Anda di halaman 1dari 99

RINGKASAN

Praktek lapangan industri (PLI) merupakan salah satu syarat bagi


mahasiswa D-3 (Diploma III) untuk menyelesaikan program studinya di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Dengan mengikuti
praktek lapangan industri mahasiswa dapat melihat langsung ke lapangan
bagaimana pelaksanaan real pekerjaan di lapangan, sekaligus dapat
membandingkan ilmu teori mahasiswa yang didapat di bangku perkuliahan
dengan aplikasi ilmu di lapangan.
Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar ini dapat meningkatkan
pendidikan di kota Padang. Kegiatan yang penulis lakukan selama praktek
lapangan industri adalah mengamati pekerjaan struktur, serta konsultasi dengan
pembimbing di lapangan.
Dari kegiatan tersebut penulis mendapatkan beberapa temuan menarik
yang salah satunya penulis angkat menjadi studi kasus dan dituangkan dalam
tugas akhir penulis, dengan judul Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Pada
Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Padang
Setiap item pekerjaan pada pelaksannan pekerjaan harus dilakukan
pengawasan terhadap sumberdaya tenaga kerja, material, peralatan dan metoda
pekerjaan kolom. Sehingga didapat hasil yang baik. Item pekerjaan kolom
dilakukan pegawasan yaitu pengawasan pekerjaan penentuan As, pengawasan
pekerjaan pembesian kolom, pengawasan pemasangan bekisting kolom,
pengawasan pengecoran kolom, pengawasan pembongkaran bekisting kolom,
pengawasan perawatan beton kolom.

i
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat terucap kecuali syukur Alhamdulillah penulis

persembahkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proyek akhir ini

yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program D3 Teknik

Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Selama penulis menyusun proyek akhir ini penulis menemukan berbagai

kesulitan, hal ini tidak terlepas dari kemampuan penulis miliki. Maka pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

terhadap bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Iskandar G. Rani, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing dan

Ketua Prodi D3 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Padang.

2. Ibu Oktaviani,ST,MT. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Padang.

3. Bapak Drs. M. Nasir, M.Pd. dan bapak Drs. Bahrul Amin ST, M.Pd

Selaku Kepala Unit Hubungan Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Negeri Padang.

4. Bapak dan Ibu Dosen Selaku Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.

ii
5. Bapak Bastian M. Sinaga, ST selaku pimpinan proyek yang telah

menerima penulis untuk melakukan praktek lapangan industri di

proyek miliknya.

6. Bapak Fadli, ST Selaku Pembimbing Lapangan.

7. Seluruh staf dan karyawan Proyek Pembangunan Gedung Tk Islam

Al-Azahar Padang.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, atas bantuan dan

kerjasamanya dalam meraih masa depan.

Terkhusus dan teristimewa buat kedua orang tua dan keluarga yang telah

memberikan bantuan moril dan materil.

Sebagai makhluk hidup ciptaan ALLAH SWT, manusia tidak lepas dari

kekurangan, kekhilafan dan kesalahan. Untuk itu segala saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan proyek

akhir ini. Semoga proyek akhir ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan

yang berarti bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembaca.

Padang, 25 Juli 2014

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI

HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI

BIODATA PENULIS

RINGKASAN ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek ................................................................ 1

B. Tujuan dan Manfaat Pembangunan Proyek ................................. 2

C. Sistematika Pembahasan.............................................................. 3

BAB II. LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan................................................................... 4

B. Deskripsi Proyek ......................................................................... 5

C. Proses Pelaksanaan Proyek ......................................................... 26

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan.................................................. 27

E. Temuan Yang Menarik ................................................................ 38

BAB III. STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah..................................................................... 39

iv
B. Landasan Teori

1. Landasan Teori ....................................................................... 39

1. Pengawasan Pekerjaan Lapangan........................................ 39

2. Kolom .... 43

C. Data dan Pengolahan.................................................................... 51

1. Data...................................................................................... 51

2. Metoda dan Pengumpulan Data............................................. 51

D. Pemecahan Masalah dan Analisis Hasil

1. Pekerjaan Penentuan As Kolom ............................................ 52

2. Pekerjaan Pembesian Kolom 52

3. Pekerjaan Pembuatan Bekisting ............................................ 52

4. Pekerjaan pengecoran kolom ................................................. 52

5. Pekerjaan Perawatan Beton Kolom ...................................... 53

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 54

B. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Hubungan Kerja Antar Organisasi Proyek......................... 7

Gambar 2 : Semen ......................................................................................... 12

Gambar 3 : Agregat halus ( Pasir ) ............................................................... 13

Gambar 4 : Agregat kasar ............................................................................ 14

Gambar 5 : Schaffolding................................................................................ 16

Gambar 6 : Theodolit .................................................................................... 17

Gambar 7 : Bar Cutter ................................................................................. 17

Gambar 8 : Mixer Truck ............................................................................... 18

Gambar 9 : Concrete Pump ........................................................................... 19

Gambar 10 : Vibrator...................................................................................... 20

Gambar 11 : Stamper ...................................................................................... 20

Gambar 12 : Struktur organisasi kontraktor PT. Adiguna Mandiri................... 21

Gambar 13 : Pekerjaan penulangan Pile Cap .................................................. 28

Gambar 14 : Pekerjaan pengecoran Pile Cap .................................................. 29

Gambar 15 : Pekerjaan pembongkaran bekisting Pile Cap ............................. 30

Gambar 16 : Pekerjaan Sloof .......................................................................... 31

Gambar 17 : Pekerjaan Kolom ........................................................................ 33

Gambar 18 : Pekerjaan Balok.......................................................................... 35

Gambar 19 : Pekerjaan Balok dan Plat Lantai ................................................. 36

Gambar 20 : Sketsa Penulangan Penampang Kolom Persegi ........................... 50

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan ............................................................................... 26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat persetujuan penasehat akademis untuk proyek akhir

Lampiran 2 : Surat permohonan PLI dari UHI ke perusahaan

Lampiran 3 : Surat balasan dari perusahaan

Lampiran 4 : Surat pemberitahuan akhir masa praktek dari perusahaan

Lampiran 5 : Catatan harian kegiatan PLI

Lampiran 6 : Lembaran penilaian pembimbing lapangan

Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Proyek Akhir

Lampiran 8 : Shop Drawing

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek

Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Padang, dan minat

masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan

modern, untuk menunjang proses belajar mengajar yang intensif di TK Islam

Al-Azhar maka dibutuhkan fasilitas yang memadai berupa penambahan

ruangan belajar, penambahan fasilitas penunjang sehingga memperlancar

dalam proses belajar mengajar.

Tk Islam Al-Azhar dibangun dijalan Khatib Sulaiman No. 86 Padang

merupakan daerah yang sangat strategis. TK Islam Al-Azhar terletak

bersebelahan dengan kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU).

Adapun latar belakang dari pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar

Kota Padang :

1. Gedung TK Islam Al-Azhar Padang dibangun untuk menambah fasilitas

yang memadai sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar.

2. Gedung TK Islam Al-Azhar dibangun karena jumlah ruangan tidak

mencukupi untuk menampung jumlah siswa.

3. Gedung TK Islam Al-Azhar dibangun di jalan Khatib Sulaiman yang

merupakan jalur akses utama Kota Padang .

1
2

B. Tujuan dan Manfaat Proyek

Dalam Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Kota Padang ini

memiliki tujuan yaitu :

1. Mewujudkan gedung Tk Islam Al-Azhar yang kontruksi bangunan dapat

dipertanggungjawabkan, kuat dan tahan serta aman dalam pemanfaatannya

dan terkesan megah, monumental, berwibawa, bersih, nyaman dan ramah

lingkungan (green building).

2. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu

3. Meningkatkan kinerja para guru dan staf pegawai Gedung Tk Islam Al-

Azhar Kota Padang.

4. Meningkatkan kehidupan beragama dan berbudaya berdasarkan adat

basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Adapun manfaat dari Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Kota

Padang adalah :

1. Meningkatkan fasilitas dan sarana untuk memperlancar proses belajar

mengajar yang aman.

2. Meningkatkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.


3

C. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan proyek akhir ini penulis akan membahas beberapa

masalah yang disusun dalam metode penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang proyek, tujuan dan manfaat

proyek serta sistematika pembahasan penulisan proyek akhir ini.

BAB II Laporan Kegiatan Lapangan

Bab ini menguraikan tentang kerja praktek lapangan meliputi

deskripsi perusahaan, deskripsi proyek, proses pelaksanaan proyek,

pelaksanaan kegiatan lapangan serta temuan-temuan menarik

selama melakukan praktek lapangan.

BAB III Studi Kasus

Bab ini menguraikan tentang perumusan masalah yaitu masalah

apa saja yang akan dibicarakan pada proyek akhir ini, landasan

teori dan metodologi pemecahaan, data dan pengolahan, dan

pemecahan masalah atau analisa hasil.

BAB IV Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap kegiatan praktek

lapangan dan kasus yang dibahas.


BAB II

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan

PT. Adiguna Mandiri merupakan salah satu Perusahaan yang bergerak dibidang

Jasa Konstruksi Swasta Nasional yang beralamat jalan Perak No. 6A Padang.

Didirikan berdasarkan akta pendirian no.39 tanggal 28 september 2006 oleh Dra.

Butet, SH, Notaris di Padang.

Berkat ketekunan dan keuletan Pengurus Perusahaan dan Tenaga Ahli

Profesional yang dimiliki dan berpengalaman dalam menangani sekian banyak

proyek-proyek konstruksi, PT Adiguna Mandiri telah banyak mendapatkan

kepercayaan dalam melaksanakan pekerjaan :

1. Perumahan dan Bangunan Gedung Tingkat Tinggi.

2. Jalan dan Jembatan.

Karya- karya yang telah dihasilkan oleh perusahaan adalah:

1. Gedung Bertingkat/ High Rise Building

2. Gedung Kantor Pemerintah dan Swasta

3. Gedung Rumah Sakit dan Puskesmas

4. Gedung Sekolah Dasar, Menengah dan Perguruan Tinggi

5. Pembangunan Jalan

4
5

B. Deskripsi Proyek

1. Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Gedung TK Al-Azhar 32 Padang

Lokasi Proyek : Jl. Khatib Sulaiman Padang Sumbar

Pemilik Proyek : Yayasan Pendidikan Bung Hatta

Sumber Dana : Anggaran Yayasan Pendidikan Bung Hatta

Nilai Proyek : Rp 4.368.000.000,00 ,- (Empat Miliyar Tiga Ratus

Enam Puluh Delapan Juta Rupiah)

Waktu Pelaksanaan : 170 hari kalender

Waktu Pemeliharaan : 120 hari kalender

No. Surat Kontrak : 191/SK-YPBH/I.2014

Tanggal Kontrak : 15 Januari 2014

Jenis Kontrak : Lump Sump

Konsultan Pengawas : PT. Karya Engginering

Konsultan Perencana : PT. INDO SARANA Pratama Nusantara

Pelaksana/Kontraktor : PT. Adiguna Mandiri

2. Data Teknis

Jenis bangunan : Gedung Bertingkat

Jenis pondasi : Pondasi Sumuran diameter 100cm

Jenis struktur : Beton Bertulang

Luas bangunan : Luas lantai 1 = 779,88 m2

Luas lantai 2 = 496 m2


6

Jumlah lantai : 2 Lantai

Jenis semen : Semen Portland Tipe I

Agregat Kasar : Agregat alam dan batu pecah

Agregat Halus : Pasir

Kuzen : Aluminium dan kayu

Baja Ulir : BJTD 19 ( Teg. leleh baja adalah 1.900 Kg/cm2)

Baja Polos : BJTP 12 ( Teg. leleh baja adalah 1200 kg/cm2)

Mutu beton : Pondasi K-225

Kolom, Sloof, Balok lantai dan tangga K-250.

3. Hubungan kerja pengelolaan proyek

Hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yang saling berhubungan

pada proyek ini meliputi :

Owner/Pemilik : Yayasan Pendidikan Bung Hatta

Konsultan Perencana : PT. INDO SARANA Pratama Nusantara

Konsultan pengawas : PT. Karya Engginering

Kontraktor : PT. Adiguna Mandiri

Secara garis besar hubungan kerja antar organisasi diatas dapat digambarkan

dalam bentuk bagan sebagai berikut :


7

Owner
Yayasan Pendidikan Bung
Hatta

Konsultan Perencana Kontraktor


PT. INDO SARANA PT. Adiguna Mandiri
Pratama Nusantara

Konsultan Pengawas
PT. Karya Engginering

Gambar 1 : Bagan Hubungan Kerja Antar Organisasi Proyek


(Sumber : Data Proyek)

Hubungan kontrak ( )

Hubungan kontrak merupakan hubungan yang dilakukan antara

pemilik dengan konsultan dan kontraktor. Kontraktor melakukan

pekerjaan yang disyaratkan pemilik dan konsultan akan mengawasi

pekerjaan kontraktor. Kontraktor dan konsultan akan menerima

imbalan jasa dari pemilik.

Hubungan koordinasi ( )

Hubungan koordinasi merupakan hubungan kerja antara kontraktor

dan konsultan pengawas. Konsultan pengawas berhak memberikan

teguran kepada kontraktor dan tidak berhak memutus hubungan.


8

Tugas dan kewajiban dari pihak-pihak dalam proyek:

a. Pemilik Proyek (Owner)

Owner adalah badan usaha atau orang yang memiliki proyek/pekerjaan atau

pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain atas

izin dan biayanya. Pada proyek pembangunan gedung Tk Al-azhar pemilik

proyek adalah Yayasan Pendidikan Bung Hatta.

. Tugas dan wewenang pemilik / owner yaitu :

1) Menunjuk penyedia jasa (kontraktor, konsultan).

2) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan proyek

3) Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan penyedia jasa untuk

kelancaran pekerjaan royek.

4) Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).

5) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah

direncanakan.

6) Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil

pekerjaan konstruksi.

7) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak

dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian

kontrak..

8) Menyediakan dana atau biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan

proyek.

9) Menetapkan wakil untuk mengawasi segala yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek.
9

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah badan yang membuat suatu perencanaan yang

lengkap dari suatu pekerjaan bangunan dan bertanggung jawab terhadap

owner berdasarkan ikatan kontrak yang disetujui bersama. Konsultan

perencana dari proyek pembangunan gedung Tk Al-Azhar Kota Padang

adalah PT. INDO SARANA Pratama Nusantara

Tugas dan kewajiban perencana adalah:

1) Membuat gambar kerja pelaksanaan.

2) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)

sebagai pedoman pelaksanaan.

3) Membuat rencana anggaran biaya.

4) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain diwujudkan.

5) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal

yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-

syarat.

6) Membuat rapat koordinasi pengelola proyek.

7) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi

kegagalan konstruksi membuat sketsa gagasan atau pemikiran pertama.

8) Membuat gambar detail atau penjelasan lengkap dengan perhitungan

konstruksi.
10

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah badan yang mengawasi jalannya pekerjaan

konstruksi. Konsultan pengawas dari proyek pembangunan gedung Tk Al-

Azhar adalah PT. Karya Engginering

Adapun tugas dan kewajiban dari konsultan pengawas adalah

1) Membimbing dan mengadakan pengawasan terutama dalam pelaksanaan

pekerjaan.

2) Memberikan informasi pada pelaksanaan jika terjadi kesalahan dan

kelalaian dalam pekerjaan

3) Menyusun kemajuan pekerjaan berupa laporan mingguan dan bulanan.

4) Mengawasi kualitas mutu bahan bangunan.

5) Menyetujui pembayaran angsuran biaya pelaksanaan kepada kontraktor.

6) Memeriksa dan memperbaiki gambar kerja yang dibuat kontraktor dan

membuat gambar tambahan bila perlu.

d. Kontraktor (pelaksana)

Kontraktor adalah pihak yang akan mewujudkan secara fisik bangunan.

Kontraktor pada proyek pembangunan gedung TK Al-Azhar adalah

PT.Adiguna Mandiri.

Tugas dan kewajiban kontraktor adalah:

1) Melaksanakan tugas yang diberikan pemilik proyek (owner) dengan

memenuhi segala aturan-aturan yang terdapat dalam kontrak kerja.

2) Kontraktor harus melakukan pembangunan fisik setelah surat perintah

kerja (SPK) diberikan.


11

3) Menyediakan prasarana pekerjaan yang telah terjamin keselamatan dan

keamanannya.

4) Menyediakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

5) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

6) Membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing).

7) Menyerahkan pekerjaan setelah selesai kepada owner.

e. Tenaga Kerja, Material dan Peralatan

1) Tenaga Kerja

Pada dasarnya dalam penentuan tenaga kerja harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan dan penerimaan pekerja harus memperhatikan

persyaratan tertentu sesuai dengan proyek yang dikerjakan, karena hal ini

sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan dan mutu pekerjaan

dari suatu proyek. Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang

mengerjakan suatu pekerjaan.

Adapun tenaga kerja dalam proyek ini terbagi atas 3 yaitu:

a) Tenaga kerja tetap, yaitu karyawan PT. Adiguna Mandiri.

b) Tenaga kerja borongan, yaitu mandor dan anak buahnya.

c) Tenaga kerja keamanan, berfungsi sebagai penjaga keamanan selama

proyek berlangsung.

2) Material

Material merupakan bahan-bahan yang digunakan pada proyek sesuai

dengan syarat dan spesifikasi yang telah ditetapkan pada bestek. Agar
12

diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan maksimal selain harus

memenuhi syarat dan spesifikasi yang telah ditetapkan, material juga

harus mudah didapat dan dekat dari lokasi proyek sehingga menghemat

biaya dan waktu pengangkutan.

Adapun material yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai

berikut:

a) Semen

Semen adalah bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat

butiran- butiran dalam suatu adukan. Semen yang dipakai adalah

Portland Cement Type I, yang memenuhi syarat-syarat menurut

standar semen Indonesia (NI8 1972) dan standar Industri

Indonesia mutu dan cara uji Semen Portland. Yang digunakan dalam

proyek ini merupakan produksi PT. Semen Padang.

Gambar 2 : Semen
(Sumber : Dokumentasi Adi)
13

b) Agregat Halus ( Pasir )

Agregat halus merupakan agregat yang semua butirannya lolos

ayakan diameter 4,8mm. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari

5% (ditentukan terhadap berat kering) dan yang diartikan lumpur

adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm, atau

ayakan No. 200 bila ditest sesuai dengan ASTM C 117. Apabila

kadar lumpur lebih dari 5% maka agregat halus harus dicuci. Adapun

agregat halus yang digunakan dalam proyek ini berasal dari Suliki.

Gambar 3: Agregat halus


(Sumber : Dokumentasi Adi)

c) Agregat Kasar

Agregat kasar merupakan agregat yang semua butirannya

tertinggal ayakan diameter 4,8 mm dan maksimum berukuran

13,33mm. Adapun agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini

berasal dari sungai Suliki dan Batang Sinamar.


14

Gambar 4: Agregat kasar


(Sumber : Dokumentasi Adi)

d) Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan dalam proyek ini ada beberapa jenis

yaitu baja D19, D16 dan D10 serta baja P12, P10 dan P8.

e) Beton Ready Mix

Beton ready mix merupakan beton siap pakai yang telah

dipersiapkan oleh suatu pihak penyedia barang dan jasa dengan mutu

dan karakteristik sesuai dengan permintaan. Pada proyek ini, beton

ready mix yang digunakan adalah beton dengan job mix formula K-

250 dan K-225 dari PT. Jaya Sentrikom.

f) Air

Air yang dipergunakan haruslah air bersih yang tidak berwarna

tidak mengandung lemak ataupun bahan-bahan kimia, juga tidak

mengandung organisme yang dapat memberikan efek terhadap beton

dan tulangan. Air yang mengandung garam atau air laut tidak

diperkenankan untuk dipakai.


