Anda di halaman 1dari 5

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Dian Septiani, Dzaalika Aldeirre, Melisa Epriani, Siti Aisah


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda 10, Rawamangun, Jakarta 13220
Telp/Fax(021)4894909
Email : diannseptiani@gmail.com

Abstrak

Proses kimiawi membutuhkan adanya enzim untuk memecah makromolekul


menjadi mikromolekul. Pencernaan enzimatik terjadi di kelenjar air liur, lambung, dan
usus halus. Hati merupakan kelenjar pencernaan namun tidak menghasilkan enzim
melainkan garam empedu untuk mengemulsikan lemak. Tujuan praktikum ini adalah
untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada kelenjar pencernaan dan mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Pada uji musin, uji ion CNS- dan uji
pengaruh temperatur terhadap kerja enzim amilase digunakan filtrat berupa air liur
(saliva). Sedangkan pada uji empedu terhadap lemak atau hidrolisis lemak, digunakan
cairan empedu Hasil praktikum yang didapat menunjukan bahwa terdapat musin dan
larutan tiosianat pada saliva serta membuktikan bahwa salah satu faktor kerja enzim
dipengaruhi oleh suhu. Selain itu, pada uji hidrolisis lemak menunjukkan bahwa terjadi
emulsi lemak.

Kata Kunci: pencernaan, uji musin, uji ion CNS- , saliva, hidrolisis lemak

Pendahuluan
Sistem pencernaan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengubah makanan
yang kompleks (karbohidrat, protein, dan lemak) menjadi sari makanan yang sederhana
agar dapat diserap oleh sel. Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Pencernaan makanan berlangsung secara mekanik dan enzimatik.
Dalam pencernaan secara enzimatik diperlukan enzim-enzim tertentu yang dihasilkan
oleh berbagai kelenjar pencernaan misalnya kelenjar air liur.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan terhadap musin, percobaan
terhadap ion CNS-, pengaruh temperatur terhadap kerja enzim amilase dan pengaruh
empedu terhadap lemak. Percobaan terhadap musin bertujuan untuk mengetahui adanya
musin pada air liur setelah ditambahkan biuret. Percobaan terhadap ion CNS - bertujuan
untuk mengetahui adanya CNS- pada kelenjar air liur setelah FeCl3 dan HCl ditetesi
filtrat air liur sedikit demi sedikit sampai terlihat perubahan warna merah orange yang
menunjukkan terbentuknya Fe(CNS)3. Percobaan temperatur terhadap kerja enzim
amilase bertujuan untuk mengetahui aktivitas kerja enzim amilase yang dipengaruhi
oleh suhu. Percobaan empedu terhadap lemak bertujuan untuk mengetahui bahwa akan
terjadi emulsi lemak setelah cairan empedu diencerkan dengan aquades dan
ditambahkan minyak.
Materi dan Metode Praktikum
Materi
Air liur (saliva) disekresikan oleh tiga pasang kelenjar besar yaitu parotis,
submaxilary, dan sublingualis. Saliva terdiri atas 99.24% air dan 0.58% terdiri atas ion-
ion Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Cl-, HCO3-, SO42-, dan zat-zat organik seperti musin dan enzim
amilase (ptialin). Musin merupakan suatu glikoprotein yang dikeluarkan oleh kelenjar
sublingual dan kelenjar submaxilary, sedangkan enzim amilase (ptyalin) dikeluarkan
oleh kelenjar parotid. (Panji Cahya, et.al, 2010). Musin adalah protein yang
terglikosilasi, artinya musin merupakan sebuah kompeks protein yang dilapisi gula dan
memiliki massa molekul yang tinggi. Musin yang dihasilkan oleh jaringan epitel pada
dinding rongga mulut kemungkinan besar akan bercampur dengan saliva. Selain itu
saliva juga mengandung unsur anorganik berupa ion CNS- (ion tiosianat). Ion tiosianat
berperan dalam fungsi saliva pada proses anti bakteri. Ion tiosianat bekerja sama dengan
enzim proteolitik, terutama lisosim yang dapat menyerang bakteri sehingga ion tiosianat
menjadi bakterisidal yang membantu menghilangkan pendukung metabolisme bakteri.
(Guyton dan Hall, 1997). Enzim amilase yang terdapat dalam air liur merupakan
kelompok hidrolase yang bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis polisakarida
menjadi disakarida sehingga berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa.
Enzim amilase ini hanya dapat berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang netral
atau pH-nya berkisar 7. Selain pH, enzim amilase juga membutuhkan suhu optimum
yaitu 37 .

Metode Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2016 di Laboratorium Fisiologi
FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Alat dan bahan yang digunakan adalah tabung
reaksi, penjepit, lampu bunsen, gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, testplate, rak tabung
reaksi, air liur, larutan biuret, FeCl3, amilum, lugol, air panas. Pada uji musin dilakukan
dengan menambahkan biuret pada filtrat air liur. Pada uji ion CNS, FeCl3 + HCl ditetesi
air liur. Pada uji temperatur terhadap enzim amilase, air liur + amilum dipanaskan lalu
ditetesi lugol. Pada uji empedu, cairan empedu diencerkan aquades lalu ditambahkan
minyak kelapa.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Praktikum
1. Percobaan Terhadap Musin

Gambar 1. Warna Ungu Pada Filtrat Saliva yang Ditambahkan Biuret


2. Percobaan Terhadap Ion CNS

A B
Gambar 2. Tabung reaksi berisi FeCl3 + HCl menunjukkan warna kuning muda (A) dan
Tabung reaksi berisi FeCl3 + HCl + filtrat air liur menunjukkan warna kuning orange
(B)
3. Pengaruh Empedu Terhadap Lemak

A B C

Gambar 3. Isi kantung empedu ayam berwarna hijau tua (A) ; isi kantung empedu ayam
yang diberi aquades + minyak kelapa yang terjadi emulsi (B) dan air + minyak kelapa
yang tidak menyatu (C)
4. Pengaruh Temperatur Terhadap Kerja Enzim Amilase

Gambar 4. Filtrat air liur + amilum + lugol (air panas) tidak menunjukkan perubahan
warna

Pembahasan
1. Percobaan Terhadap Musin
Pada percobaan ini digunakan larutan biuret unuk menguji ada atau tidaknya
protein dalam air liur. Larutan biuret merupakan indikator polipeptida yang
memiliki lebih dari 1 ikatan asam amino. Larutan biuret dapat dibuat dengan
mencampurkan NaOH dan CuSO4 yang menghasilkan warna biru dan akan
berubah menjadi warna ungu ketika berikatan dengan protein. CuSO4 berperan
sebagai donor ion tembaga (Cu2+) yang bereaksi dengan ikatan peptida (-CO dan
NH) dan membentuk kompleks tembaga berwarna keunguan. Dalam percobaan ini
terbentuk larutan ungu yang menunjukkan bahwa air liur terdiri atas musin yang
merupakan suatu glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat yang
terikat secara kovalen. Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut:
NaOH + CuSO4 Na2SO4 + Cu(OH)2 {menghasilkan warna ungu}
2. Percobaan Terhadap Ion CNS
Pada percobaan ini dibutuhkan dua tabung reaksi, tabung satu untuk kontrol dan
tabung yang kedua merupakan tabung uji, dimana nantinya kedua tabung tersebut
akan dibandingkan. Larutan FeCl3 dimasukkan kedalam dua tabung reaksi tersebut
hanya saja pada tabung kontrol tidak diberi tetes filtrat air liur. Ion CNS (tiosianat)
dengan FeCl3 yang dicampurkan akan mengoksidasi ion feroklorida menjadi ion
bebas yaitu Fe3+ yang akan berikatan dengan CNS-. Saat perubahan warna merah
orange akan membentuk Fe(CNS)3. Hal ini dapat dibuktikan dengan reaksi sebagai
berikut:
FeCl3 + 3CNS- + HCL Fe(CNS)3 + 3Cl-
Hasil percobaan terbentuknya warna kuning orange yang menandakan
dalam larutan tersebut terdapat ion tiosianat. Hasil tersebut membuktikan bahwa
terbentuk ion tiosianat dalam air liur ketika bereaksi dengan FeCl3. Ion tiosinat
merupakan salah satu antibakteri bersama dengan hidrogen peroksida, dan
imunoglobulin A (IgA), yang merupakan pertahanan imunologik awal terhadap
adanya kuman dan virus pada mulut.
3. Pengaruh Empedu Terhadap Lemak
Empedu merupakan organ untuk sekresi yang penting dalam pembuatan lemak
menjadi emulsi dan mempermudah penyerapan lemak dari senyawa yang
merupakan bentuk ekskresi dari produk akhir metabolisme. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa cairan empedu ayam yang diencerkan dengan aquades dan
ditambahkan minyak kelapa, menghasilkan larutan yang homogen yakni berwarna
kuning kehijauan. Sebenarnya isi dari tabung reaksi bukanlah suatu larutan,
melainkan sebuah emulsi lemak yang prosesnya dinamakan emulsifikasi.
Emulsifikasi merupakan proses pelapisan lemak untuk memperkecil ukuran lemak
sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar. Dengan luas permukaan yang
besar ini enzim lipase akan lebih mudah menghidrolisis lemak dan lemak dapat
dengan mudah diedarkan ke seluruh tubuh. Aquades dan minyak dapat menyatu
karena adanya cairan empedu. Garam-garam empedu yang terkandung di dalam
cairan empedu berperan dalam pelarutan minyak dan aquades. Hal ini jelas
membuktikan bahwa cairan empedu yang terdapat di dalam kantung empedu
berperan dalam membantu proses pencernaan lemak dalam tubuh. Dimana garam-
garam empedu membuat lemak/minyak menjadi larut dalam air sehingga mudah
dicerna dan diserap oleh tubuh. Jadi tanpa adanya cairan empedu, aquades dan
minyak tidak bersatu sehingga membentuk dua lapisan seperti pada percobaan.
4. Pengaruh Temperatur terhadap Kerja Enzim Amilase
Pada percobaan ini dibutuhkan filtrat air liur. Setelah itu ditambahkan amilum
kemudian barulah lugol, ternyata hasilnya tidak menunjukkan perubahan warna.
Padahal seharusnya setelah ditambahkan lugol berwarna keunguan. Hal ini
disebabkan mungkin karena besarnya volume yang ditambahkan tidak sesuai. Pada
percobaan ini juga hanya didapatkan 1 percobaan yaitu dengan air panas karena
saat itu filtrat yang dibutuhkan belum ada dan saat sedang percobaan waktu
percobaan sudah habis.
Kesimpulan
Pada Uji Musin didapatkan warna ungu pada campuran yang diuji dengan biuret.
Warna tersebut menunjukkan adanya musin pada saliva. Pada uji ion CNC, air liur yang
ditambahkan FeCl3 terdapat warna kuning orange yang menandakan terdapat larutan ion
tiosianat pada air liur. Aktivitas enzim amylase pada air liur paling efektif (optimum)
pada suhu kamar. Pada hidrolisis lemak, dihasilkan emulsi pada cairan empedu yang
ditambahkan aquades dan minyak kelapa.

DAFTAR PUSTAKA
Aisjah G. 1986. Enzim dalam Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Guyton, dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Lehniger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Jakarta: Erlangga.
Maryati S. 2000. Sistem Pencernaan Makanan. Jakarta: Erlangga.
Panji Cahya Mawarda, et.al., 2010. Enzim Pencernaan (Daya Cerna Air Liur). IPB:
Bogor.
Suharso M. 1986. Enzim dalam Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai