Anda di halaman 1dari 3

Puskesmas Wiyata TOGA (Wilayah Budidaya dan Wisata TOGA) Puskesmas

Kintamani I

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan sebuah bangsa, dengan
masyarakat yang sehat dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia yang unggul. Berbagai
macam cara telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik
secara promotif, preventif maupun rehabilitatif, dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional
kini masyarakat dapat berobat secara gratis di Klinik, Puskesmas maupun Rumah Sakit.

Namun sebelum masyarakat mengenal pengobatan medis, telah terlebih dahulu masyarakat
mengenal tentang pengobatan tradisional, yaitu dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai khasiat obat, seperti jeruk nipis, jahe, kunyit, kencur, daun seledri, daun kejibeling,
belimbing wuluh, temulawak dan lain sebagainya. Masyarakat dulu umumnya menggunakan
obat tradisional untuk meredakan gejala-gejala penyakit ringan seperti demam, batuk pilek,
gatal-gatal, nyeri perut, nyeri sendi dan lain-lain.

Kintamani merupakan salah satu kecamatan besar di kabupaten bangli, dengan memiliki luas
sekitar 366,92 km2 yang terdiri dari daerah dataran rendah hingga pegunungan, Ngawi
mempunyai sumber daya alam yang melimpah, tanah yang subur dan sumber daya air maupun
tanaman yang bervariasi tinggi, salah satunya banyak terdapat tanaman obat yang tumbuh liar di
pekarangan penduduk.

Oleh karena itu, Puskesmas Kintamani I ingin, membuat sebuah inovasi selain berupaya
meningkatkan kesehatan penduduk dari segi medis dengan perbaikan sistem dan saran di
Puskesmas maupun Rumah Sakit, juga mencanangkan sebuah program pemberdayaan
masyarakat dengan menjadikan wilayah budi daya dan wisata TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Melalui masing-masing pustu pada masing-masing desa, puskesmas kintamani I berupaya


untuk menciptakan sebuah inovasi dengan menciptakan sebuah ide pustu binaan Tanaman Obat.
Setiap masyarakat di desa tersebut diberikan edukasi mengenai pentingnya tanaman obat untuk
dikembangkan sendiri setiap rumah penduduk. Petugas puskesmas menginginkan dengan adanya
tanaman obat tersebut dapat digunakan sebagai pengobatan sederhana yang didapat secara murah
dan cepat, selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan penduduk apabila dikembangkan
secara massal.

Selain sebagai tanaman obat untuk konsumsi masyarakat setempat, puskesmas juga
berupaya untuk menjadikan sebuah desa sebagai tempat wilayah budi daya dan wisata tanaman
obat keluarga, sehingga dengan manajemen yang baik dapat dijadikan sebuah tempat tujuan
wisata edukasi bagi anak sekolah maupun masyarakat umum.
Untuk mencapai tujuan tersebut puskesmas Kintamani I memilih pustu-pustu sebagai pustu
percontohan TOGA, karena lokasi desa yang terletak pada dataran tinggi yang sejuk, mempunyai
tanah yang subur dan terdapat beraneka ragam tanaman obat. Puskesmas membentuk tim yang
bertujuan untuk memberikan penyuluhan, pelatihan khusus tentang pembibitan, penanaman,
pengelolaaan, perawatan, cara panen, pemetikan dan pemanfaatan tanaman obat, selain itu
puskesmas juga berencana menggandeng pengusaha jamu tradisional dalam pengembangan
program tersebut.
Puskesmas juga akan bekerjasama dengan sekolah-sekolah mendirikan sekolah TOGA yang
tugasnya untuk memberikan edukasi dan informasi pada masyarakat sekitar tentang budi daya
dan penanaman tanaman obat. Selain itu juga akan membangun Klinik yang dikelola oleh
masyarakat dibantu dengan kader kesehatan yang bertugas untuk melayani masyarakat yang
ingin memanfaatkan TOGA sebagai pengobatan awal pada penyakit yang sedang diderita dan
menyediakan jamu yang siap untuk dikonsumsi. Terdapat pula Posyandu TOGA yang acaranya
bersamaan dengan Posyandu Balita, yang bertugas untuk memberikan informasi tentang
pemanfaatan dan pengolahan tanaman obat dan menjual produk jamu olahan.

Dalam upaya meningkatkan minat dan semangat masyarakat terhadap tanaman obat dan
jamu puskesmas bersama pustu mengadakan lomba tanam TOGA yang diikuti oleh beberapa
dusun dalam satu desa. Selain itu puskesmas juga akan membuat paket wisata TOGA,
pengunjung yang datang di puskesmas kintamani I dan jejaringnya akan diajak untuk melihat
lebih dekat dan mengenal berbagai macam tanaman obat koleksi puskesmas dan jejaringnya,
mengetahui cara panen, pengolahan hingga siap untuk dikonsumsi, mengunjungi sekolah TOGA
maupun klinik TOGA dan menikmati pemandangan alam desa yang sejuk sembari menikmati
jamu tradisional yang disediakan.
Petugas kesehatan berharap dengan segala upaya yang telah dilakukan, dapat meningkatkan
minat masyarakat generasi muda khususnya, untuk lebih mengenal, ingin mempelajari dan
memanfaatkan tanaman obat sebagai warisan leluhur yang harus terus dilestarikan. Dengan
demikian Indonesia kedepannya dapat lebih mempromosikan Jamu sebagai pengobatan
tradisional khas Indonesia pada dunia, seperti negeri Cina yang terkenal dengan pengobatan
herbalnya. Semua itu bertujuan Indonesia yang lebih maju dan disegani bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai