Anda di halaman 1dari 6

Ilmu Pertanian Vol. 18 No.

2, 2015 : 92-97

Efisiensi Teknis Usahatani Kopi Arabika di Kabupaten Enrekang

The Technical Efficiency of Arabica Coffee Farming in the District Enrekang


Syahruni Thamrin1, Slamet Hartono2, Dwidjono Hadi Darwanto2, Jamhari2
1
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
2
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
This study was aimed to determine g. Population of this study are the arabica coffee farmers, farmer
sample size of 100 respondents. The analysis was done by descriptive analysis qualitative, analysis of
technical efficiency and technical inefficiencies. Estimation was done by using stochastic frontier production
function. The factors which significantly influence to the technical efficiency of the coffee are the use of land,
Urea, ZA and labor. The average technical efficiency of farmer respondents was 0.89, meaning farmers are
technically efficient especially in terms of resource allocation and utilization of existing cultivation
technology. While the results of estimation with MLE method, variables that significantly and negatively
correlated to the amount of family members.

Keywords: Technical Efficiency, Stochastic Frontier, Production Function, Coffee Farming

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi teknis usahatani kopi arabika di Kabupaten
Enrekang. Populasi dari penelitian ini adalah petani kopi arabika, jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang. Analisis dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif, analisis efisiensi teknis dan
inefisiensi teknis. Estimasi dilakukan dengan menggunakan fungsi produksi frontir stokastik. Faktor-faktor
yang berpengaruh sangat nyata pada efisiensi teknis kopi adalah luas lahan, penggunaan pupuk Urea, ZA dan
tenaga kerja. Rata-rata efisiensi teknis petani responden adalah 0,89. Berarti petani telah efisien secara teknis
khususnya dalam mengalokasikan sumberdaya dan memanfaatkan teknologi budidaya yang ada. Sementara
itu hasil estimasi dengan menggunakan metode MLE, variable yang signifikan dan berkorelasi negatif adalah
jumlah anggota keluarga.

Kata kunci: Efisiensi Teknis, Fungsi Produksi Frontir Stokastik, Usahatani Kopi

PENDAHULUAN luas serta keadaan agroklimatologi yang sangat


mendukung. Pada rentang waktu tahun 1977
Kopi merupakan salah satu komoditas 2002, produksi kopi Sulawesi Selatan mencapai
perkebunan yang mempunyai peran cukup penting 202.165,50 ton kopi robusta dan 15.619 kopi
dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal arabika. Lokasi produksinya tersebar pada tujuh
ini karena kopi telah memberikan sumbangan kabupaten. Produksi kopi robusta di atas 1000
yang cukup besar bagi devisa negara, menjadi ton/tahun dihasilkan di Kabupaten Bulukumba,
ekspor non migas, selain itu dapat menjadi Bantaeng, Sinjai, Pinrang, Luwu, Lutra dan
penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan Toraja. Sementara kopi arabika di Kabupaten
bagi petani pekebun kopi maupun bagi pelaku Toraja, Enrekang dan Gowa yang produksinya
ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, juga masing-masing mencapai di atas 1000
pengolahan, maupun dalam mata rantai ton/tahun (Alam, 2006). Kopi arabika yang
pemasaran. dihasilkan oleh Kabupaten Tana Toraja dan
Sulawesi Selatan merupakan salah satu Kabupaten Enrekang di Sulawesi Selatan ini
propinsi di Kawasan Timur Indonesia yang sudah dikenal luas di luar negeri dengan nama
memiliki potensi pengembangan kopi. Hal ini Kopi Toraja dan Kopi Kalosi.
ditunjukkan dengan areal penanaman yang cukup Di Kabupaten Enrekang tercatat sekitar 1480
93 Thamrin et al. : Efisiensi Teknis Usahatani Kopi Arabika di Kabupaten Enrekang

ha dari total area 10.444 ha merupakan tanaman kabupaten Enrekang.


