Tugas 2 Pengukuran Kinerja Uhuyy
Tugas 2 Pengukuran Kinerja Uhuyy
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2016/2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
1|Page
PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)
SEBAGAI DASAR ALAT PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN
METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA)
Skripsi (resume)
ELANJATI WORLDAILMI
NIM I0307008
2|Page
Review ABSTRAK
Elanjati Worldailmi, NIM: I0307008.
PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) SEBAGAI DASAR ALAT
PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA).
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
SMART (Strategic Measurement and Reporting Technique), pengklasifikasikan ke dalam
tipe yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai dan tipe yang berhubungan dengan
usaha-usaha penentu pencapaian, Macro Process Model of the Organisation, Balance
Scorecard, Integrated Performance Measurement System (IPMS), dan Performance Prism
(Neely dan Kennerly, 2000 dalam Vanany, 2009). Dari model-model tersebut, terdapat tiga
model yang banyak digunakan, yaitu Balance Scorecard, IPMS, dan Performance Prism.
Namun, sistem pengukuran kinerja Performance Prism berupaya menyempurnakan model
model sebelumnya karena tidak hanya didasari oleh strategi, tetapi juga memperhatikan
kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses, dan kapabilitas perusahaan (Neely dan Adams,
2000a). Metode ini mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, seperti faktor-faktor
kepuasan stakeholder, termasuk didalamnya customer, employee, supplier, investor, regulator
dan community. Selain itu, Performance Prism tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga
aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (strategi, proses, dan kapabilitas) sehingga pengukuran
kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya.
5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori dasar yang diperlukan sebagai penunjang dan pedoman di
dalam melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan serta teori
tentang pengukuran kinerja, kuesioner, pengambilan sampel, Uji Cochran, uji validitas dan
uji reliabilitas, Analytical Hierrarchy Process (AHP), ukuran kinerja, dan penelitian
terdahulu.
6|Page
6. Kios Buku
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Kios Buku Taman Pintar dari
Dinas Perindagkoptan kepada Kantor Pengelolaan Taman Pintar Nomor
001/BA/SKPD/I/2010, tertanggal 5 Januari 2010, Kantor Pengelolaan Taman Pintar mulai
tanggal tersebut mengemban tugas baru, yaitu melakukan pelayanan operasional harian
pengelolaan kios buku.
7|Page
2. Memotivasi anak dan generasi muda untuk mencintai sains,
3. Membantu guru dalam mengembangkan pengajaran bidang sains,
4. Memberi alternatif wisata sains.
8|Page
2.2.1 Metode-Metode Pengukuran Kinerja
Untuk merancang sistem pengukuran kinerja, organisasi membutuhkan metode yang
mampu memotret kinerja secara keseluruhan dari organisasi. Telah banyak metode sistem
pengukuran kinerja terintegrasi berhasil dibuat oleh para akademisi dan praktisi.beberapa
model-model pengukuran kinerja terintegrasi yang ada
1. Pada awal abad ke-20, Dupont menggunakan piramid rasio keuangan yang memiliki
struktur hierarki eksplisit untuk mengukur kinerja organisasi pada level yang berbeda-
beda.
2. Keegan, Eiler, dan Jones pada tahun 1989 mengajukan suatu metode pengukuran
kinerja yang dikenal dengan nama PMM (Performance Measurement Matrix) yang
merefleksikan kebutuhan akan pengukuran yang lebih seimbang ditinjau dari berbagai
dimensi. Adapun kategori-kategori yang diukur meliputi cost atau non-cost atau
eksternal.
3. Piramid SMART (Strategic Measurement dan Reporting Technique) yang
dikembangkan oleh Wang Laboratories juga mendukung dan memfokuskan
pengukuran kinerja secara internal dan eksternal yang diharapkan mampu
merefleksikan tujuan organisasi.
4. Fitzgerald (1991) melakukan pengukuran kinerja pada sebuah industri jasa dengan
metode yang mengklasifikasikan pengukuran ke dalam dua tipe dasar, yaitu yang
berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai, meliputi competitiveness dan financial
performance serta yang berhubungan dengan usaha-usaha yang menentukan
pencapaian hasil tersebut, meliputi kualitas, fleksibilitas, penggunaan sumber daya,
dan inovasi.
5. Brown (1986) mengembangkan suatu konsep pengukuran kinerja sebagai suatu
hubungan sebab akibat yang dikenal dengan nama Macro Process Model of the
Organization. Ia menggambarkan hubungan tersebut ke dalam 5 tahap, yaitu inputs,
processing system, outputs, outcomes, dan goal respectively. Model ini menjelaskan
bagaimana input suatu organisasi mempengaruhi sistem kinerja proses dan pada
akhirnya dapat mencapai tujuan akhir organisasi tersebut.
6. Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan suatu sistem pengukuran
kinerja yang dikenal dengan metode Balance Scorecard. Metode ini mengidentifikasi
dan mengintegrasikan kinerja ke dalam empatperspektif yang berbeda, yaitu financial,
customer, internal business process dan innovation, dan learning perspectives.
Keterkaitan antarobjektif dan ukuran kinerja dinyatakan dengan cause-dan-effect
relationship, dimana terjadi kulminasi kinerja pada financial perspective.
7. Integrated Performance Measurement System (IPMS) adalah model sistem
pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Bititci (1997) di Center for Strategic
Manufacturing (CSM) dari University of Strathclyde, Glasgow. IPMS membagi
perusahaan melalui empat level bisnis, yaitu bisnis, unit bisnis, proses bisnis, dan
aktivitas. Tujuan dari model IPMS agar sistem pengukuran kinerja lebih robust,
terintegasi, efektif, dan efisien. Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini
menjadikan keinginan stakeholder menjadi titik awal didalam melakukan perancangan
sistem pengukuran kinerjanya. Stakeholder tidak berarti hanya pemegang saham
(shareholder), melainkan beberapa pihak yang memiliki kepentingan atau
dipentingkan oleh organisasi seperti konsumen dan karyawan.
8. Performance Prism merupakan kolaborasi antara Adams dari Accenture dengan Neely
dari Cambridge University (2000). Metode ini tidak hanya didasari oleh strategi tetapi
juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, strategi, proses, dan
kapabilitas perusahaan.
9|Page
2.2.2 Metode Performance Prism
Model ini dibuat dengan mencoba melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap
metode-metode sebelumnya, yaitu Balance Scorecard dan Integrated Performance
Measurement System (IPMS). Diharapkan metode ini tidak hanya dapat digunakan pada
organisasi profit, tetapi juga organisasi nonprofit, seperti yayasan dan pendidikan tinggi.
Model Performance Prismmerupakan suatu model pengukuran kinerja yang berusaha
memadukan antara kerangka kerja pengukuran yang berorientasi strategi dengan metodologi
pengukuran yang memperhatikan kepentingan stakeholder. Pendekatan kerangka kerja
pengukuran dilakukan dengan mengidentifikasi strategi, proses, dan kapabilitas yang dimiliki
perusahaan. Sementara, pada pendekatan metodologi dilakukan dengan mengidentifikasi apa
yang menyebabkan stakeholder puas dan apa kontribusi stakeholder yang mempengaruhi
kepuasan stakeholder dan strategi, proses, dan kontribusi berjalan dengan baik. Clarkson
(1994) dalam artikelnya menjelaskan bahwa stakeholder adalah kelompok atau individu yang
dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi (Hipyan
Nopri, 2006). Clarkson membagi stakeholder menjadi dua, yaitu stakeholder primer dan
stakeholder sekunder.
1. Stakeholder primer adalah pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi tidak dapat bertahan. Contohnya adalah pemegang saham, investor,
pekerja, pelanggan, dan pemasok.
2. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai pihak yang mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu.
Shareholder adalah pemangku kepentingan utama karena menanamkan modalnya dalam
perusahaan dimana sekaligus juga menanggung risiko kehilangan modalnya (Daniri,
2009).Bila dilihat dari bangunan model Performance Prism, lima bidang sisinya
dijelaskansebagai berikut (Neely dkk, 2002):
1. Perspektif stakeholder satisfaction: siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja
keinginan dan kebutuhan mereka?Stakeholder yang dipertimbangkan disini meliputi
investor, pegawai, konsumen, pemasok, regulator, dan komunitas. Penting bagi
organisasi untuk melakukan hubungan dan komunikasi yang baik dengan
stakeholdersehingga meningkatkan kredibilitas. Selain itu, organisasi perlu
memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan stakeholder.
2. Perspektif strategi: strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan para stakeholder?Strategi sangat diperlukan untuk
mengukur kinerja organisasi karena dapat dijadikan sebagai acuan memonitor sudah
sejauh mana tujuan organisasi yang hendak dicapai telah terealisasi sehingga pihak
manajemen dapat mengambil langkah cepat dan langkah tepat dalam membuat
keputusan untuk menyempurnakan kinerja organisasi.
3. Perspektif proses: proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang
sudah ditetapkan? Beberapa proses bisnis inti yang dibutuhkan dalam melaksanakan
strategi diantaranya pengembangan produk dan jasa baru, pembangkit permintaan,
pemenuhan permintaan, dan perencanaan dan pengaturan perusahaan. Salah satu
alasan kegagalan dalam mengimplementasikan strategi adalah karena organisasi tidak
menyesuaikan antara proses dan strategi tersebut.
4. Perspektif kapabilitas: kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk
menjalankan proses yang ada?Kapabilitas atau kemampuan disini adalah kemampuan
yang dimiliki oleh organisasi, meliputi keahlian sumber daya, praktek-praktek bisnis,
pemanfaatan teknologi, serta infrastruktur fisik yang bersama-sama berkontribusi
menghasilkan komponen dari sebuah proses. Kemampuan diukur dengan
10 | P a g e
mengkomparasikan rencana internal, rencana operasi, benchmark ke pesaing, dan
industri rujukan/unggul. Perusahaan harus dapat memutuskan kemampuan apa yang
mampu menyediakan secara spesifik dan berkelanjutan guna meningkatkan daya
saing perusahaan dan dapat memelihara perusahaan secara normal. Pengukuran
kinerja dapat membantu organisasi dalam menempatkan proses dan kapabilitas
dengan benar, serta mendorong orang-orang dalam organisasi untuk mempertahankan
atau secara aktif memelihara proses dan kapabilitas tersebut.
5. Perspektif stakeholder contribution: kontribusi apa yang dibutuhkan dan diinginkan
dari para stakeholder untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki?Organisasi
harus mempertimbangkan hal apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan para
stakeholder. Organisasi dikatakan memiliki kinerja yang baik jika mampu
merealisasikan hal apa saja yang diinginkan para stakeholder yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi.
Salah satu keunggulan model Performance Prism dibandingkan dengan model IPMS
adalah mampu menerkaitkan kepuasan apa yang diinginkan stakeholder dengan seberapa
besar kontribusinya dapat direalisasikan untuk memenuhi kepuasan yang diinginkan. Jika
hanya memperhatikan kepuasan stakeholder akan menjebak perusahaan memenuhi keinginan
stakeholder saja dan sukar untuk direalisasikan karena tidak adanya kontribusi dari
stakeholder itu sendiri.
Kelebihan metode Performance Prism bila dibandingkan dengan metode Balance
Scorecard dan IPMS adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan Balance Scorecard , Performance Prism diawali dengan
melakukan pengidentifikasian terhadap kepuasan dan kontribusi yang dijadikan dasar
untuk membangun strategi perusahaan. Selain itu, Performance Prism
mengidentifikasi stakeholder dari pihak yang berkepentingan, sedangkan Balance
Scorecard mengidentifikasi stakeholder dari sisi konsumen saja.
2. Dibandingkan dengan IPMS , KPI Performance Prism yang diidentifikasi terdiri dari
KPI strategi, KPI proses, dan KPI kapabilitas yang merupakan hasil dari identifikasi
terhadap kebutuhan stakeholder serta tujuan perusahaan. IPMS langsung
mengidentifikasistakeholder KPI berdasarkan kebutuhan stakeholder serta tujuan
perusahaan tanpa memandangan mana yang merupakan strategi, proses, dan
kapabilitas.
2.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika mengetahui
dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Kuesioner
berupa daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan sebelumnya untuk responden. Metode
kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah
atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi, 1999).Menurut Narbuko dan Achmadi
(1999), desain kuesioner dapat dibedakan menurut beberapa hal, yaitu:
1. Menurut prosedurnya
1. Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan dan dijawab oleh responden,
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada seseorang untuk
mencari informasi (keterangan) tentang orang lain.
2. Menurut jenis penyusun itemnya
a. Kuesioner tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden
dengan mengisi format titik pada tiap pertanyaan, kuesioner tipe isian menurut
bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi
Kuesioner terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang
dipertanyakan
11 | P a g e
Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang responden tidak bebas menjawabnya.
b. Kuesioner tipe pilihan, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden
dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia (antara
2-5 pertanyaan).
1. Skala nominal adalah skala yang memungkinkan untuk menempatkan subjek pada kategori
atau kelompok tertentu. Contoh: Jenis kelamin: 1 : Laki-laki 2 : Perempuan
3. Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data
yang dikumpulkan dari responden.
Contoh: Angka 1 = Sangat tidak puas 2 = Tidak puas 3 = Cukup puas 4 = Puas 5 = Sangat
puas
4. Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval,
yaitu skala rasio memiliki titik nol absolut, yang merupakan titik pengukuran yang berarti.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2007). Beberapa
contoh skala adalah sebagai berikut:
Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial atau variabel
penelitian.
Skala Guttman
Skala pengukuran ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak,
benar-salah, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau
rasio dikotomi (dua alternatif). Penelitian yang menggunakan Skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
Rating Scale
Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
digunakan untuk menentukan sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif
terletak di bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
Semantic Deferential
12 | P a g e
Responden yang menjawab senang atau tidak senang, setuju atau tidak
setuju, pernah atau tidak pernah merupakan data kualitatif. Dalam skala model
rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang
telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lain.
13 | P a g e
Pengambilan sampel ini melibatkan proses stratifikasi yang diikuti dengan
pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi terlebih dahulu dibagi ke dalam
kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat, dan berarti dalam konteks studi.
c. Cluster Sampling
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di
mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen, maka
dalam sampel ini, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya
berbeda-beda atau heterogen (Sekaran, 2000).
14 | P a g e
2. Bila sampel dipecah ke dalam subsampel, ukuran sampel minimum tiga puluh untuk
tiap kategori adalah tepat.
3. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel
sebaiknya beberapa kali (lebih disukai sepuluh kali atau lebih) lebih besar dari jumlah
variabel yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat,
ukuran sampel bisa antara sepuluh sampai dengan dua puluh elemen.
Berikut adalah rumus untuk mengetahui jumlah sampel baik maupu mengetahui jumlah
populasi (Wibisono, 2002). Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin, yaitu :
dimana,
n : ukuran sampel
e : nilai kritis/batas kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
populasi
N : ukuran populasi
: taraf signifikansi
Namun, apabila jumlah populasi tidak diketahui, dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
Dimana:
15 | P a g e
S adalah standar deviasi sampel
n adalah ukuran sampel
Sx menunjukkan kesalahan standar atau tingkat ketelitian sampel.
Semakin kecil variasi populasi, semakin kecil kesalahan standar, yang berarti bahwa
ukuran sampel tidak perlu besar. Maka, variabilitas yang rendahdalam populasi memerlukan
ukuran sampel yang lebih kecil. Semakin dekat menginginkan hasil sampel yang dapat
mewakili karakteristik populasi, semakin tinggi ketelitian yang diperlukan.
2. Keyakinan (Confidence)
Keyakinan menunjukkkan seberapa yakin bahwa taksiran benar-benar berlaku bagi populasi.
Keyakinan mencerminkan tingkat keyakinan yang dapat menyatakan taksiran terhadap
parameter populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari 0-100%. Keyakinan 95%
adalah tingkat lazim diterima untuk kebanyakan penelitian bisnis.
Keterangan:
K = jumlah variabel
Ci = banyaknya sukses tiap baris (1)
Li = banyaknya sukses tiap kolom (1)
5. Kesimpulan
a. Jika tolak H0 berarti proporsi jawaban Ya masih berbeda pada semua atribut.
Artinya, belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut.
b. Jika terima H0 berarti proporsi jawaban Ya pada semua atribut dianggap sama.
Dengan demikian, semua responded dianggap sepakat mengenai semua atribut
sebagai faktor yang dipertimbangkan.
16 | P a g e
atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.Uji validitas digunakan untuk
mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya. Suatu tes atau
instrumen ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi alat ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut.
Cara yang digunakan adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada
setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu
variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment :
dimana,
r : koefisien korelasi item dengan total pertanyaan
N : jumlah responden
X : skor pertanyaan
Y : total sampel
Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r product
moment. Jika nilai r hitung > r tabel, maka data dianggap valid. Pernyataan-pernyataan
tersebut dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek yang
sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid, kemungkinan
pernyataan tersebut kurang baik susunan katanyaatau kalimatnya karena kalimat yang kurang
baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.
dimana,
n : jumlah variabel atau atribut
vi : varians variabel atau atribut
vt : varians nilai total
17 | P a g e
Tingkat reliabilitas dengan metode cronbachs alpha diukur berdasarkan skala alpha 0
sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan jarak
yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut:
Tabel 2.3 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 0,20 Kurang Reliabel
0,20 0,40 Agak Reliabel
0,40 0,60 Cukup Reliabel
0,60 0,80 Reliabel
0,80 1,00 Sangat Reliabel
Makin dekat eigenvalue dengan besarnya matriks, makin konsisten matriks tersebut.
Consistency Ratio (CR) = CI/RI..(2.9)
Keterangan:
max : eigenvalue maksimum
n : ukuran matriks.
RI : random indeks yang diperoleh dari tabel pada lampiran.
18 | P a g e
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku.
Namun, menurut beberapa eksperimen dan pengalaman, inkonsistensi sebesar 10% ke bawah
adalah tingkat konsistensi yang masih bisa diterima(Vanany, 2009). Menurut Saaty (1996),
dianggap konsisten apabila nilai rasio konsistensi < 0,1.
19 | P a g e
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan urutan langkah dalam melakukan perancangan Key Performance
Indicator (KPI) di Taman Pintar Yogyakarta serta cara pengumpulan dan pengolahan data
untuk masing-masing tahap tersebut.
20 | P a g e
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
21 | P a g e
setidaknya stakeholder primer karena stakeholder primermerupakan stakeholder yang dimana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi/perusahaan tidak dapat bertahan
Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi
Hasil jawaban para stakeholder kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya.
22 | P a g e
stakeholder contribution. Penetapan tujuan ini dilakukan dengan mengelompokkan
stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang sama ke dalam tujuan bisnis
(objective) yang hendak dicapai. Setiap objective yang teridentifikasi kemudian divalidasi
dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar melalui wawancara. Objective
tersebut kemudian disaring dengan strategi, proses, atau kapabilitas yang diidentifikasi pada
tahap selanjutnya. Jika objective tersebut tidak memiliki strategi, proses, atau kapabilitas,
objective tersebut dihapus karena berarti tidak dapat diterapkan.
3.2.11 Pembobotan PI
Pembobotan terhadap PI dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap
kriteria terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Besar atau kecilnya pengaruh dilihat
dari besar kecilnya bobot. Semakin besar bobot, pengaruh kriteria terhadap kinerja pun besar.
Penilaian pembobotan berdasarkan penilaian dari stakeholder atau orang-orang yang terlibat
di semua proses dalam perusahaan. Pembobotan menggunakan pairwise comparison dari
Analitycal Hierrarchy Process (AHP). Langkah-langkah untuk memperoleh bobot PI adalah
sebagai berikut:
1. Penyebaran kuesioner pembobotan kepada pihak manajemen (Pengelola Taman Pintar)
2. Rekapitulasi hasil kuesioner
3. Normalisasi hasil rekapitulasi pembobotanNormalisasi dilakukan dengan membagi nilai
dengan jumlah kolomnya.
4. Perhitungan max setiap hasil kuesionerPenentuan eigenvalue maksimal (max ) diperoleh
dari jumlah perkalian eigenvalue PI ke-n dengan jumlah PI ke-n.
5. Perhitungan Consistensy Index (CI) setiap hasil kuesioner
CI diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CI = (max n) / (n-1)..(2.8)
6. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) setiap hasil kuesioner
23 | P a g e
CR diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CR = CI/ RI.(2.9) Dimana RI
merupakan random index (ada pada lampiran).
7. Menyeleksi pembobotan yang dapat digunakan Pembobotan yang dapat digunakan di tahap
selanjutnya adalah pembobotan setiap hasil kuesioner yang memiliki CR kurang dari 0,1
karena penilaian tingkat kepentingan menurut Saaty (1996) dianggap konsisten apabila nilai
rasio konsistensi < 0,1.
8. Perhitungan Geometric Mean (GM) seluruh kuesioner yang dapat digunakanPerhitungan
GM dilakukan untuk memperoleh CR keseluruhan. Rumus perhitungan GM adalah sebagai
berikut:
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n(2.7)
9. Perhitungan max seluruh kuesioner yang dapat digunakan
10. Perhitungan Consistensy Index (CI) seluruh kuesioner yang dapat digunakan
11. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) seluruh kuesioner yang dapat digunakan
24 | P a g e
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi pengumpulan data perusahaan serta pengolahan data sesuai metodologi
untuk mengetahui bagaimana hasil perancangan Key Performance Indicators (KPI) sebagai
sebagai dasar alat pengukuran kinerja di Taman Pintar Yogyakarta menggunakan metode
Performance Prism. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dijelaskan subbab-subbab
berikut.
25 | P a g e
e. Dinas Perizinan,
f. Bagian Hukum Pemkot, dan
g. DBGAD (Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah).
6. Community
Community di Taman Pintar terdiri dari masyarakat sekitar Taman Pintar Yogyakarta, seperti
tukang becak, tukang parkir, pedagang sekitar Taman Pintar, penduduk setempat, dan lain-
lain. Berdasarkan penggolongan stakeholder ke dalam dua kelompok, yaitu stakeholder
primer dan sekunder, stakeholder di Taman Pintar dapat digolongkan sebagai berikut:
26 | P a g e
Tabel 4.2 Atribut Kuisioner Awal
No Atribut Sumber
Shareholder 1 Pelaporan jelas, transparan, C
lengkap, dan kontinyu
2 Taman Pintar lebih dikenal publik B
secara luas
3 Keuntungan Taman Pintar A,B
meningkat
4 Kontrol perkembangan mudah A
5 Penggunaan biaya yang efektif dan A
efisien
6 Karyawan berkualitas dan A.D
berprestasi dengan hasil
yang optimal
7 Peningkatan jumlah pelanggan D
8 Karyawan disiplin, memiliki loyalitas D
tinggi, dan
bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya
Employee 1 Kesempatan karir yang baik A,C
2 Adanya jaminan keamanan dan C
keselamatan
3 Adanya jaminan kesehatan A
4 Kondisi kerja yang nyaman A,D
5 Adanya reward bagi karyawan A,B,C,D
6 Adanya respon terhadap saran, C,D
masukan, dan pendapat
dari karyawan
7 Jaminan kesejahteraan sosial, C
termasuk pula THR
8 . Perlengkapan kerja yang memadai C
9 Fasilitas kantor yang memadai C,D
10 Adanya training kerja untuk B,D
meningkatkan kecakapan
Kerja
11 Sistem komputerisasi yang C
memadai dan ter-update
12 Target yang ditetapkan dapat C,E
tercapai
13 Adanya peningkatan pendapatan E
Taman Pintar secara
Kontinyu
14 Adanya SDM yang produktif dan E
loyal yang tinggi
15 . Adanya tindak lanjut terhadap E
penyimpangan kerja
27 | P a g e
Tabel 4.3 Atribut Kuisioner Awal (lanjutan)
No Atribut Sumber
Supplier 1 Tidak ada keluhan terhadap wahana pembelajaran C
yang telah disediakan
2 Kelangsungan kerja sama yang baik dan A,D,E
berkelanjutan
3 Administrasi yang mudah A
4 Promosi dapat dilakukan melalui penyediaan wahana C,E
pembelajaran
5 Komunikasi yang terjalin dengan baik D
Customer 1 Tanggapan komplen yang cepat A,C
2 Pelayanan ramah dan memuaskan A
3 Harga tiket atau sewa murah A,C
4 Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan B
menyenangkan
5 Informasi mudah diperoleh dan cepat C
6 Administrasi mudah B
7 Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, E
masjid, dan parking area)
Regulator 1 Memajukan pariwisata daerah A
2 Mengurangi jumlah pengangguran A
3 Memberikan citra positif A
4 Meningkatkan perekonomian daerah A
5 Menaati peraturan B
6 Pelaporan data-data yang perlu pemerintah ketahui B
dengan tepat waktu
Community 1 Respon cepat terhadap keluhan warga C
2 Adanya lowongan kerja bagi masyarakat sekitar C
Perusahaan
3 Menerima mahasiswa dan pelajar untuk studi dan C
Penelitian
4 Ikut mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar A
5 Memberikan citra positif A
6 Diadakannya kegiatan-kegiatan sosial/keagamaan E
28 | P a g e
3. Pengujian Kuesioner
Skala kuesioner menggunakan skala nominal untuk mengetahui penting atau tidaknya
suatu atribut yang kemudian digunakan untuk kuesioner berikutnya. Dari kuesioner yang
telah disebar kepada employee, customer, dan community, dilakukan pengujian kuesioner
menggunakan Uji Cochran.
Dalam penelitian ini, H0 dan H1 yang digunakan adalah:
H0 : Semua atribut memiliki proporsi kepentingan sama
H1 : Terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan berbeda
Jika semua atribut dianggap responden memiliki proporsi kepentingan yang sama,
maka terima H0 dan tolak H1. Artinya, semua responden dianggap sepakat mengenai semua
atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan. Penerimaan H0 dilakukan jika Qtabel lebih
besar daripada Qhitung. Namun, jika Qtabellebih kecil daripada Qhitung, tolak H0
dilanjutkan penerimaan H1 karena hal tersebut menandakan bahwa terdapat atribut yang
memiliki proporsi kepentingan berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan di antara para
responden tentang atribut.
Kemudian, nilai terhadap suatu atribut dijumlahkan. Jumlah nilai atribut terkecil
menunjukkan banyaknya responden yang menganggap tidak penting sehingga atribut tersebut
dihapus dan dilanjutkan pehitungan Uji Cochran lagi hingga terdapat penerimaan H0.
Taraf signifikasi () yang digunakan adalah sebesar 10%. Taraf signifikansi 10% merupakan
taraf signifikansi yang diperbolehkan untuk penelitian sosial. Maka, terdapat sekitar 10 dalam
100 peluang penolakan hipotesis yang seharusnya diterima. Jadi, keyakinan yang dimiliki
sebesar 90% bahwa keputusan yang dibuat benar.
Dari hasil pengolahan menggunakan Uji Cochran yang dipeoleh dari SPSS 16 ditampilkan
hasil sebagai berikut:
29 | P a g e
Agar dapat mengetahui dengan jelas, customer pengunjung dan penyewa tempat
dipisah menjadi dua stakeholder yang berbeda.Dari kuesioner yang disebar diketahui bahwa
atribut penelitian pendahuluan penting sehingga dapat digunakan untuk langkah selanjutnya.
Regulator diwakili oleh DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta.
