Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,


penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas). Sektor pertambangan, khususnya
pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru
mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru,
pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan,
di satu sisi tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi
permasalahan tersebut pemerintah mengundang investor-investor asing untuk
membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia (Amrans, Havid.
2010).

Tahun 1970an di Indonesia, perkembangan industri pertambangan


meningkat untuk memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. Berbagai
komoditi di olah dari pertambangan minyak dan gas bumi, batu bara, timah, emas
dan perak, juga bahan galian seperti pasir, batu kali, batu gamping, yang juga
diikuti dengan pertumbuhan industri pengelolaan serta pembuatan barang jadi.
Dampak yang ditimbulkan dari industri pertambangan sangat beragam tergantung
dari jenis komoditi dan ciri penyebarannya. Selain dampak lingkungan, kegiatan
pertambangan juga dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan budaya yang
dalam eskalasinya dapat menimbulkan gejolak sosial dan kriminalitas, terkait
dengan masalah hukum khususnya penambangan liar (Hanafi, Irma. H. 2016).

Kebijakan pemerintah sebagai kebijakan publik merupakan suatu


kebijakan yang seharusnya mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang
ada didalam masyarakat, tetapi pada saat diberlakukannya kebijakan tidak jarang
menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat. Undang-undang sebagai
hasil dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat (DPR+Presiden) juga
sering menjadi konflik terhadap masyarakat. Hal tersebut tercermin dari isi dari

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 1


kebijakan tersebut tidak memihak kepada rakyat tetapi kepada pihak lain. Selain
dari sisi isi konflik dari kebijakan juga terjadi dari proses pembuatan kebijakan
tersebut maupun dalam pengimplementasian atau pelaksanaan kebijakan tersebut.
Seperti dikatakan oleh Van Meter dan Van Horn (1975), bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan adalah disposisi implementor
yang meliputi kognisi atau pemahamannya terhadap kebijakan. Respon
implementor dan preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.Pemerintah
adalah implementor yang tugas, pokok dan fungsinya mengelola dan mengawasai
kegiatan penambangan. dalam melakukan pengawasan penambangan dibutuhkan
komitmen yang kuat untuk menindak secara tegas para penambang yang telah
melanggar peraturan dan perijinan. Namun, komitmen pemerintah dalam
mengimplementasikan kebijakan sudah tinggi, tetapi belum optimal. Pada saat ini
kegiatan penambangan sangat marak terjadi dimana sebagian besar penambangan
tersebut tidak berijin, akan tetapi baru sebagian kecil yang ditindak secara hukum
di pengadilan hal ini yang menyebabkan belum optimalnya implementasi
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Sangat disayangkan, pemahaman
implementor terhadap peraturan atau kebijakan sangat tinggi namun,
implementasi di lapangan belum optimal (Anonim,2016).

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 2


1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana permasalahan atau isu dalam pertambangan ?
2. Bagaimana kebijakan sosial yang di lakukan untuk mengatasi masalah di
daerah tambang ?
1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu:


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan atau isu di daerah
pertambangan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan kebijakan sosial yang di
lakukan untuk mengatasi masalah di daerah tambang.
1.4. Manfaat Makalah

Adapun manfaat yang di dapatkan dalam makalah ini yaitu sebagai


berikut:
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang menyangkut kebijakan
sosial di daerah tambang.
2. Dapat mengetahui kebijakan sosial yang diterapkan pemerintah terhadap
pertambangan yang ada di indonesia.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebijakan Sosial

Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijkakan publik.


Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang di buat untuk merespon
isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi
kebutuhan masyarakaat banyak. Menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith (
2006:4) :

In short, social police refers to what goverments do when they attemt to


inprove the quality of peoples live by providing a range of income
support, community services and support programs.

Artinya, kebijakan sosial menunjuk pada apa yang di lakukann oleh


pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan dan
program-program tunjangan sosial lainnya.

Sebagai sebuah kebijakan sosial menunjuk pada apa yang di lakukan oleh
pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pemberian beragam tunjangan pendapatan, kemasyarakatan dan program-program
tunjangan sosial lainnya. Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam
tiga kategori yaitu, perundang-undangan, program pelayanan, program pelayanan
sosial, dan sistem perpajakan.

Kebijakan sosial seringkali melibatkan program-program bantuan yang


suit diraba atau dilihat secara kasat mata (intangible aids). Karenanya, masyarakat
luas kadang-kadang sulit mengenali kebijakan sosial dan membedakan dengan
kebijakan public lainnya.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 4


2.2. Permasalahan atau Isu di Daerah Tambang

Pemandangan area tambang Grasberg Mine di Kabupaten Mimika, Papua,


yang dikelola PT Freeport Indonesia, Minggu (15/2). Lubang menganga
sedalam 1 kilometer dan berdiameter sekitar 4 kilometer itu telah dieksploitasi
Freeport sejak 1988.

Sejarah kontrak karya freeport


1983, Jacques Dozy (geologi Belanda) menemukan cadangan gunung bijih
(Ertsberg dalam bahasa Belanda) di Papua.
1960, Ekspedisi Forbes Wilson untuk menemukan kembali Erstberg).
1967, Kontrak karya I (Freeport Indonesia Inc) berlaku selama 30 tahun
sejak mulai beroperasi tahun 1937. Luas wilayah eksploitasi 10.000 hektar
dan eksplorasi 202.950 hektar.
1988, Freeport menemukan cadangan Grasberg.
1991, kontrak karya II (PT Freeport indonesia) berlaku 30 tahun (akan
berakhir pada 2021) serta kemungkinan perpanjangan 2x10 tahun (sampai
tahun 2041), total wilayah 2,6 juta hektar (1991).

Kebijakan pemerintah yang memutuskan menjamin perpanjangan investasi


PT Freeport Indonesia di Papua dinilai belum menunjukkan sikap kemandirian
dan kedaulatan pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah harus lebih kritis
terhadap kelambanan Freeport menunaikan kewajibannya, seperti pembangunan
fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 5


Ketua Kelompok Kerja Kebijakan Pertambangan Perhimpunan Ahli
Pertambangan Indonesia (Perhapi) Budi Santoso mengatakan, timbul kesan
seolah-oleh rencana pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77
Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas PP No 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara hanya untuk
mengakomodasi kepentingan perusahaan yang berinduk di Amerika Serikat
tersebut. "Kebijakan pemerintah (soal investasi Freeport di Indonesia) tidak
menunjukkan kemandirian dan kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya alam,"
kata Budi di Jakarta, Jumat (9/10).

PP No 77/2014 mengatur tentang periode pengajuan izin perpanjangan


kontrak secepatnya dua tahun sebelum kontrak berakhir. Pemerintah berencana
merevisi aturan tersebut dengan mengubah menjadi paling cepat 10 tahun sebelum
kontrak berakhir. Pemerintah menjamin perpanjangan kontrak untuk Freeport
apabila revisi selesai dan Freeport mengajukan perpanjangan.

Budi mengkritik pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


(ESDM) Sudirman Said yang mengatakan bahwa pengelolaan tambang bawah
tanah di Papua oleh Freeport saat ini merupakan pengelolaan yang kompleks dan
membutuhkan teknologi canggih. Menurut Sudirman, tak serta-merta siapa pun
sanggup beroperasi. "Pernyataan itu sangat memalukan. Teknologi tambang tidak
perlu secanggih roket ruang angkasa yang kita pun menguasai teknologinya,"
ucap Budi.

Budi juga mendesak pemerintah agar tetap mengawasi kewajiban Freeport


Indonesia yang belum ditunaikan, yaitu pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemurnian (smelter) tembaga.

Saat mengumumkan jaminan pemerintah terhadap investasi Freeport


Indonesia di Papua, Kamis di Jakarta, Sudirman mengatakan, dalam dunia
investasi di Indonesia, prinsip yang harus dipegang adalah menjalin kemitraan
global dan bermitra dengan negara lain sebanyak mungkin. "Ini sebuah kemajuan

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 6


penting. Freeport Indonesia sebagai badan usaha bisa melanjutkan usahanya dan
kami sebagai pemerintah bertugas memberi fasilitas," ujar Sudirman.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang


Gatot Ariyanto menambahkan, adalah hal yang wajar apabila Freeport
membutuhkan kepastian investasi di Indonesia. Sebab, nilai investasi mereka
terbilang besar, yaitu 18 miliar dollar AS untuk proyek tambang bawah tanah
mereka di Papua. Kontrak Freeport Indonesia akan berakhir pada 2021. Apabila
revisi PP No 77/2014 rampung dan Freeport mendapat perpanjangan kontrak,
status kontrak mereka akan berubah dari kontrak karya menjadi izin usaha
pertambangan khusus (IUPK). Izin IUPK berlaku selama 20 tahun pertama dan
bisa diperpanjang dua kali masing-masing 10 tahun.

2.3. Kebijakan Sosial Yang Di Lakukan Untuk Mengatasi Masalah Di


Daerah Tambang Freeport Indonesia

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) kembali menunjukkan sikap melunak kepada PT Freeport Indonesia
(PTFI). Pasalnya, Kementerian ESDM telah menyetujui perpanjangan kontrak
operasi perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) pasca 2021, termasuk
kepastian hukum dan fiskal yang terdapat pada kontrak karya.

Menteri ESDM Sudirman Said yang menjadi salah satu sosok dibalik
kelanjutan operasi Freeport mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyambut
baik kelanjutan investasi Freeport di Tanah Rajawali. Kami menyambut baik
kelanjutan investasi Freeport di Papua yang akan meningkatkan perekonomian
lokal dan nasional, katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di
Jakarta, Sabtu (10/10/2015).

Sebelumnya, pembahasan mengenai perpanjangan kontrak tersebut


terganjal Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam peraturan tersebut
disebutkan bahwa jangka waktu permohonan perpanjangan kelanjutan operasi Izin

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 7


Usaha Pertambangan (IUP), IUP Khusus (IUPK), Kontrak Karya (KK), dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yaitu dua tahun
sebelum masa kontrak habis.

Namun, dalam paket kebijakan ekonomi September I yang dirilis Presiden


Joko Widodo (Jokowi) awal September 2015 kemarin, pemerintah memutuskan
untuk merevisi aturan tersebut yang memungkinkan perusahaan tambang seperti
Freeport bisa memperpanjang kontraknya lima hingga sepuluh tahun sebelum
kontrak berakhir. Artinya, perpanjang kontrak Freeport tak perlu menunggu 2019
atau dua tahun sebelum kontrak habis pada 2021. Perusahaan tambang kelas
kakap ini bahkan bisa memperpanjang kontraknya sejak tahun ini. Saat ini,
pemerintah sedang mengembangkan langkah-langkah stimulus ekonomi termasuk
didalamnya revisi peraturan pertambangan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan membuka lapangan kerja, terang dia.

Besarnya investasi Freeport dan komitmen yang telah dan sedang


berlangsung, dikatakannya, menjadi sebuah pertimbangan perpanjangan kontrak
Freeport. Komitmen ini termasuk meningkatnya nilai royalti, pengolahan dan
pemurnian di dalam negeri, divestasi dan konten lokal.

Presiden Direktur Freeport-McMoRan Inc, James R Moffett mengaku


senang dengan kepastian hukum yang diberikan pemerintah kepada
perusahaannya tersebut. Kami sangat senang dengan jaminan kepastian hukum
dan fiskal dari pemerintah Indonesia. Kami berharap melanjutkan kemitraan dan
rencana investasi jangka panjang kami untuk memajukan ekonomi, membuka
lapangan pekerjaan, dan meningkatkan perekonomian di Papua, tandasnya.

Asal tahu saja, meski Kementerian ESDM belum menjelaskan secara rinci
terkait lamanya perpanjangan kontrak Freeport, namun besar kemungkinan
kontrak akan diperpanjang hingga 2041 atau sekitar 20 tahun. Hal ini lantaran
Freeport telah mengubah statusnya dari kontrak karya (KK) menjadi izin usaha
pertambangan khusus (IUPK). Status IUPK membuat perusahaan tambang kelas

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 8


kakap ini mendapat izin menggarap tambang di Grasberg, Papua hingga 20 tahun
ke depan.

Freeport Indonesia juga telah menunjukkan komitmennya yang terus


memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat di Indonesia, termasuk
dengan kesepakatan meningkatkan angka pembagian royalti (emas, perak, dan
tembaga), pembangunan pabrik smelter, divestasi saham, dan meningkatkan
barang dan jasa dalam negeri.

Freeport mengklaim bahwa pemerintah akan menyetujui perpanjangan


operasi setelah 2021, serta adanya kepastian hukum dan fiskal dalam Kontrak
Karya (KK). Kami sangat senang dengan jaminan kepastian hukum dan fiskal
dari Pemerintah Indonesia, dan berharap untuk melanjutkan kemitraan dan
investasi jangka panjang sesuai rencana kami untuk memajukan perekonomian,
tenaga kerja dan kecepatan pertumbuhan ekonomi di Papua, kata Chairman
Freeport-McMoRan, James R. Moffett, dalam pernyataan di situs resmi Freeport.

Dalam situs resmi Freeport tersebut, juga memuat pernyataan Menteri


ESDM Sudirman Said yang menyambut positif kelanjutan investasi Freeport di
Papua. Kami menyambut kelanjutan investasi Freeport di Papua, yang akan
memberikan peningkatan manfaat bagi perekonomian nasional dan lokal, kata
Sudirman Said.

Seperti diketahui, kontrak PT Freeport Indonesia akan berakhir pada 2021.


Freeport ingin mengajukan perpanjangan kontrak hingga 2041, karena perusahaan
asal Amerika Serikat ini ingin mengelola tambang di Greasberg, Papua hingga di
bawah tanah. Pasalnya cadangan emas tambang terbuka (open pit) di Grasberg
akan habis tahun depan.

Freeport siap menggelontorkan investasi US$ 18 miliar, sebanyak US$ 2,5


miliar untuk menambah kapasitas pabrik smelter di Gresik, Jawa Timur, sisanya
untuk mengembangan tambah bawah tanah (underground).

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 9


Namun, keinginan Freeport tersebut terbentur aturan Peraturan Pemerintah
Nomor 77 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral Dan Batubara. Di mana pengajuan perpanjangan kontrak baru bisa
dilakukan paling cepat 2 tahun sebelum kontrak berakhir.

Dengan kontrak Freeport yang berakhir pada 2021, maka Freeport baru
dapat ajukan permohonan perpanjangan kontrak pada 2019. Tapi, sebagai salah
satu stimulus ekonomi, pemerintah berencana akan merevisi PP Nomor 77 tahun
2014 tersebut. Salah satunya pengajuan permohonan perpanjangan kontrak
operasi tambang bisa 5-10 tahun sebelum kontrak berakhir.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 10


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan kami dapat menarik kesimpulan bahwa


Kebijakan pemerintah yang memutuskan menjamin perpanjangan investasi PT
Freeport Indonesia di Papua dinilai belum menunjukkan sikap kemandirian dan
kedaulatan pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah harus lebih kritis terhadap
kelambanan Freeport menunaikan kewajibannya, seperti pembangunan fasilitas
pengolahan dan pemurnian mineral.

Permasalahan kebijakan pemerintah. Pemerintah telah memutuskan untuk


merevisi aturan tersebut yang memungkinkan perusahaan tambang seperti
Freeport bisa memperpanjang kontraknya lima hingga sepuluh tahun sebelum
kontrak berakhir. Artinya, perpanjang kontrak Freeport tak perlu menunggu 2019
atau dua tahun sebelum kontrak habis pada 2021. Perusahaan tambang kelas
kakap ini bahkan bisa memperpanjang kontraknya sejak tahun ini. Saat ini,
pemerintah sedang mengembangkan langkah-langkah stimulus ekonomi termasuk
didalamnya revisi peraturan pertambangan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan membuka lapangan kerja.

3.2 Saran

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai


mana mestinya dan sebagai bahan belajar pembaca, khususnya mahasiswa dan
memperluas wawasan mengenai penerapan kebijakan sosial dan pandai
menganalisis masalah kebijakan yang dibuat pemerintah, khususnya di daerah
pertambangan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu
penulis membutuhkan masukan dari pembaca dan sebaiknya makalah ini
digunakan sebagaimana fungsi seharusnya.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 11


DAFTAR PUSTAKA

Suharto, Edi. 2006. Kebijakan Sosial. Sekolah tinggi kesejahteraan sosial (STKS):
bandung.

Amrans, Havid. 2010. Pertambangan. http://pertambangan. Just another


WordPress.com site. Diakses tanggal 17 Juni 2016.

Anonim. 2016. Kebijakan Sosial Di Daerah Pertambangan.


http://geogle.kebijakan sosial didaerah tambang. Diakses tanggal 17
Juni 2016.

Hanafi, Irma.H. 2016. Kebijakan Daerah Terhadap Pengelolaan


Penambangan Liar Di Gunung Botak Kabupaten Buru.
http://geogle.kebijakan sosial didaerah tambang. Diakses tanggal 17
Juni 2016.

Prasetyo,Aris. 2015. Kebijakan Pemerintah Belum Mendukung Kemandirian


Pertambangan. http://geogle.kebijakan sosial didaerah tambang.
Diakses tanggal 17 Juni 2016.

ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL HLM 12

Anda mungkin juga menyukai