berumur lanjut yang perlu untuk diremajakan.
Tanpa usaha peremajaan Kabupaten Enrekang BAHAN DAN METODE
akan kehilangan pertanaman kopi arabika sekitar
1480 ha. Setara dengan produksi tidak kurang Penelitian dilaksanakan di Kabupaten
dari 1.036 ton atau kehilangan penerimaan Enrekang, dengan pertimbangan merupakan
sebesar US $ 1,15 juta/tahun (Disbun Enrekang, sentra produksi kopi Arabika di Propinsi Sulawesi
2005). Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara
Di Kabupaten Enrekang sendiri, upaya yang purposive sampling, dan lokasi yang dipilih yaitu
dilakukan dalam pengembangan kopi ini adalah Desa Baroko dan Desa Benteng Alla Kecamatan
intensifikasi dan perluasan tanaman kopi, Alla, dengan pertimbangan merupakan salah satu
pembinaan petani dan penguatan kelompok tani daerah sentra pengembangan kopi Arabika
melalui petugas pendamping, pengadaan sarana terbesar, selain itu jumlah tanaman yang produktif
dan prasarana serta paket teknologi yang bebas lebih banyak disbanding kecamatan lain yang juga
dari bahan kimia. Salah satu permasalahan dalam merupakan sentra pengembangan kopi.
pengembangan kopi arabika adalah Kriteria petani sampel adalah rumahtangga
pembudidayaan yang masih dilakukan secara petani yang melaksanakan usahatani kopi arabika.
tradisional oleh masyarakat setempat dan belum Penentuan sampel dilakukan dengan metode
sepenuhnya menerapkan teknologi budidaya random sampling. Jumlah sampel yang diambil
tanaman kopi. Akibat penanganan on farm dan sebanyak 100 sampel petani dan terdistribusi
off farm yang belum memadai, produk yang secara merata pada kedua desa tersebut.
dihasilkan didominasi biji asalan sehingga Pengukuran efisiensi teknis usahatani kopi di
berpengaruh terhadap rendahnya mutu kopi. Di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan
samping itu, diversifikasi produk kopi olahan stochastic frontier model dikemukakan secara
belum berkembang, sehingga dengan keberadaan terpisah oleh Aigner et al. (1977) dan Meeusen
petugas pendamping, para petani tergerak untuk dan van den Broeck (1977) diacu dalam Coelli
menerapkan teknologi budidaya tanaman kopi dan Battesse (1998) persamaan fungsi produksi
secara modern. yang dispesifikasi untuk data silang
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan (crosssectional data) yang mempunyai dua
penelitian ini untuk mengestimasi tingkat komponen error term, yaitu vi dan ui. Stochastic
efisiensi teknis dan faktor-faktor yang frontier model dapat dituliskan sebagai berikut :
mempengaruhi usahatani kopi Arabika di
yi = f (x1,)i ..................................................................................................(1)

Keterangan: menggambarkan inefisiensi teknis di dalam


yi = keluaran yang dihasilkan oleh observasi ke- produksi dan berkaitan dengan faktor internal, di
i mana semakin besar nilai ui, maka semakin besar
x1i = vektor masukan L yang digunakan oleh pula inefisiensi usahatani yang dilakukan petani.
observasi ke-i Variabel acak ui tidak boleh bernilai negative
= vektor koefisien parameter dan distribusinya setengah normal dengan nilai
distribusi N(i,u 2)(Coelli dan Battese,
i = galat khusus dari observasi ke-i 1998). Pendugaan parameter fungsi produksi dan
= vi - ui : error term (ui = efek inefisiensi fungsi inefisiensi dilakukan secara simultan
teknis dalam model) dengan program FRONTIER 4.1c (Coelli, 1996).
Variabel sisa (random shock) vi Aigner et al. (1977) dan Jondrow et al.
merupakan variable acak yang menggambarkan (1982) mendefinisikan 2 = v2 + u2 dan = .
ukuran kesalahan dalam produksi yang
disebabkan oleh faktor eksternal dan tidak dapat Sementara menurut Sementara menurut Battese
dikontrol oleh petani. Variabel acak vi secara dan Corra (1977) yang menggantikan v2 dan u2
dengan 2 = v2 + u2 dan = u2/(v2 + u2). Ini
identik terdistribusi normal (iid.) dan ragamnya
dilakukan dengan perhitungan maximum
konstan (vi N(0, v2)).Variabel kesalahan
likelihood estimates (MLE).
(residual solow) ui adalah variable acak yang
Vol 18 No.2 Ilmu Pertanian 94

Tingkat efisiensi teknis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

( )
ETi = = = exp(-U) ......................................................................(2)
( ) ( )

