NASKAH PSIKIATRI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP M. DJAMIL RSJ HB SAANIN
PADANG
2017
BAB 1
0
PENDAHULUAN
banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Pada awalnya, Benedict Morel
prcoce untuk pasien dengan penyakit yang dimulai pada masa remaja yang mengalami
dmence prcoce menjadi demensia prekoks yaitu suatu istilah yang menekankan
proses kognitif (demensia) dan awitan dini (prekoks) yang nyata. Istilah skizofrenia itu
sendiri mulai dicetuskan oleh Eugen Bleuler (1857-1939) sebagai pengganti demensia
prekoks. Bleuler mengidentifikasi simptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan
Gangguan ini dapat terjadi baik pada wanita (usia awitan 25 - 35 tahun) maupun pria
pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan halusinasi. Seorang pasien dapat
dikatakan pasien skizofrenia bila manifestasi klinis yang terjadi sudah selama 1 (satu)
seperti pada gangguan persepsi (halusinasi), keyakinan yang salah (waham), penurunan
dari proses berpikir dan berbicara (alogia), gangguan aktivitas motorik (katatonik atau
hyperactive behavior), gangguan dari pengungkapan emosi (afek tumpul), tidak mampu
1
Terdapat beberapa klasifikasi atau subtipe skizofrenia yang diklasifikasikan oleh
paranoid merupakan subtipe pada skizofrenia yang paling umum, dimana waham dan
halusinasi auditorik jelas terlihat. Skizofrenia bersifat kronis dan membutuhkan waktu
yang lama untuk menghilangkan gejala. Sekitar 90% dengan episode psikotik pertama,
sehat dalam waktu satu tahun, 80% mengalami episode selanjutnya dalam lima tahun,
Metode yang dipakai dalam penulisan case ini berupa tinjauan pustaka yang
skizofrenia paranoid.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizen yang berarti terpisah atau
pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau
sindrom psikotik kronis yang ditandai oleh gangguan pikiran dan persepsi, afek tumpul,
persepsi yang timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup
waham dan halusinasi. Emil Kraepelin membagi skizofrenia dalam beberapa jenis,
menurut gejala utama yang terdapat pada pasien, salah satunya adalah skizofrenia
paranoid.2 Skizofrenia paranoid merupakan subtipe yang paling umum (sering ditemui)
dan paling stabil, dimana waham dan halusinasi auditorik jelas terlihat. Pada pasien
skizofrenia paranoid, pasien mungkin tidak tampak sakit jiwa sampai muncul gejala-
gejala paranoid.3
2.2 Sejarah
Besarnya masalah klinis skizofrenia, secara terus-menerus telah menarik
perhatian tokoh-tokoh utama psikiatri dan neurologi sepanjang sejarah gangguan ini.
3
prcoce dari Morel menjadi demensia prekoks, suatu istilah yang menekankan
proses kognitif atau kemunduran inteligensi (demensia) dan awitan dini atau
sebelum waktunya (prekoks) yang nyata dari gangguan ini. Pasien dengan
dalam jangka waktu lama dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
Dimana, demensia prekoks terkait dengan konsep saat ini tentang skizofrenia. 2
digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
padanya.
Eugen Bleuler (1857-1939). Pada tahun 1911, Eugen Bleuler seorang psikiatri
demensia prekoks di dalam literatur, karena nama ini dengan tepat sekali
menonjolkan gejala utama penyakit ini, yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya
Jadi terdapat empat A dari Bleuler yang terdiri dari asosiasi, afek, autisme dan
termasuk halusinasi dan waham, gejala yang telah menjadi bagian penting dari
insidens serta prevalensinya secara kasar merata di seluruh dunia. Menurut DSM-IV-
TR, insidensi tahunan skizofrenia berkisar antara 0,5 sampai 5,0 per 10.000 dengan
4
populasi, biasanya bermula di bawah usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan
mengenai orang dari semua kelas sosial. Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau
di atas usia 60 tahun sangat jarang. Laki-laki memiliki onset skizofrenia yang lebih
awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun, dan
pada tahun 2016 terdapat sekitar 21 juta orang menderita skizofrenia 3. Berdasarkan data
dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 1,7
per mil. DI Yogyakarta dan Aceh memiliki prevalensi tertinggi yaitu 2,7 per mil
sedangkan Kalimantan Barat memiliki prevalensi terendah yaitu0,7 per mil. Untuk
Sumatera Barat prevalensi skizofrenia tahun 2013 sebesar 1,9 per mil.5
2.4 Etiologi
Sampai saat ini, belum ditemukan etiologi pasti penyebab skizofrenia. Namun,
skizofrenia tidak hanya disebabkan oleh satu etiologi, melainkan gabungan antara
skizofrenia adalah1,3:
a. Diatesis-Stres Model
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan yang
secara dinamis.
b. Faktor Biologis
Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa
otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga
5
glutamat dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi, penelitian
lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum), terutama pada
c. Genetika
1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak 12% apabila
salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang
tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot
d. Faktor Psikososial
Pada faktor ini menandakan adanya tekanan psikososial yang terjadi pada orang
a. Fase Prodromal
Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi kehidupan,
sebelum fase aktif gejala gangguan, dan tidak disebabkan oleh gangguan afek atau
akibat gangguan penggunaan zat, serta mencakup paling sedikit dua gejala dari kriteria
A pada kriteria diagnosis skizofrenia. Awal munculnya skizofrenia dapat terjadi setelah
melewati suatu periode yang sangat panjang, yaitu ketika seorang individu mulai
6
Individu yang mengalami fase prodromal dapat berlangsung selama beberapa
minggu hingga bertahun-tahun, sebelum gejala lain yang memenuhi kriteria untuk
kemampuannya untuk melihat realitas dan kesulitan dalam mencapai insight. Sebagai
akibatnya episode psikosis dapat ditandai oleh adanya kesenjangan yang semakin besar
c. Fase Residual
Fase residual terjadi setelah fase aktif gejala paling sedikit terdapat dua gejala A
dari kriteria. Pada kriteria diagnosis skizofrenia yang bersifat menetap dan tidak
disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan penggunaan zat. Dalam perjalanan
lima kali. Oleh karena itu, tantangan terapi saat ini adalah untuk mengurangi dan
mengalami peningkatan dalam aktivitasnya. Selain itu, terjadi juga penurunan pada
serotonin, norepinefrin, dan asam amio gamma-aminobutyric acid (GABA) yang pada
7
Gambar 2.1. Terdapat 5 (lima) jalur dopamin pada otak.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 26.
Terdapat lima jalur dopamin dalam otak, yaitu:
a. Jalur Mesolimbik
Jalur ini berproyeksi dari area midbrain ventral tegmental ke batang otak menuju
nucleus akumbens di ventral striatum. Jalur ini memiliki fungsi berhubungan dengan
memori, indera pembau, efek viseral automatis, dan perilaku emosional. Hiperaktivitas
pada jalur mesolimbik akan menyebabkan gangguan berupa gejala positif seperti
8
Gambar 2.2. Jalur mesolimbik dopamin pada otak yang menyebabkan gejala positif.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 27.
b. Jalur Mesokortikal
Jalur ini berproyeksi dari daerah tegmental ventral ke korteks prefrontal.
Berfungsi pada insight, penilaian, kesadaran sosial, menahan diri, dan aktifitas kognisi.
Hipofungsi pada jalur mesokortikal akan menyebabkan gangguan berupa gejala negatif
dan kognitif pada skizofrenia. Jalur mesokortikal terdiri dari mediasi gejala kognitif
9
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 29.
c. Jalur Nigrostriatal
Sistem nigrostriatal mengandung sekitar 80% dari dopamin otak. Jalur ini
berproyeksi dari substansia nigra ke basal ganglia atau striatum (kauda dan putamen).
Jalur ini berfungsi menginervasi sistem motorik dan ekstrapiramidal. Dopamin pada
pituitari. Fungsi dopamin disini mengambil andil dalam fungsi endokrin, menimbulkan
rasa lapar, haus, fungsi metabolisme, kontrol temperatur, pencernaan, gairah seksual,
dan ritme sirkardian. Obat- obat antipsikotik mempunyai efek samping pada fungsi ini
10
Gambar 2.5. Jalur tuberoinfundibular dopamin pada otak.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 32.
e. Jalur Thalamus
Jalur kelima berasal dari berbagai tempat, termasuk periaqueductal gray, ventral
skizofrenia adalah hipotesa dopamin. Hipotesa ini secara sederhana menyatakan bahwa
disokong dari hasil observasi pada beberapa obat antipsikotik yang digunakan untuk
11
Gambar 2.6 Hipotesis dopamin pada skizofrenia.7
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 34.
dapat dimenegerti4
Dapat mempunyai keyakinan yang salah dan tidak dapat dikoreksi4
Penampilan dan kebiasaan kebiasaan penderita dapat mengalami kemunduran
berangsur angsur4
Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode tertentu, misalnya
12
Dapat ditemukan kepribadian prepsikotik seperti penarikan diri dan terlalu kaku
(rigid) secara sosial, sangat pemalu dan sering mengalami kesulitan di sekolah
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
Thought echo
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda;
atau
Thought insertion or withdrawal
Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
Thought broadcasting
Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
Delusion of control
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
Delusion of influence
Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
Delusional perception
Pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi
pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
13
Wahamwaham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama berminggu
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
c. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
d. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.
14
a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
b. Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
lain, dapat berupa gangguan skizofreniform dan gangguan skizoafektif. Pada gangguan
kurangnya 1 bulan, tetapi kurang dari 6 bulan.3 Pada pasien dengan skizofreniform,
akan kembali ke fungsi normal ketika gangguan hilang. Bila suatu sindrom manik atau
depresif terjadi bersamaan dengan gejala utama skizofrenia, maka hal itu adalah
a. Terapi biologik1,4,7
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika. Obat ini dibagi dalam dua kelompok,
15
Tabel 2.1 Jenis jenis obat APG-I
Nama Generik Nama Dosis Akut Dosis Pemeliharaan
Dagang (mg/hari) (mg/hari)
Phenotiazine
- Chlorpromazine Promactil 200 1000 50 400
- Thioridazine Melleril 200 800 50 400
- Perphenazine Trilafon 12 64 8 24
- Trifluoperazine Stelazine 10 - 60 4 30
Butyrophenones
- Haloperidol Haldol 5 - 20 1 - 15
Diphenylbutylpiperidines
- Pimozide Orap 2 - 10 2 10
Long-acting injectable
preparation
- Fluphenazine *Modecate
decaanoate inj.
- Halopeidole **Haldol
decanoate decanoate
Dasar pemilihan suatu jenis obat antipsikotik adalah atas pertimbangan manfaat
Semua antipsikotik yang saat ini tersedia (tipikal maupun atipikal) adalah bersifat
atipikal mempunyai resiko efek samping neurologik yang lebih rendah (dibandingkan
antipsikotik tipikal).
16
Antipsikotik golongan atipikal dengan efek samping neuromotorik relatif sedikit
tetap harus dipertimbangkan bahwa efek samping lain yang tidak diinginkan dari
resiko kanker payudara akibat hiperprolaktinemia juga telah dicatat pada penggunaan
antipsikotik atipikal.
Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespons dengan obat obatan dapat membaik
beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri, mandiri,
serta tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat). Termasuk dalam terapi
psikososial adalah terapi perilaku, terapi berorientasi keluarga, terapi kelompok, dan
psikoterapi individual.
