Anda di halaman 1dari 12

pengolahan limbah menjadi pupuk cair

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Sejalan dengan sejarah perkembangan peradaban manusia, eksploitasi dan


upaya pemanfaatan sumber daya alam merupakan proses yang tidak terhindarkan.
Salah satu yang menyebabkan eksploitasi tanah melalui peningkatan produktivitas
pertanian adalah meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pangan dari
masyarakat. Cara pengeksploitasian petani guna meningkatkan produksivitas
pertaniannya adalah dengan memberikan input yang besar berupa pupuk dan
pestisida yang berbahan sintetis. Pemberian input yang berlebih pada tanah
maupun tanaman dapat merusak kondisi tanah dan dapat juga mengakibatkan
menurunnya kesehatan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
terjaganya lingkunga menciptakan suatu system pertanian berkelanjutan. Secara
keseluruhan permasalahan tersebut telah membawa dampak bagi kehidupan umat
manusia di bumi. Dampak ini dapat berakibat terhadap kesehatan manusia,
kondisi ekonomi dan kehidupan sosial, serta berpengaruh terhadap tatanan
perilaku budaya masyarakat. Sejalan dengan akibat masalah lingkungan yang
dirasakan manusia, telah pula membawa kesadaran baru bagi umat manusia untuk
lebih memperhatikan masalah lingkungan dan serta harus melakukan upaya-upaya
untuk memperbaiki keadaan lingkungannya.

Ketersediaan makanan tumbuhan dipengaruhi oleh kesuburan


tanah. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan hara dalam
jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan. Definisi
ini seringkali dipahami terlalu sempit dengan hanya mempertimbangkan sifat
kimia/kesuburan tanah yang hanya menyangkut jumlah dan ketersediaan unsur
hara yang dikandung tanah. Konsep kesuburan tanah sebenarnya jauh lebih luas.
Aspek keseuburan adalah sifat fisik tanah, kerapatan lindak tanah, kedalam
perakaran, struktur dan porositas tanah/kerenggangan tanah/kemampuan
meresapkan air. Untuk mendapatkan kesuburan tanah diperlukan penambahan
bahan-bahan yang mengandung unsur hara. Unsur hara organik dapat diperoleh
dari sisa hasil panen, bahan yang berasal dari luar usaha, bisa juga berasal dari
tanaman kacang-kacangan, dll. Salah satu langkah untuk mengmbalikan
kesuburan tanah Usaha pertanian organik seringkali dilakukan dengan
mengembalikan sisa hasil panen ke sawah, namun daur limbah pertanaman ini
tidak cukup untuk menggantikan keseluruhan unsur hara yang hilang. Perbaikan
kesuburan tanah dapat diusahakan dengan membuat pupuk organik sendiri.
Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair
dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Setelah
larutan tercampur rata simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar
matahari langsung dengan memberi penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi
proses fermentasi seblum digunakan. Penyimpanan pupuk kandang cair dilakukan
dalam kondisi tertutup agar udara tidak dapat masuk. Hal ini dilakukan untuk
menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk gas amoniak yang menguap. Dengan
menyimpannya terlebih dahulu sebelum digunakan akan meningkatkan
kandungan fosfat dan membuat kandungan hara menjadi seimbang. Penggunaan
pupuk kandang cair juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh
tanaman. Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai dalam
pengggunaan langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan
gulma, organisme penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk
kandang/kotoran hewan. Penggunaan secara langsung kemungkinan besar akan
terjadi panas karena proses penguraian.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk cair Organik yang berasal dari
limbah Pertanian
2. Belajar untuk mengelolah limbah Pertanian agar dapat di manfaatkan
sebelum menjadi sampah.

Rumusan masalah
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian merupakan sumber pangan bagi sebagian besar masyarakat


