PAPER
OLEH:
DEWI MULFIYANTI
(P1800216006)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, bimbingan, dan pertolongan-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Shalawat dan salam kepada panutan kebenaran, Nabi Muhammad SAW yang
membimbing hambanya dengan segenap ilmu pengetahuan.
Dalam pembuatan tugas ini, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi. namun
dengan kegigihan dan usaha maksimal akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi dengan
baik.
Akhirnya, saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saya
mengharapkan kritikan dan saran untuk penyempurnaan tugas ini.
Dewi Mulfiyanti
I. Pendahuluan
Cat merupakan salah satu sumber pemaparan timbal (Hammond, et. al., 2005
dalam). Timbal digunakan sebagai bahan pigmen dalam cat (Palar, 2008). Penggunaan cat
semprot banyak ditemui di berbagai industri, misalnya industri pengecatan mobil.
(Dwilestari & Oginawati, 2010)
Saat ini, pigmen yang mengandung Pb yang paling umum digunakan dalam
cat meliputi Pb kromat (PbCrO4), Pb kromat molibdat (Pb2Cr2Ho2O11), dan Pb sulfat
(PbSo4). Pb kromat dibuat dalam beragam struktur kristal untuk menghasilkan warna
yang berbeda - beda, di antaranya chrome yellow (kuning tua), middle chrome
(kuning kemerahan) dan orange chrome (oranye). Pb kromat molibdat menghasilkan
pigmen merah cerah. Campuran Pb kromat dengan Pb sulfat dan senyawa lain
menghasilkan banyak warna misalnya primrose chrome (kuning pucat kehijauan),
lemon chrome (kuning kehijauan agak kemerahan), dan chrome green (campuran Pb
kromat dan besi biru). Senyawa Pb juga dapat digunakan sebagai agen pengering dan
katalis pada cat berdasar minyak, agar cat lebih cepat kering dan tersebar merata.
Agen anti - korosi berdasar Pb kadang digunakan dalam cat yang berfungsi menghambat
perkaratan pada permukaan logam, dengan umumnya berupa Pb tetroksida yang kadang
disebut Pb merah atau minium. Senyawa penghambat korosi bebas Pb pun bisa didapatkan
(Clark, 2009 dalam (Muliyadi, Mukono, & Notopuro, 2015)
Dari hasil survei pendahuluan diketahui bahwa pekerja pengecatan mobil di lokasi
penelitian seluruhnya tidak menggunakan APD yang terstandar SNI sehingga
sehingga hal ini berpotensi besar untuk keteraparan Pb yang dapat menimbulkan efek
kronis hal ini di karenakan Pb yang masuk melalui saluran pernapasan dan saluran
pencernaan dapat masuk ke dalam darah dan berikatan dengan eritrosit dan di
metabolisme oleh tubuh ke dalam tubulus proksimal sehingga hal ini dapat
menganggu fungsi ginjal itu sendiri, selain itu Pb yang masuk ke dalam darah akan
menghambat sintesa heme sehingga akan mengurangi produksi Hb darah yang dapat
berakibat pada munculnya gangguan kesehatan lainnya.(Muliyadi et al., 2015)
Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan, penguapan
lava, tanah dan tumbuhan. Timbal komersial dihasilkan melalui penambangan,
peleburan, pengilangan dan pengolahan ulang sekunder (Joko S,1995 dalam artikel
kesker, 2014).
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu
penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi
darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon,
SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang
ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.
Timbal berupa serbuk berwarna abu-abu gelap digunakan antara lain sebagai
bahan produksi baterai dan amunisi, komponen pembuatan cat, pabrik tetraethyl lead,
pelindung radiasi, lapisan pipa, pembungkus kabel, gelas keramik, barang-barang
elektronik, tube atau container, juga dalam proses mematri. Keracunan dapat
berasal dari timbal dalam mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa ledeng,
pigmen pada cat, abu dan asap dari pembakaran kayu yang dicat, limbah tukang
emas, industri rumah, baterai dan percetakan. Makanan dan minuman yang bersifat
asam seperti air tomat, air buah apel dan asinan dapat melarutkan timbal yang
terdapat pada lapisan mangkuk dan panci. Sehingga makanan atau minuman yang
terkontaminasi ini dapat menimbulkan keracunan. Bagi kebanyakan orang, sumber
utama asupan Pb adalah makanan yang biasanya menyumbang 100 300 ug per
hari.
Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk murninya, selalu bergabung dengan
logam lain.Timbal terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk inorganik dan organik. Dalam
bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai (digunakan persenyawaan Pb-Bi)
untuk kabel telepon digunakan persenyawaan timbal yang mengandung 1% stibium (Sb)
untuk kabel listrik digunakan persenyawan timbal dengan As, Sn dan Bi: percetakan,
gelas, polivinil, plastik dan mainan anak-anak. Disamping itu bentuk-bentuk lain dari
persenyawaan timbal juga banyak digunakan dalam konstruksi pabrik-pabrik
kimia, kontainer dan alat-alat lainnya. Persenyawaan timbal dengan atom N (nitrogen)
digunakan sebagai detonator (bahan peledak). Selain itu timbal juga digunakan
untuk industri cat (PbCrO4), pengkilap keramik (Pb-Silikat), insektisida (Pb arsenat),
pembangkit tenaga listrik ( Pb-telurium). Penggunaan persenya-waan timbal ini karena
kemampuannya yang sangat tinggi untuk tidak mengalami korosi.
C. Port dentre (cara masuk dalam tubuh)
2. Faktor manusia
a. Umur
Usia muda pada umumnya lebih peka terhadap aktivitas timbal, hal ini
berhubungan dengan perkembangan organ dan fungsinya yang belum sempurna.
Sedangkan pada usia tua kepekaannya lebih tinggi dari rata-rata orang dewasa,
biasanya karena aktivitas enzim biotransformase berkurang dengan
bertambahnya umur dan daya tahan organ tertentu berkurang terhadap efek
timbal. Semakin tua umur seseorang, akan semakin tinggi pula konsentrasi timbal
yang terakumulasi pada jaringan tubuh.
- Tabel.1 Status kesehatan, status gizi dan tingkat kekebalan (imunologi) Keadaan
sakit atau disfungsi dapat mempertinggi tingkat toksisitas timbal atau dapat
mempermudah terjadinya kerusakan organ.
b. Jenis kelamin
Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang berbeda.
Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor
ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme
Jenis kelamin
Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang berbeda.
Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor
ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme
(Joko S, 1995).
c. Jenis jaringan
Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal dalam jaringan
paru ataupun dalam jaringan lain.
- Tabel 2. Kadar Timbal dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Terpapar
oleh Timbal
Jantung 0,04
Pertambahan penyerapan
Penyerapan mencapai
tanda-tanda keracunan
B. Saran
- Diharapkan seluruh tenaga kerja di Industri Pengecatan diharapkan agar dapat
melakukan usaha-usaha mengurangi paparan terhadap timbal, melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya pemeriksaan kadar timbal
dalam darah dan pemeriksaan tekanan darah serta melakukan terapi keracunan
timbal dengan menggunakan chelating agent..
- Diharapkan kepada stakeholder perusahaan dan instansi pemerintah bidang
kesehatan agar dapat melakukan pengambilan kebijakan yang tepat guna
mengurangi paparan timbal terhadap tenaga kerja.
REFERENSI
Dwilestari, H., & Oginawati, K. (2010). Analisis Hematologi Dampak Paparan Timbal
Pada Pekerja Pengecatan (Studi Kasus: Industri Pengecatan Mobil Informal Di
Karasak, Bandung), 1718. Retrieved from http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/8/2012/07/25310022-Hermiranti-Dwilestari.pdf
Hasan, W. (2012). Pencegahan Keracunan Timbal Kronis Pada Pekerja Dewasa Dengan
Suplemen Kalsium. Makara, Kesehatan, 16(1), 18. Retrieved from
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/1295/1184
Muliyadi, Mukono, H. ., & Notopuro, H. (2015). Paparan Timbal Udara Terhadap Timbal
darah, Hemoglobin, Cystatin C Serum Pekerja Pengecatan Mobil. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 11(1), 8795.
https://doi.org/http:dx.doi.org/10.15294/kemas.v11i1.3519
Mutasir, Setiani, O., & Sulistiyani. (2016). Hubungan Kadar Timbal Dalam Darah Dengan
Tekanan Darah Pada Tenaga Kerja Di Karoseri Semarang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 15(1), 1421. Retrieved from
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/12310
http://www2.pom.go.id/public/siker/desc/produk/Timbal.pdf/diakses tanggal 16 April 2017 jam
17.30
http://www.lead.org.au/fs/Mencegah_kontak_dengan_timbal_di_tempat_kerja_di_Indonesia.pdf/
diakses tanggal 16 April 2017 jam 18.46