Anda di halaman 1dari 31

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI DRAMAGA BOGOR


BMKG
ALAMAT : JL. RAYA DRAMAGA KM. 6.5 TELP. 0251-621192, 625882 E mail :
KOTAK POS 174 BOGOR 16001 621976, 623018 Staklimbogor@indo.net.id

FAX. 0251-623018 Klimat_bgr@yahoo.com

0
PENDAHULUAN

1. Informasi Iklim/ Cuaca

Secara umum Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Musim hujan berlangsung antara bulan Oktober s/d Maret, sedangkan musim

kemarau antara bulan April s/d September. Pada kondisi normal puncak musim hujan

terjadi pada bulan Desember s/d Pebruari, dan puncak musim kemarau umumnya terjadi

pada bulan Juli s/d Agustus.

Peran iklim dan cuaca sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua

aktivitas/ usaha akan selalu mempertimbangkan keadaan iklim dan cuaca, satu contoh tidak

sedikit usaha dibidang agrobisnis yang mengalami kerugian akibat tidak adanya

perencanaan dalam hal analisis iklim/ cuaca . Cuaca adalah kondisi atmosfer pada suatu

saat, kondisi atmosfer tersebut dapat ditunjukkan dengan memperhatikan parameter

meteorologi, antara lain seperti curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan angin.

Parameter-parameter tersebut dapat berubah setiap saat, sehingga cuaca yang teramati

juga berubah, sedangkan iklim adalah kondisi rata-rata dari cuaca dalam kurun waktu

jangka panjang atau minimal 10 tahun.

Untuk mendapatkan informasi iklim/ cuaca yang lengkap dan akurat, Stasiun

Klimatologi Darmaga Bogor mempunyai salah satu tugas pokok, yaitu melaksanakan
observasi/ pengamatan. Alat-alat klimatologi yang ada di taman alat klimatologi Darmaga

Bogor, antara lain Penakar hujan observatorium/ otomatis, Campbell Stockes, Aktinograf,

Gun Bellani, Evaporimeter (Panci Terbuka, Piche, Kessner, Lysimeter), Thermometer (bola

basah, bola kering, maksimum, minimum, tanah, air), Cup Counter Anemometer, Wind

Vane Anemometer, Lightning Counter, Automatic Weather Station (AWS), HV Sampler

(Kualitas udara), dan Alat pencatat gempa.

1
2. Alat dan waktu pengamatan
Nama Alat : Jam Pengamatan :

a. Penakar hujan Obs & Hellmann : (07.00).

b. Campbell Stockes : (06.00-18.00).

c. Aktinograf : (06.00-18.00).

c. Gun Bellani : (07.00).

d. Cup Counter Anemometer/ : (07.00, 07.30, 13.30, 14.00,

Wind Vane Anemometer 17.30, 18.00)

e. Lysimeter : (17.00)

f. Thermometer Tanah : (07.30, 13.30, 17.30).

g. Open Pan Evaporimeter : (07.30, 13.30, 17.30).

h. Piche Evaporimeter : (07.30, 13.30, 17.30).

i. Kessner Evaporimeter : (07.30, 13.30, 17.30).

j. Towering Climatology (Iklim Mikro): (07.00, 07.30, 13.30, 14.00,

17.30, 18.00).

k. Psychrometer Standard ( terdiri dari Thermometer BB, BK, maksimum

dan minimum ) : (07.00, 07.30, 13.30, 14.00, 17.30, 18.00).

Pengamatan AgM 1-a : (07.00, 14.00, 18.00)

Pengamatan AgM 1-b : (07.30, 13.03, 17.30)

Pengamatan Synop : tiap jam (07.00 s/d 22.00)

dikirim ke stasiun penerima BMG Jakarta,

jam (07.00,10.00,13.00, 16.00,19.00,22.00)

Waktu Pengamatan : WIB.