Indonesia. Hingga kinipun julukan itu masih melekat erat di sebagian besar
penduduk kita terutama yang tinggal di pedesaan. Berbagai model bercocok
tanam terdapat di tanah air kita, mulai dari bertanam padi, palawija, tanaman
hutan dengan berbagai variasinya yang tergantung dari kondisi setiap wilayah.
Sebagai negara agraris, berbagai aneka produk pertanian sangat mudah dijumpai,
mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran, padi, jagung, ketela, kayu hewan ternak
seperti sapi, kerbau, ayam, kuda. Bahkan akhir-akhir ini di beberapa tempat sector
pertanian telah berkembang dari tradisonal ke industri, sebagai contohnya adalah
industri peternakan ayam. Namun demikian penggunaan tanah secara terus
menerus untuk bercocok tanam telah menciptakan kemunduran tanah yang
ditandai oleh maraknya erosi dan tanah longsor serta kebutuhan pupuk baik
organik maupun buatan dengan jumlah yang cukup besar. Peledakan penduduk
dan kemisikinan diantaranya juga ikut menjadi pendorong makin rusaknya
lingkungan pertanian. Upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang
berkelanjutan dengan menggunakan agen pupuk organik rupanya sedang digemari
akhirakhir ini. Limbah organik pertanian merupakan sumber pupuk organik yang
penting bagi petani kita (Indrakusuma, 2000).

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun
atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada
tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal
buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah. Pemberian pupuk
organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman
yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk
yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk
daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin
tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan
mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman. Oleh karena itu,
pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti dan hal ini dapat
diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan. Diduga sampai batas tertentu
kombinasi antara dosis yang diberikan dengan frekuensi aplikasi pupuk daun yang
dilakukan merupakan faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis (Rao, 1994 & Poerwowidodo (1992 ).

Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada
di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna tanaman
di lahan saudara. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang
lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut
mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning
biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara.
Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik
dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan
nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga
terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari
kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya
kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya(Prihmantoro, 1996).

Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara menempatkan kotoran


ternak ke dalam goni. Kumpulkan 30-50 kg kotoran ternak yang masih segar.
Masukkan dalam karung goni dan ikatlah karung tersebut. Masukkan karung yang
berisi kotoran ke dalam drum yang berisi air 200 liter air. Dengan mengangkat ke
atas dan kebawah dalam drum maka kotoran ternak tersebut akan muda larut.
Lakukan setiap 3 hari. Dibutuhkan waktu kira-kira 2 minggu untuk melarutkan
semua unsur hara dalam pupuk ke dalam air. Larutan siap bila warna ini berubah
menjadi coklat tua. Cara lain, untuk memperkirakan kapan larutan telah siap/jadi
adalah melalui penciuman. Hari pertama akan terasa bau amoniak yang kuat.
Setelah 10-14 hari, bau tersebut menjadi berkurang. Larutan tersebut merupakan
pupuk cair yang bagus untuk memupuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat
digunakan untuk berbagai macam tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus
lebih baik pupuk cair tersebut diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Untuk satu bagian larutan, tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut
digunakan untuk menyiram tanaman, di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman
dapat juga langsung menggunakan pupuk cair tersebut misalnya jagung. Ampas
dari sisa pupuk cair ini dapat digunakan sebagai mulsa tanaman atau ditambahkan
untuk pembuatan kompos (Anonim, 2004).
Unsur hara merupakan salah satu factor yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kentang yang optimal. Penggunaan pupuk sebagai salah
satu usaha untuk meningkatkan produksi kentang sudah sangat membudaya dan
para petani telah menganggap bahwa pupuk dancara pemupukan sebagai salah
satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. Dampak dari
penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produkstivitas tanaman
yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang
relative lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat
mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Ani, 2004)
.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan waktu


Tempat pelaksanaan praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengelolaan
Limbah Pertanian dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 November 2011
pukul 11.30 WIB yang bertempat di Labotatorium Penyakit Jurusan HPT
Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Pisau
2. Timba kurang lebih 15 liter
3. karung goni

3.2.2 Bahan
1. limbah sayuran secukupnya
2. EM4

3.3 Cara kerja


1. Masukkan kompos jadi ke dalam komposter hingga setebal 5cm atau mendekati
sisi bawah pengauk saat di putar
2. Cacah daun atau sayuran sepanjang 2-4 cm dengan pisau atau gunting
3. Masukkan bahan serbuk gergaji ke dalam komposter dengan perbandingan 1:1
kemudian di tambahkan dedak
4. Larutkan gula dalam air dengan menggunakan timba, selanjutnya masukkan
EM4.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
kelompok bahan Bau warna Tekstur
1 Sawi Wangi sirup Coklat Hancur
2 Tomat - - -
Coklat
3 Mangga Wangi (seperti gula) Hancur
kemerahan
4 Kubis Busuk menyengat Coklat keruh Sangat hancur
Coklat
5 Papaya Wangi sirup hancur
kemerahan

4.2 Pembahasan

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau
disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada
tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal
buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.Pemberian pupuk
organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman
yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk
yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk
daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara jugasemakin
tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan
mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman.

Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk


cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan,
yaitu memupuk tanaman, menyiram tanaman dan mengobati tanaman.
Manfaat dari pemberian pupuk cair organik adalah :
1. Merangsang pertumbuhan tunas baru
2. Mempebaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak
3. Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan
4. Memperbaiki klorofil pada daun
5. Merangsang pertumbuhan kuncup bunga
6. Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga
Memperkuat daya tahan pada tanaman

Bahan organik selain dapat meningkatkan kandungan C-organik.


tanah, juga merupakan sumberhara. Penambahan.bahan organik merupakan su
atu
tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman yang dapat meningkatkan efi
siensi penggunaan pupuk . Salah satu sumber bahan organik lokal yang
mudah diperoleh dan cukup potensial sebagai sumber bahan
organik tanah adalah jerami padi. Selain sebagai sumber bahan
organik, jerami juga merupakan sumber pupuk kalium, karena sekitar 80%
kalium yang diserap tanaman.
Manfaat:
1. Untuk menyuburkan tanaman
2. Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah
3. Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar
Keunggulan:
1. Mudah, murah
2. Tidak ada efek samping
Kekurangan:
1. Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi.
2. Hasilnya kurang banyak
Dalam kegiatan pembuatan pupuk cair yang telah dilaksanakan kemarin,
bahan yang digunakan tidak boleh busuk hal ini karena didalam bahan yang telah
busuk terdapat bakteri yang nantinya pada saat pembuatan pupuk cair, bakteri
tersebut akan bersaing dengan bakteri EM4 yang digunakan sebagai agen
dekomposer bahan organik. Hal ini akan menyebabkan bakteri EM4 dalam
pendengkomposisian bahan tersebut menjadi terhambat dan dapat juga
menyebabkan bakteri EM4 menjadi mati karena kalah bersaing dengan bakteri
yang ada pada bahan yang busuk. Bahan yang digunakan dalm pembuatan pupuk
cair organik harus dipotong kecil-kecil hal ini bertujuan agar bakteri EM 4 lebih
mudah dalam memutus rantai carbon dari bahan yang digunakan sehingga dalam
proses pendengkomposian lebih memudahkan bakteri EM4.
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga
punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair
tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun.Penggunaan
pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti kita
melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu :

- Memupuk tanaman
- Menyiram tanaman
- Mengobati tanaman

Dalam kegiatan pupuk cair organik terdapat beberapa faktor dapat


mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembuatan pupuk organik cair
diantaranya adalah:
a. Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan kelengasan. Apabila terlalu
anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia aerob mati
atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk
ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umumnya menyebabkan hilangnya
nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3
b. Bahan yang digunakan jangan bahan yang sudah busuk, karena bahan yang
sudah busuk terdapat bakteri yang nantinya bakteri tersebut dapat mengganggu
perkembangan dari bakteri EM4 dalam mendekomposisi bahan yang digunakan
dalam pembuatan pupuk cair.
c. Dalam pembuatan pupuk cair, bakteri EM4 harus sudah siap hidup di
lingkungan yang berbeda, hal ini penting dalam pembuatan pupuk cair. Bakteri
EM 4 sebaiknya dibuat 1 minggu sebelum pembuatan pupuk cair dilakukan.
d. Pemotongan bahan yang digunakan, potongan bahan yang baik digunakan
untuk pembuatan pupuk cair adalah yang potongannya kecil. Hal ini dikarenakan
agar bakteri EM4 lebih mudah dalam mendengkomposisi bahan tersebut, karena
bakteri EM4 mudah dalam memotong rantai karbon pada bahan tersebut sehingga
membentuk rantai carbon yang lebih sederhana.
e. Kegiatan dan kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang
cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.
f. Peletakan tempat pembuatan pupuk cair, dalam pembuatan pupuk cair
sebaiknya ditempat yang teduh agar bakteri EM4 tidak terkena sinar matahari
langsung,apabila bakteri EM4 terkena sinar matahari langsung, maka bakteri
tersebut akan mati akibat sinar inframerah dari matahari. Untuk penyimpanan
bahan yang telah dibuat sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh agar suhu dan
temperatur dari pupuk cair yang dibuat dapat sesuai dengan lingkungan yang
cocok untuk pertumbuhan bakteri EM4
Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan data dari
masing-masing kelompok yang telah diambil pada pengamatan terkhir. Pada
kelompok 1 yang pupuk cairnya terbuat dari limbah sayur sawi bau dari pupuk
cair ini menyerupai bau sirup, warna dari pupuk cair ini adalah berwarna coklat
dan tekstur dari pupuk cair yang terbuat dari bahan sawi teksturnya hancur. Pada
perlakuan pupuk yang menggunakan bahan tomat, tidak jadi, hal ini dikarenakan
pada tomat terkandung banyak air yang nantinya kandungan pada air tomat
tersebut akan menghambat laju pertumbuhan dari bakteri EM4 pada saat
perombakan. Selain itu tomat yang dibawa pada kelompok 2 dingin, hal ini
dkarenakan sebelum digunakan tomat tersebut dimasukkan kedalam freezer,
menurut dosen yang membimbing, tomat yang dingin tersebut dapat
menyebabkan bakteri EM4 tidak dapat bekerja secara maksimal. Pada kelompok
3 yang berbahan buah mangga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk cair, pada
pengamatan terakhir pupuk yang dibuat dari buah mangga ini memiliki bau wangi
seperti gula dan warna dari pupuk ini adalah coklat kemerahan. Tekstur dari
pupuk cair ini adalah hancur. Sedangkan pada kelompok 4 yang terbuat dari kubis
memiliki bau yang sangat busuk dan berwana coklat keruh dan tekstur dari pupuk
ini adalah sangat hancur. Sedangkan pada kelompok 5 yang menggunakan bahan
dari buah pepaya bau dari pupuk yang telah dibuat adalah wangi sirup dan
warnanya coklat kemerahan dan tekstur dari pupuk ini adalah hancur.
Dari kegiatan tersebut semua pupuk baik digunakan untuk tanaman tetapi
hal yang membedakan adalah komposisi dalam pemupukan untuk tanaman,
apabila kelebihan pupuk tanaman dapat keracunan bahkan dapat layu dan mati.
Jadi dari kegiatan praktikum semua pupuk cair yang dibuat baik, hal ini
dikarenakan pada pengamatan terakhir semua data yang diambil hampir sama
walau pupuk yang dibuat berbeda.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menurut hasil praktikum Teknologi Pengelolaan Limbah Pertanian tentang
pembuatan pupuk cair dapat di simpulkan bahwa :
1. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai
pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik).
2. Pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman
yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah.
3. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang
diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin
seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka
kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang
berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman.
4. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja,
mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu
aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umumnya
menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3
5. Dari kegiatan tersebut semua pupuk baik digunakan untuk tanaman tetapi hal
yang membedakan adalah komposisi dalam pemupukan untuk tanaman, apabila
kelebihan pupuk tanaman dapat keracunan bahkan dapat layu dan mati. Jadi dari
kegiatan praktikum semua pupuk cair yang dibuat baik, hal ini dikarenakan pada
pengamatan terakhir semua data yang diambil hampir sama walau pupuk yang
dibuat berbeda
6. Bahan yang digunakan jangan bahan yang sudah busuk, karena bahan yang
sudah busuk terdapat bakteri yang nantinya bakteri tersebut dapat mengganggu
perkembangan dari bakteri EM4 dalam mendekomposisi bahan yang digunakan
dalam pembuatan pupuk cair.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan harus membawa
bahan sesuai dengan yang telah disyaratkan selain itu sebaiknya praktikan harus
lebih memperhatikan apa yang diterangkan oleh asisten, hal ini agar tujuan dari
praktikum dapat tercapai
DAFTAR PUSTAKA

Ani, 2004. Penggunaan Pupuk Cair Pada Tanama Holtikultur. Tigaserangkai. Jakarta

Anonim. 2004. Buncis (Phaseolus vulgaris


L.). http://warintek. progressio. or. id/pertanian/buncis.htm. Diakses tanggal 18
Januari 2006.

Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama
Alam. Yogyakarta

Poewowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung

Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta

Rao, S. 1994. Mikroorganisme dan Pertumbuhan Tanaman. Univ. Indonesia Jakarta

Anda mungkin juga menyukai