Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hipospadia terjadi pada 1 dalam 300 kelahiran anak laki-laki dan merupakan
kanalisasi funikulus ektoderm yang tumbuh melalui glands untuk menyatu dengan
lipatan uretra yang menyatu. Hipospadia terjadi bila penyatuan di garis tengah
lipatan uretra tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis.
Ada berbagai derajat kelainan letak ini seperti pada glandular (letak meatus yang
salah pada glands), korona (pada sulkus korona), penis (di sepanjang batang penis),
penoskrotal (pada pertemuan ventra penis dan skrotum), dan perineal (pada
perineum). Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang
dari penis.
Tidak ada masalah fisik yang berhubungan dengan hipospadia pada bayi baru
lahir atau pada anak-anak remaja. Namun pada orang dewasa, chordee akan
sebelum usia saat belajar untuk menahan bdekemih, yaitu biasanya sekitar usia 2
tahun. Prepusium dipakai untuk proses rekonstruksi; oleh karena itu bayi dengan
hipospadia tidak boleh di sirkumsisi. Chordee dapat juga terjadi tanpa hipospadia,
dan diatasi dengan melepaskan jaringan fibrosa untuk memperbaiki fungsi dan
penampilan penis.
Hipospadia terdapat pada kira-kira satu diantara 500 bayi baru lahir. Pada
kasus yang paling ringan, meatus uretra bermuara pada bagian ventral glans penis,
terdapat berbagai derajat malformasi glans dan kulup zakar tidak sempurna pada
tingkat keparahan, penis berbelok kearah ventral (chordee) dan uretra pada penis
lebih pendek secara proggresif, tetapi jarak antara meatus dan glans tidak dapat
beberapa kasus, meatus terletak pada sambungan penoskrotal: pada kasus ekstrem,
uretra bermuara pada perineum, skrotum bifida dan kadang-kadang meluas kebasis
dorsal penis (transposisi skrotum), dan chordee adalah ekstrem. Pada kasus
mullerian structures). Pada kasus varian, kurva tura ventral penis terjadi tanpa
hipospadiak meatus uretra. Pada kasus ini, kulup zakar berkerudung dan korpus
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
kuliah Keperawatan Anak yaitu ibu Rita Puspasari, MPH tentang Asuhan
2. Tujuan Khusus
Pembahasan
melalui proses miksi. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan
cairan sperma. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak
pada perbatasan buli-buli dan uretra, dan sfingter uretra eksterna yang terletak
pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Secara anatomis uretra dibagi
1. Uretra pars anterior, yaitu uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum
penis, terdiri dari: pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikulare, dan meatus
uretra eksterna.
2. Uretra pars posterior, terdiri dari uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra
Uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing
yang melapisi kandung kencing. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot lingkar
yang membentuk sfingter uretra (Pearce, 2006). Uretra mengalirkan urin dari
20 cm dan melalui kalenjar prostat dan penis. Ada tiga bagian uretra (Sloane,
2003), yaitu:
1. Uretra prostatik Dikelilingi oleh kalenjar prostat. Uretra ini menerima dua
berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter uretra eksternal.
orifisium uretra eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis,
penis. Glandula uretra terbentuk dari kanalisasi funikulus ektoderm yang tumbuh
melalui glands untuk menyatu dengan lipatan uretra yang menyatu. Hipospadia
terjadi bila penyatuan di garis tengah lipatan uretra tidak lengkap sehingga
meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis. Ada beberapa derajat kelainan pada
glandular (letak meatus yang salah pada glands), korona (pada sulkus korona),
penis (di sepanjang batang penis), penoskrotal (pada pertemuan ventral penis dan
B. Pengertian Hipospadia
atau segera setelah bayi lahir, istilah hipospadia menjelaskan adanya kelainan
pada muara uretra pria. Kelainan hipospadia lebih sering terjadi pada muara uretra,
biasanya tampak disisi ventral batang penis. Seringkali, kendati tidak selalu,
kelainan tersebut diasosiasikan sebagai suatu chordee, yaitu istilah untuk penis
Hipospadia adalah congenital anomali yang mana uretra bermuara pada sisi
lubang uretra terletak didekat ujung penis yaitu pada glans penis. Bentuk
hipospadia yang lebih berat terjadi jika luubang uretra terdapat ditengah batang
penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum atau dibawah skrotum.
Kelainan ini sering berhubungan kordi, yaitu suatu jaringan vibrosa yang kencang
2010:163)
suatu kelainan bawaan dimana letak lubang urethra tidak pada tempat yang
C. Epidimologi Hipospadia
laki-laki yang dibawa sejak lahir. Angka kejadian diperkirakan 1 diantara 500
bayi baru lahir dan merupakan anomali penis yang ditemukan. Insidensi kasus
1970-1990. Prevalensi dilaporkan antara 0,3% menjadi 0,8% sejak tahun 1970an.
Insidensi hipospadia meningkat dari 20,2 per 10.000 kelahiran hidup pada 1.970
menjadi 39,7 per 10.000 kelahiran hidup pada tahun 1993. Kajian populasi yang
D. Etiologi Hipospadia
genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal. Namun, ada beberapa factor yang
biasa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam tubuh yang
kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri telah
terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak
akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan
sama.
2. Genetika Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi
karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga
polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
4. Faktor eksogen yang lain adalah pajanan prenatal terhadap kokain, alcohol,
E. Klasifikasi Hipospadia
tipe ini, meatus terletak pada pangkal glands penis. Secara klinis,
tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya
sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk tindakan
bedah selanjutnya.
c. Tipe Posterior
Posterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal. Pada tipe ini,
skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umumnya testis tidak
turun.
a. Anterior: dimana meatus tampak pada bagian inferior dari glands penis.
(Wang,2008)
b. Coronal: dimana meatus tampak pada alur batang penis. (Wang, 2008)
c. Distal: dimana meatus tampak pada bagian bawah batang penis. (Wang,
2008)
1. Gland penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian
punggung penis.
membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar.
4. Kulit penis bagian bawah sangat tipis. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus
5. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari gland penis.
9. Pancaran air kencing pada saat BAK tidak lurus, bisa kearah bawah,
menyebar, mengalir melalui batang penis, sehingga anak akan jongkok saat
BAK.
G. Patofisiologi Hipospadia
Perkembangan uretra in utero dimulai sekitar usia 8 mingu dan selesai dalam
ventral penis. Glandula uretra terbentuk dari kanalisasi funikulus ektoderm yang
tumbuh melalui glands untuk menyatu dengan lipatan uretra yang menyatu.
Hipospadia terjadi dikarenakan fusi (penyatuan) dari garis tengah dari lipatan
uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari
penis. Ada berbagai derajat kelainan letak meatus ini, dari yang ringan yaitu
akhirnya di perineum. Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi
yang menutup sisi dorsal dari glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai
chordee, pada sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
Tidak ada masalah fisik yang berhubungan dengan hipospadia pada bayi baru
lahir atau pada anak-anak remaja. Namun pada orang dewasa dapat menghalangi
hubungan seksual.
H. Prognosis Hipospedia
Dengan perbaikan pada prosedur anastesi, alat jahitan, balutan, dan antibiotik
yang ada sekarang, operasi hipospadia telah menjadi operasi yang cukup sukses
sukses diperoleh, insidens fistula atau stenosis berkurang, dan lama perawatan
rumah sakit serta prognosis juga lebih baik untuk perbaikan hipospadia.
I. Komplikasi Hipospadia
Komplikasi yang biasa terjadi antara lain striktur uretra (terutama pada
sambungan meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat) atau
fistula.
1. Infertility
3. Gangguan psikososial
Komplikasi paska operasi yang terjadi :
biasanya dicegah dengan balut tekan selama 2 sampai 3 hari paska operasi.
parameter untuyk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur satu tahap saat
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
3. BNO-IVP
K. Penatalaksanaan Hipospadia
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan adalah dengan cara operasi.
normal atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya ke depan dan
2. Operasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelum operasi dilakukan bayi
atau anak tidak boleh disirkumsisi karena kulit depan penis digunakan untuk
pembedahan nanti.
untuk hipospadia tipe distal. Tipe distal ini meatusnya letak anterior atau
dengan kelainan yang jauh lebih berat, maka one stage urethroplasty
glans yan bengkok kearah ventral ( bawah ) dengan dorsal; skin hood
dan propenil bifid scrotum. Intinya tipe hipospadia yang letak lubang air
diikuti dengan penis yang bengkok dan kelainan lain di scrotum atau sisa
kulit yang sulit di tarik pada saat dilakukan operasi pembuatan uretra
( saluran kencing ). Kelainan yang seperti ini biasanya harus dilakukan 2
tahap.
maupun dua tahap dapat dilakukan sesuai dengan kelainan yang dialami
oleh pasien.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
melalui proses miksi. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan
cairan sperma. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak
pada perbatasan buli-buli dan uretra, dan sfingter uretra eksterna yang terletak
kelainan bawaan dimana letak lubang urethra tidak pada tempat yang semestinya,
laki-laki yang dibawa sejak lahir. Angka kejadian diperkirakan 1 diantara 500
Tanda dan gejala hipospadia adalah gland penis bentuknya lebih datar dan
ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra
bagian punggung penis, adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi
meatus dan membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar, kulit penis bagian bawah sangat tipis. Tunika dartos, fasia Buch dan
korpus spongiosum tidak ada, dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada
dasar dari gland penis, chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis
menjadi bengkok, sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung
skrotum), kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal, dan pancaran air
kencing pada saat BAK tidak lurus, bisa kearah bawah, menyebar, mengalir
Ada berbagai derajat kelainan letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit
perineu.
Dengan perbaikan pada prosedur anastesi, alat jahitan, balutan, dan antibiotik
yang ada sekarang, operasi hipospadia telah menjadi operasi yang cukup sukses
sukses diperoleh, insidens fistula atau stenosis berkurang, dan lama perawatan
rumah sakit serta prognosis juga lebih baik untuk perbaikan hipospadia.
Komplikasi yang biasa terjadi antara lain striktur uretra (terutama pada
sambungan meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat) atau
fistula.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari sebagai manusia biasa tak
lepas dari kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
Aesculapius.