15

g) Kayu

Dalam proyek ini bahan kayu yang digunakan pada umumnya

hanya bersifat sementara yaitu kayu kaso, kayu balok dan multiplek

yang digunakan untuk pembuatan bekisting.

3) Peralatan

Pada dasarnya tujuan pengadaan peralatan adalah agar terpenuhinya

alat untuk menunjang kegiatan suatu proyek dan sesuai dengan jadwal

yang ditetapkan. Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a) Schaffolding

Schaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting

balok dan plat. Schaffolding terdiri dari berbagai bagian antara lain

U head jack, Base jack, Join frame/main frame, Cross frame.

Schaffolding dioperasikan dengan cara menggabungkan tiap bagian

diatas, sehingga menjadi suatu kesatuan.


16

Schaffolding

Gambar 5 : Schaffolding
(Sumber : Dokumentasi Adi)

b) Theodolit

Theodolit merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan

AS bangunan dan titik AS kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan

yang di buat tidak miring, dengan kata lain Theodolit berfungsi

sebagai leveling. Alat ini juga digunakan untuk elevasi tanah

timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nivo dan

unting-unting di bawah, kemudian menetapkan salah satu titik

sebagai acuan, setelah itu menembak titik-titik yang lain dengan

patokan titik awal yang tadi.


17

Gambar 6 : Theodolit
(Sumber : Dokumentasi Adi)

c) Bar Cutter (pemotong baja tulangan)

Baja tulangan dipesan dengan ukuran panjang standar. Untuk

keperluan baja tulangan yang pendek maka perlu dilakukan

pemotongan terhadap baja tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan

suatu alat pemotong tulangan yang dioperasikan secara manual

dengan menggunakan tenaga manusia dan mesin.

Gambar 7 : Bar Cutter


(Sumber : Dokumentasi Adi)
18

d) Mixer Truck

Mixer truck merupakan truck khusus yang dilengkapi dengan

concrete mixer dengan kapasitas 5 m3. Truck ini mengangkut beton

siap pakai (ready mix) dari tempat pembuatan beton (batching plan)

sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan bak truck ini

terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran

permenit agar adukan beton tersebut terus homogen dan tidak

mengeras. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu,

karena terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer sehingga akan

mengalami kesulitan dan menghambat kelancaran pelaksanaan

pengecoran. Mixer truck yang digunakan pada proyek ini dari PT.

Jaya Sentrikom Divisi Industri Ready Mix.

Gambar 8 : Mixer Truck


(Sumber : Dokumentasi Adi)
19

e) Concrete pump

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer

truck ke lokasi pengecoran. Penggunaaan alat ini untuk

meningkatkan dan kecepatan dan efesiensi pengecoran, selain itu

juga kondisi yang jauh jadi mudah dijangkau. Alat ini terdiri dari

berapa bagian yaitu alat utama berupa mesin pompa yang di lengkapi

dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa besi

berdiameter 6 inch dan serta beberapa alat tambahan berupa

penyambung /klem penyambung pipa tersebut.

Gambar 9 : Concrete Pump


(Sumber : Dokumentasi Adi)

g) Vibrator

Vibrator merupakan alat pemadat beton dengan cara

menggetarkan beton yang fungsinya dapat menghilangkan rongga

rongga udara yang ada sehingga dihasilkan beton yang padat dan

bermutu tinggi
20

Gambar 10: Vibrator


(Sumber : Dokumentasi Adi)

h) Stamper

Stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan

tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk

mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah

asli kohesif. Alat ini umumnya merupakan alat mesin yang

menggunakan bahan bakar bensin dalam pengoperasian mesinnya.

Gambar 12 : Stamper
(Sumber : Dokumentasi Pro

Gambar 11: Stamper


(Sumber : Dokumentasi Adi)
21

2. Struktur Organisasi Kontraktor

BASTIAN M.SINAGA, ST
PROJECT MANAGER

FADLI, ST
SITE MANAGER

HENDRI HARSONO ST
SITE ENGGINER

SANDROV NILAS AGUS SALIM INDRA YUNELDI, ST


PELAKSANA ARS/ STRUKUR PELAKSANA M.E.P ADMINISTRASI/LOGISTIK

MANDOR PEMBANTU LOGISTIK

Gambar 12 : Struktur Organisasi Kontraktor PT. Adiguna Mandiri.

( Sumber : Data Proyek )

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakan, setiap perusahaan biasanya

memakai sistem manajemen yang merupakan seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan dalam suatu

perusahaan, dalam hal ini jelaslah bahwa manajemen merupakan usaha untuk

mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Berikut ini akan diuraikan mengenai tugas dari masing-masing jabatan dalam

struktur organisasi kontraktor dalam Pembangunan Gedung Tk Al-Azhar Padang.


22

a. Kepala Proyek/Project Manager (PM)

Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pembangunan proyek

selama proyek berlangsung.

1) Fungsi

a) Penanggung jawab tercapainya tujuan proyek

b) Pengelola dan bertanggungjawab terhadap seluruh sumber daya sehingga

efektif dan efisien guna tercapainya sasaran/tujuan diunitnya.

c) Penanggung jawab terlaksananya system management mutu dan K3

diunitnya.

2) Tugas

a) Membuat rencana anggaran proyek kendali (RAPK) dan kegiatan

perencanaan yang lain

b) Mempersentasikan RAPK untuk disahkan.

c) Menangani tugas-tugas:

- Engineering (termasuk Administrasi Kontrak)

- Administrasi keuangan, personalia dan umum.

- Operasi lapangan

d) Membina hubungan kerja dengan:

- Owner

- Konsultan perencana/pengawas

e) Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan external.

f) Mengadakan evaluasi terhadap:

- Progess fisik

- Biaya
23

- Quality

- Standart

g) Membuat rencana tindak lanjut terhadap penyimpangan yang terjadi.

b. Teknik dan Administrasi Kontrak (Adkont)

Tugas teknik terdiri dari :

1) Memonitor semua transaksi biaya:

a) Upah

b) Pendatangan bahan

c) Bahan

d) Alat

e) Overhead (operasional)

2) Membuat laporan Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek (EBPP) tiap bulan.

3) Menghitung Project Final Cost (PFC)

4) Membuat laporan performance/kinerja proyek bulanan.

5) Mengkalkulasikan kuantitas pekerjaan.

6) Membuat perkiraan biaya.

7) Mengevaluasi biaya.

8) Melakukan survey tentang informasi material.

9) Studi kelayakan (fisibility study), yaitu melakukan peninjauan suatu

lapangan apakah layak atau tidak lokasi tersebut untuk digunakan sesuai

dengan perencanaan.
24

10) Observasi (observation), yaitu melakukan data lapangan dari hasil

pengamatan langsung serta menentukan jenis alat dan metoda kerja yang

dilakukan.