2
3. Satuan pengamatan

Temperatur Udara : C

Kelembaban Udara : %

Curah Hujan : mm

Lama penyinaran Matahari : % dan jam

Tekanan Udara : mb

Suhu udara ruangan untuk Barometer : 0 K

Kecapatan Angin : Km/jam dan Knot

( 1 knot setara dengan 1,8 km )

Penguapan : mm

Temperatur Tanah : C

Intensitas Radiasi Matahari : Cal/cm2

Frekuensi Petir : berapa kali (selama 24 jam)

3
DAFTAR ISI
Halaman

PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI 4
ALAT-ALAT KLIMATOLOGI 5
Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann 5
Penakar Hujan Type Typping Bucket 6
Penakar Hujan Type Observatorium 7
Thermometer Tanah 7
Thermometer Minimum Rumput 8
Campbell Stockes 9
Aktinograf Bimetal 10
Gun Bellani Integrator 10
Barometer air raksa 12
Open Pan Evaporimeter 13
Lysimeter 16
Wind Vane Anemometer 18
Cup Counter Anemometer 20
Sangkar Meteorologi 20
Psychrometer Standard 22
Thermometer Maksimum 22
Thermometer Minimum 23
Piche Evaporimeter 24
Kessner Evaporimeter 25
Lightning Counter 25
Menara Cuaca (Towering Climatology) 26
Automatic Weather Station (AWS) 27
Telemetered Meteorological Obsevation Station (TMOS) 28
TAMBAHAN: Tsunami Early Warning System (TEWS) 28
HV Sampler 29

4
ALAT ALAT KLIMATOLOGI
DI STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR.

1. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann.

Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan,
dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar
dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam
sebagai tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan
maksimum dan minimum serta waktu terjadinya.

Mulut corong penakar hujan

Pias dan silinder jam


Tabung

Bejana plastik

Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul
dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan
tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung,
maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena
tersebut akan mencatat pada pias yang

5
dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias maka
secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana plastik.
Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai
pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian
seterusnya.
Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias
dilakukan pada jam 07.00 WS (pada pias diisi/ditulis tanggal dan nama stasiun).

2. Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket.


Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan pada periode waktu tertentu, dipasang
dengan ketinggian 140 cm dari permukaan tanah dan luas penampang corong 400 cm2. Alat
ini terdiri dari sensor yang berupa bucket (semacam timbangan) dan dihubungkan dengan
menggunakan kabel ke recorder/pencatat yang ditempatkan dalam ruangan observasi,
kerja alat ini memerlukan arus AC yang diubah menjadi DC 7,5 9,0 Volt.

Bagian dalam Typing Alat pencatat Typing Bucket


Bucket

Prinsip kerja alat ini yaitu air yang masuk melalui corong akan jatuh kedalam alat semacam
timbangan, dimana satu jungkitan pada alat ini akan direspon oleh recorder sehingga akan
terbentuk lukisan satu anak tangga pada pias dan angka counter bertambah satu.
Perubahan satu angka counter menunjukkan lukisan satu anak tangga pada pias dan satu
jungkitan pada sensor nilainya akan setara dengan 0,5 mm curah hujan.

6
3. Penakar Hujan Manual Type Observatorium
Berfungsi untuk mengukur jumlah Mulut corong
curah hujan. Alat ini dipasang diatas penakar
tonggak kayu yang dibeton dengan
ketinggian 120 cm dari permukaan
tanah sampai mulut corong penakar,
luas penampang corong yaitu 100 cm2
kran penutup/
dengan kapasitas menampung curah pembuka
hujan 5 liter, dan ditengah corong
penakar dipasang kran. Jumlah curah
hujan yang tertampung akan dituangkan
melalui kran dan ditakar dengan gelas
ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.
Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka
kran dan menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala
yang menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi selama 24 jam.

4. Thermometer Tanah.

Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang berbeda, yaitu : 0 cm
(permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Thermometer ini
menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan tanahnya
berumput pendek, dan tanah gundul.

Pada tanah gundul Pada tanah berumput pendek

7
Untuk thermometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm
dipasang dengan sudut kemiringan 60 dan dipasang pada penahan besi untuk
memudahkan pembacaan.
Untuk thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm digunakan thermometer
berselubung/ tabung logam tembaga/kuningan. Bagian bawah bola thermometer diisi
dengan parafin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan suhu ketika
diangkat saat pengamatan/ pembacaan.
Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 07.30, 13.30, 17.30 WS)

5. Thermometer Minimum Rumput.

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/


minimum rumput pada suatu periode
pengamatan. Cairan yang digunakan pada
thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa
kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil).

Thermometer ini dipasang dengan posisi horizontal di permukaan tanah berumput


pendek dan dijepit pada tempat khusus yang terbuat dari alumunium yang bagian
atasnya dihalangi semacam atap supaya tidak terkena langsung sinar matahari.
Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut
dan permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika
suhu naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal
menunjukkan skala yang terendah yang dicapai suhu udara.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 07.00 WS.
Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan skala, posisi indeks harus dikembalikan ke
posisi suhu pada waktu itu.

8
6. Campbell Stokes.
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran
matahari . Alat ini berupa bola kaca masif
dengan garis tengah/diameter 10 15 cm,
berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang
dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu
titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat
terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian
120 cm dari permukaan tanah.

Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat
mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan
terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya
penyinaran matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat
dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai
terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2.

Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :


Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober 28/ 29
Pebruari.
Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April 31 Agustus.
Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret 10 April dan 1 September 10 Oktober.
Waktu pemasangan tersebut diatas berlaku bagi belahan bumi selatan yang sesuai
dengan letak Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.
Waktu pengamatan : pias dipasang jam 06.00 diangkat jam 18.00 WS.

9
7. Aktinograf Bimetal.
Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari
dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat
terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm.
Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja
alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang
berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan
berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap.
Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar
pengukuran dan perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan
tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang
dipasang pada silinder jam. Arah lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari
yaitu arah Timur Barat. Pias dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WS. Besarnya
total radiasi matahari dapat diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas pias dengan
menggunakan alat Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus :

Total Radiasi = Luas x Bilangan Tetapan Pias X Konstanta Alat

8. Gun Bellani Integrator.


Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari selama
satu hari sejak matahari terbit hinga terbenam. Alat ini tidak secara langsung mengukur radiasi
matahari, tetapi melalui suatu proses penguapan zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang
diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang diterima.
Alat Gun Bellani ini terdiri dari bagian sensor berbentuk bulat hitam yang berisikan air dan
dihubungkan dengan tabung buret yang berskala dalam satuan milimeter.

10
Radiasi yang diterima oleh sensor mengakibatkan sensor menjadi panas sehingga zat cair yang
ada dalam sensor menguap, kemudian uap air ini akan mengkondensasi dibagian bawah tabung
buret.

X = Skala awal

Y = Skala pengamatan berikutnya

Z =Penambahan volume zat cair

Z
Y
X

Pengamatan dilakukan dengan membaca jumlah air yang terkondensasi pada tabung
buret, kemudian alat dibalik sehingga posisi bola hitam berada dibagian bawah dan air akan
masuk ke dalam sensor. Selanjutnya alat dibalik kembali, sensor ada dibagian atas dan zat cair
tetap berada dalam bola hitam. Sedikit Zat cair yang tumpah kedalam tabung buret dibaca
sebagai skala awal kemudian alat diletakkan kembali kedalam silinder pelindung. Besarnya
penambahan volume air yang terkondensasi dapat diketahui dengan cara, yaitu :
Jumlah pembacaan hari ini dikurangi dengan skala awal hari sebelumnya, kemudian volume
tersebut dapat dikonversikan dalam calori dengan menggunakan grafik atau rumus :
Waktu pengamatan dilakukan setiap pagi jam 07.00 WS.

11
9. Barometer Air Raksa
Fungsi alat barometer ini untuk mengukur tekanan udara, alat ini dipasang dalam
ruangan yang mempunyai suhu yang sama (homogen) dan harus terhindar dari sinar matahari
langsung, umumnya letak bejana barometer 1 meter diatas permukaan lantai ruangan,
dan ditempatkan/ digantung pada dinding tembok ruangan. Alat barometer ini terdiri dari
sebuah tabung kaca yang ujung atasnya tertutup dan sebagian berisi air raksa, tabung kaca
dipasang dalam sebuah tabung lain dari tembaga dengan mempergunakan sejenis kayu berpori
atau gabus. Ujung bawah terbuka dimasukkan kedalam bejana yang juga berisi air raksa.
Ruangan diatas kolom air raksa dalam tabung dapat dikatakan hampa, perbedaan tinggi antara
permukaan atas dan bawah dari zat cair itu adalah tekanan. Jika tekanan udara bertambah,
sebagian dari air raksa dalam bejana akan masuk kedalam tabung, permukaan air raksa dalam
tabung naik dan didalam bejana turun, maka perbedaan tinggi kedua permukaan menjadi lebih
besar.

12
10. Open Pan Evaporimeter .

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat

ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat

dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan diatas

tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi

terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi

penyerapan radiasi.

Tinggi air dari bibir panci 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar

besarnya penguapan sesuai.

Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30 WS).

Hook Gauge, Still Well


dan Thermometer air

Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alat
Hook Gauge, Still Well dan Thermometer Air.

Hook Gauge, Still Well, Thermometer


air, dan Floating Thermometer Mak/Min.

Penguapan Panci Terbuka pada tanah gundul dilengkapi dengan alat Hook Gauge, Still Well,
Thermometer Air, Flaoting Thermometer maksimum/ minimum dan Cup Counter Anemometer.

13
Alat pengukur penguapan tersebut diatas dilengkapi dengan :
a. Hook Gauge
Yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panci, terdiri dari sebuah
batang yang berskala dan sebuah skrup berada
pada batang tersebut yang digunakan sebagai
pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai
tepat menyentuh pada permukaan air panci.
Hook Gauge

Besarnya perubahan volume air dapat dihitung dengan membaca skala milimeter pada
batang mikrometer, dan skala seperseratus milimeter dibaca dari mur yang mengelilingi
batang mikrometer.
Perhitungan dilakukan dengan rumus

Eo = (Po P1) + CH
dimana : Eo = Jumlah air yang dievaporasikan
Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan
oleh mikrometer
P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi
CH = Curah Hujan

b. Still Well
Berupa bejana yang terbuat dari logam
(kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki
terdapat sebuah skrup untuk menyetel/
mengatur kedudukan bejana agar letaknya
horizontal.

Still Well

14
Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook
gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci,
sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.

c. Thermometer Air.
Thermometer air ini adalah thermometer
air raksa yang dipasang tegak lurus dengan
menggunakan klem, letak bola
thermometer dibawah permukaan air,
sehingga suhu air dapat dibaca pada saat
dilakukan pengamatan.
Thermometer Air

d. Floating Thermometer Maksimum dan Minimum.

Digunakan untuk mencatat suhu maksimum


dan minimum air yang terjadi selama 24
jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari
sebuah pipa gelas yang berbentuk U dengan
dua buah bola pada ujungnya.

Floating Thermometer Maksimum dan Minimum.


Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung sedikit dibawah
permukaan air oleh pelampung alumunium.
Suhu maksimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam thermometer atas dan
suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah. Untuk
menyetel kedudukan indeks kembali, setelah suhu dibaca digunakan magnet batang.

15
e. Cup Counter Anemometer.
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini
dipasang disebelah selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari
permukaan tanah. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup
angin, dimana bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat
perputaran mangkok tersebut.

Untuk mengetahui kecepatan angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan
mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil
pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan.

11. Lysimeter.

Berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang tanah bervegetasi secara
langsung. Alat ini berupa sebuah bejana penampang berukuran 1 m x 1 m yang dibagian
atasnya ditanami vegetasi (rumput atau tanaman lain).
Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan yang berlangsung pada sebidang tanah
yang bervegetasi.

Bagian atas/ berumput pendek Mesin hisap/sedot dan


bejana kaca

16
Kontruksi Lysimeter (bagian dalam tanah).

17
Prinsip kerja alat tersebut diatas adalah dengan mengukur jumlah air yang menguap
dihitung berdasarkan persamaan kesetimbangan air, yaitu dengan rumus persamaan :

C + S = Pk + P + E

dimana : C = Curah hujan


S = Air siraman
E = Evapotranspirasi
Pk = Air perkolasi
P = Jumlah air untuk penjenuhan tanah sampai tercapai kapasitas.
Air perkolasi merupakan jumlah air yang terhisap oleh pompa dan diukur dengan tabung
yang berskala. Penyiraman dilakukan sebanyak 10 liter air sesaat setelah dilakukan
penghisapan, sehingga besarnya evapotranspirasi selama 24 jam dapat diketahui.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 17.00 WS.

12. Wind Vane Anemometer.

Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi

dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk

yang dihubungkan melalui kabel.

Arah
angin

Kecepatan
Arah
angin
angin Penunjuk arah dan
kecepatan anginArah
angin

18
Cara kerja alat tersebut diatas, adalah sebagai berikut :

Vane (baling-baling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang melingkar

merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat

penunjuk, pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata dialirkan tahanan

tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar maka kedua kotak tersebut ikut berputar,

kumparan penunjuk arah angin dibuat sedemikian rupa sehingga putaran sama dengan

putaran vane.

Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan penunjuk,

ditengah dipasang sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini

memerlukan arus DC 12 Volt.

Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu

vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertikal dipasang sebuah generator, dan jika

tertiup angin ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator

sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian diteruskan ke

jarum penunjuk.

Pengamatan dilakukan dengan cara :

- untuk menentukan kecepatan angin, dapat dibaca langsung pada alat penunjuk,

dan satuan kecepatan angin yaitu dalam knot ( 1 knot = 1,8 km/jam).
- untuk menentukan arah angin, yaitu menekan tombol yang ada pada alat penunjuk

dan kemudian membaca jarum penunjuk yang menunjukkan arah berapa derajat.

(Arah angin 90 = arah timur, 180 = arah selatan, 270 = arah barat, dan 360 =

arah utara).

Waktu pengamatan: pengamatan I, II, III (Jam 07.00,14.00,18.00 WS).

19
13. Cup Counter Anemometer.

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu.


Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin , pada
bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok
tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi ( m, 2 m, 10 m) dari
permukaan tanah.

Counter

Ketinggian M

Ketinggian 2 M

Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu


dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan
dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu
pengamatan.
Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 07.00, 14.00, 18.00 WS).

14. Sangkar Meteorologi.

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca

tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.

Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan

setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu ,

semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.

20
Ada empat jenis sangkar yang sama, diantaranya tiga sangkar dengan ketinggian 120

cm, dan satu sangkar dengan tinggi 20 cm dari permukaan tanah, yaitu :

Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan

tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering,

maksimum, dan minimum).

Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan

tanah berumput , didalamnya terdiri dari alat ( Thermometer bola basah, bola kering,

maksimum, dan minimum)

Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan

tanah gundul, didalamnya terdapat alat Kessner Evaporimeter, dan Piche Evaporimeter) .

Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 20 cm yang ditempatkan pada permukaan

tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering,

maksimum, dan minimum).

Sangkar Meteorologi
Ketinggian 20 Cm

Sangkar Meteorologi Ketinggian 120 Cm


(ada 3 sangkar dengan tinggi yang sama)

21
15. Psychrometer Standard.
Psychrometer standard ini ditempatkan didalam sangkar meteorologi dengan
ketinggian berbeda seperti yang tersebut diatas, yaitu terdiri dari :
Thermometer Bola Basah dan Bola Kering.
Themometer bola basah dan bola kering ini berfungsi untuk menentukan kelembaban
udara, suhu udara, dan titik embun embun. Alat ini terdiri dari 2 buah thermometer air
raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari salah satu thermometer
dibungkus dengan kain kasa/ muslin yang tergantung pada bejana kecil berisi air murni,
sehingga bola thermometer selalu basah dan disebut sebagai bola basah, sedangkan yang
lain tidak dibungkus disebut sebagai bola kering.

