Anda di halaman 1dari 10

Mikrobiologi Rongga Mulut Penyebab Karang

Gigi (Calculus)

disusun Oleh
kelompok II

RAHMI
DARMAWATI
ROSWATI
ERNAWATI
AMIR MAHMUD
BESSE

D.III Keperawatan Gigi


STIKES AMANAH MAKASSAR
2015
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebanyakan orang belum memiliki pemahaman yang tepat mengenai
karang gigi (dental calculus) sehingga masyarakat masih kurang begitu perhatian
dengan keberadaan karang gigi. Karang gigi adalah kumpulan plak gigi dan sisa-
sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami
pengerasan. Warnanya bisa coklat, hijau, putih, maupun kuning dan biasa terlihat
melingkar di perbatasan gigi dan gusi.
Iritasi karang gigi dapat menyebabkan efek kesehatan, tak hanya terhadap
gigi, tetapi juga bagian tubuh yang lain. Iritasi karang gigi di daerah gigi depan
bawah biasanya menyebabkan napas besar, napas pendek, mudah lelah walaupun
bekerja sedikit. Terkadang juga disertai dengan gejala gangguan pencernaan.
Pembersihan karang dilakukan dengan scaling dan root planning. Pasien
dapat melakukan scaling tiap 6 bulan sekali sekaligus memeriksakan kesehatan
giginya secara teratur 6 bulan sekali. Hal ini bertujuan bila adanya penyakit gigi
dan mulut dapat di deteksi lebih dini sehingga tidak berakibat fatal.
Penelitian explanatory research menggunakan metode survei dengan
pendekatan cross sectional menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat
pendidikan, pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan dan penanganan karang
gigi, frekuensi antara waktu menggosok gigi, cara mengunyah makanan, status
merokok dengan derajat karang gigi masih kurang. Disarankan untuk melakukan
pencegahan dengan membersihkan karang gigi, menggosok gigi secara rutin
minimal 2 kali sehari dan tepat waktu, menghindari kebiasaan merokok dan
mengunyah makanan dengan 2 belah rahang.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Menurut Kamus Kedokteran Gigi ( F.J Harty dan R Ogston ) kalkulus yang
dahulu disebut tartar atau calcareous deposits terdiri atas deposit plak yang
termineralisasi, yang keras dan menempel pada gigi. Warnanya bervariasi dari
kuning hingga cokelat. Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat,
kalsium karbonat, dan magnesium fosfat.
Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat
pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut. Menurut Drg Irene
Sukardi, Sp Perio, karang gigi berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur
pada ludah sehingga lama-kelamaan akan mengendap.

Kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal ini dipengaruhi
oleh :
konsentrasi kalisum dan fosfat
jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat
Faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi tergantung dari :
oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )
daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
pola makan
umur
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu

B. Komposisi kalkulus

Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu
pembentukan kalkulus. Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik, air,
dan matriks organik (protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit.
Masa anorganik terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksiapatite,
brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil kalsium
karbonat, magnesium, fosfat, dan florida.

C. Macam-macam kalkulus

Berdasakan lokasinya kalkulus ada 2 macam, yaitu :


1. Kalkulus supragingiva
Letak kalkulus di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival)
Sebagian besar bakterinya aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen
untuk kehidupannya.
Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan dengan
duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan bukal
molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang tidak
dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak mempunyai
antagonis.
Warna agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti tembakau,
anggur, pinang.
Bentuk cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus
Sumber mineral diperoleh dari saliva
Dapat terlihat langsung di dalam mulut

2. Kalkulus subgingiva
Letaknya disekitar akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, sekitar
apeks gigi (dibawah gingival).
Sebagian besar bakterinya anaerob, yaitu bakteri yang hidup di lingkungan
yang tidak mengandung oksigen.
Bentuk lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat pada
permukaan gigi.
Warna hijau tua atau hitam,
Sumber mineral diperoleh dari serum darah
Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut

D. Penyebab kalkulus

Pembersihan gigi yang kurang baik


Tidak memakai kedua sisi gigi untuk mengunyah
Merokok, asap panas yang terhisap mengakibatkan rongga mulut menjadi lebih
kering sehingga mendukung pertumbuhan bakteri anaerob dalam plak. Tar dalam
rokok juga dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga
permukaan ini menjadi lebih kasar dan mempermudah perlekatan plak dan
akhirnya mengendap menjadi kalkulus.

E. Proses terjadinya kalkulus

Sisa makanan ( mengendap ) > lapisan bening dan tipis ( pelikel ) > pelikel +
kuman > plak (berikatan dengan kalsium ) > karang gigi
Macam teori yang dikemukakan oleh para peneiti antara lain :
Teori CO, menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari
duktus saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menjadi
jenuh.
Teori protein, pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan
dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
Teori fosfatase, fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri.
Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan
garam kalsium fosfat.
Teori esterase, esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses
hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium
membentuk kalsium fosfat.
Teori amonia, pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, membentuk ammonia
sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
Teori pembenihan, plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion
kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi
sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.

