Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGAMAN PANTAI
DI BULU TUBAN
Abstrak
Bulu merupakan salah satu desa yang terletak di ujung barat kabupaten Tuban. Batas utara desa
Bulu merupakan wilayah pantai berpasir sepanjang 4 km dan memiliki pesisir yang berimpit
dengan garis pantai. Sebagian daerah pesisir dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti
kawasan pemukiman, pariwisata, perdagangan, industri, dan transportasi. Erosi pantai di
kawasan pesisir Bulu berdampak terhadap terganggunya aktifitas sehari-hari dari masyarakat
Bulu. Untuk melindungi pantai di pantai Bulu dari erosi pantai dan gelombang air laut, maka
dibangun bangunan pelindung pantai.
Dalam perencanaan pelindung pantai, hal utama yang perlu diperhatikan adalah tersedianya data-
data sekunder lokasi yang ditinjau. Data-data sekunder tersebut antara lain: data angin dengan
periode ulang 10-100 tahun, dan data pasang surut. Kemudian datadata tersebut di analisa untuk
mendapatkan gelombang rencana dan angkutan sedimen pantai.
Berdasarkan hasil analisa Tugas akhir ini didapatkan hasil v sebesar 131.193 m3/10 th, yang
menyebabkan kemunduran pantai sejauh 41 m/10 th, dan perencanaan bangunan pengaman
pantai yang digunakan adalah pemecah gelombang lepas pantai dengan tinggi 6 m, lebar puncak
1,96 m, lebar dasar 30,96 m, kemiringan 1 : 2, dan fungsi bangunan untuk mencegah erosi.
Abstract
Fur is one village located in the West End district of Tuban. Northern boundary of the village of
Fur is a region sandy beaches along the 4 km and has which coincides with the coastal
horeline. Most of the coastal areas used for Human activities, such as regional residential,
tourism, trade, industrial and transportation. Coastal Erosion Fur impact on the coastal area
disruption of daily activities from Fur community. To protect beach Fur beaches of coastal
erosion and wave sea water, then built the building envelope beach.
In the planning of coastal protection, The main thing to note is availability of secondary data
location reviewed. The secondary data between Other: wind data with period re-10-100 year, and
tide data. Then the existing data in the analysis to gain wave and sediment transport plan beach.
Based on analysis of Duty The final results obtained by v -31 193 m3 / 10 th, which led setback
beach as far as 41 m / 10 th, and planning protection structure used is breakwaters offshore with
a height of 6 m, width peak 1.96 m, base width 30.96 m, a slope of 1: 2, and the function of the
building to prevent erosion.
Kata kunci: Bulu, Gelombang, Pengaman Pantai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu:
1. Evaluasi terhadap kondisi eksisting pantai Bulu Tuban.
2. Perencanaan bangunan pengaman pantai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa dasar teori yang akan digunakan sebagai dasar
perencanaan bangunan pengaman pantai. Ada beberapa cara untuk melindungi pantai dari
kerusakan akibat erosi, gelombang, dan arus, yaitu:
1. Memperkuat atau melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang.
2. Mengubah laju angkutan sedimen sepanjang pantai.
3. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai.
4. Reklamasi dengan mengubah suplai sedimen ke pantai.
2.2 Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung dari gaya
pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di
permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik bendabenda langit
terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena gempa di
laut atau letusan gunung berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang
bergerak, dan sebagainya.
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit
digambarkan secara matematis karena ketidaklinierannya, tiga dimensi dan mempunyai
bentuk yang sangat random (suatu deret gelombang mempunyai tinggi dan periode
berbeda). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang
sederhana dan merupakan gelombang alam. Ada beberap teori dengan berbagai derajat
kekompleksan dan ketelitian untuk menggambarkan gelombang di alam, diantaranya
adalah teori Airy, Stokes, Gersner, Mich, Knoidal dan Tunggal. Masing-masing teori
tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang berbeda. Teori gelombang Airy
merupakan gelombang amplitude kecil, sedangkan teori yang lain adalah gelombang
amplitude batas (finite amplitude waves) (Bambang Triatmojo,1999).
2.3 Pembangkitan Gelombang
Tinggi dan periode gelombang yang terjadi dipengaruhi oleh kecepatan angin U, lama
hembus angin td, dan panjang fetch F (jarak seret gelombang). Panjang fetch membatasi
waktu yang diperlukan gelombang untuk berada di bawah pengaruh angin. Jadi apabila
fetch-nya pendek, energi yang ditransfer angin ke air belum cukup besar, sehingga tinggi
gelombang yang terjadi juga belum cukup besar.
Dalam model peramalan gelombang, perlu diketahui beberapa parameter berikut ini:
1. Kecepatan rata-rata angin U di permukaan air.
2. Arah angin.
3. Penjang daerah pembangkitan gelombang (fetch, F).
4. Lama hembus (td)
Dimana:
U*= kecepatan gesek
Z0 = Kekasaran Permukaan
= menunjukkan stabilitas kolom udara pada kecepatan tertentu
Dimana:
RT = koreksi akibat adanya perbedaan antara temperature udara dan air
RL = koreksi terhadap pencatatan angin yang dilakukan di darat
U10 = kecepatan angin pada ketinggian 10 m di atas tanah. (m/dt)
Untuk menggunakan grafik yang ada pada buku Coastal Engineering Manual,
2008: kecepatan angin tersebut masih harus diubah ke faktor tegangan angin UA
(wind stress factor). Untuk menghitung UA tersebut dapat digunakan rumus:
UA = 0,711,23 (2.4)
U = kecepatan angin (m/dt)
Tinggi gelombang (Hs) didapatkan dengan cara memasukkan nilai wind stress
faktor UA, panjang fetch F, dan lama hembus td pada grafik SPM 1984.
(a)
(b)
Gambar 2.2 Koefisien koreksi kecepatan angin
(Resio & Vincent, 1977 dalam Bambang Triatmojo,1999)
2.3.2 Fetch
Di dalam peramalan gelombang angin fetch biasanya dibatasi oleh bentuk daratan
yang mengelilingi daerah pembangkitan gelombang. Fetch dapat didefinisikan
sebagai panjang daerah pembangkitan gelombang pada arah datangnya angin.
Apabila bentuk daerah pembangkitan tidak teratur maka untuk keperluan
peramalan gelombang perlu ditentukan fetch efektif (Feff) dengan persamaan
berikut: (lihat gambar 2.3)
cos
= (2.5)
cos i
Dimana:
Feff = fetch efektif (m)
xi = proyeksi jarak radial pada arah angin
i = sudut antara jalur fetch yang ditinjau dengan arah angin