Thermometer bola kering

Thermometer bola basah

Suhu udara dapat dibaca pada thermometer bola kering, penguapan air dari kain
kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah dari pada suhu bola kering. Dari
hasil pembacaan bola basah dan bola kering akan dapat diketahui kelembaban udara dan
titik embun.
Waktu pengamatan : dilakukan sesuai dengan pengamatan AgM 1-a dan AgM 1-b.

16. Thermometer Maksimum.


Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada
thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang
berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum. Thermometer
ini dipasang dengan kemiringan 2 secara horizontal didalam sangkar meteorologi.

22
Thermometer Maksimum

Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu udara naik , maka air raksa dalam
bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu
udara terus naik sampai mencapai nilai maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa
dalam bola akan menyusut sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun
ujung air raksa tetap menunjukkan nilai skala yang maksimum.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 18.00 WS
Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan, posisi air raksa harus dikembalikan ke posisi
suhu pada waktu itu dengan cara diayun sedikit hentakan sebanyak tiga kali.

17. Thermometer Minimum.

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode


pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa
kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang secara horizontal
didalam sangkar meteorogi.

Thermometer Minimum

23
Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut dan
permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika suhu
naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal menunjukkan skala
yang terendah yang dicapai suhu udara.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 14.00 WS.
Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan skala, posisi indeks harus dikembalikan ke
posisi suhu pada waktu itu.

18. Piche Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur banyaknya penguapan dari permukaan basah (kertas


filter). Alat ini terdiri dari tabung gelas yang berskala 0 sampai 30 cc dengan
pembagian skala 0.1 cc, pada salah satu ujung

tabung yang terbuka diberi jepitan logam dan tabung gelas ini diisi air destilasi, antara
tabung gelas dan jepitan logam disisipkan kertas filter dengan diameter 3 cm.

Piche
Evaporimeter

Kertas filter
Alat piche ini digantung secara vertical, dan penempatannya digabung dengan kessner
evaporimeter pada sangkar meteorologi dengan posisi ujung tabung yang tertutup kertas
filter di bagian bawah. Setelah kertas filter basah semua baru dibaca skala sebagai skala
awal (misal y). Jika terjadi penguapan, air dalam tabung akan berkurang sehingga
permukaan air dalam tabung akan turun, pada waktu pengamatan dibaca skala (misal
x) maka penguapan ( x y ) cc.
Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 0730, 13.30, 17.30 WS).

24
19. Kessner Evaporigraph.

Yaitu alat untuk mengukur evaporasi/


penguapan selama 24 jam. Alat ini
mencatat sendiri secara terus menerus
penguapan yang terjadi setiap saat,
sehingga dapat diperoleh jumlah
penguapan dalam waktu tertentu, juga
dapat diketahui nilai maksimum dan
minimum serta waktu terjadinya.

Alat ini penempatannya digabung dengan Piche Evaporimeter pada sangkar


meteorologi ketinggian 120 cm.
Penggantian pias dilakukan setiap jam 07.00 WS.

20. Lightning Counter.

Berfungsi untuk mencatat frekuensi dan waktu terjadinya kilat secara otomatis.
Alat ini terdiri dari sensor berupa 4 buah bentangan kawat tembaga yang masingmasing
kawat panjangnya 10 meter, dan dipasang pada 2 buah tiang kayu, kemudian oleh
sebuah kawat dihubungkan ke recorder/pencatat yang ada dalam ruang observasi.

Recorder/ pencatat listrik


udara

Listrik Udara

25
Alat listrik udara tersebut menggunakan arus DC dari batterey dan dapat merekam
kejadian kilat sampai radius 30 km.
Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias dilakukan setiap satu
minggu.

21. Menara Cuaca (Towering Climatology)


Berfungsi sebagai tempat alat - alat untuk mengukur profil iklim mikro pada
ketinggian 4 m, 7 m, dan 10 m dari permukaan tanah. Pada masing - masing
ketinggian terdapat sangkar meteorologi dan cup counter anemometer.

Ketinggian 10 meter

Ketinggian 7 meter

Cup counter anemometer


Sangkar meteorologi
Ketinggian 4 meter

Dalam masing - masing sangkar, juga dilengkapi dengan alat-alat yaitu

thermometer bola basah, bola kering, maksimum, minimum, dan piche

evaporimeter .
Waktu pengamatan : dilakukan saat pengamatan AgM 1-a dan AgM 1-b.

26
22. Automatic Weather Station (AWS).

Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara

otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan

terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca

tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari

Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data

yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian

dikirim ke BMG Jakarta.

`
Antene (bagian atas terpotong)

Lodger ( perekam data )

PC Computer program AWS

Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu
tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik embun,
Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari.
Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam

27
23. Telemetered Meteorological Observation Station (TMOS).

Fungsi alat TMOS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca dan dikirim
langsung secara otomatis ke pusat prakiraan cuaca BMG Jakarta secara real time.
Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur-unsur cuaca, yaitu Suhu udara,
Tekanan udara, Kelembaban udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan
Radiasi matahari.

Alat / antene sensor untuk Alat pencatat unsur Alat pengirim berita cuaca
mengamati Unsur cuaca cuaca (TMOS) melalui satelit

Hasil pengamatan yang tercatat dari alat TMOS ini kemudian data tersebut
dipancarkan oleh VSAT (Very Small Apperture Terminal) melalui Satelit Palapa B4
ke NCC (National Control Centre) di BMG pusat Jakarta untuk diproses lebih lanjut
pada NPC (National Processing Centre).
Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam.

24. TEWS ( Tsunami Early Warning System).


Alat ini berfungsi sebagai pencatat kekuatan gempa setiap lokasi, diletakkan
disebuah ruangan/bangunan beton bawah tanah terdiri atas alat Seismograph dan
Accelorograph.
Seismograph dapat merekam gerakan (kecepatan) gerak tanah dengan satuan
Skala Richter (SR).
Accelorograph dapat merekam grakan tanah (percepatan) tanah dengan
satuan m/detik.

28
27

Seismograph Accelorograph

Kedua alat tersebut dapat memberikan informasi besarnya Skala Richter


dari kejadian gempa dan percepatan yang terekam di daerah tempat kejadian,
maka dalam waktu singkat segera dapat diinformasikan sumber gempa dan
kekuatannya sehingga dapat pula diinformasikan apakah akan terjadi tsunami atau
tidak.

25. HV. Sampler ( Kualitas Udara ).


Alat ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kosentrasi polutan di udara
(Suspended Particulate Matter), juga untuk menyajikan informasi kualitas udara
sekitarnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peringatan dini terhadap kondisi
kebersihan udara dilingkungan serta gejala perubahan iklim dalam jangka waktu
panjang dikaitkan dengan pertumbuhan industri di perkotaan yang berdampingan
dengan daerah pemukiman.
Cara pengoperasiannya, yaitu tudung alat dibuka
kemudian kertas filter yang sudah ditimbang
diletakkan pada tempat yang dilengkapi alat penjepit,
setelah kertas filter terpasang tudung ditutup kembali
selanjutnya mesin penghisap dihidupkan selama 24
jam.
Hasil yang terekam akan terlihat dari kotornya kertas
filter, setelah berat filter sebelum dan sesudah
dipasang menunjukkan kualitas udara

29
dengan satuan gram/m3/24 jam, artinya banyak partikel-partikel udara yang
mengapung dalam satuan gram pada volume 1 m3 dengan waktu 24 jam.
Ambang batas kualitas udara yang ditetapkan pemerintah adalah 230
gram/m3/24 jam, sehingga jika suatu daerah hasil rekaman polusi udara diatas
ambang batas maka sudah tidak sehat karena udaranya banyak mengandung
polutan.
Waktu pengamatan : pergantian kertas filter dilakukan setiap 6 hari sekali.

LAYANAN INFORMASI IKLIM/ CUACA :

STASIUN KLIMATOLOGI DRAMAGA BOGOR


DATA DAN ANALISA
Jl. Raya Dramaga KM. 6,5 Bogor
Telp. (0251) 621976 621192
Fax. (0251) 623018.

OBSERVASI/ TAMAN ALAT KLIMATOLOGI


Jl. Raya Cifor Desa Situgede
Telp. (0251) 625882

30

Anda mungkin juga menyukai