F. Peranan Mikroba Terhadap Pembentukan Kalkulus

Mula-mula diakibatkan oleh sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi


sehingga menjadi plak yang dipenuhi oleh bakteri seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Actinomyces viscosus, Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Capnocytophypa species, Eikenella corrodens,
Porphyromonas gingivalis, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia,
Bacteroides forsythus, Campylobacter rectus, Treponema denticola dan lainnya.
Dalam beberapa jam plak ditempati oleh bakteri tersebut dan apabila dibiarkan
beberapa hari akan di ikuti oleh bakteri lain berupa kuman filamen, spiril, dan
spirilcaeta seperti Bifidobacterium, Neisseria, Branhamella dan lainnya yang akan
menghuni plak tersebut.
Dari beberapa bakteri tersebut ada yang menghasilkan fosfatase yang membantu
proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat
dan esterase yang terdapat pada mikrorganisme tersebut juga membantu proses
hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium
membentuk kalsium fosfat. Plak yang tidak di bersihkan akan mengalami
mineralisasi (berikatan dengan kalsium). Mineralisasi plak mulai dalam 24-72 jam
dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang sehingga mengeras membetuk karang
gigi yang susah di bersihkan dengan sikat gigi kecuali dengan cara scalling atau
root planning yang bisa membantu menghilangkan atau mengambil serta
membersihkan karang gigi.

Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi diantaranya adalah :

1. Bifidobacterium
Bifidobacterium adalah gram-positif, tidak bergerak, tidak membentuk spora,
berbentuk seragam(uniform) atau cabang( bifurcated Y, V dan berkelompok).
Bentuk marphology tergantung kondisi nutrisi dan perwarnaan yang tak stabil.
Kemampuan fermentasi terhadap berbagai karbohidrat dan tidak membentuk gas,
produk akhirnya dari fermentasi glukosa adalah acetic dan lactic acid, bersifat
anaerobic. Genus Bacterionema mempunyai spesies tunggal yaitu Bacterionema
matruchotti.
Bacterionema matruchotti selalu ditemukan pada hasil pembiakan spesimen
yang berasal dari plak gigi dan calculus, tapi tidak dinyatakan sebagai penyebab
penyakit pada manusia. Sejak kuman ini mempunyai kemampuan untuk merubah
intracellular calcium menjadi hydroxyapatite mempunyai peranan penting dalam
pembentukan karang gigi.

2. Streptococcus sanguis
Streptococcus sanguinis, cocus, gram-positif yang memiliki dinding sel tebal
yang terdiri dari peptidoglikan. Organisme ini berisi banyak enzim yang
meningkatkan jalur metabolik termasuk biosintesis, pentosa fosfat jalur,
glukoneogenesis, fermentasi gula dan karbohidrat, dan sebagainya. Enzim tersebut
digunakan untuk glukoneogenesis memungkinkan bakteri untuk mengubah asam
amino menjadi fruktosa-6-fosfat. Streptococcus sanguinis langsung mengikat
permukaan dan berfungsi sebagai tether untuk lampiran dari berbagai
mikroorganisme mulut lain yang menjajah permukaan gigi, membentuk plak gigi.

3. Actinomyces viscosus
Actinomyces viscosus, gram-positif, fakultatif, katalase-positif, berfilamen, atau
mikroorganisme diphtheroidal. Semua budaya tumbuh dengan baik aerobik dan
anaerobik dengan penambahan 10% karbon dioksida. Mereka fermentasi laktosa,
menghasilkan katalase dan acetylmethylcarbinol, mengurangi nitrat, Aesculin
terhidrolisis, dan tidak menghasilkan gelatinase atau urease.

4. Capnocytophypa species
Capnocytophypa species, genus anaerob gram-negatif yang merupakan
penghuni rongga mulut.

5. Eikenella corrodens
Eikenella corrodens, gram negatif anaerob fakultatif. Koloni kecil dan keabu-
abuan, oksidase-positif, katalase-negatif, urease-negatif, indol-negatif, dan
mengurangi nitrat menjadi nitrit. Eikenella corrodens adalah komensal dari mulut
manusia dan saluran pernapasan bagian atas.

6. 6. Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri oral, terdapat dalam rongga mulut
manusia. Organisme ini merupakan komponen plak jika berlebih dapat
mengakibatkan kalkulus yang mengiritasi menjadi penyakit periodontal.

7. 7. Neisseria dan Branhamella


Neisseria dan Branhamella, gram-negative, tidak bergerak, tidak membentuk
spora, berbentuk coffee bean/diplococci, aerobik, membentuk enzyme
cytochrome oxidase yang merupakan bakteri yang terdapat pada mucous
membrane dari rongga mulut dan saluran nafas bagian atas. Genus dari Neisseria
dibagi menjadi spesies yang pathogenik yaitu Neisseria gonorrhoeae dan
Neisseria meningitidis dan spesies yang commensial yaitu Neisseria sicca,
Neisseria subflava, Neisseria flavescens dan Neisseria mucosa, pembagian ini
berdasarkan reaksi fermentasi karbohydrat.
Neisseria tidak terdapat secara normal dalam rongga mulut termasuk plak gigi.
Spesies dari genus Neisseria yang biasa terdapat/hidup dalam rongga mulut tidak
patogen atau virulentnya lemah, dapat menyebabkan subacute bacterial
endocarditis dan purulent meningitis.

G. Akibat kalkulus

Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat
menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin
mengendap, tebal dan menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat
kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya akibat bercampur dengan
rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika dibiarkan
menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap ) tulang alveolar penyangga
gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.
Karang gigi mengandung banyak kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit lain di daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kuman-kuman
dapat memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut. Bila sudah
infeksi maka masalah lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh
gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi sering berdarah, bahkan
adakalanya gigi dapat lepas sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang
mencapai lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang
pernyangga gigi menipis sehingga pada perbandingan panjang gigi yang tertanam
pada tulang dan tidak tertanam 1:3, gigi akan goyang dan mudah tanggal.
Selain itu, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat menyebar ke
seluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain seperti
jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh
infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal.

H. Tindakan perawatan
Jika plak sudah mengendap menjadi karang gigi maka penyikatan sekeras
apapun dengan sikat gigi biasa tidak akan menghilangkannya. Karang gigi harus
dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun dengan
ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan hilang dan
gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali apabila
kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik.
Penghambatan kalkulus pada gigi dengan beberapa agent yang dapat
mengurangi pembentukan kalkulus diantaranya detrifaces yang mengandung
pyrophosphate atau ion metal seperti zink. Setiap detriface mengandung 2 soluble
phosphate, tetrasodium pyrophospate, dan disodium dihydrogen pyrophospate
sebagai tambahan flouride. Pyrophospate berguna untuk struktural analog dari ion
orthophosphate, menghancurkan pembentukan kristal kalsium fosfat, dan
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri

I. Pencegahan kalkulus

1. Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat
mencegah pembentukan plak sehingga tidak terbentuk kalkulus.
2. Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang
gigi (dental floss) atau sikat interdental.
3. Perbanyaklah minum air putih
4. Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi
5. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan minuman
kafein.
6. Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.
BAB III KESIMPULAN

Karang gigi (calculus) adalah deposit plak yang termineralisasi, yang keras
yang menempel pada gigi. Warnanya bervariasi dari kuning hingga cokelat.
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan
magnesium fosfat.
kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal ini dipengaruhi
oleh :
konsentrasi kalisum dan fosfat
jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat
faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi tergantung dari :
oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )
daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
pola makan
umur
etnic
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu
Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik(dari fosfat, kalsium, dalam
bentuk hidroksiapatite, brushite, dan fosfat oktakalsium) air, dan matriks organik
(protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Selain itu, juga
terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida.
Berdasakan lokasinya Kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1. Kalkulus supragingiva
Letaknya di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival). bakterinya
adalah aerobic bacteria, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen untuk
kehidupannya.
2. Kalkulus subgingiva
Letaknya di akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang
parah, bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah
gingival). bakterinya adalah bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak suka oksigen
untuk kelangsungan hidupnya.
Penyebab kalkulus antara lain karena pembersihan gigi yang kurang baik,
tidak memakai kedua sisi gigi untuk mengunyah dan merokok. Proses terjadinya
kalkulus :
Sisa Makanan ( Mengendap ) > Lapisan bening dan tipis ( Pelikel ) > Pelikel +
kuman > Plak (berikatan dengan kalsium ) > Karang Gigi
Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi. Diawali dengan bakteri-
bakteri yang berada didalam plak seperti Streptococcus mutans, Streptococcus
sanguis, Actinomyces viscosus, Actinobacillus actinomycetemcomitans,
Capnocytophypa species, Eikenella corrodens, Porphyromonas gingivalis,
Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Bacteroides forsythus,
Campylobacter rectus, Treponema denticola dan lainnya. Dalam beberapa jam
plak ditempati oleh bakteri tersebut dan apabila dibiarkan beberapa hari akan di
ikuti oleh bakteri lain berupa kuman filamen, spiril, dan spirilcaeta seperti
Bifidobacterium, Neisseria, Branhamella dan lainnya yang akan menghuni plak
tersebut. Plak yang tidak di bersihkan akan mengalami mineralisasi (berikatan
dengan kalsium) sehingga mengeras membetuk karang gigi.
Akibat lanjut dari kalkulus dapat menyebabkan halitosis ( nafas berbau ) ,
resesi gingival/gusi melorot atau turun , gingivitis atau radang gusi dan lainnya.
Karang gigi dapat bersihkan dengan alat yang disebut scaler (manual dan
ultrasonic scaler). Pencegahannya dengan :
Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat
mencegah pembentukan plak sehingga tidak terbentuk kalkulus.
Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang
gigi (dental floss) atau sikat interdental.
Perbanyaklah minum air putih
Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi
Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan minuman
kafein.
Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai