded dianggap sepakat mengenai semua atribut
sebagai faktor yang dipertimbangkan.

2.6 Uji Validitas


Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2007). Terdapat dua
macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal
berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Validitas
eksternal berkenaan dengan derajat akurasi, apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan

16 | P a g e
atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.Uji validitas digunakan untuk
mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya. Suatu tes atau
instrumen ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi alat ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut.
Cara yang digunakan adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada
setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu
variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment :

dimana,
r : koefisien korelasi item dengan total pertanyaan
N : jumlah responden
X : skor pertanyaan
Y : total sampel
Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r product
moment. Jika nilai r hitung > r tabel, maka data dianggap valid. Pernyataan-pernyataan
tersebut dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek yang
sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid, kemungkinan
pernyataan tersebut kurang baik susunan katanyaatau kalimatnya karena kalimat yang kurang
baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

2.7 Uji Reliabilitas


Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan
(Sugiyono, 2007). Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Pengukuran
yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Sehingga
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Dapat
juga berartiatribut-atribut kuesioner tersebut dinyatakan pada responden yang berlainan,
maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden. Dengan
kata lain, reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala
yang sama (Wijaya, 2011).
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode
cronbachs alpha. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu
instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada
taraf kepercayaan tertentu. Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung
koefisiencronbachs alpha. Rumus untuk menghitung koefisien cronbachs alpha adalah
dengan persamaan :

dimana,
n : jumlah variabel atau atribut
vi : varians variabel atau atribut
vt : varians nilai total

17 | P a g e
Tingkat reliabilitas dengan metode cronbachs alpha diukur berdasarkan skala alpha 0
sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan jarak
yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut:
Tabel 2.3 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 0,20 Kurang Reliabel
0,20 0,40 Agak Reliabel
0,40 0,60 Cukup Reliabel
0,60 0,80 Reliabel
0,80 1,00 Sangat Reliabel

2.8 Analytical Hierarchy Process (AHP)


Metode AHP digunakan untuk mendapatkan bobot kinerja berdasarkan bagaimana
preferensi dari pengambilan keputusan terhadap kepentingan dari masing-masing perspektif
(Vanany, 2009). AHP memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah multiobjektif dan
multikriteria didasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen hierarki sehingga
menjadi model pengambilan keputusan yang komprehensif. Prinsip-prinsip dasar metode
AHP adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan hierarki
2. Penentuan prioritas
3. Konsistensi logis
Prosedur dalam metode AHP dapat dikelompokkan dalam lima langkah, yaitu:
1. Pembentukan hierarki
2. Perbandingan berpasangan (pair-wise comparison)
3. Pengecekan konsistensi
4. Evaluasi dari seluruh pembobotan
5. Pengelompokan keputusan dan penilaian
Perbandingan berpasangan memiliki skala relatif sebagai berikut:
a. 1 : Kedua elemen sama penting
b. 3 : Satu elemen sedikit lebih penting daripada elemen yang lain
c. 5 : Satu elemen sesungguhnya lebih penting dari elemen yang lain
d. 7 : Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lain
e. 9 : Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lain
f. 2,4,6,8 : Nilai tengah antara dua penilaian yang berdampingan
g. Kebalikan dari tingkat kepentingan di atas bila elemen ke-ij pada
faktor mendapat nilai x, maka elemen ke-ji mendapat nilai 1/xPengukuran konsistensi
AHP dilakukan dengan tahap mengukur konsistensi setiap matriks perbandingan. Pengukuran
ini didasarkan pada eigenvalue maksimum (max).

Geometric Mean aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n..(2.7)


Consistency Index (CI) = (max-n) / (n-1)...(2.8)

Makin dekat eigenvalue dengan besarnya matriks, makin konsisten matriks tersebut.
Consistency Ratio (CR) = CI/RI..(2.9)
Keterangan:
max : eigenvalue maksimum
n : ukuran matriks.
RI : random indeks yang diperoleh dari tabel pada lampiran.

18 | P a g e
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku.
Namun, menurut beberapa eksperimen dan pengalaman, inkonsistensi sebesar 10% ke bawah
adalah tingkat konsistensi yang masih bisa diterima(Vanany, 2009). Menurut Saaty (1996),
dianggap konsisten apabila nilai rasio konsistensi < 0,1.

2.9 Ukuran Kinerja


Ukuran kinerja adalah indikator yang digunakan oleh manajemen untuk mengukur,
membuat laporan, dan mengelola kinerja (Parmenter, 2010). Terdapat tiga tipe ukuran kinerja
yaitu sebagai berikut :
1. Key Result Indicators (KRI) yang menggambarkan bagaimana keberhasilan
perusahaan secara perspektif.
2. Performance Indicators (PI) yang menjelaskan apa yang harus dilakukan perusahaan.
3. Key Performance Indicators (KPI) yang menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja secara dramatis.
KPI adalah indikator yang mempresentasikan kinerja dari proses yang dilaksanakan. KPI
dapat digunakan untuk memprediksi peluang kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses
yang dilaksanakan organisasi. Parmenter (2010) menyampaikan bahwa terdapat tujuh
karakteristik KPI, yaitu:
1. Ukuran nonfinansial (tidak dinyatakan dalam dolar, yen, pound, euro, dan
sebagainya).
2. Ukuran kekerapan (misalnya, harian atau 24 jam/7 hari).
3. Ditindaklanjuti oleh CEO atau tim manajemen senior.
4. Semua staf harus memahami pengukuran dan tindakan koreksi.
5. Baik individu maupun tim ikut bertanggung jawab.
6. Berpengaruh signifikan (misalnya: berpengaruh hampir pada inti semua factor kunci
keberhasilan).
7. Berpengaruh positif (misalnya: mempengaruhi ukuran kinerja yang lain secara
positif).
Kaplan dan Norton merekomendasikan agar tidak memakai lebih dari 20 parameter dalam
KPI (Parmenter, 2010). Hope dan Fraser (2003) dalam Parmenter (2010) menyarankan
penggunaan parameter kurang dari 10. Menurut Parmenter (2010), aturan 10/80/10 (10 KRI,
hingga 80 PI, dan 10 KPI) adalah panduan yang baik bagi organisasi. Ukuran kinerja yang
lebih dari itu sangat jarang dan bahkan lebih sedikit dalam beberapa kasus.

2.10 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya diperlukan untuk mendasari
penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Penelitian-penelitian sejenis
No Judul Penelitian Penulis Deskripsi Penelitian
1 Perancangan Pandu Penelitian ini bertujuan untuk
Sistem Febriarso mengidentifikasi kepuasan dan kontribusi
Pengukuran para stakeholder untuk menentukan
Kinerja dengan indikator kinerja dari kriteria strategi,
Metode proses dan kapabilitas Hotel Arini. Sistem
Performance pengukuran kinerja memuat 38 KPI yang
Prism (Studi meliputi 8 KPI konsumen, 6 KPI untuk
Kasus: Hotel employee, 6 KPI investor,6 KPI supplier, 6
Arini) KPI pemerintah dan 6 KPI untuk
masyarakat

19 | P a g e
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan urutan langkah dalam melakukan perancangan Key Performance
Indicator (KPI) di Taman Pintar Yogyakarta serta cara pengumpulan dan pengolahan data
untuk masing-masing tahap tersebut.

3.1 Diagram Alir Penelitian


Diagram alir penelitian tentang perancangan pengukuran kinerja di Taman Pintar
Yogyakarta ditunjukkan gambar berikut

20 | P a g e
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

3.2 Penjelasan Diagram Alir Penelitian


Diagram alir penelitian mengenai perancangan pengukuran kinerja di Taman Pintar
Yogyakarta dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Studi Literatur dan Observasi Pendahuluan


Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan teori, ilmu, data, atau informasi
sebanyak mungkin yang berhubungan dengan pengukuran kinerja di menggunakan metode
Performance Prism. Sementara, observasi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui
permasalahan atau kondisi sebenarnya di tempat penelitian, yaitu Taman Pintar Yogyakarta
dengan cara mengamati situasi dan kondisi yang terjadi di perusahaan saat ini serta
mempelajari profil perusahaan.

3.2.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian


Identifikasi terhadap permasalahan yang terdapat di Taman Pintar dirumuskan untuk
mencari penyebab timbulnya masalah agar masalah yang dibahas dapat lebih terfokus
sehingga memudahkan dalam penelitian dan tidak terjadi penyimpangan. Kemudian tujuan
penelitian ditetapkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi. Tujuan penelitian
berguna untuk mengukur target yang ditetapkan telah tercapai.

3.2.3 Identifikasi Stakeholder


Tahap identifikasi stakeholder bertujuan untuk mengetahui siapa saja stakeholder di
Taman Pintar Yogyakarta. Stakeholder merupakan pihak yang berkepentingan atau
berkontribusi terhadap kinerja Taman Pintar Yogyakarta. Identifikasi ini dilakukan melalui
wawancara dengan pihak Pengelola Taman Pintar karena pengelola mengetahui siapa saja
yang berhubungan dengan Taman Pintar Yogyakarta. Pengelola Taman Pintar juga dapat
menentukan pihak mana yang paling berkepentingan di Taman Pintar. Stakeholder yang telah
diidentifikasi kemudian dikelompokkan, apakah merupakan stakeholder primer atau
stakeholder sekunder. KPI yang baik adalah KPI yang melingkupi semua stakeholder atau

21 | P a g e
setidaknya stakeholder primer karena stakeholder primermerupakan stakeholder yang dimana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi/perusahaan tidak dapat bertahan

3.2.4 Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Identifikasi stakeholder satisfaction dilakukan untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan stakeholder. Pada tahap ini, dilakukan penyebaran kuesioner bagi stakeholder
yang telah ditentukan di tahap sebelumnya. Kuesioner merupakan salah satu alat komunikasi
dengan pihak stakeholder. Langkah-langkah identifikasi stakeholder satisfaction adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan atribut awal
Atribut awal diperoleh dari penelitian terdahulu yang sesuai dan dapat digunakan.
2. Penyebaran kuesioner awal
Kuesioner awal disebar di setiap stakeholder secara accidental sampling.
3. Pengolahan kuesioner awal
Hasil penyebaran kuesioner awal direkap dan diolah menggunakan Uji Cochran.
4. Penyebaran kuesioner utama
Atribut yang masih bertahan setelah Uji Cochran digunakan sebagai atribut kuesioner
utama. Kuesioner utama disebar di setiap stakeholder dengan jumlah responden
tertentu yang sesuai dengan kondisi respopnden.
5. Pengolahan kuesioner utama
Hasil penyebaran kuesioner utama direkap dan diolah menggunakan uji validitas dan
uji reliabilitas.
6. Penentuan stakeholder satisfaction
Atribut yang masih bertahan setelah uji validitas dan uji reliabilitas digunakan sebagai
stakeholder satisfaction.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Semua atribut memiliki proporsi kepentingan sama
H1 : Terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan berbeda
Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner lagi untuk kuesioner utama menggunakan
atribut tersebut. Penentuan jumlah sampling yang memungkinkan adalah sebagai berikut:
1. Seluruh populasi jika jumlah populasi sedikit
2. Perhitungan dengan rumus jika jumlah populasi dapat diketahui
3. Perhitungan dengan rumus jika jumlah populasi tidak dapat diketahui (sangat banyak)
n = z 2 /2/4e2(2.2)

Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi
Hasil jawaban para stakeholder kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya.

3.2.5 Identifikasi Stakeholder Contribution


Tahap identifikasi stakeholder contribution dilakukan dengan caraobservasi dan
wawancara dengan pihak Pengelola Taman Pintar karena pihak pengelola mengetahui
kontribusi yang diberikan oleh para stakeholder kepada perusahaan.

3.2.6 Identifikasi Tujuan (Objective) Perusahaan


Tahap ini merupakan tahap penetapan tujuan (objective) untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan masing-masing stakeholder (stakeholder satisfaction)dengan melihat

22 | P a g e
stakeholder contribution. Penetapan tujuan ini dilakukan dengan mengelompokkan
stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang sama ke dalam tujuan bisnis
(objective) yang hendak dicapai. Setiap objective yang teridentifikasi kemudian divalidasi
dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar melalui wawancara. Objective
tersebut kemudian disaring dengan strategi, proses, atau kapabilitas yang diidentifikasi pada
tahap selanjutnya. Jika objective tersebut tidak memiliki strategi, proses, atau kapabilitas,
objective tersebut dihapus karena berarti tidak dapat diterapkan.

3.2.7 Identifikasi Strategi Perusahaan


Langkah selanjutnya adalah identifikasi strategi untuk mengetahui strategi yang
dilakukan perusahaan untuk memenuhi stakeholder satisfaction dengan mempertimbangkan
stakeholder contribution. Strategi merupakan teori tentang bagaimana mencapai sasaran
perusahaan dan turut menentukan keberhasilan jangka panjang.

3.2.8 Identifikasi Proses Perusahaan


Identifikasi proses bertujuan untuk mengetahui proses-proses apa saja yang
dibutuhkan untuk meraih strategi yang telah ditetapkan. Identifikasi proses dilakukan melalui
observasi langsung serta validasi dan konfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar
Yogyakarta.

3.2.9 Identifikasi Kapabilitas Perusahaan


Identifikasi kapabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan apa saja
yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjalankan proses yang ada. Identifikasi ini dilakukan
melalui observasi langsung serta validasi dan konfirmasi dengan pihak Pengelola Taman
Pintar Yogyakarta.

3.2.10 Identifikasi Performance Indicators (PI) Perusahaan


Identifikasi Performance Indicators atau PI diperoleh berdasarkan objective, strategi,
proses, dan kapabilitas yang telah ditentukan. Objective yang didukung oleh strategi-strategi
perusahaan kemudian digunakan sebagai pedoman untuk menyusun PI.

3.2.11 Pembobotan PI
Pembobotan terhadap PI dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap
kriteria terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Besar atau kecilnya pengaruh dilihat
dari besar kecilnya bobot. Semakin besar bobot, pengaruh kriteria terhadap kinerja pun besar.
Penilaian pembobotan berdasarkan penilaian dari stakeholder atau orang-orang yang terlibat
di semua proses dalam perusahaan. Pembobotan menggunakan pairwise comparison dari
Analitycal Hierrarchy Process (AHP). Langkah-langkah untuk memperoleh bobot PI adalah
sebagai berikut:
1. Penyebaran kuesioner pembobotan kepada pihak manajemen (Pengelola Taman Pintar)
2. Rekapitulasi hasil kuesioner
3. Normalisasi hasil rekapitulasi pembobotanNormalisasi dilakukan dengan membagi nilai
dengan jumlah kolomnya.
4. Perhitungan max setiap hasil kuesionerPenentuan eigenvalue maksimal (max ) diperoleh
dari jumlah perkalian eigenvalue PI ke-n dengan jumlah PI ke-n.
5. Perhitungan Consistensy Index (CI) setiap hasil kuesioner
CI diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CI = (max n) / (n-1)..(2.8)
6. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) setiap hasil kuesioner

23 | P a g e
CR diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CR = CI/ RI.(2.9) Dimana RI
merupakan random index (ada pada lampiran).
7. Menyeleksi pembobotan yang dapat digunakan Pembobotan yang dapat digunakan di tahap
selanjutnya adalah pembobotan setiap hasil kuesioner yang memiliki CR kurang dari 0,1
karena penilaian tingkat kepentingan menurut Saaty (1996) dianggap konsisten apabila nilai
rasio konsistensi < 0,1.
8. Perhitungan Geometric Mean (GM) seluruh kuesioner yang dapat digunakanPerhitungan
GM dilakukan untuk memperoleh CR keseluruhan. Rumus perhitungan GM adalah sebagai
berikut:
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n(2.7)
9. Perhitungan max seluruh kuesioner yang dapat digunakan
10. Perhitungan Consistensy Index (CI) seluruh kuesioner yang dapat digunakan
11. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) seluruh kuesioner yang dapat digunakan

3.2.12 Penentuan Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan


PI menjelaskan apa yang harus dilakukan, sedangkan Key Performance Indicators
(KPI) menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja secara dramatis.
Kaplan dan Norton merekomendasikan agar tidak memakai lebih dari 20 parameter dalam
KPI, sedangkan Hope dan Fraser menyarankan penggunaan KPI kurang dari 10 (Parmenter,
2010). Sementara, Parmenter sendiri merekomendasikan aturan 10/80/10, yaitu 10 KRI (Key
Performance Result), 80 PI, dan 10 KPI sebagai panduan yang baik bagi suatu organisasi.
Parameter dalam KPI ditentukan dari pembobotan PI yang telah dilakukan sebelumnya. Jika
besar bobot antar-PI tidak berselisih besar, PI yang diambil sebagai KPI adalah 10 PI dengan
bobot tertinggi. Namun, jika besar bobot antar PI terdapat selisih yang besar, PI yang diambil
dapat kurang dari 10.

3.2.13 Tahap Analisis dan Intepretasi Hasil


Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan intepretasi hasil, dimana hasil pengolahan
data diulas serta dilakukan analisis terhadap perancangan pengukuran kinerja perusahaan.

3.2.14 Tahap Kesimpulan & Saran


Setelah diperoleh pemecahan masalah, langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data mengenai perancangan pengukuran kinerja di
Taman Pintar Yogyakarta menggunakan metode Performance Prismsesuai dengan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan di awal. Langkah ini jugamemberikan saran kepada pihak
perusahaan atau masyarakat terkait penelitian yang telah dilakukan.

24 | P a g e
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data perusahaan serta pengolahan data sesuai metodologi
untuk mengetahui bagaimana hasil perancangan Key Performance Indicators (KPI) sebagai
sebagai dasar alat pengukuran kinerja di Taman Pintar Yogyakarta menggunakan metode
Performance Prism. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dijelaskan subbab-subbab
berikut.

4.1 Pengumpulan Data Perusahaan


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain jumlah masing-masing komponen
employee dan penyewa tempat. Data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data employee, yang terdiri dari
a. Jumlah karyawan dan bagian-bagiannya
Seksi Peralatan Peraga : 13 orang
Seksi Humas dan Pemasaran : 9 orang
Seksi Program : 7 orang
Sub Bagian Tata Usaha : 30 orang
b. Jumlah pemandu : 71 orang
c. Jumlah satpam : 45 orang
d. Jumlah cleaning service : 35 orang
e. Jumlah tukang kebun : 4 orang
2. Jumlah penyewa food court : 11 tenant
3. Jumlah penyewa area book center Taman Pintar : 124 tenant

4.2 Identifikasi Stakeholder


Identifikasi stakeholder dilakukan dengan wawancara dengan pihak manajemen
Taman Pintar Yogyakarta. Adapun stakeholder tersebut antara lain:
1. Shareholder
Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai shareholder adalah Walikota Yogyakarta karena
adanya Taman Pintar merupakan hasil ide kreatif Walikota Yogyakarta.
2. Employee
Tenaga kerja di Taman Pintar terdiri dari seluruh karyawan dan tim Pengelola Taman Pintar
Yogyakarta, pemandu, satpam, serta cleaning service dan tukang kebun.
3. Supplier
Supplier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak sponsor contentatau pihak yang
bekerja sama dengan Taman Pintar.
4. Customer
Customer di Taman Pintar dapat berupa pengunjung maupun pihak yang menyewa tempat di
taman Pintar. Sementara penyewa tempat dapat berupa pedagang kuliner, pedagang buku,
pedagang lain, atau sewa untuk acara tertentu (secara insidental).
5. Regulator
Regulator merupakan lembaga pembuat kebijakan yang mempengaruhi suatu organisasi
secara langsung dan terus-menerus. Untuk itu, yang berperan sebagai regulator disini
merupakan lembaga yang mempengaruhi Taman Pintar lain secara formal atau prosedural,
yaitu
a. inspektorat,
b. P3ADK (Perekonomian, Pengembangan Pendapatan Asli Daerah dan Kerjasama),
c. DPDPK (Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan),
d. Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah),

25 | P a g e
e. Dinas Perizinan,
f. Bagian Hukum Pemkot, dan
g. DBGAD (Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah).
6. Community
Community di Taman Pintar terdiri dari masyarakat sekitar Taman Pintar Yogyakarta, seperti
tukang becak, tukang parkir, pedagang sekitar Taman Pintar, penduduk setempat, dan lain-
lain. Berdasarkan penggolongan stakeholder ke dalam dua kelompok, yaitu stakeholder
primer dan sekunder, stakeholder di Taman Pintar dapat digolongkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penggolongan Stakeholder

Shareholder, employee, supplier, customer, dan regulator tergolong stakeholder


primer karena keberlangsungan dan kelancaran Taman Pintar dipengaruhi oleh stakeholder
tersebut. Sementara, community tergolong stakeholder sekunder karena tidak terlibat dalam
transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.

