A. Pengertian
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar
tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur
tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang (M.Clevo Rendy dan
Margareth TH,2012).
oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar/ tertarik keluar
klavikula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur klavikula (Helmi, 2012, h. 146). Dari
beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian dari fraktur
klavikula adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh trauma atau
rudapaksa langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar atau tertarik keluar
klavikula.
B. Klasifikasi fraktur klavicula
1. Fraktur komplet: patah pada seluruh garis tulang dan biasanya mengalami
pergeseran
2. Fraktur tidak komplet: patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang
3. Fraktur tertutup (fraktur simple): patah tulang yang tidak menyebabkan robeknya
kulit
6. Fraktur green stick: fraktur yang salah satu sisi tulang patah sedang satu sisi lainya
membengkok
a. Faktor Presipitasi
1) Pukulan langsung,
2) Gaya meremuk,
b. Faktor Predisposisi
1) Umum, misal usia (osteoporosis, osteogenesis, imperfekta,
osteitisdeformans)
osteomalasia)
2. Patofisiologi
minggu ke lima dan enam. Tulang clavicula, tulang humerus bagian proksimal
adalah tulang yang terletak dibawah kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif
didepan. Karena posisinya yang terletak dibawah kulit maka tulang ini sangat
rawan sekali untuk patah. Patah tulang clavicula terjadi akibat tekanan yang
kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu
3. Manifestasi Klinis
keluhan nyeri pada bahu depan, adanya riwayat trauma pada bahu atau jatuh
dengan posisi tangan yang tidak optimal, dan penderita mengeluh kesulitan
a. Look yaitu pada fase awal cidera klien terlihat mengendong lengan pada
pada bahu depan terlihat dibawah kulit dan kadang-kadang fragmen yang
kebelakang thoraks.
4. Pemeriksaan Diagnostik
(LED) meningkat
metalikment.
5. Komplikasi
a. Komplikasi awal
1) Sindrom kompartemen
2) Kerusakan arteri
4) Infeksi
5) Syok
1) Non union
2) Mal Union
6. Penatalaksanaan Medis
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis ; spasme otot, zat kimia : fisik
sosial).
prosedur pembedahan, iritan zat kimia, defisit cairan, kelebihan cairan, hambatan
E. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis: spasme otot, zat kimia: fisik
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Monitor nyeri (skala, frekuensi, dan 1. Membantu mengobservasi tingkat
intensitas) nyeri yang dirasakan oleh pasien dan
menentukan intervensi selanjutnya
2. Ajarkan pasien nafas dalam dan 2. Memfokuskan kembali perhatian,
distraksi meningkatkan rasa control, dan dapat
meningkatkan kemampuan koping
dalam manajemen nyeri, yang
mungkin menetap untuk periode lebih
lama
3. Berikan posisi yang nyaman (semi 3. Mengetahui respon tubuh terhadap
fowler) nyeri
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik 4. Analgetik merupakan cara
farmakologi yang bertujuan untuk
mengurangi nyeri
atau sosial).
Kriteria hasil :
berpindah
Intervensi Rasional
1. Monitor tentang kemampuan 1. Pasien mungkin dibatasi oleh
mobilitas pada kekuatan otot pasien pandangan diri atau persepsi diri
2. Damping dan bantu pasien saat tentang keterbatasan fisik actual
mobilisasi dan bantu penuhi 2. Pendampingan pasien saat sedang
kebutuhan ADL mobilisasi ataupun saat sedang
melakukan ADL dapat
3. Ajarkan pasien tentang ambulasi memperkecilresiko jatuh
sesuai dengan kemampuannya 3. Meningkatkan aliran dara ke otak dan
tulang untuk meninatkan tonus
otot,mempertahankan rakan sendi dan
mencegah kontraktur
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain 4. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan
untukmentukan gerakan apa saja lain yang ahli dibidangnya dapat
yang aman untuk dilakan membantu pasien menemukan latihan
gerak yang sederhana
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
1. Monitor tanda-tanda vital 1. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
terutama suhu dapat mengetahui
muculnya infeksi
2. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Tanda dan gejala terjadya infeksi
yang diketahui secara dini dapat
mencegah terjadinya keparahan
3. Lakukan perawatan luka dengan 3. Mencegah kontainasisilag dan
prinsip steril kemungkinan infeksi
4. Ajarkan pasien dan keluarga cara 4. Mencegah timbulnya infeksi yang
mencuci tangan ditulakan melalui kontak langsung
ekstrem.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Kaji kerusakan jaringan lunak 1. Menjadi data dasar untuk
yang terjai pada luka pasien memberikan informasi intervensi
2. Lakukan perawata luka dengan perawatan luka alat apa yang akan
teknik steril dipakai, dan jenis larutan apa yang
3. Anjurkan pasien untuk jaga akan digunakan
kebsihan kulit agar tetap bersih 2. Mengurangu timbulnya infeksi yang
4. Kella enggunaan NaCl dengan dapatmemperparah kerusakan kulit
membersihkan dri dalam keluar luka
3. Mengurangi kontaminasi kuman
langsung pad area luka
4. Menjaga agar luka tetap bersih dan
terhindardari infeksi
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih Bahasa : TIM Penerbit Ilmu Kedokteran, editor :
Helmi, Z.N, 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal, Penerbit Salemba Medika
Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Nurarif, Amin Huda., Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Yogyakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-