Penggabungan atribut dilakukan pada stakeholder shareholder, employee, dan
customer. Penggabungan tersebut ada pada tabel berikut:
30 | P a g e
Tabel 4.8 & 4.9 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan
31 | P a g e
Tabel 4.10 Atribut Customer Sebelum dan Sesudah Penggabungan
32 | P a g e
Rekapitulasi jumlah atribut setelah dilakukan penggabungan ditunjukkan pada tabel berikut:
33 | P a g e
Tabel 4.14 & 4.15 Atribut Kuisioner Utama
Stakeholder No Atribut
1 Pengontrolan dan pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap,
dan
kontinyu
2 Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas
Shareholder 3 Penggunaan biaya yang efektif dan efisien
4 Karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan memiliki kinerja
yang baik
34 | P a g e
Atribut yang kecenderungannya penting merupakan stakeholder satisfaction terhadap
Taman Pintar.Stakeholder di Taman Pintar ini terdiri dari shareholder, employee, supplier,
customer pengunjung, customer penyewa tempat, regulator, dan community. Metode
sampling dan jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Shareholder
Jumlah responden : 1 orang, yaitu Walikota Yogyakarta
2. Employee
Data employee, yang terdiri dari
a. Jumlah karyawan dan bagian-bagiannya
Seksi Peralatan Peraga : 13 orang
Seksi Humas dan Pemasaran : 9 orang
Seksi Pengembangan Keprograman : 7 orang
Sub Bagian Tata Usaha : 30 orang
b. Jumlah pemandu : 71 orang
c. Jumlah satpam : 45 orang
d. Jumlah cleaning service dan tukang kebun : 39 orang
Jumlah total populasi:
N = 13+9+7+30+71+45+39 = 214
Jumlah sampel:
n = N/(1+Ne2) = 214/(1+(214x0,12))
= 68,15 69 responden
Bobot merupakan nilai skor terhadap jumlah skor, misalnya skor untuk seksi peralatan
peraga adalah 10, maka bobotnya adalah 10/59 atau 0,169. Persentase jumlah komponen
merupakan persentase jumlah karyawan tiap komponen terhadap keseluruhan jumlah
karyawan. Jika berdasarkan bobot, jumlah responden setiap komponen adalah sebagai
berikut:
35 | P a g e
Tabel 4.17 Penentuan jumlah sampel tiap komponen karyawan
Skor total merupakan jumlah seluruh skor yang diberikan pada kuisioner utama pada
setiap atribut. Sementara skor rata-rata diperoleh dari skor total terhadap jumlah responden.
3. Supplier
Jumlah responden : 20 perusahaan
(Tabel 4.19 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Supplier)
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.
36 | P a g e
4. Customer Pengunjung
Metode sampling : sampel acak sederhana berdasarkan waktu
Jumlah responden :
n = z2/2/4e2
= (1,645)2/(4x0,12)
= 67,65 68
Asumsi: 1 jam memperleh responden 8 responden (masing-masing 7,5 menit).
- Jumlah pengunjung hari Senin hingga Kamis memiliki kecenderungan konstan.
- Jumlah pengunjung hari Jumat menurun.
- Jumlah pengunjung hari Sabtu meningkat dan di hari Minggu semakin meningkat.
Hari
Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 1 5 1
09.00-10.00 12.00-13.00 11.00-12.00 09.00-10.00 13.00-14.00 09.00-10.00
Waktu
6 6
14.00-15.00 14.00-15.00
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4 dan 5 yang
berarti berada di daerah penting.
37 | P a g e
Tabel 4.22 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Penyewa Tempat
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.
6. Regulator
Jumlah responden : 7 instansi, yaitu
inspektorat,
P3ADK,
DPDPK,
Bappeda,
Dinas Perizinan,
Bagian Hukum Pemkot, dan
DBGAG.
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting
7. Community
Community merupakan stakeholder minor, yang tidak mempengaruhi kelangsungan hidup
Taman Pintar secara fatal atau dipengaruhi Taman PintarYogyakarta sehingga
pengambilannya dengan purposive sampling, yang mengambil perwakilan-perwakilan
komponen community.
Tabel 4.24 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Community
Atribut ke - Skor Total Skor Rata - Rata
1 27 4.5
2 24 4
3 28 4.67
4 26 4.33
5 24 4
Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4 dan 5 yang
berarti berada di daerah penting.
Keterangan:
38 | P a g e
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi
a. employe
Jumlah responden adalah sebanyak 72 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 69, r = 0,2368.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2368), maka dapat dikatakan valid.
b. Pengunjung
Jumlah responden adalah sebanyak 68 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 68, r = 0,2386.
39 | P a g e
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2386), maka dapat dikatakan valid.
c. penyewa tempat
Jumlah responden adalah sebanyak 59 responden. Dari tabel koefisien korelasi momen
product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 55, r = 0,266.
Jika n = 60, r = 0,254.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 59, r = 0,2564.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih besar daripada
0,2564), maka dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 15. Hasil uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat dari nilai
cronbachs alpha.
suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Nilai
croncbachs alpha untk employee sebesar 0,816 (lebih besar dari 0,6) sehingga dapat
dikatakan reliabel. Nilai croncbachs alpha untk pengunjung sebesar 0,604 (lebih besar dari
0,6) sehingga dapat dikatakan reliabel. Sementara, nilai croncbachs alpha untk penyewa
tempat sebesar 0,702 (lebih besar dari 0,6) sehingga dapat dikatakan reliabel.
40 | P a g e
a. Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar, merencanakan hal
tersebut, dan mengeksekusikannya.
b. Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada Taman Pintar
Yogyakarta.
c. Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman Pintar Yogyakarta.
d. Mendukung dan memberikan perhatian terhadap perkembangan Taman Pintar
Yogyakarta.
e. Mengawasi perkembangan Taman Pintar.
f. Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan Taman Pintar Yogyakarta.
g. Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen APBD ke Taman Pintar
Yogyakarta.
2. Employee
Pada dasarnya employee memiliki kontribusi yang sama besar, yang membedakan adalah
jenis tugasnya. Kontribusinya adalah sebagai berikut:
a. Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta.
b. Memberikan pelayanan prima kepada konsumen.
c. Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan.
3. Supplier
Yang menjadi supplier Taman Pintar adalah instansi atau perusahaan yang menyediakan
wahana pembelajaran. Maka, kontribusi supplier tersebut di Taman Pintar adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana pembelajaran (alat peraga),
baik dalam bentuk hibah maupun pinjam-pakai.
b. Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan masyarakat tentang suatu ilmu
tertentu, sesuai produk masing-masing.
4. Customer
Customer Taman Pintar terdiri dari pengunjung Taman Pintar dan penyewa tempat. Pada
dasarnya, kontribusi customer antara lain:
a. Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten.
b. Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta.
c. Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan.
Namun, bagi penyewa tempat, ada beberapa kontribusi lain, antara lain:
a. Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam penyediaan kebutuhan para
pengunjung.
b. Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan.
c. Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta.
d. Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama, yaitu layanan pendidikan.
e.
5. Regulator
Kontribusi regulator pada dasarnya sebagai berikut:
a. Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang berlaku.
b. Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.
Adapun peran masing-masing instansi yang menjadi regulator Taman Pintar adalah sebagai
beikut:
a. Inspektorat berperan dalam pengawasan dan pembinaan Taman Pintar.
b. P3ADK membantu Taman Pintar dalam pencarian sponsor dan pelaksanaan kerja
sama secara legal dan formal.
41 | P a g e
c. DPDPK berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
anggaran.
d. Bappeda berperan dalam perencanaan anggaran dan pembangunan.
e. Dinas Perizinan berperan dalam proses perizinan berbagai hal di Taman Pintar
Yogyakarta.
f. Bagian Hukum Pemkot berperan dalam perlindungan hukum Taman Pintar.
g. DBGAD berperan dalam pembangunan fisik Taman Pintar.
6. Community
Kontribusi community Taman Pintar antara lain:
a. Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima.
b. Menjaga ketertiban di sekitar Taman Pintar.
c. Memberikan saran atau masukan kepada Taman Pintar.
d. Membantu promosi Taman Pintar.
e. Membantu menyediakan jasa di luar Taman Pintar (tempat parkir dsb).
Dari uraian kontribusi tersebut, kontribusi masing-masing stakeholder di Taman Pintar dapat
dirangkum sebagai berikut
42 | P a g e
Tabel 4.29 & 4.30 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar
Stakeholder Stakeholder Contribution
1 Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar,
merencanakan hal tersebut, dan mengeksekusikannya
2 Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada
Taman Pintar Yogyakarta
3 Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman
Shareholder Pintar Yogyakarta
4 Mendukung dan memberikan perhatian terhadap
perkembangan Taman Pintar Yogyakarta
5 Mengawasi perkembangan Taman Pintar
6 Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan
Taman Pintar Yogyakarta
7 Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen
APBD ke Taman Pintar Yogyakarta
1 Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta
Employee 2 Memberikan pelayanan prima kepada konsumen
3 Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan
1 Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana
pembelajaran (alat peraga), baik dalam bentuk hibah maupun
Supplier pinjam-pakai
2 . Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan
masyarakat tentang suatu ilmu tertentu, sesuai produk
masing-masing
1 Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten
2 Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta
Pengunjung 3 Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan
serta memperoleh pelayanan prima dari Taman Pintar
Yogyakarta
1 Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam
penyediaan kebutuhan para pengunjung
Penyewa 2 Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan
Tempat 3 Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta
4 Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama,
yaitu layanan pendidikan
1 Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang
Regulator Berlaku
2 Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.
1 Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima
43 | P a g e
4.5 Identifikasi Objective Perusahaan
Dari uraian stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution dapat diidentifikasi
objective yang merupakan penggabungan dari keduanya. Keyword yang mirip digabungkan.
Dari keyword tersebut dirumuskan objective. Berikut merupakan objective sebagai hasil
penggabungan stakeholdersatisfaction dan stakeholder contribution.
Dari uraian proses identifikasi objective Taman Pintar yang terdapat pada lampiran diperoleh
objective sebagai berikut:
No Objective
1 Membuat laporan dengan tepat waktu, jelas, dan akurat
2 Mengembangkan kualitas Taman Pintar
3 Menggunakan anggaran sesuai perencanaan
4 Meningkatkan kualitas karyawan
5 Menjaga kelancaran aktivitas Taman Pintar
6 Memberikan jenjang karir yang memberikan motivasi kepada karyawan untuk
melayani lebih baik
7 Meningkatkan kepuasan pengunjung dan penyewa tempat
8 Mencapai target pendapatan yang diharapkan
9 Meningkatkan kepuasan karyawan
10 Meningkatkan kedisiplinan karyawan
11 Menjaga kualitas produk kerja sama
12 Mempertahankan kerja sama dengan baik
13 Menciptakan humas dan promosi yang menjangkau masyarakat luas
14 Mematuhi aturan yang berlaku
15 Membantu mengembangkan sektor usaha di sekitar
Taman Pintar
44 | P a g e
4.7 Identifikasi Performance Indicators
PI diperoleh dari objective Taman Pintar yang telah diidentifikasi dan kinerja yang
harus tercapai agar objective terpenuhi. PI yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
45 | P a g e
Frekuensi : Seminggu sekali
5. Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang dipergunakan pihak ketiga
Tujuan : Mengetahui tingkat penggunaan media dan fasilitas Taman Pintar oleh pihak
ketiga
Formula : Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang digunakan pihak ketiga
untuk media iklan
Frekuensi : Sebulan sekali
6. Jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Tujuan : Mengukur jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Formula : Jumlah kegiatan masyarakat yang diadakan Taman Pintar per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
7. Jumlah pengunjung
Tujuan : Mengukur jumlah pengunjung yang datang ke Taman Pintar
Formula : Jumlah pengunjung ke Taman Pintar per periode
Frekuensi : Seminggu sekali
8. Jumlah supplier yang bekerja sama
Tujuan : Mengukur jumlah supplier yang bekerja sama dengan Taman Pintar
Formula : Jumlah supplier yang bekerja sama per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
9. Jumlah wahana pembelajaran yang baru
Tujuan : Mengukur jumlah wahana pembelajaran yang baru
Formula : Jumlah wahana pembelajaran yang baru per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
10. Ketepatan waktu pelaporan
Tujuan : Mengontrol ketepatan waktu pelaporan kepada pemerintah
Formula : Jumlah laporan Taman Pintar yang tepat waktu dilaporkan
Frekuensi : Sebulan sekali
11. Perbandingan antara target dan pendapatan
Tujuan : Mengukur pendapatan terhadap target yang ditetapkan
Formula : (Total pendapatan / Target pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
12. Persentase jumlah karyawan penerima bonus
Tujuan : Mengetahui prestasi kinerja karyawan
Formula : (Jumlah karyawan penerima bonus / Jumlah seluruh karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
13. Persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak
Tujuan : Mengetahui jumlah wahana yang rusak
Formula : (Jumlah wahana pembelajaran yang rusak / Jumlah wahana pembelajaran)
x 100%
Frekuensi : Seminggu sekali
46 | P a g e
15. Persentase ketidakdisiplinan kehadiran
Tujuan : Mengukur ketidakdisiplinan karyawan yang datang terlambat, pulang cepat,
atau tidak hadir
Formula : (Jumlah karyawan tidak disiplin kehadirannya / jumlah karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
16. Persentase laba
Tujuan : Mengetahui persentase laba yang diperoleh Taman Pintar
Formula : (Laba bersih / Pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
17. Persentase tempat tersewa
Tujuan : Mengetahui progress persewaan bagi tenant
Formula : (Jumlah tempat tersewa / Jumlah sewa tempat yang ada) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
18. Rasio biaya operasional
Tujuan : Mengukur perbandingan biaya rasio yang dikeluarkan terhadap keseluruhan
biaya pengeluaran
Formula : (Biaya operasional / Total pengeluaran) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
19. Tingkat produktivitas karyawan
Tujuan : Mengetahui tingkat produktivitas karyawan yang diukur berdasarkan jumlah
pelanggan
Formula : (Jumlah pelanggan / jumlah karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
4.8 Pembobotan Performance Indicators
Pembobotan menggunakan pairwise comparison pada Analytical Hierrarchy Process
(AHP). Contoh pengolahan untuk responden pertama adalah sebagai berikut:
47 | P a g e
Tabel 4.34 Normalisasi Hasil Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar
48 | P a g e
Dari ketiga rekapitulasi responden diperoleh nilai geometric mean (GM) untuk memperoleh
CR keseluruhan.
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n
Contoh:
PI11 = (1 x 1 x 1)1/3 = 1
PI12 = (1 x 1 x 7)1/3 = 2
PI13 = (1/8 x 1 x 1)1/3 = 1/2
Kemudian dari GM yang telah dihitung dilakukan normalisasi untuk mengetahui eigenvalue
sehingga nilai max, CI, dan CR dapat diketahui. Dari hasil perhitungan, diketahui nilai-nilai
tersebut sebagai berikut:
max = (26,68x0,036) + (63,73x0,018) + (10,54x0,092) + + (7,74x0,125)
= 19,67
CI = (19,67-19) / (19-1)
= 0,04
RI = 1,627
CR = 0,04 / 1,627
= 0,023
Nilai CR <0,1 sehingga dikatakan konsisten
49 | P a g e
4.9 Penentuan Key Performance Indicators (KPI) Perusahaan
Hasil perankingan eigenvalue adalah sebagai berikut:
Menurut Parmenter (2010), aturan 10/80/10 (10 KRI, hingga 80 PI, dan 10 KPI) adalah
panduan yang baik bagi organisasi. Untuk itu, dalam penelitian ini KPI ditentukan dari 10
bobot tertinggi. Maka, KPI Taman Pintar adalah sebagai berikut:
50 | P a g e
Tabel 4.38 Identifikasi KPI pada Tiap Stakeholder Taman Pintar
51 | P a g e
BAB V
ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Bab ini berisi tentang analisis perancangan Key Performance Indicators(KPI) sebagai
dasar alat pengukuran kinerja menggunakan Performance Prism.KPI dapat ditentukan tanpa
menggunakan Performance Prism, namun bisa sajahanya dilihat dari segi finance saja.
Performance Prism berusaha melihat dari berbagai segi stakeholder dan strategi,proses, dan
kapabilitas perusahaan.Analisis yang dilakukan meliputi analisispengelompokan stakeholder,
efek Uji Cochran dalam identifikasi stakeholdersatisfaction, pemisahan customer,
penggabungan atibut kuesioner setelah penyebaran, atribut yang hilang sebagai efek Uji
Cochran, identifikasi objective, strategi, proses, kapabilitas, dan KPI, identifikasi PI, serta
penentuan KPI.
52 | P a g e
Jika tidak dilakukan Uji Cochran, maka atribut harga tiket murah, harga sewa murah,
administrasi mudah, dan ikut mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar akan
tetap dipertahankan dalam penyebaran kuesioner utama padahal belum ada kesepakatan
tentang atribut tersebut sebagai faktor yang dipertimbangkan.Uji Cochran tetap dilakukan
walaupun ada pembobotan menggunakan Analytical Hierrarchy Process (AHP) karena
responden dan tujuan pada masing-masing kuesioner berbeda. Uji Cochran dilakukan untuk
memvalidasi atribut dari berbagai sumber agar benar-benar memperoleh atribut yang
mempunyai bobot kepentingan sama untuk mengidentifikasi stakeholder satisfaction,
sementara pembobotan AHP dilakukan untuk memperoleh bobot/prioritas
Performance Indicators (PI). PI dibentuk dari proses dan kapabilitas perusahaan.
Proses dan kapabilitas diperoleh dari identifikasi strategi dan objective perusahaan.
Sementara, objective diperoleh dari stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution.
Selain tujuan, responden kuesioner ini pun berbeda. Responden untuk Uji Cochran berasal
dari sampel setiap stakeholder, sedangkan pembobotan AHP berasal dari perwakilan
Pengelola Taman Pintar yang paham tentang Taman Pintar itu sendiri. Uji Cochran dilakukan
sebagai pensahihan karena atribut yang digunakan dari berbagai probable factor.Pengolahan
Uji Cochran dilakukan pada kuesioner employee, customer,dan community karena
memiliki jumlah yang banyak. Sementara jumlah sampel supplier dan regulator hanya
perwakilan saja. Shareholder pada kuesioner awal diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan
Yogyakarta. Supplier diwakili oleh PT XL Axiata dan PDAM Tirtamarta Yogyakarta,
Sedangkan regulator diwakili oleh DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta.
53 | P a g e
pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap, dan kontinyu. Atribut ketiga,
keuntungan Taman Pintar meningkat dihapus karena tercermin dalam atribut
penggunaan biaya yang efektif dan efisien dan atribut peningkatan jumlah
pelanggan. Peningkatan keuntungan Taman Pintar sebanding dengan peningkatan jumlah
pelanggan dan berbanding terbalik denganbiaya/pengeluaran. Atribut keenam, karyawan
berkualitas dan berprestasi dengan hasil yang optimal dan atributkedelapan, karyawan
disiplin, memiliki loyalitas tinggi, dan bertanggung jawab terhadap
pekerjaannyadigabung karena berkaitan dengan kinerja karyawan. Hasil penggabungan
kedua atribut tersebut adalah karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan memiliki
kinerja yang baik.Pada atribut employee, atribut kedua, adanya jaminan keamanan dan
keselamatan, atribut keempat, kondisi kerja yang nyaman, atribut kedelapan,
perlengkapan kerja yang memadai, dan atribut kesembilan,fasilitas kantor yang
memadai digabungkan karena berhubungan dengan
kondisi kerja employee. Hasil penggabungan keempat atribut tersebut adalah atribut kondisi
kerja yang aman, nyaman, dan memadai. Atribut ketiga, adanya jaminan kesehatan
dan atribut ketujuh, jaminan kesejahteraan sosial, termasuk pula THR digabungkan
karena berhubungan dengan jaminan kesehatan dan sosial. Hasil penggabungan kedua atribut
tersebut adalah atribut adanya jaminan kesehatan dan sosial. Atribut kelima, adanya
reward bagi karyawan dan atribut kelima belas, adanya tindak lanjut terhadap
penyimpangan kerja digabungkan karena merupakan hubungan timbal balik/konsekuensi
kerja. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut adanya reward dan
punishment bagi karyawan.Pada atribut customer, atribut pertama, tanggapan komplen
yang cepat dan atribut kedua, pelayanan ramah dan memuaskan digabung karena
berhubungan dengan pelayanan. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut
pelayanan prima. Kemudian, atribut customer ini dipecah menjadi dua kelompok, yaitu
pengunjung dan penyewa tempat. Atribut pertama, pelayanan prima, atribut kedua,
kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan menyenangkan, dan atribut keenam,
tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan parking area) dimiliki
oleh pengunjung dan penyewa tempat. Sementara atribut harga tiket atau sewa murah
dibagi menjadi dua, yaitu atribut harga sewa murah dan atribut harga tiket murah.
Penyewa tempat memiliki dua atribut lain, yaitu atributinformasi mudah diperoleh dengan
cepat dan atribut administrasi mudah karena berhubungan dengan kebutuhan penyewa
tempat.
54 | P a g e
Instansi BLU (Badan Layanan Umum) memiliki standar pelayanan minimum yang
mempertimbangkan
1. kualitas layanan,
2. pemerataan dan
3. kesetaraan layanan,
4. biaya, dan
5. kemudahan untuk mendapatkan pelayanan.
Jadi, penentuan harga tiket atau harga sewa memerlukan pertimbangan, pengkajian, dan
pertimbangan Pemerintah Kota Yogyakarta. Proses pengisian kuesioner kepada pengunjung
dan penyewa tempat dilakukan dengan cara mendampingi responden dalam pengisian
kuesioner.
Pengunjung dan penyewa tempat dijelaskan tentang tujuan stakeholder satisfaction
berhubungan dengan harapan dan keinginan, bukan kondisi saat ini. Maka, harga menjadi hal
yang dianggap tidak penting bagi responden. Sementara atribut administrasi mudah dapat
dianggap tidak penting bagi responden karena proses administrasi menyewa tempat di suatu
lokasi tidak jauh berbeda dengan lokasi yang lain.
Kemudian, atribut-atribut yang tersisa tersebut digunakan untuk penyebaran kuesioner
utama. Metode sampling dan jumlah sampel masing-masing stakeholder berbeda-beda.
Jumlah sampel employee berdasarkan bobot tiap bagian komponen employee. Kuesioner
untuk supplier disebar kepada 20 supplier namun kuesioner yang kembali hanya terdapat 5
supplier. Penyebaran kuesioner pengunjung dilakukan secara random berdasarkan waktu.
Penyebaran kuesioner penyewa tempat secara proportional sampling antara penyewa food
court dan book store. Penyebaran kuesioner community dilakukan secara purposive sampling
karena community merupakan stakeholder sekunder/minor.
55 | P a g e
Pintar untuk menjalankan proses yang telah diidentifikasi. Kapabilitas Taman Pintar
diidentifikasi bersama Pengelola Taman Pintar. Kapabilitas yang telah diidentifikasi
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar.
Proses dan kapabilitas perusahaan digunakan untuk menyaring mampu-tidaknya suatu
objective dijalankan. Dari pengidentifikasian objective, strategi, proses, dan kapabilitas, dapat
diketahui bahwa proses dan kapabilitas objectivekelima belas tidak dapat diidentifikasi.
Objective kelima belas, membantu mengembangkan sektor usaha di sekitar karena
keberadaan Taman Pintar tidak dapat digunakan. Sektor usaha di sekitar Taman Pintar
berkembang karena keberadaan Taman Pintar, bukan karena peran aktif Taman Pintar
dalam mengembangkannya. Maka, objective yang telah dirumuskan ada 14 buah.
56 | P a g e
5.8 Analisis Penentuan Key Performance Indicators (KPI)
Dari hasil pembobotan pada tahap sebelumnya, diperoleh Key Performance Indicators
(KPI). KPI yang terbentuk ada pada tabel 4.57. antara satu KPI dengan yang lain tidak
berhubungan. Dari hasil pembobotan, tingkat produktivitas karyawan memperoleh bobot
terbesar yang disusul dengan jumlah wahana yang baru, jumlah pengunjung, indeks kepuasan
pengunjung, persentase laba, perbandingan antara target dan pendapatan, persentase jumlah
wahana pembelajaran yang rusak, persentase tempat tersewa, jumlah komplain yang diterima,
dan jumlah supplier yang bekerja sama. KPI tersebut juga berhubungan dengan shareholder
kecuali persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak dan persentase tempat tersewa.
Regulator berhubungan dengan KPI perbandingan antara target dan pendapatan.
Supplierberhubungan dengan KPI jumlah wahana pembelajaran yang baru dan jumlah
supplier yang bekerja sama.
Pengunjung berhubungan dengan :
1. KPI jumlah wahana pembelajaran yang baru,
2. indeks kepuasan pengunjung,
3. persentase jumlah wahana
4. pembelajaran yang rusak,
5. serta jumlah komplain yang diterima.
Penyewa tempat berhubungan dengan KPI persentase tempat tersewa dan jumlah
komplain yang diterima. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah
community, yang merupakan stakeholder sekunder karena perannya tidak sebesar
stakeholder primer.
Community tidak terlibat dalam transaksi dengan Taman Pintar dan tidak begitu penting
untuk kelangsungan hidup Taman Pintar.Jika melihat bagian (struktur organisasi) Taman
Pintar yang paling banyak memiliki target pencapaian KPI adalah Seksi Hubungan
Masyarakat dan Pemasaran dengan jumlah 8 KPI, sedangkan yang paling sedikit
adalah Seksi Pengembangan Keprograman. Walaupun banyak atau sedikit memiliki target
pencapaian KPI, setiap bagian pada struktur organisasi Pengelola Taman Pintar memiliki
peran yang besar untuk mencapai kinerja yang baik
57 | P a g e
berhubungan dengan adanya planetarium adalah jumlah pengunjung dan indeks kepuasan
pengunjung.
58 | P a g e
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan perancangan Key Performance Indicators (KPI) pada
penelitian ini serta saran yang dapat menjadi usulan perbaikan ke depan.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Stakeholder satisfaction yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan stakeholder
contribution yang diperoleh dengan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi
objective Taman Pintar yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi strategi,
proses, dan kapabilitas Taman Pintar.
2. Objective Taman Pintar yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 14 objective.
3. Performance Indicator (PI) Taman Pintar yang telah terbentuk dari proses dan
kapabilitas yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 19 buah dimana PI-PI tersebut
tidak berhubungan satu sama lain (independen).
4. Berdasarkan hasil pembobotan PI, 10 indikator yang memiliki bobot paling tinggi
dipilih menjadi Key Performance Indicators (KPI) adalah tingkat produktivitas
karyawan (0,125), jumlah wahana pembelajaran yang baru (0,105), jumlah
pengunjung (0,094), indeks kepuasan pengunjung (0,092), persentase laba (0,073),
perbandingan antara target dan pendapatan (0,063), persentase jumlah wahana yang
rusak (0,057), persentase tempat tersewa (0,052), jumlah komplain yang diterima
(0,046), dan jumlah supplier yang bekerja sama (0,042).
5. KPI yang telah terbentuk kemudian diidentifikasi untuk setiap bagian dalam struktur
organisasi Taman Pintar serta untuk setiap stakeholder.
6. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah community, yang
merupakan stakeholder sekunder karena community tidak terlibat dalam transaksi
dengan Taman Pintar dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup Taman
Pintar.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Penerapam Performance Prism dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.
2. Penelitian ini dilanjutkan untuk pembuatan alat ukur di Taman Pintar.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk pengimplemantasian KPI di Taman Pintar
Yogyakarta.
59 | P a g e