2.11 Prognosis
Penilaian terhadap prognosis dapat dilakukan berdasarkan onset gangguan, faktor
pencetus, riwayat premorbid, dan dukungan dari keluarga. Hal ini dapat disimpulkan
17
Menikah dan telah berkeluarga Tidak menikah, bercerai, atau
janda/duda
Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga skizofrenia
(tidak ada keluarga yang menderita
skizofrenia)
Sistem pendukung yang baik (terutama Sistem pendukung yang buruk untuk
dari keluarga) untuk kesembuhan kesembuhan pasien
pasien
Gejala positif Gejala negative
Jenis kelamin perempuan Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Sering timbul relaps
Riwayat penyerangan
Sumber : Skizofrenia. Kaplan & Sadock - Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Hal 156.
18
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini )
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 7 Juni 2017
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf yang
sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
19
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
2. Sebab Utama
Pasien melempar kaca mobil orang lain dengan menggunakan batu 1 hari sebelum
rumah sakit.
4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien merasa curiga terhadap warga di sekitar tempat tinggal pasien sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku memiliki seekor harimau yang
dibawa dari Ragunan. Kemudian, harimau tersebut lari ke hutan dan pasien sudah
mencarinya dan tidak bertemu keberadaan harimau tersebut. Kemudian, pasien bertanya
ke warga sekitar rumah pasien tentang harimau tersebut, dan tidak ada seorang pun
yang mengetahuinya dan malah pasien tiba-tiba dipukuli oleh warga hingga
menimbulkan luka pada tubuhnya. Pasien merasa marah atas tindakan warga tersebut.
Kemudian, pasien meminta pihak kecamatan untuk membuatkan surat visum. Tetapi,
Bapak Camat tidak mengindahkan permintaan pasien untuk mengurus surat tersebut.
Menurut pengakuan pasien, ayah pasien juga sudah berbicara dengan pak camat, namun
Pak Camat masih juga tidak mengindahkan permintaan pasien, padahal ayah pasien ini
seorang camat juga dahulunya di Kecamatan Ranah Pesisir, Pesisir Selatan. Pasien
merasa Pak Camat kurang ajar tidak mengindahkan permintaan seniornya dan pasien
berkesimpulan Pak Camat merupakan pribadi yang buruk, koruptor dan tidak bermoral.
Pasien mengambil tindakan dengan melempar mobil Bapak Camat dengan
menggunakan petasan dan juga batu, hingga kaca mobil Pak Camat pecah. Bapak
Camat dan warga marah, sehingga pasien dibawa ke RS Jiwa HB. Saanin oleh keluarga
sakit. Pasien juga sering pergi dari rumah tanpa kabar dan pulang tiba-tiba dengan
20
Selain itu, pasien juga mendengar suara bisikan 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit.Suara ini sudah didengarkan sejak awal masuk rumah sakit, yaitu tahun 2011.
Suara tersebut membisikkan kata-kata kapan aku mati, kapan aku mati dan pertama
dirinya merupakan sebuah agen yang tergabung dalam tim yaitu tim pembela kebenaran
sakit. Bayangan tersebut sudah pernah dilihat sebelumnya sejak awal masuk rumah
terakhir dirawat bulan Mei tahun 2017. Pada tahun 2013 pasien sering kabur dari rumah
dan memecahkan kaca masjid. Pasien mengatakan bahwa pada saat itu ia menjadi
masbuq saat shalat berjamaah di masjid, kemudian pasien hanya menyentuh pundak
imam sebagai tanda ia adalah masbuq. Akan tetapi menurut pengakuan pasien imam
rumah sakit. Ia dipukuli setelah memukul pundak imam, ia dianggap aneh oleh orang
Schooling untuk pendidikan SMA. Pasien juga mengaku pernah bersekolah di SMA di
Strata 1 di Universitas Bung Hatta pada tahun 2004 namun tidak selesai menamatkan
Indonesia, yaitu pada Fakultas Hukum melalui jalur undangan, pasien bisa menamatkan
21
perwira TNI dan mendapatkan pangkat balok 1, pasien mengaku ditempatkan pada
bagian Brimob dan bertugas melatih anjing Bulldog. Pasien mengaku pernah
menembak penjahat pada saat menjadi Brimob dengan menggunakan pistol yang berisi
pasien mengikuti pendidikan pada sekolah balap di Jakarta. Sekolah balap ini bertujuan
untuk mendapatkan sertifikat agar bisa menjadi sopir pribadi. Setelah mengikuti
pendidikan pasien mengaku pernah menjadi sopir pribadi seorang bos di Jakarta. Pasien
mengaku juga pernah ikutan balapan di jalan tol di Jakarta, dalam keadaan kencang
kendaraan korban ditabrak oleh motor lainnya, yang menyebabkan si korban terpental
ke jalan, sehingga mengakibatkan luka robek pada kepala nya. Pasien mengalami
karena kecelakaan motor pada tahun 2009 dan dirawat selama 15 hari.
Pada saat pasien kecil, pasien mengaku juga pernah mengalami kejang disertai
dengan demam tinggi hal ini sudah dikonfirmasi keluarga yaitu pada usia 2 tahun.
c. Riwayat Penggunaan NAPZA
Riwayat penggunaan alkohol ada sejak tahun 2004, frekuensi tidak menentu,
22
Alamat Sama dengan alamat
pasien 55 tahun
Hubungan pasien*
Akrab Sama dengan
Biasa alamat pasien
Kurang
Dan lain-lain Tak peduli Akrab
:- Biasa
Kurang
Tak peduli
:-
`
(25 tahun)
e) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien
23
1 Biasa, suka bergaul Kurang
3 Biasa, suka bergaul Kurang
4 Biasa, suka bergaul Kurang
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah laku
Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.
g) Apakah ada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik ( yang ada
Skema Pedegree
24
: Wanita : Meninggal
h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:
i) Dan lain-lain
7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan
perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang meliputi :
a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.
- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan atau
Umur : 4 tahun
25
e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak : demam tinggi disertai menggigau ( - ),
26
Riwayat pelecehan seksual (-)
Orientasi seksual (normal)
k) Situasi sosial saat ini:
1. Tempat tinggal :rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di asrama
Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu (- ), sering melamun ( - ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual (- ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( - )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan ( - ), kewaspadaan berlebihan ( -),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi ( - ), tidak mau menerima
kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain (- ), secara intensif
mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (
-), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( -), keterbatasan
kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib ( - ), ideas of reference (- ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang (- ), pembicaraan yang ganjil ( - ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Siklotimik Ambisi berlebihan ( - ), optimis berlebihan ( - ), aktivitas seksual
yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan idur (- ),
pesimis (- ), putus asa (- ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat (- ), rasa rendah diri (- ), penurunan aktivitas ( - ),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris ( - ), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-
lain.
27
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ), impulsif
(- ), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain
atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan identitas
( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian
( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai (-), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan
dalam situasi social (-), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)
9. Riwayat agama
28
10. Persepsi Dan Harapan Keluarga
29
Nafas : 21x/menit
Suhu : 36,6 C
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 56 kg
Status Gizi : Normoweight
Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
Kelainan Khusus : Tidak ditemukan
IV. STATUS NEUROLOGIKUS
GCS : E4M5V6
(++/++) Sucking (-), glabella (-), grasping(-), snout (-), Corneomandibular (-),
V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran/ sensorium : kompos mentis kooperatif
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( + ),berpakaian sesuai gender ( +).
Cara berpakaian : rapi ( + ), kesan ( dapat mengurus diri)
Kesehatan fisik :sehat ( + )
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (+ ), wajar ( + ), lama ( + ).
4. Sikap
Kooperatif (+ ), penuh perhatian (+), berterus terang ( + )
5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan : biasa (+)
B. Verbalisasi dan cara berbicara
Arus pembicaraan : biasa
Produktivitas pembicaraan : biasa
Perbendaharaan : biasa
30
Nada pembicaraan : biasa
Volume pembicaraan : biasa
Isi pembicaraan : tidak sesuai
Penekanan pada pembicaraan : Tidak ada
Spontanitas pembicaraan : spontan
Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ), gagap (
(biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi( - ), afek inappropriate/ tidak serasi( - ), afek tumpul
mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil (swing mood) ( - ), mood
pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).