Tingkat efisiensi teknis (ET) untuk dengan tingkat predicted output, exp (Xi,).
masing-masing individu diperoleh dari hasil Model frontir stokastik yang digunakan dalam
perbandingan antara tingkat aktual output, Yi, penelitian ini adalah:

ln y = 0 + 1 ln x1 + 2 ln x2 + 3 ln x3 + 4 ln x4 + 5 ln x5+ 6 ln x6 + 7 ln x7 + 8 ln x8 + 9 ln x9 + 10
ln x10 ++ (vi ui) .......................................................................................................(3)

keterangan: x9 : pupuk kandang per luas lahan (kg/ha)


y : produksi kopi Arabika per luas lahan (kg/ha) x10: tenaga kerja per luas lahan (HOK/ha)
x1 : luas lahan (ha) 0 : intersep
x2 : kerapatan tanaman (jumlah pohon/ha) i : koefisien parameter penduga, di mana i =
x3 : pupuk Urea per luas lahan (kg/ha) 1,2,3,..,10
x4 : pupuk ZA per luas lahan (kg/ha) vi - ui : error term (ui = efek inefisiensi teknis
x5 : pupuk SP36 per luas lahan (kg/ha) dalam model)
x6 : pupuk KCl per luas lahan (kg/ha) Untuk menentukan nilai parameter
x7 : pestisida per luas lahan (ltr/ha) distribusi (ui) efek inefisiensi teknis pada
x8 : herbisida per luas lahan (ltr/ha) penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

i = 0 + 1Z1 + 2Z2 + 3Z3 + 4Z4 + 5Z5 .................................................................(4)

Keterangan: stokastik pada usahatani kopi di Kabupaten


i = efek in efisiensi teknis Enrekang seperti terlihat pada Tabel 1
Z1 = umur petani (tahun) memperlihatkan bahwa terdapat 3 (tiga) faktor
Z2 = pengalaman berusahatani kopi (tahun) yang berpengaruh sangat nyata (pada tingkat
Z3 = pendidikan formal (tahun) kepercayaan 99%). Untuk lebih jelasnya dapat
Z4 = jumlah anggota keluarga (tahun) dilihat pada Tabel 1.
Z5 = lama bergabung dalam kelompok tani Berdasarkan hasil estimasi fungsi produksi
(tahun) stochastic frontier, terdapat enam faktor yang
Tanda yang diharapkan untuk masing-masing berpengaruh terhadap produksi kopi Arabika.
parameter efek inefisiensi 1 sampai dengan 5 Empat faktor diantaranya, yaitu luas lahan,
diatas adalah negatif. pupuk urea, pupuk ZA, dan penggunaan tenaga
Parameter dari model diatas diestimasi kerja berpengaruh sangat nyata pada taraf
dengan metode maximum likelihood (MLE) kepercayaan 99% terhadap produksi kopi, dan
dengan memakai program komputasi frontier dua faktor lainnya yaitu pupuk SP36 dan
versi 4.1 yang dikembangkan oleh Coelli herbisida berpengaruh nyata pada taraf
(1996). kepercayaan 90%. Hal ini berarti penambahan
input- input ini berdampak pada peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN produksi kopi.
Model fungsi produksi stochastic
Analisis Produksi frontier usahatani kopi dijabarkan dalam
Hasil estimasi fungsi produksi frontir persamaan berikut:

Ln Y = 3,180(0,520) 0,048(0,063)ln X1 + 0,014(0,054)ln X2 + 0,190(0,071)ln X3 + 0,197(0,030)ln X4 + 0,094(0,050)ln X5


+ 0,009(0,073)ln X6 + 0,042(0,042)ln X7 + 0,088(0,037)ln X8 + 0,032(0,039)ln X9 + 0,343(0,085)ln X10 + Vi - Ui

Nilai koefisien variabel lahan adalah (- peningkatan produksi kopi karena penambahan
0,048), hal ini berarti luas lahan tidak berkorelasi luas lahan sebesar 1% akan mengakibatkan
positif dalam peningkatan produksi kopi. penurunan produksi kopi sebesar 0,048. Jadi
Ekstensifikasi bukan cara terbaik dalam yang perlu dilakukan adalah mengintensifkan
95 Thamrin et al. : Efisiensi Teknis Usahatani Kopi Arabika di Kabupaten Enrekang

pemanfaatan lahan guna peningkatan produksi. disebabkan karena zat-zat yang terdapat dalam
Penggunaan pupuk Urea dalam usahatani pupuk Urea dan pupuk ZA sangat diperlukan
kopi menunjukkan bahwa penambahan jumlah tanaman untuk meningkatkan produksinya.
Urea sebesar satu persen hanya akan Demikian juga halnya dengan penggunaan pupuk
meningkatkan produksi kopi sebesar 0,190 SP36, penggunaan pupuk ini hanya akan
persen, cateris paribus. Penambahan pupuk ZA meningkatkan produksi sebesar 0,094, cateris
sebesar satu persen akan meningkatkan produksi paribus. Meskipun tidak responsif tapi
sebesar 0,197 persen, cateris paribus. Meskipun penggunaan pupuk ini memberikan dampak yang
tidak responsif tapi penambahan pupuk ZA signifikan terhadap produksi.
berdampak signifikan terhadap produksi. Hal ini

Tabel 1. Hasil Maximum Likelihood Estimated (MLE) Model Fungsi Produksi Stochastic
Frontier Usahatani Kopi Kalosi di Kabupaten Enrekang
Variabel Parameter Koefisien t-ratio
Stochastic Frontier
Konstan 0 3,180 6,110
Luas Lahan (X1) 1 -0,048 -0,754***
Bibit (X2) 2 0,014 0,275
Urea (X3) 3 0,190 2,671***
ZA (X4) 4 0,197 6,534***
SP36 (X5) 5 0,094 1,865**
KCl (X6) 6 0,009 0,125
pestisida (X7) 7 0,042 0,988
Herbisida (X8) 8 0,088 2,343**
Pupuk kandang (X9) 9 0,032 0,824
Tenaga kerja (X10) 10 0,343 4,048***

Inefficiency Model
Intersep 0 -0,288 -0,905
Umur petani 1 0,069 0.799
Pengalaman usahatani 2 -0,071 -1,266
Pendidikan formal 3 1,693 2,160**
Jumlah anggota 4 -0,103
-2,125**
keluarga
Lama bergabung dlm K 5 0,046
1,118
T

2 = v2 + u2 0,008 2,521**
= v2/ 0,699 1,498*
ln (Likelihood) 112
LR 19,290
Rata-rata TE 0,89
Sumber : Analisis Data Primer, 2012.
Keterangan: ***) = Signifikan pada taraf = 1 % *) = Signifikan pada taraf = 10 %

Penambahan herbisida sebesar satu persen menyerap unsur hara dari dalam tanah.
akan meningkatkan produksi sebesar 0,08 persen. Penggunaan tenaga kerja juga sangat
Hal ini berarti meskipun efek peningkatannya berperan dalam peningkatan produksi kopi. Hal
kecil, hanya 0,08 persen namun penggunaan ini terlihat bahwa penggunaan tenaga kerja satu
herbisida sangat penting karena memberikan persen akan meningkatkan produksi sebesar
dampak yang signifikan bagi produksi tanaman 0,343 persen, cateris paribus. Meskipun
kopi hal ini disebabkan dengan penggunaan peningkatannya tidak terlalu besar namun
herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma penggunaan tenaga kerja ini sangat berperan,
yang dapat menjadi pesaing tanaman dalam utamanya dalam hal pemupukan dan pemanenan
Vol 18 No.2 Ilmu Pertanian 96

buah kopi. (2001), nilai indeks efisiensi hasil analisis dapat


dikategorikan belum efisien apabila nilainya
Analisis Efisiensi Teknis 0,7, dan dikategorikan efisien apabila nilainya
Efisiensi teknis dianalisis secara simultan 0,7.
dengan menggunakan model fungsi produksi
stochastic frontier. Menurut Sumaryantono

Tabel 2. Sebaran Efisiensi Teknis Usahatani Kopi Arabika di Kabupaten Enrekang


Kelompok Efisiensi Teknis Jumlah Petani (orang) Persentase (%)
TE 0,70 0 0,00
0,70 < TE 0,79 4 4,00
0,80 < TE 0,89 41 41,00
0,90 < TE 0,99 55 55,00
Total 100 100
Rata-rata TE 0,89
Minimum TE 0,78
Maksimum TE 0,98
Sumber: Analisis Data Primer, 2012

