Anda di halaman 1dari 10

M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 68

BAB IV

PENAMPANG NON-HOMOGEN
(KOMPOSIT)
M. SHOFIUL AMIN, ST.,MT
M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 69

IV. PENAMPANG NON HOMOGEN (KOMPOSIT)

TUJUAN : Mahasiswa dapat mengerti sifat-sifat penampang non homogen,


serta dapat menghitung pembagian pembebanan pada penampang
non homogen dan dapat menghitung tegangan yang terjadi serta
menggambarkan diagram tegangannya.

Dalam elemen-elemen teknik sipil dimungkinkan memakai gabungan beberapa


bahan, misalkan gabungan baja dengan beton, kayu dengan baja. Pemakaian 2
bahan yang berbeda atau lebih, haruslah diperhatikan karakteristik bahan tersebut.
Gabungan dari 2 bahan yang berbeda atau lebih disebut Struktur Komposit.

Pada prinsipnya, struktur pada bangunan teknik sipil dianggap homogen, sehingga
hal penting yang perlu diperhatikan bila memakai 2 bahan yang digabungkan
adalah Modulus Elastisitas (E) masing-masing bahan.

Biasanya bahan gabungan tersebut dianggap bahan yang homogeny dengan faktor
pengali berupa perbandingan modulus elastisitas (angka ekuivalen). Misalkan
elemen kayu digabungkan dengan baja.

Modulus elastisitas (E) kayu adalah 105 kg/cm2, sedangkan modulus elastisitas (E)
baja adalah 2.106 kg/cm2. Maka faktor pengali (angka ekuivalen) (n) adalah
a. Bila baja digabungkan dengan kayu (baja menjadi bahan kayu)
Ebaja
n=
Ekayu
b. Bila kayu digabungkan dengan baja (kayu menjadi bahan baja)
Ekayu
n=
Ebaja

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 70

Untuk mudahnya biasanya angka ekuivalen (n) diambil dari perbandingan


modulus elastisitas (E) yang besar berbanding modulus elastisitas (E) yang kecil.
Contoh:
Ebaja = 2.106 kg/cm2
Ekayu = 1.105 kg/cm2

Jika baja digabungkan/di ekuivalenkan menjadi kayu maka:


Ebaja 2.106
Angka ekuivalen (n) = E = 1.105 = 20
kayu

baja kayu
10 cm nx10 = 20x10 =200 cm
5

5
baja di
20 cm

20 cm
kayu ekuivalen kayu
ke kayu

15 cm 15 cm

Jika kayu digabungkan/di ekuivalenkan menjadi baja maka:


Ekayu 1.105
Angka ekuivalen (n) = = 2.106 = 0,05
Ebaja

10 cm 10 cm

baja baja
5

kayu di
20 cm

20 cm

kayu ekuivalen kayu


ke baja

15 cm nx15 = 0,05x15 = 0,75 cm

Note : Perubahan yang terjadi akibat ekuivalen bahan adalah hanya


lebarnya saja. Tinggi tetap.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 71

IV.1 Momen Inersia Penampang Komposit


Perhitungan momen inersia harus memperhatikan modulus elastisitas masing-
masing bahan pembentuknya.

Rumus momen inersia sama yaitu mengambil bentuk dasar segi empat.
Momen inersia arah x Ix = 1/12.b.h3
Momen inersia arah y Iy = 1/12.b3.h

Penampang komposit
y

plat baja

kayu x

plat baja

Modulus elastisitas baja = ES Momen Inersia baja = IS


Modulus elastisitas kayu = EW Momen Inersia kayu = IW

Momen Inersia penampang komposit = Momen Inersia Idiil = II

Momen inersia penampang komposit :


a. Bila baja di ekuivalen ke kayu maka :
II = IW + n.IS
Ebaja
II = IW + .I
Ekayu S

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 72

b. Bila kayu di ekuivalen ke baja maka :


II = n.IW + IS
Ekayu
II = . I + IS
Ebaja W

IV.2 Contoh Soal Penampang Non Homogen (Komposit)


1. Suatu balok AB dengan perletakan rol dan sendi serta panjang, beban terpusat
dan beban merata serta penampang balok seperti tergambar. Beban terpusat
mengalami sudut 45.
Modulus elastisitas : Baja ES = 2,0.106 kg/cm2
Kayu EW = 1.105 kg/cm2
Hitung dan gambar tegangan lentur yang terjadi pada balok di titik D sepanjang
2 m dari titik A ?

P=2 t

I q=2 t/m' 10 cm
A B baja 4 cm
C D
I
2.0
kayu 30 cm
1.5 2.5

20 cm
penampang
batang

Penyelesaian :
PH = 2.cos 45 = 1,414 ton
2.sin 45

2 ton PV = 2.sin 45 = 1,414 ton


45
2.cos 45

a. Mencari reaksi perletakan


MB =0

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 73

RAV.4 PV.2,0 q.4.(1/2.4) = 0


RAV.4 1,414.2,0 2.4.(1/2.4) = 0
RAV = 4,707 ton ( )

MA =0
-RBV.4 + PV.2,0 + q.4.(1/2.4) = 0
-RBV.4 + 1,414.2,0 + 2.4.(1/2.4) = 0
RBV = 4,707 ton ( )

Kontrol : RV = P + q.L
RAV + RBV = PV + q.L
4,707 + 4,707 = 1,414 + 2.4
9,414 ton = 9,414 ton (OK!)

H =0
RAH PH = 0
RAH = PH
RAH = 1,414 ton ( )
(gaya normal tekan (-) karena gaya P menuju batang)

b. Mencari momen pada potongan yang dicari (potongan I-I)


MD = RAV.2 q.2.(1/2.2) PV.0
= 4,707.2 2.2.(1/2.2) 1,414.0
= 5,414 ton.m

c. Mencari angka ekuivalen pada potongan yang dicari (potongan I-I)


Baja di ekuivalenkan ke kayu :
Ebaja 2,0. 106
n= = = 20
Ekayu 1. 105

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 74

10 cm n.10 = 20.10 = 200 cm


baja 4 cm baja

baja
kayu 30 cm diekuivalen kayu 30 cm
ke kayu

20 cm 20 cm

d. Mencari titik berat penampang

200 cm
1 4 cm

30 cm

2
b
20 cm

Terhadap garis a
S1 + S2 = SL
(200.4.100) + (20.30.100) = {(200.4)+ (20.30)}.x
140000 = 1400.x
x = 100 cm (dari garis a)

Terhadap garis b
S1 + S2 = SL
(200.4.32) + (20.30.15) = {(200.4)+ (20.30)}.x

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 75

34600 = 1400.x
y = 24,714 cm (dari garis b)
Titik berat (x; y) = (100; 24,714) cm

200 cm
1 4 cm
9,286 cm
x

30 cm
24,714 cm

20 cm

e. Mencari momen inersia penampang


Penampang 1
Ix1 = 1/12.b1.h13 = 1/12.200.43 = 1066,667 cm4

Penampang 2
Ix2 = 1/12.b2.h23 = 1/12.20.303 = 45000,0 cm4

Momen Inersia Penampang


Ix = (Ix1 + A1.7,2862) + (Ix2 + A2.9,7142)
= 1066,667 + 200.4.7,2862 + 45000,0 + 20.30.9,7142
= 89229,666 cm4

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 76

f. Mencari tegangan lentur

200 cm

serat a
1 4 cm serat b1
9,286 cm serat b2
x serat c

30 cm
24,714 cm

2
serat d
20 cm
M.y
L =
Ix

Tegangan lentur serat a (serat baja)


M.y.n
L =
Ix
(5,414.1000.100).9,286.20
L-a = = 1126,854 kgcm2
89229,666

Tegangan lentur serat b1 (serat baja)


M.y.n
L =
Ix
(5,414.1000.100).(9,286-4).20
L-b1 = = 641,455 kgcm2
89229,666

Tegangan lentur serat b2 (serat kayu)


M.y
L =
Ix
(5,414.1000.100).(9,286-4)
L-b1 = = 32,073 kgcm2
89229,666

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 77

Tegangan lentur serat c (serat kayu) berhimpit dengan garis netral


M.y
L =
Ix
(5,414.1000.100).0
L-c = = 0 kgcm2
89229,666

Tegangan lentur serat d (serat kayu)


M.y
L =
Ix
(5,414.1000.100).24,714
L-d = = 149,952 kgcm2
89229,666

g. Gambar tegangan lentur

200 cm
serat a L-a = 1126,854 kg/cm^2
1 4 cm serat b1 (-) = L-b1
32,073 kg/cm^2 = L-b2
9,286 cm serat b2
x serat c
L-c = 0 kg/cm^2
30 cm

(+)
2
serat d
20 cm L-d = 149,952 kg/cm^2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III

Anda mungkin juga menyukai