Gigi (Calculus)
disusun Oleh
kelompok II
RAHMI
DARMAWATI
ROSWATI
ERNAWATI
AMIR MAHMUD
BESSE
A. Pengertian
Menurut Kamus Kedokteran Gigi ( F.J Harty dan R Ogston ) kalkulus yang
dahulu disebut tartar atau calcareous deposits terdiri atas deposit plak yang
termineralisasi, yang keras dan menempel pada gigi. Warnanya bervariasi dari
kuning hingga cokelat. Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat,
kalsium karbonat, dan magnesium fosfat.
Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat
pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut. Menurut Drg Irene
Sukardi, Sp Perio, karang gigi berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur
pada ludah sehingga lama-kelamaan akan mengendap.
Kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal ini dipengaruhi
oleh :
konsentrasi kalisum dan fosfat
jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat
Faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi tergantung dari :
oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )
daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
pola makan
umur
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu
B. Komposisi kalkulus
Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu
pembentukan kalkulus. Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik, air,
dan matriks organik (protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit.
Masa anorganik terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksiapatite,
brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil kalsium
karbonat, magnesium, fosfat, dan florida.
C. Macam-macam kalkulus
2. Kalkulus subgingiva
Letaknya disekitar akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, sekitar
apeks gigi (dibawah gingival).
Sebagian besar bakterinya anaerob, yaitu bakteri yang hidup di lingkungan
yang tidak mengandung oksigen.
Bentuk lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat pada
permukaan gigi.
Warna hijau tua atau hitam,
Sumber mineral diperoleh dari serum darah
Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut
D. Penyebab kalkulus
Sisa makanan ( mengendap ) > lapisan bening dan tipis ( pelikel ) > pelikel +
kuman > plak (berikatan dengan kalsium ) > karang gigi
Macam teori yang dikemukakan oleh para peneiti antara lain :
Teori CO, menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari
duktus saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menjadi
jenuh.
Teori protein, pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan
dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
Teori fosfatase, fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri.
Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan
garam kalsium fosfat.
Teori esterase, esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses
hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium
membentuk kalsium fosfat.
Teori amonia, pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, membentuk ammonia
sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
Teori pembenihan, plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion
kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi
sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi diantaranya adalah :
1. Bifidobacterium
Bifidobacterium adalah gram-positif, tidak bergerak, tidak membentuk spora,
berbentuk seragam(uniform) atau cabang( bifurcated Y, V dan berkelompok).
Bentuk marphology tergantung kondisi nutrisi dan perwarnaan yang tak stabil.
Kemampuan fermentasi terhadap berbagai karbohidrat dan tidak membentuk gas,
produk akhirnya dari fermentasi glukosa adalah acetic dan lactic acid, bersifat
anaerobic. Genus Bacterionema mempunyai spesies tunggal yaitu Bacterionema
matruchotti.
Bacterionema matruchotti selalu ditemukan pada hasil pembiakan spesimen
yang berasal dari plak gigi dan calculus, tapi tidak dinyatakan sebagai penyebab
penyakit pada manusia. Sejak kuman ini mempunyai kemampuan untuk merubah
intracellular calcium menjadi hydroxyapatite mempunyai peranan penting dalam
pembentukan karang gigi.
2. Streptococcus sanguis
Streptococcus sanguinis, cocus, gram-positif yang memiliki dinding sel tebal
yang terdiri dari peptidoglikan. Organisme ini berisi banyak enzim yang
meningkatkan jalur metabolik termasuk biosintesis, pentosa fosfat jalur,
glukoneogenesis, fermentasi gula dan karbohidrat, dan sebagainya. Enzim tersebut
digunakan untuk glukoneogenesis memungkinkan bakteri untuk mengubah asam
amino menjadi fruktosa-6-fosfat. Streptococcus sanguinis langsung mengikat
permukaan dan berfungsi sebagai tether untuk lampiran dari berbagai
mikroorganisme mulut lain yang menjajah permukaan gigi, membentuk plak gigi.
3. Actinomyces viscosus
Actinomyces viscosus, gram-positif, fakultatif, katalase-positif, berfilamen, atau
mikroorganisme diphtheroidal. Semua budaya tumbuh dengan baik aerobik dan
anaerobik dengan penambahan 10% karbon dioksida. Mereka fermentasi laktosa,
menghasilkan katalase dan acetylmethylcarbinol, mengurangi nitrat, Aesculin
terhidrolisis, dan tidak menghasilkan gelatinase atau urease.
4. Capnocytophypa species
Capnocytophypa species, genus anaerob gram-negatif yang merupakan
penghuni rongga mulut.
5. Eikenella corrodens
Eikenella corrodens, gram negatif anaerob fakultatif. Koloni kecil dan keabu-
abuan, oksidase-positif, katalase-negatif, urease-negatif, indol-negatif, dan
mengurangi nitrat menjadi nitrit. Eikenella corrodens adalah komensal dari mulut
manusia dan saluran pernapasan bagian atas.
6. 6. Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri oral, terdapat dalam rongga mulut
manusia. Organisme ini merupakan komponen plak jika berlebih dapat
mengakibatkan kalkulus yang mengiritasi menjadi penyakit periodontal.
G. Akibat kalkulus
Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat
menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin
mengendap, tebal dan menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat
kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya akibat bercampur dengan
rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika dibiarkan
menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap ) tulang alveolar penyangga
gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.
Karang gigi mengandung banyak kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit lain di daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kuman-kuman
dapat memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut. Bila sudah
infeksi maka masalah lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh
gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi sering berdarah, bahkan
adakalanya gigi dapat lepas sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang
mencapai lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang
pernyangga gigi menipis sehingga pada perbandingan panjang gigi yang tertanam
pada tulang dan tidak tertanam 1:3, gigi akan goyang dan mudah tanggal.
Selain itu, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat menyebar ke
seluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain seperti
jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh
infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal.
H. Tindakan perawatan
Jika plak sudah mengendap menjadi karang gigi maka penyikatan sekeras
apapun dengan sikat gigi biasa tidak akan menghilangkannya. Karang gigi harus
dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun dengan
ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan hilang dan
gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali apabila
kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik.
Penghambatan kalkulus pada gigi dengan beberapa agent yang dapat
mengurangi pembentukan kalkulus diantaranya detrifaces yang mengandung
pyrophosphate atau ion metal seperti zink. Setiap detriface mengandung 2 soluble
phosphate, tetrasodium pyrophospate, dan disodium dihydrogen pyrophospate
sebagai tambahan flouride. Pyrophospate berguna untuk struktural analog dari ion
orthophosphate, menghancurkan pembentukan kristal kalsium fosfat, dan
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri
I. Pencegahan kalkulus
1. Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat
mencegah pembentukan plak sehingga tidak terbentuk kalkulus.
2. Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang
gigi (dental floss) atau sikat interdental.
3. Perbanyaklah minum air putih
4. Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi
5. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan minuman
kafein.
6. Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.
BAB III KESIMPULAN
Karang gigi (calculus) adalah deposit plak yang termineralisasi, yang keras
yang menempel pada gigi. Warnanya bervariasi dari kuning hingga cokelat.
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan
magnesium fosfat.
kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal ini dipengaruhi
oleh :
konsentrasi kalisum dan fosfat
jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat
faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi tergantung dari :
oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )
daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
pola makan
umur
etnic
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu
Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik(dari fosfat, kalsium, dalam
bentuk hidroksiapatite, brushite, dan fosfat oktakalsium) air, dan matriks organik
(protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Selain itu, juga
terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida.
Berdasakan lokasinya Kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1. Kalkulus supragingiva
Letaknya di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival). bakterinya
adalah aerobic bacteria, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen untuk
kehidupannya.
2. Kalkulus subgingiva
Letaknya di akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang
parah, bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah
gingival). bakterinya adalah bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak suka oksigen
untuk kelangsungan hidupnya.
Penyebab kalkulus antara lain karena pembersihan gigi yang kurang baik,
tidak memakai kedua sisi gigi untuk mengunyah dan merokok. Proses terjadinya
kalkulus :
Sisa Makanan ( Mengendap ) > Lapisan bening dan tipis ( Pelikel ) > Pelikel +
kuman > Plak (berikatan dengan kalsium ) > Karang Gigi
Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi. Diawali dengan bakteri-
bakteri yang berada didalam plak seperti Streptococcus mutans, Streptococcus
sanguis, Actinomyces viscosus, Actinobacillus actinomycetemcomitans,
Capnocytophypa species, Eikenella corrodens, Porphyromonas gingivalis,
Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Bacteroides forsythus,
Campylobacter rectus, Treponema denticola dan lainnya. Dalam beberapa jam
plak ditempati oleh bakteri tersebut dan apabila dibiarkan beberapa hari akan di
ikuti oleh bakteri lain berupa kuman filamen, spiril, dan spirilcaeta seperti
Bifidobacterium, Neisseria, Branhamella dan lainnya yang akan menghuni plak
tersebut. Plak yang tidak di bersihkan akan mengalami mineralisasi (berikatan
dengan kalsium) sehingga mengeras membetuk karang gigi.
Akibat lanjut dari kalkulus dapat menyebabkan halitosis ( nafas berbau ) ,
resesi gingival/gusi melorot atau turun , gingivitis atau radang gusi dan lainnya.
Karang gigi dapat bersihkan dengan alat yang disebut scaler (manual dan
ultrasonic scaler). Pencegahannya dengan :
Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat
mencegah pembentukan plak sehingga tidak terbentuk kalkulus.
Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang
gigi (dental floss) atau sikat interdental.
Perbanyaklah minum air putih
Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi
Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan minuman
kafein.
Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.