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada berpengaruh terhadap inefisiensi usahatani kopi.
Tabel 2 diatas terlihat bahwa dari sebaran nilai Berdasarkan studi empiris maka tanda
efisiensi teknisnya, sebagian petani responden koefisien pada semua variable sumber-sumber
41% memiliki nilai efisiensi teknis pada kisaran inefisiensi teknis diharapkan negatif. Hasil
0,80 hingga 0,89, dan sebagian besar petani menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani
berada pada kisaran 0,9 hingga dibawah 0.99 memiliki tanda harapan negative tapi tidak
yaitu sebanyak 55 orang (55%). Ini berarti bahwa berpengaruh nyata. Sedangkan variabel jumlah
secara keseluruhan petani kopi telah efisien anggota keluarga memiliki tanda harapan negatif
secara teknis. Dari 100 responden petani yang dan berpengaruh nyata terhadap inefisiensi kopi.
ada, rata-rata efisiensi teknisnya adalah 0,89. Ini Peningkatan pendidikan berpengaruh nyata
berarti bahwa rata-rata petani telah dapat meningkatkan inefisiensi teknis usahatani kopi.
mencapai paling tidak 89 persen dari potensial Hasil ini tidak sesuai yang diharapkan karena
produksi yang diperoleh dari kombinasi faktor berdasarkan studi empiris semakin tinggi
produksi yang digunakan dan masih terdapat 11 pendidikan seseorang maka pengetahuan dan
persen peluang untuk meningkatkan produksi keterampilannya semakin meningkat sehingga
kopi. dapat menurunkan inefisiensi teknis. Hasil
Tingkat pencapaian efisiensi teknis usahatani analisis memperlihatkan bahwa semakin tinggi
kopi berdasarkan hasil penelitian tergolong pendidikan petani responden maka semakin
tinggi. Pengalokasian sumberdaya dan tinggi pula tingkat inefisiensi teknisnya. Hal ini
penguasaan serta adopsi teknologi budidaya diduga dengan semakin singkatnya tingkat
petani kopi sudah berada pada level yang sangat pendidikannya maka semakin banyak dan lama
memuaskan. Efisiensi penggunaan input-input waktu yang digunakan untuk menekuni
produksi masih dapat ditingkatkan untuk usahataninya sehingga semakin efisien dalam
mencapai frontier tetapi dalam peningkatan yang mengalokasikan input usahataninya.
relatif terbatas (11%).
Hasil analisis sumber-sumber inefisiensi KESIMPULAN
dengan metode MLE seperti terlihat pada Tabel
1, ada variable yang berkorelasi negatif dan 1. Usahatani kopi yang dilakukan petani di
signifikan terhadap inefisiensi teknis usahatani Kabupaten Enrekang memiliki tingkat
kopi yaitu jumlah anggota keluarga petani. efisiensi teknis yang tinggi, yaitu rata-rata
Adapula variabel yang berkorelasi positif dan efisiensi teknisnya 0,89. Faktor-faktor yang
signifikan terhadap inefisiensi teknis adalah berpengaruh terhadap produksi tanaman kopi
pendidikan formal petani. Sementara variabel arabika adalah luas lahan, pupuk Urea, pupuk
umur petani, pengalaman berusahatani, dan lama ZA, dan jumlah tenaga kerja.
bergabung menjadi anggota kelompok tani tidak 2. Perlu pendampingan bagi petani dalam hal
97 Thamrin et al. : Efisiensi Teknis Usahatani Kopi Arabika di Kabupaten Enrekang

pengalokasian input pertanian dengan tepat, Coelli, T. J. 1996. A Guide to Frontier Version
dalam hal ini penggunaan pupuk yang sesuai 4.1: A Computer Program for Stochastic
dosis dan anjuran agar diperoleh efisiensi Frontier Production and Cost Function
teknis yang lebih tinggi dan produksi serta Estimation. Centre for Efficiency and
pendapatan yang lebih besar bagi petani. Productivity Analysis. University of New
England-Armidale. New South Wales.
DAFTAR PUSTAKA Coelli, T.J., D.S.P. Rao and G.E. Battese.
1998. An Introduction to Efficiency and
Aigner, D.J., C. A. L. Lovell and P. Schmidt. Productivity Analysis. Kluwer-Nijhoff. Boston.
1977. Formulation and Estimation of Dinas Perkebunan Enrekang. 2005. Laporan
Stochastic Frontier Production Function Tahunan, Pengembangan Kopi di Sulawesi
Models. Journal of Econometrics. 6(1): 21- Selatan. Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi
37. Selatan, Sulawesi Selatan.
Alam, 2006. Kelayakan Pengembangan Kopi Jondrow, J., C. A. K. Lovell, I. S. Materov and
Sebagai Komoditas Unggulan di Propinsi P. Schmidt. 1982. On Estimation of
Sulawesi Selatan. Jurusan Sosial Ekonomi Technical Efficiency in the Stochastic
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Frontier Production Function Models.
Hasanuddin, Makassar. Journal of Econometric. 19(1982): 223-238.
Battesse, G.E., Corra G.S. 1977. Estimation of Sumaryanto. 2001. Estimasi Tingkat Efisiensi
Production Frontier Model: With Application Teknis Padi dengan Fungsi Produksi Frontir
to the Pastoral Zone of Eastern Australia. Stokastik. Jurnal Agro Ekonomi. 19(1).
Journal Agric. Econ. 21(3):169-179.

Anda mungkin juga menyukai