D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
Mutu proses pikir (jelas/tajam)
1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
31
Gangguan mental ( - ), psikosis ( - ), tes realitas ( terganggu/ tidak ), gangguan
32
Mimpi : Tidak ada
pseudodemensia ( - ).
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes :tidak terganggu
Judgment sosial :tidak terganggu
VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Telah diperiksa pasien Tn. AJ berusia 33 tahun, agama Islam, suku Minang dan
belum menikah pada tanggal 7 Juni 2017. Pasien dibawa ke RSUP Dr. M. Djamil
Padang karena melempar kaca mobil orang lain dengan batu dan marah-marah tanpa
sebab. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSJ Saanin Padang sebanyak 7
kali.
Dari hasil wawancara didapatkan interpretasi pasien kooperatif dengan mood
eutim, afek tumpul, waham kebesaran (+), though of control ( + ), halusinasi auditori
33
(+), halusinasi visual (+) halusinasi perintah (+) tilikan derajat I dan judgement yang
X. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Risperidon 2 mg 2x1 tab
Lorazepam 2 mg 1x1 tab
B. Psikoterapi
Kepada pasien:
Psikoterapi suportif
Psikoedukasi
34
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai gangguan yang
Kepada keluarga:
Psikoedukasi
Terapi
obat terhadap gejala pasien dan efek samping yang mungkin timbul pada
XI. PROGNOSIS
Quo et vitam : bonam
Quo et fungsionam :dubia ad malam
Quo et sanctionam :dubia ad malam
XII. DISKUSI/ ANALISIS KASUS
gejala klinis yang mengarah pada Skizofrenia Paranoid sesuai dengan pedoman
diagnostik berdasarkan PPDGJ III. Pada pasien saat ini ditemukan gejala, waham
35
persekutorik (+), waham kebesaran (+), though of control ( + ), halusinasi auditori (+),
ekstrapiramidal yang minimal dan harga terjangkau. Obat ini diberikan untuk mengatasi
gejala psikotik. Lorazepam merupakan obat penenag diberikan agar pasien bisa
beristirahat.
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada pasien ini.
Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini adalah
psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi pasien stabil dan bisa berkomunikasi.
hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya adalah agar pasien merasa aman,
36
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri
AUTOANAMNESA dilakukan pada tanggal 6 Juni 2017
Pertanyaan Jawaban Interpretasi
Assalamualaikum Pak, Waalaikumsalam Kesadaran baik
perkenalkan ambo dokter Buliah pak
muda Fajar dan dokter
muda Mitra. Kami nio
mamareso apak dengan
wawancara untuak
mancaliak perkembangan
apak, lai buliah Pak?
Siapo namo lengkap Tony Pak Kooperatif
Bapak?
Antony Jasril Buk
Namo lengkap apak maksud
ambo, siapo Pak?
Bara umua apak kini? 33 tahun, tahun 84 lahia Orientasi waktu tidak
terganggu
Lengkapnyo tanggal bara Tanggal 13 Februari 1984,
apak lahia, pak ? buk
Dima wak kini ko pak ? Di rumah sakik Jiwa buk Orientasi tempat tidak
Rumah Sakik Jiwa apo terganggu
namonyo pak? Rumah Sakik Jiwa Saanin
Samo sia pak kamari pak? Samo uda wak buk Orientasi personal
tidak terganggu
Baa kok apak bisa tibo di Pai barubek buk, ado Descriminative insight
Rumah sakik iko pak? masalah di jiwa awak cukup baik
37
A nan taraso dek apak Ntahlah buk, awak patang tu
mangko pai barubek lo? mamacahan kaco oto pak
camaik jo petasan.
38
tokok urang yang sadang
sumbayang ko pundak nyo
tu siap tu awak yang ditokok
nyo samo samo dek ibuk,
ntah apolah salah awak, tu
langsuang dibaoknyo awak
kamari.
Sabalum nan pertamo kali Awak dulu Brimob mah buk Waham kebesaran (+)
dirawat tu apo kegiatan di Jakarta
apak pak?
Brimob pak? Maksudnyo Iyo buk. Jadi dulu tu awak
apak dulu anggota TNI? masuak tentara ko jo jalur
perwira. Awak kan dulu
kuliah di bunghatta tahun
2004 siap tu tahun bisuak
nyo awak dapek mahasiswa
undangan ka UI kuliah wak
di fakultas hukum abis tu
wak ikuik wajib militer jadi
Brimob awak buk, balok
ciek pangkek awak
Tahun bara apak masuak Kiro kiro tahun 2006 lah
Brimob tu pak? buk, awak kan ditempatan
dulu tu buk untuak malatiah
anjiang bulldog ko buk aa,
gadang gadang badan
anjiangnyo buk.
Emang bisa yo pak kalau Bisa lah buk, kan awak dulu Waham kebesaran (+)
alah kuliah dulu dapek tu kuliah untuak jadi
mahasiswa undangan? pembalap ko buk, jadi bia
bisa dapek sertifikat. Ko
dulu kapalo ko saksi nyo
mah buk, awak balap-balap
di tol di jakarta diantaknyo
awak dek oto, bajaik kapalo
wak ko
Hmm gitu yo pak, pas apak Ado buk.
surang, lai pernah apak
mancaliak sesuatu pak?
Apo t nan pak caliak? Bayangan putiah se kadang Halusinasi visual (+)
nyo buk, tapi itu dulu buk
Pak, misalnyo ko pak, kran Wak matian krannya buk. Discriminative
aia iduik, tapi bak nyo lah judgement test (+)
panuah sampai malimpah,
apo nan pak lakukan?
Tu ciek lai yo pak, misalnyo Wak tolongan Discriminative
urang maadoan gotong judgement sosial (+)
royong di dakek rumah
apak, apo nan pak lakukan?
Yolah pak. Alah sudah Jadih buk, tarimokasih.
39
awak mamareso apak yo..
Kalo masih ado taranga
suaro-suaro tu jan apak
acuahan ndak.
Ado nan ka apak tanyoan ? Lai buk, bisa awak
dipindahan ka Grogol Buk?
Awak nio sobok jo
marshanda buk
Nio manga apak jo Ndak ado buk, nio salam
marshanda? sajo
Kini apak fokus se dulu Jadih buk.
barubek yo pak, Apak harus
tetap kontrol jo minum
ubek taruih yo pak, bia
ndak barulang sakik apak
baliak.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Skizofrenia. Editor : Husny Muttaqin dan Tiara Mahatmi Nisa. Kaplan & Sadock -
Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. 2014:147-68.
2. Psikiatri : Skizofrenia (F2). Editor : Chris Tanto, Frans Liwang, dkk. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2014:910-3
3. Skizofrenia. Editor : I. Made Wiguna S. Kaplan - Sadock, Sinopsis Psikiatri - Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 1. Tanggerang : Binarupa Aksara
Publisher. 2010:699-744.
4. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI: 2014; 173: 173-203.
5. Idaiani S, Yunita I, Prihatini S, Indrawati L. Gangguan Mental Berat. Dalam: Riset
Kesehatan Dasar 2013. Indonesia: Kementrian Kesehatan RI; 2013: 125-127.
6. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III
dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: 2013; 46-
48.
7. Benjamin J., Sadock MD. Virginia A. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook of
Psychiatric Drug Treatment
8. Psychosis and Schizophrenia. Editor : Stahl, Stephen M. Antipsychotics and Mood
Stabilizers : Stahls Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. England :
Cambridge University Press. 2008:26-34.
41