4.3 Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Identifikasi stakeholder satisfaction dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada
masing-masing stakeholder. Terdapat dua kali kuesioner untuk mengetahui stakeholder
satisfaction, yaitu kuesioner awal dan utama.

4.3.1 Kuesioner Awal


Dalam penelitian pendahuluan yang dilakukan, hal pertama adalah
menentukan atribut awal yang diperoleh dari penelitian terdahulu, yaitu berasal
dari skripsi, tesis, dan jurnal tentang performance prism yang dapat digunakan
dalam penelitian ini.

1. Atribut Kuesioner Awal


Atribut awal diperoleh dari penelitian terdahulu. Atribut yang digunakan untuk
kuesioner pendahuluan adalah sebagai berikut:

26 | P a g e
Tabel 4.2 Atribut Kuisioner Awal
No Atribut Sumber
Shareholder 1 Pelaporan jelas, transparan, C
lengkap, dan kontinyu
2 Taman Pintar lebih dikenal publik B
secara luas
3 Keuntungan Taman Pintar A,B
meningkat
4 Kontrol perkembangan mudah A
5 Penggunaan biaya yang efektif dan A
efisien
6 Karyawan berkualitas dan A.D
berprestasi dengan hasil
yang optimal
7 Peningkatan jumlah pelanggan D
8 Karyawan disiplin, memiliki loyalitas D
tinggi, dan
bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya
Employee 1 Kesempatan karir yang baik A,C
2 Adanya jaminan keamanan dan C
keselamatan
3 Adanya jaminan kesehatan A
4 Kondisi kerja yang nyaman A,D
5 Adanya reward bagi karyawan A,B,C,D
6 Adanya respon terhadap saran, C,D
masukan, dan pendapat
dari karyawan
7 Jaminan kesejahteraan sosial, C
termasuk pula THR
8 . Perlengkapan kerja yang memadai C
9 Fasilitas kantor yang memadai C,D
10 Adanya training kerja untuk B,D
meningkatkan kecakapan
Kerja
11 Sistem komputerisasi yang C
memadai dan ter-update
12 Target yang ditetapkan dapat C,E
tercapai
13 Adanya peningkatan pendapatan E
Taman Pintar secara
Kontinyu
14 Adanya SDM yang produktif dan E
loyal yang tinggi
15 . Adanya tindak lanjut terhadap E
penyimpangan kerja

27 | P a g e
Tabel 4.3 Atribut Kuisioner Awal (lanjutan)
No Atribut Sumber
Supplier 1 Tidak ada keluhan terhadap wahana pembelajaran C
yang telah disediakan
2 Kelangsungan kerja sama yang baik dan A,D,E
berkelanjutan
3 Administrasi yang mudah A
4 Promosi dapat dilakukan melalui penyediaan wahana C,E
pembelajaran
5 Komunikasi yang terjalin dengan baik D
Customer 1 Tanggapan komplen yang cepat A,C
2 Pelayanan ramah dan memuaskan A
3 Harga tiket atau sewa murah A,C
4 Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan B
menyenangkan
5 Informasi mudah diperoleh dan cepat C
6 Administrasi mudah B
7 Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, E
masjid, dan parking area)
Regulator 1 Memajukan pariwisata daerah A
2 Mengurangi jumlah pengangguran A
3 Memberikan citra positif A
4 Meningkatkan perekonomian daerah A
5 Menaati peraturan B
6 Pelaporan data-data yang perlu pemerintah ketahui B
dengan tepat waktu
Community 1 Respon cepat terhadap keluhan warga C
2 Adanya lowongan kerja bagi masyarakat sekitar C
Perusahaan
3 Menerima mahasiswa dan pelajar untuk studi dan C
Penelitian
4 Ikut mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar A
5 Memberikan citra positif A
6 Diadakannya kegiatan-kegiatan sosial/keagamaan E

Keterangan kode sumber penelitian terdahulu yang digunakan:


A: Febriarso, 2008
B: Dharmayanti, 2005
C: Tunggal dan Setyawan, 2005
D: Christian, 2010
E: Vanany dan Tanukhidah, 2004

2. Metode Sampling dalam Pengumpulan Data


Teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang
dijumpai ketika sedang melakukan penelitian. Kuesioner pendahuluan disebarkan kepada
masing-masing stakeholder. Kuesioner untuk shareholder diberikan kepada perwakilan
walikota yang paham mengenai Taman Pintar, yaitu Dinas Pendidikan Yogyakarta karena
Taman Pintar pernah Kuesioner untuk regulatorjuga diberikan kepada perwakilan.
Sementara kuesioner untuk employee, customer, dan community disebar dengan jumlah
minimal 30 sampel karena menurut Sekaran (2000), ukuran sampel lebih dari tiga puluh dan
kurang dari lima ratus adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
.

28 | P a g e
3. Pengujian Kuesioner
Skala kuesioner menggunakan skala nominal untuk mengetahui penting atau tidaknya
suatu atribut yang kemudian digunakan untuk kuesioner berikutnya. Dari kuesioner yang
telah disebar kepada employee, customer, dan community, dilakukan pengujian kuesioner
menggunakan Uji Cochran.
Dalam penelitian ini, H0 dan H1 yang digunakan adalah:
H0 : Semua atribut memiliki proporsi kepentingan sama
H1 : Terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan berbeda
Jika semua atribut dianggap responden memiliki proporsi kepentingan yang sama,
maka terima H0 dan tolak H1. Artinya, semua responden dianggap sepakat mengenai semua
atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan. Penerimaan H0 dilakukan jika Qtabel lebih
besar daripada Qhitung. Namun, jika Qtabellebih kecil daripada Qhitung, tolak H0
dilanjutkan penerimaan H1 karena hal tersebut menandakan bahwa terdapat atribut yang
memiliki proporsi kepentingan berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan di antara para
responden tentang atribut.
Kemudian, nilai terhadap suatu atribut dijumlahkan. Jumlah nilai atribut terkecil
menunjukkan banyaknya responden yang menganggap tidak penting sehingga atribut tersebut
dihapus dan dilanjutkan pehitungan Uji Cochran lagi hingga terdapat penerimaan H0.
Taraf signifikasi () yang digunakan adalah sebesar 10%. Taraf signifikansi 10% merupakan
taraf signifikansi yang diperbolehkan untuk penelitian sosial. Maka, terdapat sekitar 10 dalam
100 peluang penolakan hipotesis yang seharusnya diterima. Jadi, keyakinan yang dimiliki
sebesar 90% bahwa keputusan yang dibuat benar.
Dari hasil pengolahan menggunakan Uji Cochran yang dipeoleh dari SPSS 16 ditampilkan
hasil sebagai berikut:

29 | P a g e
Agar dapat mengetahui dengan jelas, customer pengunjung dan penyewa tempat
dipisah menjadi dua stakeholder yang berbeda.Dari kuesioner yang disebar diketahui bahwa
atribut penelitian pendahuluan penting sehingga dapat digunakan untuk langkah selanjutnya.
Regulator diwakili oleh DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta.
Penggabungan atribut dilakukan pada stakeholder shareholder, employee, dan
customer. Penggabungan tersebut ada pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Atribut Shareholder sebelum dan sesudah penggabungan

No Atribut Awal Keterangan No Atribut Akhir


1 Pelaporan jelas, Digabungkan 1 Pengontrolan dan
transparan dan dengan atribut pelaporan mudah, jelas,
kontinyu ke 4 transparan, lengkap, dan
kontinyu
2 Taman pintar lebih - 2 Taman pintar lebih dikenal
dikenal publik publik
3 Keuntungan taman Dihilangkan 3 Penggunaan biaya yang
pintar meningkat karena efektif dan efisien
tercermin pada
atribut ke 5 dan
ke 7
4 Kontrol perkembangan Digabungkan 4 Karyawan berkualitas dan
mudah berdedikasi tinggi
5 Penggunaan biaya - 5 Peningkatan jumlah
yang efektif dan pelanggan
efisien
6 Karyawan berkualitas Digabungkan
dan prestasi dengan dengan atribut
hasil yang maksimal ke 8
7 Peningkatan jumlah -
pelanggan
8 Karyawan disiplin, Digabungkan
memiliki loyalitas
tinggi dan
bertanggung jawab
terhadap
pekerjaannya

30 | P a g e
Tabel 4.8 & 4.9 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan

No Atribut Awal Keterangan No Atribut Akhir


1 Kesempatan karir yang baik - 1 Kesempatan karir yang
baik
2 Adanya jaminan keamanan Digabungkan 2 Kondisi kerja yang aman,
dan keselamatan dengan atribut nyaman,dan memadai
ke-
4, ke-8, dan ke-9
3 Adanya jaminan kesehatan Digabungkan 3 Adanya jaminan
dengan atribut kesehatan dan sosial
ke-
7
4 Kondisi kerja yang nyaman Digabungkan 4 Adanya reward dan
punishment bagi
karyawan
5 Adanya reward bagi Digabungkan 5 Adanya respon terhadap
karyawan dengan atribut saran, masukan, dan
ke- pendapat dari karyawan
15

6 Adanya respon terhadap - 6 Adanya training kerja


saran, masukan, dan untuk meningkatkan
pendapat dari karyawan kecakapan kerja
7 Jaminan kesejahteraan Digabungkan 7 Sistem komputerisasi
sosial, termasuk pula THR yang memadai dan ter-
update
8 Perlengkapan kerja yang Digabungkan 8 Target yang ditetapkan
memadai dapat tercapai
Fasilitas kantor yang Digabungkan 9 Adanya peningkatan
9 memadai pendapatan Taman
Pintar secara
kontinyu
10 Adanya training kerja untuk - 10 Adanya SDM yang
meningkatkan produktif dan loyalitas
kecakapan kerja yang
tinggi
11 Sistem komputerisasi yang -
memadai dan ter-
Update
12 Target yang ditetapkan dapat -
tercapai
13 Adanya peningkatan -
pendapatan Taman Pintar
secara kontinyu
14 Adanya SDM yang produktif -
dan loyalitas yang
Tinggi
15 Adanya tindak lanjut Digabungkan
terhadap penyimpangan
Kerja

31 | P a g e
Tabel 4.10 Atribut Customer Sebelum dan Sesudah Penggabungan

No Atribut Awal Keterangan No Atribut Akhir


1 Tanggapan komplen yang Digabungkan 1 Pelayanan prima
cepat
2 Pelayanan ramah dan - 2 Kondisi Taman Pintar aman,
memuaskan nyaman, bersih, dan
Menyenangkan
3 Harga tiket atau sewa - 3 Harga tiket atau sewa murah
murah
4 Kondisi Taman Pintar aman, - 4 Informasi mudah diperoleh
nyaman, bersih, dan dan cepat
Menyenangkan
5 Informasi mudah diperoleh - 5 Administrasi mudah
dan cepat
6 Administrasi mudah - 6 Tersedia fasilitas yang sesuai
(seperti kamar mandi,
masjid, dan parking area)
7 Tersedia fasilitas yang -
sesuai (seperti kamar
mandi, masjid, dan parking
area)

Tabel 4.11 Pemisahan Atribut Customer Pengunjung dan Penyewa Tempat

No Atribut Awal Atribut Customer Atribut Ccustomer


Penyewa Tempat
1 Pelayanan prima Pelayanan prima Pelayanan prima
2 Kondisi Taman Pintar Kondisi Taman Pintar Kondisi Taman Pintar aman,
aman, nyaman, aman, nyaman, nyaman,
bersih, dan bersih, dan bersih, dan menyenangkan
menyenangkan menyenangkan
3 Harga tiket atau sewa Harga sewa murah Harga tiket murah
murah
4 Informasi mudah diperoleh Informasi mudah Tersedia fasilitas yang sesuai
dan cepat diperoleh dan cepat (seperti
kamar mandi, masjid, dan
parking
area)
5 Administrasi mudah Administrasi mudah

6 Tersedia fasilitas yang Tersedia fasilitas yang


sesuai (seperti sesuai (seperti
kamar mandi, masjid, dan kamar mandi, masjid,
parking area) dan parking area)

32 | P a g e
Rekapitulasi jumlah atribut setelah dilakukan penggabungan ditunjukkan pada tabel berikut:

Setelah dilakukan penyebaran lagi kepada pengunjung dan penyewa tempatsecara


accidental sampling, berturut-turut sebanyak 30 dan 31 responden, didapatkan hasil sebagai
berikut:

4.3.2 Kuesioner Utama


Dari Uji Cochran yang telah dilakukan, atribut yang digunakan untuk kuesioner utama
adalah sebagai berikut:

33 | P a g e
Tabel 4.14 & 4.15 Atribut Kuisioner Utama
Stakeholder No Atribut
1 Pengontrolan dan pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap,
dan
kontinyu
2 Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas
Shareholder 3 Penggunaan biaya yang efektif dan efisien
4 Karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan memiliki kinerja
yang baik

5 Peningkatan jumlah pelanggan


1 Kesempatan karir yang baik
2 Kondisi kerja yang aman, nyaman,dan memadai
3 Adanya jaminan kesehatan dan sosial
4 Adanya reward dan punishment bagi karyawan
5 Adanya respon terhadap saran, masukan, dan pendapat dari
Employe Karyawan
6 Adanya training kerja untuk meningkatkan kecakapan kerja
7 Sistem komputerisasi yang memadai dan ter-update
8 Target yang ditetapkan dapat tercapai
9 Adanya peningkatan pendapatan Taman Pintar secara kontinyu
10 Adanya SDM yang produktif dan loyalitas yang tinggi
1 Tidak ada keluhan terhadap wahana pembelajaran yang telah
Disediakan
2 Kelangsungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan
Supplier 3 Administrasi yang mudah
4 Promosi dapat dilakukan melalui penyediaan wahana
pembelajaran
5 Komunikasi yang terjalin dengan baik
1 Pelayanan prima
2 Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan
Pengunjung menyenangkan
3 Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan
parking area)
Stakeholder No Atribut
1 Pelayanan prima
2 Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan
menyenangkan
Penyewa Tempat 3 Informasi mudah diperoleh dan cepat
4 Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan
parking area)
1 Memajukan pariwisata daerah
2 Mengurangi jumlah pengangguran
3 Mengurangi jumlah pengangguran
Regulator 4 Meningkatkan perekonomian daerah
5 Menaati peraturan
6 Pelaporan data-data yang perlu pemerintah ketahui dengan tepat
1 Respon cepat terhadap keluhan warga
2 Adanya lowongan kerja bagi masyarakat sekitar perusahaan
3 Menerima mahasiswa dan pelajar untuk studi dan penelitian
Communities 4 Memberikan citra positif
5 Diadakannya kegiatan-kegiatan sosial/keagamaan

34 | P a g e
Atribut yang kecenderungannya penting merupakan stakeholder satisfaction terhadap
Taman Pintar.Stakeholder di Taman Pintar ini terdiri dari shareholder, employee, supplier,
customer pengunjung, customer penyewa tempat, regulator, dan community. Metode
sampling dan jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Shareholder
Jumlah responden : 1 orang, yaitu Walikota Yogyakarta
2. Employee
Data employee, yang terdiri dari
a. Jumlah karyawan dan bagian-bagiannya
Seksi Peralatan Peraga : 13 orang
Seksi Humas dan Pemasaran : 9 orang
Seksi Pengembangan Keprograman : 7 orang
Sub Bagian Tata Usaha : 30 orang
b. Jumlah pemandu : 71 orang
c. Jumlah satpam : 45 orang
d. Jumlah cleaning service dan tukang kebun : 39 orang
Jumlah total populasi:
N = 13+9+7+30+71+45+39 = 214
Jumlah sampel:
n = N/(1+Ne2) = 214/(1+(214x0,12))
= 68,15 69 responden

Untuk mengetahui banyaknya responden di setiap komponen, dilakukan pembobotan oleh


pihak manajemen, yaitu oleh Kepala Taman Pintar Yogyakarta tentang komponen yang
paling dekat dengan visi dan misi serta tujuan Taman Pintar. Kisaran nilai atau bobot yang
digunakan antara 0 sampai 10. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Bobot merupakan nilai skor terhadap jumlah skor, misalnya skor untuk seksi peralatan
peraga adalah 10, maka bobotnya adalah 10/59 atau 0,169. Persentase jumlah komponen
merupakan persentase jumlah karyawan tiap komponen terhadap keseluruhan jumlah
karyawan. Jika berdasarkan bobot, jumlah responden setiap komponen adalah sebagai
berikut:

35 | P a g e
Tabel 4.17 Penentuan jumlah sampel tiap komponen karyawan

No Komponen Jumla Sko Bobot Jml Present Jml Proyeksi pembulatan


h r total * ase jml komponen jml
bobot kompo berdasarka komponen
(A) nen (B) n bobot (C*69/C)
(C=A*B)
1 Seksi 13 10 0,169 36,271 6% 2,20 5,5 6
peralatan
peraga
2 Seksi humas 9 9 0,153 32,644 4% 1,37 3,4 3
dan
pemasaran
3 Seksi program 7 9 0,153 32,644 3% 1,07 2,6 3
4 Sub bagian 30 9 0,153 32,644 14 % 4,58 11,3 11
tata usaha
5 Pemandu 71 6 0,102 32,644 33 % 7,22 17,9 18
6 Satpam 45 8 0,136 21,763 21 % 6,10 15,1 15
7 OB dan tukang 39 8 0,136 29,017 18 % 5,29 13,1 13
kebun
Jumlah 214 59 1 214 1 27,83 69 69

Skor total merupakan jumlah seluruh skor yang diberikan pada kuisioner utama pada
setiap atribut. Sementara skor rata-rata diperoleh dari skor total terhadap jumlah responden.
3. Supplier
Jumlah responden : 20 perusahaan
(Tabel 4.19 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Supplier)

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.

36 | P a g e
4. Customer Pengunjung
Metode sampling : sampel acak sederhana berdasarkan waktu
Jumlah responden :
n = z2/2/4e2
= (1,645)2/(4x0,12)
= 67,65 68
Asumsi: 1 jam memperleh responden 8 responden (masing-masing 7,5 menit).
- Jumlah pengunjung hari Senin hingga Kamis memiliki kecenderungan konstan.
- Jumlah pengunjung hari Jumat menurun.
- Jumlah pengunjung hari Sabtu meningkat dan di hari Minggu semakin meningkat.

Tabel 4.20 Jadwal Penyebaran Kuesioner Pengunjung

Hari
Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 1 5 1
09.00-10.00 12.00-13.00 11.00-12.00 09.00-10.00 13.00-14.00 09.00-10.00
Waktu
6 6
14.00-15.00 14.00-15.00

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan hari:


Selasa : 8 pengunjung
Rabu : 8 pengunjung
Kamis : 8 pengunjung
Jumat : 8 pengunjung
Sabtu : 16 pengunjung
Minggu : 20 pengunjung

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4 dan 5 yang
berarti berada di daerah penting.

5. Customer Penyewa Tempat


Jumlah responden : 101 orang (dari perhitungan)
Metode sampling : proportional sampling
N = 11+124 = 135
n = N/(1+Ne2) = 135/(1+(135x0,12))
= 135/2,35
= 57,45 58

- Penyewa foodcourt = 11/135 x 58 = 4,73 5


- Penyewa area book store = 124/135 x 58= 53,27 54

37 | P a g e
Tabel 4.22 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Penyewa Tempat

Atribut ke - Skor Total Skor Rata Rata


1 277 4.78
2 281 4.84
3 266 4.59
4 283 4.88

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.

6. Regulator
Jumlah responden : 7 instansi, yaitu
inspektorat,
P3ADK,
DPDPK,
Bappeda,
Dinas Perizinan,
Bagian Hukum Pemkot, dan
DBGAG.

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting

7. Community
Community merupakan stakeholder minor, yang tidak mempengaruhi kelangsungan hidup
Taman Pintar secara fatal atau dipengaruhi Taman PintarYogyakarta sehingga
pengambilannya dengan purposive sampling, yang mengambil perwakilan-perwakilan
komponen community.
Tabel 4.24 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Community
Atribut ke - Skor Total Skor Rata - Rata
1 27 4.5
2 24 4
3 28 4.67
4 26 4.33
5 24 4
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4 dan 5 yang
berarti berada di daerah penting.
Keterangan:

38 | P a g e
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi

4.3.3 Pengujian Hasil Kuesioner Utama


Setelah dilakukan pengumpulan hasil penyebaran kuesioner utama,
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada stakeholder employee, pengunjung, dan penyewa tempat. Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 15.Pengukuran menggunakan
sebesar 5%. Hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

a. employe

Jumlah responden adalah sebanyak 72 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 69, r = 0,2368.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2368), maka dapat dikatakan valid.
b. Pengunjung

Jumlah responden adalah sebanyak 68 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 68, r = 0,2386.

39 | P a g e
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2386), maka dapat dikatakan valid.
c. penyewa tempat

Jumlah responden adalah sebanyak 59 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 55, r = 0,266.
Jika n = 60, r = 0,254.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 59, r = 0,2564.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2564), maka dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 15. Hasil uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat dari nilai
cronbachs alpha.
suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Nilai
croncbachs alpha untk employee sebesar 0,816 (lebih besar dari 0,6) sehingga dapat
dikatakan reliabel. Nilai croncbachs alpha untk pengunjung sebesar 0,604 (lebih besar dari
0,6) sehingga dapat dikatakan reliabel. Sementara, nilai croncbachs alpha untk penyewa
tempat sebesar 0,702 (lebih besar dari 0,6) sehingga dapat dikatakan reliabel.

4.3.4 Stakeholder Satisfaction


Dari hasil pengujian hasil kuesioner utama, maka atribut kuesioner yang digunakan di
kuesioner utama menjadi Stakeholder Satisfaction Taman Pintar karena valid dan reliabel.

4.4 Identifikasi Stakeholder Contribution


Stakeholder contribution diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Pengelola
Taman Pintar, diketahui kontribusi masing-masing stakeholder sebagai berikut:
1. Shareholder
Kontribusi Walikota Yogyakarta adalah sebagai berikut:

40 | P a g e
a. Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar, merencanakan hal
tersebut, dan mengeksekusikannya.
b. Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada Taman Pintar
Yogyakarta.
c. Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman Pintar Yogyakarta.
d. Mendukung dan memberikan perhatian terhadap perkembangan Taman Pintar
Yogyakarta.
e. Mengawasi perkembangan Taman Pintar.
f. Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan Taman Pintar Yogyakarta.
g. Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen APBD ke Taman Pintar
Yogyakarta.

2. Employee
Pada dasarnya employee memiliki kontribusi yang sama besar, yang membedakan adalah
jenis tugasnya. Kontribusinya adalah sebagai berikut:
a. Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta.
b. Memberikan pelayanan prima kepada konsumen.
c. Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan.

3. Supplier
Yang menjadi supplier Taman Pintar adalah instansi atau perusahaan yang menyediakan
wahana pembelajaran. Maka, kontribusi supplier tersebut di Taman Pintar adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana pembelajaran (alat peraga),
baik dalam bentuk hibah maupun pinjam-pakai.
b. Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan masyarakat tentang suatu ilmu
tertentu, sesuai produk masing-masing.

4. Customer
Customer Taman Pintar terdiri dari pengunjung Taman Pintar dan penyewa tempat. Pada
dasarnya, kontribusi customer antara lain:
a. Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten.
b. Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta.
c. Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan.
Namun, bagi penyewa tempat, ada beberapa kontribusi lain, antara lain:
a. Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam penyediaan kebutuhan para
pengunjung.
b. Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan.
c. Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta.
d. Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama, yaitu layanan pendidikan.
e.
5. Regulator
Kontribusi regulator pada dasarnya sebagai berikut:
a. Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang berlaku.
b. Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.
Adapun peran masing-masing instansi yang menjadi regulator Taman Pintar adalah sebagai
beikut:
a. Inspektorat berperan dalam pengawasan dan pembinaan Taman Pintar.
b. P3ADK membantu Taman Pintar dalam pencarian sponsor dan pelaksanaan kerja
sama secara legal dan formal.

41 | P a g e
c. DPDPK berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
anggaran.
d. Bappeda berperan dalam perencanaan anggaran dan pembangunan.
e. Dinas Perizinan berperan dalam proses perizinan berbagai hal di Taman Pintar
Yogyakarta.
f. Bagian Hukum Pemkot berperan dalam perlindungan hukum Taman Pintar.
g. DBGAD berperan dalam pembangunan fisik Taman Pintar.

6. Community
Kontribusi community Taman Pintar antara lain:
a. Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima.
b. Menjaga ketertiban di sekitar Taman Pintar.
c. Memberikan saran atau masukan kepada Taman Pintar.
d. Membantu promosi Taman Pintar.
e. Membantu menyediakan jasa di luar Taman Pintar (tempat parkir dsb).
Dari uraian kontribusi tersebut, kontribusi masing-masing stakeholder di Taman Pintar dapat
dirangkum sebagai berikut

42 | P a g e
Tabel 4.29 & 4.30 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar
Stakeholder Stakeholder Contribution
1 Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar,
merencanakan hal tersebut, dan mengeksekusikannya
2 Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada
Taman Pintar Yogyakarta
3 Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman
Shareholder Pintar Yogyakarta
4 Mendukung dan memberikan perhatian terhadap
perkembangan Taman Pintar Yogyakarta
5 Mengawasi perkembangan Taman Pintar
6 Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan
Taman Pintar Yogyakarta
7 Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen
APBD ke Taman Pintar Yogyakarta
1 Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta
Employee 2 Memberikan pelayanan prima kepada konsumen
3 Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan
1 Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana
pembelajaran (alat peraga), baik dalam bentuk hibah maupun
Supplier pinjam-pakai
2 . Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan
masyarakat tentang suatu ilmu tertentu, sesuai produk
masing-masing
1 Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten
2 Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta
Pengunjung 3 Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan
serta memperoleh pelayanan prima dari Taman Pintar
Yogyakarta
1 Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam
penyediaan kebutuhan para pengunjung
Penyewa 2 Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan
Tempat 3 Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta
4 Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama,
yaitu layanan pendidikan
1 Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang
Regulator Berlaku
2 Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.
1 Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima

2 Menjaga ketertiban di sekitar Taman Pintar


Community
3 Memberikan saran atau masukan kepada Taman Pintar
4 Membantu promosi Taman Pintar
5 Membantu menyediakan jasa di luar Taman Pintar (tempat
parkir dsb)

43 | P a g e
4.5 Identifikasi Objective Perusahaan
Dari uraian stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution dapat diidentifikasi
objective yang merupakan penggabungan dari keduanya. Keyword yang mirip digabungkan.
Dari keyword tersebut dirumuskan objective. Berikut merupakan objective sebagai hasil
penggabungan stakeholdersatisfaction dan stakeholder contribution.
Dari uraian proses identifikasi objective Taman Pintar yang terdapat pada lampiran diperoleh
objective sebagai berikut:

Tabel 4.31 Objective Taman Pintar

No Objective
1 Membuat laporan dengan tepat waktu, jelas, dan akurat
2 Mengembangkan kualitas Taman Pintar
3 Menggunakan anggaran sesuai perencanaan
4 Meningkatkan kualitas karyawan
5 Menjaga kelancaran aktivitas Taman Pintar
6 Memberikan jenjang karir yang memberikan motivasi kepada karyawan untuk
melayani lebih baik
7 Meningkatkan kepuasan pengunjung dan penyewa tempat
8 Mencapai target pendapatan yang diharapkan
9 Meningkatkan kepuasan karyawan
10 Meningkatkan kedisiplinan karyawan
11 Menjaga kualitas produk kerja sama
12 Mempertahankan kerja sama dengan baik
13 Menciptakan humas dan promosi yang menjangkau masyarakat luas
14 Mematuhi aturan yang berlaku
15 Membantu mengembangkan sektor usaha di sekitar
Taman Pintar

4.6 Identifikasi Strategi, Proses, dan Kapabilitas Perusahaan


Objective Taman Pintar yang telah dirumuskan kemudian divalidasi oleh pihak
manajemen Taman Pintar. Selanjutnya, dilakukan identifikasi strategi yang harus dilakukan
untuk pencapaian objective. Identifikasi tersebut juga divalidasidan dikonfirmasi pihak
Pengelola Taman Pintar. Setelah strategi Taman Pintar dirumuskan, dilakukan identifikasi
proses yang diperlukan agar strategi tercapai serta identifikasi kapabilitas yang diperlukan
agar proses tersebut tercapai. Selain itu, proses dan kapabilitas yang diidentifikasi dapat
membantu identifikasi Performance Indicators (PI). Hasil identifikasi strategi, proses, dan
kapabilitas Taman Pintar terdapat pada lampiran.
Dari tabel strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar tampak bahwa objective
kelima belas tidak dapat ditentukan proses dan kapabilitasnya karena Taman Pintar tidak
bertindak aktif dalam pencapaian objective tersebut. Sektor usaha di sekitar Taman Pintar
dapat berkembang karena keberadaan Taman Pintar, bukan peran aktif Taman Pintar,
sehingga objective tersebut hilang. Maka, objective Taman Pintar adalah sebanyak empat
belas buah.

44 | P a g e
4.7 Identifikasi Performance Indicators
PI diperoleh dari objective Taman Pintar yang telah diidentifikasi dan kinerja yang
harus tercapai agar objective terpenuhi. PI yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.32 PI Taman Pintar


No Performance Indicators
1 Frekuensi pemeriksaan keadaan fasilitas
2 Persentase realisasi biaya promosi terhadap perencanaan
3 Indeks kepuasan pengunjung
4 Jumlah komplen yang diterima
5 Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar
yang dipergunakan pihak ketiga
6 Jumlah pengadaan kegiatan untuk
masyarakat
7 Jumlah pengunjung
8 Jumlah supplier yang bekerja sama
9 Jumlah wahana pembelajaran yang baru
10 Ketepatan waktu pelaporan
11 Perbandingan antara target dan
pendapatan
12 Persentase jumlah karyawan penerima
bonus
13 Persentase jumlah wahana pembelajaran
yang rusak
14 Persentase ketepatan waktu membayar
sewa tempat
15 Persentase ketidakdisiplinan kehadiran
16 Persentase laba
17 Persentase tempat tersewa
18 Rasio biaya operasional
19 Tingkat produktivitas karyawan

Adapun spesifikasi masing-masing PI adalah sebagai berikut:


1. Frekuensi pemeriksaan keadaan fasilitas
Tujuan : Mengontrol keadaan fasilitas Taman Pintar untuk segera ditindaklanjuti dan
diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan
Formula : Banyaknya pemeriksaan fasilitas yang masih baik, rusak, dan hilang per
periode
Frekuensi : Seminggu sekali
2. Persentase realisasi biaya promosi terhadap perencanaan
Tujuan : Mengukur penggunaan biaya promosi secara real dibandingkan dengan biaya
promosi yang direncanakan
Formula : (Biaya promosi secara real / Rencana biaya promosi) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
3. Indeks kepuasan pengunjung
Tujuan : Mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan
Formula : (Harapan pengunjung / Persepsi pengunjung) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
4. Jumlah komplen yang diterima
Tujuan : Mengevaluasi pelayanan Taman Pintar terhadap konsumen
Formula : Jumlah komplen per periode

45 | P a g e
Frekuensi : Seminggu sekali
5. Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang dipergunakan pihak ketiga
Tujuan : Mengetahui tingkat penggunaan media dan fasilitas Taman Pintar oleh pihak
ketiga
Formula : Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang digunakan pihak ketiga
untuk media iklan
Frekuensi : Sebulan sekali
6. Jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Tujuan : Mengukur jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Formula : Jumlah kegiatan masyarakat yang diadakan Taman Pintar per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
7. Jumlah pengunjung
Tujuan : Mengukur jumlah pengunjung yang datang ke Taman Pintar
Formula : Jumlah pengunjung ke Taman Pintar per periode
Frekuensi : Seminggu sekali
8. Jumlah supplier yang bekerja sama
Tujuan : Mengukur jumlah supplier yang bekerja sama dengan Taman Pintar
Formula : Jumlah supplier yang bekerja sama per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
9. Jumlah wahana pembelajaran yang baru
Tujuan : Mengukur jumlah wahana pembelajaran yang baru
Formula : Jumlah wahana pembelajaran yang baru per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
10. Ketepatan waktu pelaporan
Tujuan : Mengontrol ketepatan waktu pelaporan kepada pemerintah
Formula : Jumlah laporan Taman Pintar yang tepat waktu dilaporkan
Frekuensi : Sebulan sekali
11. Perbandingan antara target dan pendapatan
Tujuan : Mengukur pendapatan terhadap target yang ditetapkan
Formula : (Total pendapatan / Target pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
12. Persentase jumlah karyawan penerima bonus
Tujuan : Mengetahui prestasi kinerja karyawan
Formula : (Jumlah karyawan penerima bonus / Jumlah seluruh karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
13. Persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak
Tujuan : Mengetahui jumlah wahana yang rusak
Formula : (Jumlah wahana pembelajaran yang rusak / Jumlah wahana pembelajaran)
x 100%
Frekuensi : Seminggu sekali

14. Persentase ketepatan waktu membayar sewa tempat


Tujuan : Mengukur ketepatan waktu membayar sewa
Formula : (Jumlah penyewa tempat yang tepat waktu membayar / Jumlah penyewa
tempat) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali

46 | P a g e
15. Persentase ketidakdisiplinan kehadiran
Tujuan : Mengukur ketidakdisiplinan karyawan yang datang terlambat, pulang cepat,
atau tidak hadir
Formula : (Jumlah karyawan tidak disiplin kehadirannya / jumlah karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
16. Persentase laba
Tujuan : Mengetahui persentase laba yang diperoleh Taman Pintar
Formula : (Laba bersih / Pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
17. Persentase tempat tersewa
Tujuan : Mengetahui progress persewaan bagi tenant
Formula : (Jumlah tempat tersewa / Jumlah sewa tempat yang ada) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
18. Rasio biaya operasional
Tujuan : Mengukur perbandingan biaya rasio yang dikeluarkan terhadap keseluruhan
biaya pengeluaran
Formula : (Biaya operasional / Total pengeluaran) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
19. Tingkat produktivitas karyawan
Tujuan : Mengetahui tingkat produktivitas karyawan yang diukur berdasarkan jumlah
pelanggan
Formula : (Jumlah pelanggan / jumlah karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali

4.8 Pembobotan Performance Indicators
Pembobotan menggunakan pairwise comparison pada Analytical Hierrarchy Process
(AHP). Contoh pengolahan untuk responden pertama adalah sebagai berikut:

Tabel 4.33 Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar

47 | P a g e
Tabel 4.34 Normalisasi Hasil Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar

Langkah selanjutnya adalah normalisasi. Normalisasi dilakukan dengan membagi


nilai dengan jumlah kolomnya, misalnya:
PI 1 : 1/85 = 0,012
PI 2 : 1/85 = 0,012
PI 3 : 8/85 = 0,094

Penentuan eigenvalue maksimal (max ) diperoleh dari jumlah perkalian eigenvalue


PI ke-n dengan jumlah PI ke-n.
max = (0,010x85) + (0,011x83) + (0,139x6,404) + + (0,134x6,688)
= 20,81
CI = (max n) / (n-1)
= (20,81 19) / (19-1)
= 1,101
CR = CI/ RI
= 1,101 / 1,627
= 0,062
Keterangan:
CI : indeks konsistensi
RI : random index
CR : rasio konsistensi
RI diperoleh dari tabel random indeks.
Penilaian tingkat kepentingan menurut Saaty (1996) dianggap konsisten apabila nilai rasio
konsistensi < 0,1. Maka, penilaian tingkat kepentingan responden pertama dianggap
konsisten. Perhitungan rekapitulasi responden lain terdapat pada lampiran. Berikut adalah
nilai CR masing-masing responden:

48 | P a g e
Dari ketiga rekapitulasi responden diperoleh nilai geometric mean (GM) untuk memperoleh
CR keseluruhan.
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n

Contoh:
PI11 = (1 x 1 x 1)1/3 = 1
PI12 = (1 x 1 x 7)1/3 = 2
PI13 = (1/8 x 1 x 1)1/3 = 1/2
Kemudian dari GM yang telah dihitung dilakukan normalisasi untuk mengetahui eigenvalue
sehingga nilai max, CI, dan CR dapat diketahui. Dari hasil perhitungan, diketahui nilai-nilai
tersebut sebagai berikut:
max = (26,68x0,036) + (63,73x0,018) + (10,54x0,092) + + (7,74x0,125)
= 19,67
CI = (19,67-19) / (19-1)
= 0,04
RI = 1,627
CR = 0,04 / 1,627
= 0,023
Nilai CR <0,1 sehingga dikatakan konsisten

49 | P a g e
4.9 Penentuan Key Performance Indicators (KPI) Perusahaan
Hasil perankingan eigenvalue adalah sebagai berikut:

Tabel 4.36 Perankingan Bobot PI


Ranking PI Bobot
1 PI 19 0.125
2 PI 9 0.105
3 PI 7 0.094
4 PI 3 0.092
5 PI 16 0.073
6 PI 11 0.063
7 PI 13 0.057
8 PI 17 0.052
9 PI 4 0.046
10 PI 8 0.042
11 PI 10 0.037
12 PI 6 0.036
13 PI 1 0.036
14 PI 15 0.032
15 PI 18 0.031
16 PI 14 0.030
17 PI 2 0.018
18 PI 5 0.018
19 PI 12 0.015

Menurut Parmenter (2010), aturan 10/80/10 (10 KRI, hingga 80 PI, dan 10 KPI) adalah
panduan yang baik bagi organisasi. Untuk itu, dalam penelitian ini KPI ditentukan dari 10
bobot tertinggi. Maka, KPI Taman Pintar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.37 Identifikasi KPI Taman Pintar

50 | P a g e
Tabel 4.38 Identifikasi KPI pada Tiap Stakeholder Taman Pintar

51 | P a g e
BAB V
ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Bab ini berisi tentang analisis perancangan Key Performance Indicators(KPI) sebagai
dasar alat pengukuran kinerja menggunakan Performance Prism.KPI dapat ditentukan tanpa
menggunakan Performance Prism, namun bisa sajahanya dilihat dari segi finance saja.
Performance Prism berusaha melihat dari berbagai segi stakeholder dan strategi,proses, dan
kapabilitas perusahaan.Analisis yang dilakukan meliputi analisispengelompokan stakeholder,
efek Uji Cochran dalam identifikasi stakeholdersatisfaction, pemisahan customer,
penggabungan atibut kuesioner setelah penyebaran, atribut yang hilang sebagai efek Uji
Cochran, identifikasi objective, strategi, proses, kapabilitas, dan KPI, identifikasi PI, serta
penentuan KPI.

5.1 Pengelompokan Stakeholder


Stakeholder merupakan pihak yang berkepentingan dengan kinerja Taman Pintar
Yogyakarta. Pengelola Taman Pintar dapat menentukan pihak mana yang paling
berkepentingan di Taman Pintar sehingga siapa saja stakeholder dapat terwakili. Pengelola
Taman Pintar terdiri dari
1. Kepala Taman Pintar,
2. Sub Bagian Tata Usaha,
3. Seksi Pengembangan Keprograman,
4. Seksi Peralatan Peraga,
5. Seksi Hubungan Masyarakat dan Pemasaran.

Stakeholder, employee, supplier, pengunjung, penyewa tempat, dan regulator


merupakan stakeholder primer karena tanpa partisipasinya yang berkelanjutan, aktivitas
Taman Pintar tidak akan lancar, bahkan tidak dapat berjalan. Maka, dapat dikatakan bahwa
keenam pihak tersebut merupakan stakeholder primer.
Sementara, community merupakan stakeholder sekunder karena mempengaruhi atau
dipengaruhi Taman Pintar namun tidak terlibat dalam transaksi dengan Taman Pintar
dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup Taman Pintar.

5.2 Efek Uji Cochran dalam Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Apabila perusahaan gagal memberikan value kepada stakeholder-nya, akan terjadi
pengurangan reputasi perusahaan tersebut. Namun, bila apabila stakeholder satisfaction
terpenuhi, berartikinerja perusahaan telah baik. Performance Prism tidak hanya berbicara
mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh stakeholder, tetapi juga timbal balik atas
apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh perusahaan dari stakeholder. Oleh karena itu,
perusahaan juga perlu mengidentifikasi kontribusi dari setiap stakeholder untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki perusahaan.Padapenelitian-penelitian sejenis
terdahulu yang dideskripsikan pada Bab II, seperti penelitian Febriarso (2008), Dharmayanti
(2005), Tunggal dan Setyawan (2005), dan Christian (2010), identifikasi stakeholder
satisfaction diperoleh dari wawancara. Namun, dalam penelitian ini, identifkasi stakeholder
satisfaction dilakukan dengan penyebaran kuesioner utama pada tiap stakeholder.
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner utama, dilakukan penyebaran kuesioner awal pada
tiap stakeholder. Pengolahan kuesioner awal menggunakan Uji Cochran karena Uji
Cochran dapat mengetahui apakah responden sepakat atau belum adanya kesepakatan
mengenai atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan. Penyebaran kuesioner
dilakukanmenggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel lebih dari 30
karena menurut Sekaran (2000), jumlah lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat dalam
kebanyakan penelitian.

52 | P a g e
Jika tidak dilakukan Uji Cochran, maka atribut harga tiket murah, harga sewa murah,
administrasi mudah, dan ikut mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar akan
tetap dipertahankan dalam penyebaran kuesioner utama padahal belum ada kesepakatan
tentang atribut tersebut sebagai faktor yang dipertimbangkan.Uji Cochran tetap dilakukan
walaupun ada pembobotan menggunakan Analytical Hierrarchy Process (AHP) karena
responden dan tujuan pada masing-masing kuesioner berbeda. Uji Cochran dilakukan untuk
memvalidasi atribut dari berbagai sumber agar benar-benar memperoleh atribut yang
mempunyai bobot kepentingan sama untuk mengidentifikasi stakeholder satisfaction,
sementara pembobotan AHP dilakukan untuk memperoleh bobot/prioritas
Performance Indicators (PI). PI dibentuk dari proses dan kapabilitas perusahaan.
Proses dan kapabilitas diperoleh dari identifikasi strategi dan objective perusahaan.
Sementara, objective diperoleh dari stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution.
Selain tujuan, responden kuesioner ini pun berbeda. Responden untuk Uji Cochran berasal
dari sampel setiap stakeholder, sedangkan pembobotan AHP berasal dari perwakilan
Pengelola Taman Pintar yang paham tentang Taman Pintar itu sendiri. Uji Cochran dilakukan
sebagai pensahihan karena atribut yang digunakan dari berbagai probable factor.Pengolahan
Uji Cochran dilakukan pada kuesioner employee, customer,dan community karena
memiliki jumlah yang banyak. Sementara jumlah sampel supplier dan regulator hanya
perwakilan saja. Shareholder pada kuesioner awal diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan
Yogyakarta. Supplier diwakili oleh PT XL Axiata dan PDAM Tirtamarta Yogyakarta,
Sedangkan regulator diwakili oleh DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta.

5.3 Pemisahan Customer


Pada awalnya, terdapat enam stakeholder yang telah diidentifikasi dari wawancara
dengan pihak Pengelola Taman Pintar, antara lain
1. shareholder,
2. employee,
3. supplier,
4. customer,
5. regulator, dan
6. community.
Pengunjung dan penyewa tempat tidak dibedakan sebagai customer. Namun, setelah adanya
penyebaran kuesioner awal untuk customer, atribut harga tiket atau sewa murah dianggap
tidak penting dan tidak dapat diketahui apakah mayoritas yang menganggap tidak penting
dari pihak pengunjung, penyewa tempat, atau kedua-duanya.Untuk itu dilakukan pemisahan
stakeholder dan dilakukan penyebaran ulang. Pengunjung adalah orang yang berkunjung di
Taman Pintar, baik secara berbayar (masuk gedung), maupun gratis (di wilayah playground).
Penyewa tempat adalah pihak yang menyewa tempat/tenant di area Taman Pintar yang dapat
terdiri dari dua wilayah, yaitu food court dan book store.

5.4 Penggabungan Atribut Kuesioner Setelah Penyebaran


Kuesioer awal telah disebar untuk menentukan atribut yang digunakan untuk
kuesioner utama. Namun, antaratribut yang tersisa setelah Uji Cohran, terdapat kemiripan
antara satu atribut dengan yang lain sehingga dilakukan penggabungan karena makin banyak
variabel kecenderungan inkonsistensi semakin besar. Penggabungan dilakukan pada
stakeholder shareholder, employee, dan customer. Atribut yang digabungkan ada pada tabel
4.7 sampai tabel 4.10.Pada atribut shareholder, atribut pertama, pelaporan jelas,
transparan, lengkap, dan kontinyu dan atribut keempat, kontrol perkembangan
mudahdigabung karena berkaitan dengan pengontrolan dan pelaporan kepada Walikota
Yogyakarta. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah pengontrolan dan

53 | P a g e
pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap, dan kontinyu. Atribut ketiga,
keuntungan Taman Pintar meningkat dihapus karena tercermin dalam atribut
penggunaan biaya yang efektif dan efisien dan atribut peningkatan jumlah
pelanggan. Peningkatan keuntungan Taman Pintar sebanding dengan peningkatan jumlah
pelanggan dan berbanding terbalik denganbiaya/pengeluaran. Atribut keenam, karyawan
berkualitas dan berprestasi dengan hasil yang optimal dan atributkedelapan, karyawan
disiplin, memiliki loyalitas tinggi, dan bertanggung jawab terhadap
pekerjaannyadigabung karena berkaitan dengan kinerja karyawan. Hasil penggabungan
kedua atribut tersebut adalah karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan memiliki
kinerja yang baik.Pada atribut employee, atribut kedua, adanya jaminan keamanan dan
keselamatan, atribut keempat, kondisi kerja yang nyaman, atribut kedelapan,
perlengkapan kerja yang memadai, dan atribut kesembilan,fasilitas kantor yang
memadai digabungkan karena berhubungan dengan
kondisi kerja employee. Hasil penggabungan keempat atribut tersebut adalah atribut kondisi
kerja yang aman, nyaman, dan memadai. Atribut ketiga, adanya jaminan kesehatan
dan atribut ketujuh, jaminan kesejahteraan sosial, termasuk pula THR digabungkan
karena berhubungan dengan jaminan kesehatan dan sosial. Hasil penggabungan kedua atribut
tersebut adalah atribut adanya jaminan kesehatan dan sosial. Atribut kelima, adanya
reward bagi karyawan dan atribut kelima belas, adanya tindak lanjut terhadap
penyimpangan kerja digabungkan karena merupakan hubungan timbal balik/konsekuensi
kerja. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut adanya reward dan
punishment bagi karyawan.Pada atribut customer, atribut pertama, tanggapan komplen
yang cepat dan atribut kedua, pelayanan ramah dan memuaskan digabung karena
berhubungan dengan pelayanan. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut
pelayanan prima. Kemudian, atribut customer ini dipecah menjadi dua kelompok, yaitu
pengunjung dan penyewa tempat. Atribut pertama, pelayanan prima, atribut kedua,
kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan menyenangkan, dan atribut keenam,
tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan parking area) dimiliki
oleh pengunjung dan penyewa tempat. Sementara atribut harga tiket atau sewa murah
dibagi menjadi dua, yaitu atribut harga sewa murah dan atribut harga tiket murah.
Penyewa tempat memiliki dua atribut lain, yaitu atributinformasi mudah diperoleh dengan
cepat dan atribut administrasi mudah karena berhubungan dengan kebutuhan penyewa
tempat.

5.5 Atribut yang Hilang sebagai Efek Uji Cochran


Setelah dilakukan pengolahan menggunakan Uji Cochran, atribut yang hilang ada
pada stakeholder community, pengunjung, dan penyewa tempat. Atribut dapat terhapus jika
terjadi penolakan H0. Atribut yang terhapus adalah atribut dengan jumlah pernyataan ya
paling sedikit. Atribut community yang terhapus adalah atribut keempat, yaitu atribut ikut
mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar karena usaha kecil berkembang di daerah
sekitar Taman Pintar karena keberadaan Taman Pintar, bukan karena peran aktif Taman
Pintar dalam mengembangkannya. Selain itu, Taman Pintar berada di titik nol Kota
Yogyakarta yang strategis karena terdapat area atau tempat ramai yang lain.Setelah dilakukan
Uji Cochran, atribut pengunjung yang terhapus adalah atribut harga tiket murah.
Sementara atribut penyewa tempat yang terhapus adalah atributharga sewa murah dan
atribut administrasi mudah. Atribut mengenai harga terhapus. Atribut harga tiket
murah dan harga sewa murah telah dua kali disebar, yaitu sebelum dan sesudah
pemisahan stakeholderpengunjung dan penyewa tempat.

54 | P a g e
Instansi BLU (Badan Layanan Umum) memiliki standar pelayanan minimum yang
mempertimbangkan
1. kualitas layanan,
2. pemerataan dan
3. kesetaraan layanan,
4. biaya, dan
5. kemudahan untuk mendapatkan pelayanan.
Jadi, penentuan harga tiket atau harga sewa memerlukan pertimbangan, pengkajian, dan
pertimbangan Pemerintah Kota Yogyakarta. Proses pengisian kuesioner kepada pengunjung
dan penyewa tempat dilakukan dengan cara mendampingi responden dalam pengisian
kuesioner.
Pengunjung dan penyewa tempat dijelaskan tentang tujuan stakeholder satisfaction
berhubungan dengan harapan dan keinginan, bukan kondisi saat ini. Maka, harga menjadi hal
yang dianggap tidak penting bagi responden. Sementara atribut administrasi mudah dapat
dianggap tidak penting bagi responden karena proses administrasi menyewa tempat di suatu
lokasi tidak jauh berbeda dengan lokasi yang lain.
Kemudian, atribut-atribut yang tersisa tersebut digunakan untuk penyebaran kuesioner
utama. Metode sampling dan jumlah sampel masing-masing stakeholder berbeda-beda.
Jumlah sampel employee berdasarkan bobot tiap bagian komponen employee. Kuesioner
untuk supplier disebar kepada 20 supplier namun kuesioner yang kembali hanya terdapat 5
supplier. Penyebaran kuesioner pengunjung dilakukan secara random berdasarkan waktu.
Penyebaran kuesioner penyewa tempat secara proportional sampling antara penyewa food
court dan book store. Penyebaran kuesioner community dilakukan secara purposive sampling
karena community merupakan stakeholder sekunder/minor.

5.6 Identifikasi Objective, Strategi, Proses, Kapabilitas, dan KPI


KPI diidentifikasi dari stakeholder satisfaction dan stakeholder contributionsecara
langsung dengan menentukan persyaratan dan tujuan terlebih dahulu.Pada penelitian ini,
identifikasi objective Taman Pintar dilakukan dengan mengelompokkan stakeholder
satisfaction dan stakeholder contribution yang memiliki kesamaan tujuan atau fungsinya ke
dalam suatu tujuan strategis (objective) yang hendak dicapai oleh Taman Pintar. Pada
awalnya, pengelompokkan atau penggabungan stakeholder satisfaction dan stakeholder
contribution dirumuskan ke dalam suatu keyword.
Suatu stakeholder satisfaction atau suatu stakeholder contribution dapat berulang
sesuai pengelompokkan yang memungkinkan sehingga keyword yang dihasilkan banyak
yang berulang atau mirip. Untuk itu dilakukan penggabungan keyword yang mirip. Keyword
tersebut kemudian dirumuskan ke dalam objective Taman Pintar. Objective Taman Pintar
tidak dibagi-bagi berdasarkan stakeholder, namun digabungkan untuk memperoleh objective
yang terintegrasi.
Objective Taman Pintar yang terbentuk ada 15 buah. Objective tersebut divalidasi dan
dikonfirmasi kepada pihak Pengelola Taman Pintar. Objective yang telah terbentuk tersebut
kemudian digunakan untuk mengidentifikasi strategi Taman Pintar.
Strategi diidentifikasi untuk memenuhi stakeholder satisfaction dengan
mempertimbangkan shakeholder contribution. Strategi disesuaikan dengan visi misi
perusahaan. Strategi adalah cara untuk mencapai objective perusahaan. Jika strategi
terlaksana, objective perusahaan yang telah diidentifikasi pun dapat dicapai. Maka,
pencapaian strategi dapat menjadi alat ukur sejauh mana tujuan perusahaan telah dicapai.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengambil langkah cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan untuk memperbaiki maupun meningkatkan kinerja identifikasi kapabilitas Taman
Pintar dilakukan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan apa saja yang dimiliki Taman

55 | P a g e
Pintar untuk menjalankan proses yang telah diidentifikasi. Kapabilitas Taman Pintar
diidentifikasi bersama Pengelola Taman Pintar. Kapabilitas yang telah diidentifikasi
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar.
Proses dan kapabilitas perusahaan digunakan untuk menyaring mampu-tidaknya suatu
objective dijalankan. Dari pengidentifikasian objective, strategi, proses, dan kapabilitas, dapat
diketahui bahwa proses dan kapabilitas objectivekelima belas tidak dapat diidentifikasi.
Objective kelima belas, membantu mengembangkan sektor usaha di sekitar karena
keberadaan Taman Pintar tidak dapat digunakan. Sektor usaha di sekitar Taman Pintar
berkembang karena keberadaan Taman Pintar, bukan karena peran aktif Taman Pintar
dalam mengembangkannya. Maka, objective yang telah dirumuskan ada 14 buah.

5.7 Analisis Identifikasi Performance Indicator (PI)


Keempat belas objective yang dijabarkan dalam strategi, proses, dan kapabilitas
kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi Performance Indicator(PI). PI diidentifikasi dari
proses dan kapabilitas Taman Pintar. Setiap proses atau kapabilitas Taman Pintar yang telah
diidentifikasi kemudian ditentukan alat ukurnya. Alat ukur tersebut dapat berulang. Maka,
alat ukur yang terbentuk tersebut kemudian direkapitulasi menjadi 19 PI. PI yang baik adalah
alat ukur yang independen, yang tidak berhubungan dengan alat ukur yang lain. PI Taman
Pintar yang telah diidentifikasi tidak saling berhubungan (independen).
Dari masing-masing PI yang telah teridentifikasi kemudian disusun tujuan,
formula/rumus, dan frekuensi pengukurannya. Makin cepat periode pengukuran, alat ukur
semakin baik karena perusahaan dapat dengan cepat mengambil keputusan. Frekuensi PI
Taman Pintar paling cepat seminggu dan paling lambat satu bulan. PI yang telah terbentuk
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar. PI yang telah
terbentuk dikelompokkan sesuai keterkaitannya sebagai berikut:
1. PI yang berkaitan dengan fasilitas adalah frekuensi pemeriksaan keadaan fasilitas.
2. PI yang berkaitan dengan promosi adalah persentase realisasi biaya promosi terhadap
perencanaan.
3. PI yang berhubungan dengan pengunjung adalah indeks kepuasan pengunjung,
jumlah komplen yang diterima, dan jumlah pengunjung. PI indeks kepuasan
pengunjung dan jumlah komplen yang diterima tidak berhubungan karena indeks
kepuasan pengunjung diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, sedangkan jumlah
komplen yang diterima diperoleh dari akumulasi setiap minggu.
4. PI yang berhubungan dengan supplier atau pihak ketiga antara lain jumlah media dan
fasilitas Taman Pintar yang dipergunakan pihak ketiga dan jumlah supplier yang
bekerja sama.
5. PI yang berhubungan dengan masyarakat adalah jumlah pengadaan kegiatan untuk
masyarakat.
6. PI yang berhubungan dengan wahana pembelajaran antara lain jumlah wahana
pembelajaran yang baru dan persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak.
Rusak yang dimaksud pada PI tersebut dikarenakan maintenance yang buruk.
7. PI yang berhubungan dengan keuangan antara lain perbandingan antara target dan
pendapatan, persentase laba, rasio biaya operasional, persentase ketepatan
waktu membayar sewa tempat, dan persentase tempat tersewa.
8. PI yang berhubungan dengan pelaporan adalah ketepatan waktu pelaporan.
9. PI yang berhubungan dengan karyawan antara lain persentase jumlah karyawan
penerima bonus, persentase ketidakdisiplinan kehadiran, dan tingkat
produktivitas karyawan.

56 | P a g e
5.8 Analisis Penentuan Key Performance Indicators (KPI)
Dari hasil pembobotan pada tahap sebelumnya, diperoleh Key Performance Indicators
(KPI). KPI yang terbentuk ada pada tabel 4.57. antara satu KPI dengan yang lain tidak
berhubungan. Dari hasil pembobotan, tingkat produktivitas karyawan memperoleh bobot
terbesar yang disusul dengan jumlah wahana yang baru, jumlah pengunjung, indeks kepuasan
pengunjung, persentase laba, perbandingan antara target dan pendapatan, persentase jumlah
wahana pembelajaran yang rusak, persentase tempat tersewa, jumlah komplain yang diterima,
dan jumlah supplier yang bekerja sama. KPI tersebut juga berhubungan dengan shareholder
kecuali persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak dan persentase tempat tersewa.
Regulator berhubungan dengan KPI perbandingan antara target dan pendapatan.
Supplierberhubungan dengan KPI jumlah wahana pembelajaran yang baru dan jumlah
supplier yang bekerja sama.
Pengunjung berhubungan dengan :
1. KPI jumlah wahana pembelajaran yang baru,
2. indeks kepuasan pengunjung,
3. persentase jumlah wahana
4. pembelajaran yang rusak,
5. serta jumlah komplain yang diterima.
Penyewa tempat berhubungan dengan KPI persentase tempat tersewa dan jumlah
komplain yang diterima. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah
community, yang merupakan stakeholder sekunder karena perannya tidak sebesar
stakeholder primer.
Community tidak terlibat dalam transaksi dengan Taman Pintar dan tidak begitu penting
untuk kelangsungan hidup Taman Pintar.Jika melihat bagian (struktur organisasi) Taman
Pintar yang paling banyak memiliki target pencapaian KPI adalah Seksi Hubungan
Masyarakat dan Pemasaran dengan jumlah 8 KPI, sedangkan yang paling sedikit
adalah Seksi Pengembangan Keprograman. Walaupun banyak atau sedikit memiliki target
pencapaian KPI, setiap bagian pada struktur organisasi Pengelola Taman Pintar memiliki
peran yang besar untuk mencapai kinerja yang baik

5.9 Analisis Manfaat Perancangan KPI


Pengukuran kinerja merupakan langkah penting untuk mengevaluasi kinerja sehingga
dapat dilakukan peningkatan kinerja dan dapat bertindak cepat ketika ada penyimpangan atau
hambatan. Indikator kinerja dapat terdiri dari tiga hal, yaitu :
1. Key Result Indicators (KRI),
2. Performance Indicators (PI), dan
3. Key Performance Indicators (KPI).
Penelitian ini hanya melakukan perancangan KPI sebagai dasar alat pengukuran kinerja.
Untuk melakukan pengukuran kinerja di Taman Pintar perlu dilakukan pengembangan alat
ukur kinerja terlebih dahulu terhadap KPI yang telah terbentuk. KPI yang telah terbentuk
perlu dikonfirmasi perihal pengambilan datanya, apakah mudah atau sulit untuk diperoleh
datanya. Jika data-data yang diperoleh untuk pengukuran kinerja dapat diambil secara cepat
dan mudah serta memungkinkan, alat ukur kinerja terhadap KPI tersebut dapat dilakukan.
Namun, jika dalam memperoleh data justru mempersulit pihak Pengelola Taman Pintar,
KPI tersebut perlu ditinjau kembali. Penelitian perancangan alat ukur kinerja ini dapat
dijadikan suatu penelitian tersendiri.Saat ini Taman Pintar sedang menyelesaikan
pembangunan planetarium sebagai wahana baru. Hal tersebut berhubungan dengan KPI
jumlah wahana pembelajaran yang baru. Planetarium tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan pengunjung dan
menarik perhatian masyarakat sehingga jumlah pengunjung meningkat. KPI lain yang

57 | P a g e
berhubungan dengan adanya planetarium adalah jumlah pengunjung dan indeks kepuasan
pengunjung.

58 | P a g e
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan perancangan Key Performance Indicators (KPI) pada
penelitian ini serta saran yang dapat menjadi usulan perbaikan ke depan.

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Stakeholder satisfaction yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan stakeholder
contribution yang diperoleh dengan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi
objective Taman Pintar yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi strategi,
proses, dan kapabilitas Taman Pintar.
2. Objective Taman Pintar yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 14 objective.
3. Performance Indicator (PI) Taman Pintar yang telah terbentuk dari proses dan
kapabilitas yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 19 buah dimana PI-PI tersebut
tidak berhubungan satu sama lain (independen).
4. Berdasarkan hasil pembobotan PI, 10 indikator yang memiliki bobot paling tinggi
dipilih menjadi Key Performance Indicators (KPI) adalah tingkat produktivitas
karyawan (0,125), jumlah wahana pembelajaran yang baru (0,105), jumlah
pengunjung (0,094), indeks kepuasan pengunjung (0,092), persentase laba (0,073),
perbandingan antara target dan pendapatan (0,063), persentase jumlah wahana yang
rusak (0,057), persentase tempat tersewa (0,052), jumlah komplain yang diterima
(0,046), dan jumlah supplier yang bekerja sama (0,042).
5. KPI yang telah terbentuk kemudian diidentifikasi untuk setiap bagian dalam struktur
organisasi Taman Pintar serta untuk setiap stakeholder.
6. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah community, yang
merupakan stakeholder sekunder karena community tidak terlibat dalam transaksi
dengan Taman Pintar dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup Taman
Pintar.

6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Penerapam Performance Prism dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.
2. Penelitian ini dilanjutkan untuk pembuatan alat ukur di Taman Pintar.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk pengimplemantasian KPI di Taman Pintar
Yogyakarta.

59 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai