A. Latar Belakang
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah
2 tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu di tanggulangi dengan serius.
Usia dibawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang bayi baik fisik maupun kecerdasan. Karena
itu setiap bayi dan anak usia 12-24 bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai
dengan kebutuhannya. Hasil survei menunjukkan bahwa salah satu penyebab
terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi, dan anak usia 12-24 bulan di
indonesia adalah rendahnya mutu makanan pendamping Air Susu Ibu(MP-ASI)
dan tidak sesuainya pola asuh yang diberikan sehingga beberapa zat gizi tidak
dapat mencukupi kebutuhan khususnya energi dan zat gizi mikro terutama zat
besi (Fe) dan seng (Zn)
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 sampai saat ini belum
dapat ditanggulangi dengan baik. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya
jumlah keluarga miskin dan menurunnya daya beli terhadap pangan sehingga
ketersediaan bahan makanan dalam keluarga menjadi terbatas yang pada
akhirnya berpotensi terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk.
Dari hasil pengamatan, pemerintah sangat menaruh perhatian yang besar
pada program ini khususnya pasa pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak
usia 6-24 bulan dimana saat inilah saat yang rawan status gizi yang perlu
mendapat perhatian dari orang tua. Mengingat masih tingginya prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk pada bayi dan anak usia 12-24 bulan.
Berdasarkan dalam melaksanakan upaya kesehatan, puskesmas tata nilai
pelaksanaan yaitu professional, etis, terbuka dan inovatif
D. Sasaran
Baduta (6-24 bulan) yang BGM
F. Penyelenggara
- Petugas gizi
- Bidan Desa
Mengetahui
KEPALA PUSKESMAS PRAGAAN