11) Pengukuran (measurement), yaitu suatu kegiatan untuk memperoleh data

dengan cara pengukuran langsung terhadap objek.

c. Pelaksana

Pelaksana mempunyai tanggung jawab langsung kepada Site Manager dalam

melaksanakan pekerjaan.

Tugas

1) Bertanggung jawab atas kegiatan proyek dan pekerja.

2) Pengatur pelaksanaan pekerjaan berdasarkan planning, schedule dan


material.

3) Menyediakan segala peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan


pekerjaan.

4) Mengajukan permintaan kebutuhan bahan, biaya dan tenaga kerja.

d. Keuangan dan SDM

Tugas Keuangan dan SDM pada pelaksanaan proyek antara lain :

1) Membuat laporan akuntansi, neraca, rugi/laba

2) Membuat kontrak kerja karyawan.

3) Membuat Surat Perintah Tugas (SPT).

4) Membuat laporan personalia.

5) Membuat rencana pelatihan karyawan.

6) Membuatkan performance appraisal.


25

e. Drafter

Bertugas membuat konsep-konsep desain secara menyeluruh dan detail dari

koordinasi, mendesain atau merancang dan melakukan pengawasan termasuk

peninjauan secara teknis.

f. Administrasi

Tugas Administrasi pada pelaksanaan proyek yaitu :

1) Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan kebenaran atau

ketepatan yang telah dilakukan.

2) Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan,

dimintakan pengesahannya pada pejabat yang berwenang dan

mengirimkannya kepada pihak-pihak yang memerlukannya sesuai

prosedur yang berlaku.

3) Mengurus masalah-masalah perpajakan dan ansuransi.

4) Melaksanakan penutupan proyek secara administratif.

5) Membuat daftar upah borongan (DUB) dengan dasar laporan prestasi

borongan (LPB).

g. Logistik

Tugas logistik pada pelaksanaan proyek yaitu :

1) Mencatat keluar masuknya bahan untuk pelaksanaan proyek

2) Membuat laporan pemakaian bahan untuk pelaksanaan proyek.

3) Mengatur kelancaran kebutuhan bahan agar proyek terlaksana dengan

baik.
26

h. Mekanik, Peralatan

Yaitu suatu bagian yang menangani seluruh peralatan yang akan digunakan

untuk pelaksanaan proyek serta bertanggungjawab untuk menjaga dan

memlihara peralatan tersebut. Selain itu, juga bertugas sebagai operator alat-alat

berat seperti excavator, pneumatic tandem roller, vibro roller, asphalt finisher,

dump truck dll.

C. Proses Pelaksanaan Proyek

Pengalaman lapangan industri merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan

oleh mahasiswa untuk memperoleh pengalaman langsung dan actual tentang dunia

kerja dengan segala aspek dalam rangka mengintegrasikan serta menyelaraskan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.

Sebelum melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) setiap

mahasiswa harus membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan pada selama

berada di perusahaan. Adapun rencana kegiatan PLI penulis sendiri adalah sebagai

berikut:

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan PLI

No Tanggal Kegiatan

1. 17 Maret 2014 Kedatangan di perusahaan.

2. 18 Maret 2014 Orientasi Lapangan

3. 19 Maret - 19 Mei Terlibat langsung dalam kegiatan di


2014 perusahaan/proyek.
27

4. 23-24 Mei 2014 Pengambilan Data dan konsultasi


dengan supervisor

5. 25 Mei 2014 Penyusunan Laporan PLI

6. 1 Juni 2014 Kembali ke kampus

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

1. Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan meliputi kegiatan pengenalan lingkungan proyek dan

mengikuti pengarahan mengenai gambaran umum tentang pelaksanaan

praktek lapangan di proyek.

2. Pekerjaan Pondasi

Pada proyek pembangunan kantor ini pondasi yang digunakan, yaitu

pondasi sumuran. Pekerjaan pondasi dimulai dari surveying untuk

menentukan AS titik bangunan.

Adapun pekerjaan-pekerjaan Pondasi adalah sebagai berikut :

1) Pekerjaan Surveying

Pekerjaan surveying dilakukan menggunakan alat theodolit bertujuan

untuk menentukan posisi As bangunan.

2) Pekerjaan pondasi

Pekerjaan sumuran ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi

longsor dan harus vertikal dan horizontal agar masuknya tulangan

sumuran.. Banyak titik sumuran pada proyek ini adalah 48 titik dengan

kedalaman rata - rata 2,4 m.


28

3) Pengecoran

Pekerjaan pengecoran ini dilakukan dengan hati-hati agar pondasi terisi

semuanya. Pengecoran ini dilakukan dengan cara memasukkan coran

kedalam cincin sumuran.

3. Pekerjaan Pile Cap

Pekerjaan Pile Cap dimulai setelah pekerjaan pondasi, adapun pekerjaan

Pile Cap adalah sebagai berikut :

1) Pembuatan lantai kerja

Lantai kerja dibuat dari adukan mortar yang di aduk menggunakan molen

dengan ketebalan lantai kerja 5 cm. Hal ini dilakukan karena volumenya

relative kecil tergantung type Pile Cap.

2) Penulangan

Pekerjaan penulangan Pile Cap menggunakan tulangan utama berupa

tulangan ulir D19.

Gambar 13 : Pekerjaan Penulangan Pile Cap


(Sumber : Dokumentasi Proyek)
29

3) Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu balok 6/8 dan

kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton decking pada setiap sisi

tulangan terluar kecuali pada bagian atas karena bagian tersebut untuk

pengecoran.

4) Pekerjaan pengecoran

Bahan untuk pengecoran pile cap berupa beton ready mix dengan mutu

beton K-250 yang dipesan dari PT. jaya sentrikom menggunakan truk

mixer dan dicor menggunakan concrete pump, karena jumlahnya relatif

besar. Volume ready mix tiap 1 truk mixer rata rata berisi 5 m3. Untuk

pekerjaan ini diselesai rata rata 12 jam dengan jumlah tenaga pekerja

sebanyak 10 orang.

Gambar 14: Pekerjaan Pengecoran Pile Cap


(Sumber : Dokumentasi Proyek)
30

5) Pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting pada pile cap ini dilakukan sehari setelah

pengecoran.

Gambar 15 : Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Pile Cap


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

4. Pekerjaan Sloof

Pekerjaan sloof dimulai setelah pekerjaan pondasi, adapun pekerjaan

sloof adalah sebagai berikut:

1) Pekerjaan penulangan

Pekerjaan penulangan sloof menggunakan tulangan utama berupa

tulangan ulir D19 dengan sengkang tulangan P10.

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu balok 6/8 dan

kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton decking pada setiap sisi

tulangan terluar kecuali pada bagian atas karena bagian tersebut untuk

pengecoran.
31

2) Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu balok 6/8 dan

kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton decking pada setiap

sisi tulangan terluar kecuali pada bagian atas karena bagian tersebut

untuk pengecoran.

3) Pekerjaan pengecoran
Bahan untuk pengecoran sloof berupa beton ready mix dengan mutu

beton K-250 yang dipesan dari PT. jaya sentrikom menggunakan truk

mixer dan dicor menggunakan concrete pump, karena jumlahnya relatif

besar. Volume ready mix tiap 1 truk mixer rata rata berisi 5 m3. Untuk

pekerjaan ini diselesai rata rata 12 jam dengan jumlah tenaga pekerja

sebanyak 10 orang.

4) Pekerjaan pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting pada sloof ini dilakukan sehari setelah

pengecoran.

Gambar 16 : Pekerjaan Sloof


(Sumber : Dokumentasi Adi)
32

5. Pekerjaan Kolom

Pekerjaan kolom terdiri atas beberapa tahapan, yaitu :

1) Pekerjaan penulangan

Pekerjaan penulangan pada kolom menggunakan tulangan utama

berupa tulangan ulir D19 dengan sengkang tulangan P10.

2) Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu balok 6/8

dan kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton decking pada

setiap sisi tulangan terluar kecuali pada bagian atas karena bagian

tersebut untuk pengecoran. Agar kolom tegak lurus pada setiap sisi

kolom dipasang unting unting.

3) Pekerjaan pengecoran

Bahan untuk pengecoran kolom berupa beton ready mix dengan mutu

beton K-225 yang dipesan dari PT. jaya sentrikom menggunakan truk

mixer dan dicor secara manual, karena jumlahnya relatif besar.

Volume ready mix tiap 1 truk mixer rata rata berisi 5 m3. Untuk

pekerjaan ini dapat disesesaikan dalam waktu yang cepat karena

jumlah tenaga pekerja sebanyak 10 orang.

4) Pekerjaan pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting kolom ini dilakukan sehari setelah

pengecoran.
33

Adapun Kolom yang digunakan dalam proyek ini ada beberapa

macam yaitu:

K1.1 = 40/40 cm

K1.1 = 40/40 cm

K1.1A = 40/40 cm

K1.2 = 40/40 cm

K2.A = 40/40 cm

K2.1A = 30/30 cm

K2.1B = 30/30 cm

K2.1C = 30/30 cm

K2.1D = 30/30 cm

K2.1E = 30/30 cm

Gambar 17 : Pekerjaan Kolom


(Sumber : Dokumentasi Adi)
34

6. Pekerjaan Balok

Balok merupakan bagian dari struktur atas yang digunakan untuk

menahan beban plat lantai dan beban beban yang ada diatasnya yang

akan diteruskan ke kolom. bekisting dibuat dari multiplek 12 mm dalam

pekerjaan balok dipakai tulangan D10, dan D19.

Pekerjaan balok terdiri atas beberapa tahapan, yaitu :

1) Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu balok 6/8

dan kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton decking pada

setiap sisi tulangan terluar kecuali pada bagian atas karena bagian

tersebut untuk pengecoran.

2) Pekerjaan penulangan

Pekerjaan penulangan pada kolom menggunakan tulangan utama

berupa tulangan ulir D19 dengan sengkang tulangan P10.

3) Pekerjaan pengecoran

Bahan untuk pengecoran kolom berupa beton ready mix dengan mutu

beton K-225 yang dipesan dari PT. Jaya senteikom menggunakan truk

mixer dan dicor menggunakan concrete pump, karena jumlahnya

relatif besar. Volume ready mix tiap 1 truk mixer rata rata berisi 5

m3. Pekerjaan ini disesesaikan dalam waktu yang cukup lama karna

volume tiap pengecoran besar dan area balok yang tinggi dengan

jumlah tenaga pekerja sebanyak 10 orang.


35

4) Pekerjaan pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting balok ini dilakukan minimal 5 hari setelah

pengecoran.

Adapun Balok yang digunakan dalam proyek ini ada beberapa macam

yaitu:

B1-1 = 25/50 cm

B2-1 = 25/50 cm

B3-1 = 25/40 cm

B4-1 = 25/40 cm

B1-2 = 25/45 cm

B2-2 = 25/45 cm

B1-3 = 25/45 cm

B2-3 = 25/45 cm

B3-3 = 20/35 cm

BA = 20/30 cm

Gambar 18 : Pekerjaan Balok


(Sumber : Dokumentasi Adi)
36

7. Pekerjaan Plat Lantai Dua

Pekerjaan lantai dua dikerjakan setelah pekerjaan kolom selesai.

Setelah itu didirikan perancah guna menahan multiplek 12 mm

sebagai bekisting kemudian dilakukan penulangan dan pengecoran.

Pekerjaan plat terdiri atas beberapa tahapan, yaitu :

1) Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting menggunakan papan triplek dan kayu

balok 6/8 dan kasau 5/7. Untuk selimut beton digunakan beton

deking pada setiap sisi tulangan terluar kecuali pada bagian atas

karena bagian tersebut untuk pengecoran.

2) Pekerjaan penulangan

Pekerjaan penulangan pada plat lantai menggunakan

tulangan P10 dengan jarak yang sama yaitu 12,5 cm antar

tulangan.

Gambar 19 : Pekerjaan Balok dan Plat Lantai


(Sumber : Dokumentasi Adi)
37

3) Pekerjaan pengecoran

Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai

24 jam setelah beton dicor, semua pengecoran dilakukan pada

siang hari dan tidak boleh dimulai jika tidak dapat diselesaikan

pada siang hari, kecuali seizin pengawas yang memberi tugas

boleh dikerjakan pada malam hari. Pengecoran tidak boleh

dilaksanakan pada waktu hujan.

4) Pekerjaan perawatan dan pembongkaran bekisting.

Pekerjaan perawatan beton dilakukan pekerja dengan

pengawasan dari mandor. Semua beton harus dalam keadan

basah, minimal tujuh hari ditutup dengan karung basah. Acuan

(bekisting) dibiarkan tinggal agar beton tetap basah selama masa

perawatan untuk mencegah retak pada sambungan dan

pengeringan beton yang terlalu cepat. Air yang digunakan dalam

perawatan harus bersih dan bebas dari unsur-unsur kimia yang

dapat mengurangi mutu beton.

Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati agar beton

tidak rusak. Pembongkaran bekisting balok dan plat lantai ini

dilakukan minimal 5 hari setelah pengecoran.


38

E. Temuan Yang Menarik

Selama penulis melaksanakan pengalaman lapangan industri di proyek

Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar penulis menemukan beberapa hal yang

menarik. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran kedalaman pondasi sumuran ada 2 type, yaitu type pertama 2 cincin

dengan kedalaman 160cm dan type yang kedua 3 cincin dengan kedalaman

240cm.

2. Pasir yang digunakan untuk adukan spesi tidak diayak terlebih dahulu, sehingga

masih ada kerikil-kerikil kecil yang terdapat di dalam adukan spesi

3. Pengecoran pada kolom dan balok praktis tidak menggunakan campuran sesuai

dengan SNI, hanya menggunakan adukan spesi untuk mengisi coran pada kolom

dan balok praktis.

4. Penerapan K3 dilapangan kurang diperhatikan oleh Tim Safety yang mengawasi

proses pekerjaan selama proyek berlangsung.

Karena penulis melihat pekerjaan Kolom yang merupakan pekerjaan yang

sangat penting karena merupakan elemen penting dalam bangunan. Oleh sebab

itu dibutuhkan pengawasan yang berkualitas. Maka penulis memberi judul

proyek akhir yaitu pengawasan pekerjaan kolom.


BAB III

STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah

Selama melaksanakan praktek industri pada Proyek Pembangunan Gedung Tk

Islam Al-Azhar yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman Padang banyak

memberikan pengalaman dan temuan-temuan menarik, dari temuan tersebut penulis

mencoba menulis dan mengulas lebih jauh salah satunya akan di tuangkan dalam

penulisan studi kasus.

Salah satu temuan menarik oleh penulis adalah Pengawasan Pekerjaan Kolom

pada Proyek Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Padang. Penulis ingin

mempelajari bagaimana pengawasan terhadap pekerjaan Kolom yang meliputi

pengawasan pekerjaan perangkaian tulangan Kolom, pengawasan pekerjaan

pemasangan bekisting, pengawasan pekerjaan pengecoran Kolom, pengawasan

pekerjaan perawatan Kolom. Berdasarkan sejumlah kasus di atas penulis tertarik

untuk mengangkat judul studi kasus pada proyek akhir ini adalah Metoda

Pengawasan Pekerjaan Kolom.

B. LandasanTeori

1. Pengawasan Pekerjaan di Lapangan

Pengawasan Pekerjaan di lapangan merupakan pengontrolan serta

pengendalian terhadap kegiatan pekerjaan yang dilakukan pada suatu proyek

39
40

yang sesuai dengan perencanaan. Pengawasan bertujuan untuk megevaluasi jika

terjadi penyimpangan teknis, material, peralatan yang timbul, serta melakukan

tindakan turun tangan dan melakukan koreksi teknis jika terjadi penyimpangan.

Adapun Tugas pengawasan pekerjaan di lapangan yang meliputi:

a) Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan material, peralatan dan tenaga kerja.

b) Mempelajari, memeriksa dan meneliti gambar kerja ( shop drawing )

yang di ajaukan pelaksana.

c) Mengawasi penggunaan bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan

ketepatan waktu dan biaya konstruksi.

d) Mengumpulkan data-data dan informasi di lapangan untuk pemecahan

masalah selama proses pekerjaan proyek berlangsung.

e) Menyelenggarakan rapat lapangan dan membuat laporan harian, laporan

mingguan dan laporan bulanan.

Pengawasan yang dilakukan dalam pekerjaan proyek konstruksi yaitu

pengawasan terhadap material, peralatan, tenaga kerja dan metoda pekerjaan

proyek.

a) Pengawasan Peralatan

Pengawasan peralatan yang dilakukan yaitu:

1) Pengawasan pada peralatan harus memperhatikan keamanan dan kualitas

dari alat tesebut.


41

2) Pengawasan peralatan yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan

serta kemampuan suatu alat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

b) Pengawasan material

Pengawasan pekerjaan material yang dilakukan yaitu:

1) Pengawasan terhadap penggunaan jumlah material yang digunakan sesuai

dengan kebutuhan suatu pekerjaan.

2) Pengawasan material yang digunakan haruslah sesuai dengan spesifikasi

yang telah ditentukan.

c) Pengawasan terhadap tenaga kerja

Pengawasan terhadap tenaga kerja yaitu:

1) Pengawasan terhadap keamanan pada setiap tenaga kerja agar tidak

meminimalkan dampak kecelakaan kerja di lapangan.

2) Pengawasan terhadap tenaga kerja harus sesuai dengan keahlian dari

setiap tenaga kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

d) Pengawasan terhadap metoda yang digunakan dalam pekerjaan pelaksanaan

proyek.

Pengawasan terhadap tenaga kerja yaitu:

1) Penggunaan metoda yang dilakukan dengan menggunakan alat berat atau

mesin untuk pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik seperti pengecoran Kolom

dengan menggunakan Mixer Truck.


42

2) Penggunaan metoda dengan menggunakan tenaga manusia dan alat

sederhana seperti pekerjaan pemasangan tulangan Kolom.

Dalam pengawasan pekerjaan proyek dilakukan penyusunan laporan yaitu:

1) Laporan Harian berisi tentang:

(a) Uraian pekerjaan yang dilakukan pada hari itu.

(b) Laporan cuaca pada hari itu.

(c) Jumlah material yang digunakan.

(d) Alat kerja yang digunakan.

(e) Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

(f) Volume pekerjaan pada hari itu.

(g) Permasalahan yang ditemui

(h) Serta evaluasi pemecahan masalah.

(i) Dokumentasi berupa foto-foto pekerjaan pada saat itu.

2) Laporan Mingguan berisi tentang :

(a) Rekapitulasi laporan volume pekerjaan mingguan.

(b) Rekapitulasi laporan cuaca mingguan.

(c) Rekapitulasi laporan kebutuhan tenaga kerja mingguan.

(d) Rekapitulasi laporan penggunaan alat mingguan.

(e) Dokumentasi berupa foto-foto pekerjaan mingguan.

(f) Rekapitulasi laporan jumlah kebutuhan material mingguan.


43

(g) Permasalahan yang ditemukan pada masa pelaksanaan pekerjaan proyek

mingguan.

3) Laporan Bulanan berisi tentang :

(a) Rekapitulasi laporan volume pekerjaan bulanan.

(b) Rekapitulasi laporan cuaca bulanan.

(c) Rekapitulasi laporan kebutuhan tenaga kerja bulanan.

(d) Rekapitulasi laporan penggunaan alat bulanan.

(e) Dokumentasi berupa foto-foto pekerjaan bulanan.

(f) Rekapitulasi laporan jumlah kebutuhan material bulanan.

(g) Permasalahan yang ditemukan pada masa pelaksanaan pekerjaan proyek

bulanan.

2. Kolom

a. Pengertian Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul

beban dari balok, kolom merupakan suatu elemen tekan yang memegang

peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom

merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai

yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur

(Sudarmoko,1996).

b. Fungsi Kolom

Kolom berfungsi untuk mendirikan bangunan dan meneruskan beban

seluruh bangunan ke pondasi. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan


44

tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban dari atap

akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang

diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom, dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan

gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah bahan

yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekan.

Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau

bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya

tarik pada bangunan.

c. Jenis-Jenis Kolom

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga yaitu:

1) Kolom ikat (tie column)

2) Kolom spiral (spiral column)

3) Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo,1994) ada tiga

jenis kolom yaitu:

1) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral

Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang

tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan

pengikat sengkang kearah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk

memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada

tempatnya.
45

2) Kolom menggunakan pengikat spiral

Kolom ini bentuknya sama dengan tulangan yang pertama hanya saja

sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang

dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.

Diameter batang lilitan spiral minimum p10 dan maksimum p16, jarak

spasi bersih spiral tidak boleh lebih dari 80mm dan tidak kurang dari 25.

Fungsi kolom dari tulangan spiral adalah member kemampuan kolom

untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga

mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum

proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3) Kolom komposit

Kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang

diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,

dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

d. Tahap pelaksanaan Pekerjaan Kolom

1) Penentuan As Kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan

pematokan. Hal ini disesuaikan dengan dengan gambar yang telah

direncanakan. Cara menentukan as kolom memburuhkan alat-alat

seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.


46

Proses pelaksanaannya sebagai berikut:

(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan Waterpass berdasarkan

shopdrawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan

bersama dari titik BM (Bench Mark) Jakarta.

(b) Buat as kolom dari garis pinjaman

(c) Pemasangan patok as kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

2) Pembesian Kolom

Proses pekerjaan pembesian adalah sebagai berikut:

(a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau

dikerjakan di tempat lain yang lebih aman.

(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum

pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan

utama dengan kapur.

(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap sengkang

pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat

dengan system silang.

(e) Setelah tulangan dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut

dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.

(f) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu di pasang

beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagi

selimut beton.
47

3) Pemasangan Bekisting Kolom

Proses pembuatan bekisting kolom:

(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.

(b) membuat garis pinjaman dengan mengguanakan sipatan dari as

kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak

100cm dari masing-masing as kolom.

(c) Setelah mendapat garis pinjaman , lalu buat tanda kolom pada lantai

sesuai dengan dimensi kolom yang akan di buat, tanda ini berfungsi

sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.

(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting

(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.

(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap

dicor.

4) Pengecoran Kolom

Langkah kerja pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

(a) Persiapan pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus

benar-benar bersih kotoran agar tidak membayakan konstruksi dan

menghindari kerusakan beton.

(b) Pelaksaksanaan pengecoran


48

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang

dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai

0,9m3. Bucket tersebut diangkat dengan menggunakan Tower Crane

untuk memudahkan pengerjaan.

Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan

untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat

yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran

berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal ini

dilakukan untuk menghilangkan rongga-rogga udara pada beton serta

untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

5) Pembongkaran Bekisting

Proses pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut:

(a) Setelah beton berumur 8jam, maka bekisting kolom sudah dapat

dibongkar.

(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu

agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.

(c) Kendorkan push Pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.

(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga

rangkaian bekisting terlepas.

6) Perawatan Beton Kolom

Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem

kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.


49

e. Contoh perhitungan Kolom

Suatu Kolom ( jenis kolom pendek) dengan beban aksial eksentrisitas

kecil terdiri dari beban mati PDL = 1200 kN dan beban hidup PLL = 500

kN, Mutu beton fc = 25 mpa, mutu baja fy = 350, gunakan g = 0,03.

Rencanakan kolom berpenampang bujur sangkar dengan penopang beban

aksial tersebut.

Jawab =

Pu = Beban Aksial Terfaktor

Pu = 1,2.PLL + 1,6.PLL = 1,2.1200 + 1, 2.500 = 2240 kN

Ag perlu = Pu / 0,80. {0,85.fc.(1-g)+fy. g}

= 2240/0,80{.0.650,85.25.(1-0.025)+350.0,025}

= 128157,4506 = 128158 mm

Ukuran Kolom Bujur sangkar = 128158 = 358 mm


Jika ditetapkan ukuran kolom 360 x 360 = maka nilai g akan berubah

(berkurang sedikit dari yang ditetapkan g = 0,03)

Ag Aktual = 360 = 129600 mm

Beban yang dapat disangga oleh beton :

0,8. (0,85.fc.Ag(1- g) =

0,8.0,65(0,85.25).129600.(1-0.025).10 = 1396,278 = 1396 kN

Dengan demikian beban yang harus disangga oleh baja tulangan :

2240-1396 = 844 kN
50

Kekuatan maksimum yag disediakan baja tulangan :

0.08. .Ast.Fy

Maka luas penampang baja tulangan yang diperlukan

Ast perlu = 844.10/0,80.0,65.360 = 4508 mm

Gunakan baja tulangan 8D28 dengan susunan terdistribusi merata pada

penampang (Ast = 4926)

Tulangan sengkang:

Digunakan tulangan P10 dengan jarak spasi tidak lebih dari nilai terkecil dari

tiga persyaratan berikut:

1) 48x diameter sengkang = 48.10 = 480 mm

2) 16x diameter baja tulangan pokok = 16.28 = 448 mm

3) Dimensi kolom (terkecil) = 360 mm

Jadi, digunakan sengkang P10-360

Periksa susunan tulangan pokok:

Jarak bersih baja tulangan pokok bersebelahan pada sisi kolom, yaitu:

. {360-(2.40+2.10+3.28)} = 88 mm < 150 mm ok

Selimut beton 40 mm

Sengkang P10

Tulangan Pokok D 28

Gambar 20: Sketsa Penulangan Penampang Kolom Persegi


51

C. Data dan Pengolahan

1. Data

Data lapangan yang berkaitan dengan kasus yang diangkat oleh penulis yang

diperoleh dari dokumentasi, observasi dan data hasil wawancara.

2. Metoda pengumpulan data

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data seperti foto-foto

pekerjaan proyek.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan mengawasi

proses pekerjaan Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Padang di jalan

Khatib Sulaiman. Hasil pengawasan ditulis dalam catatan harian lapangan yang

diketahui oleh supervisor. Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan di

lapangan dapat diambil salah satu studi kasus yang akan dituangkan dalam

proyek akhir ini.

c. Tanya jawab

Tanya jawab dilakukan penulis kepada supervisor, yang mengawasi

pekerjaan yang berhubungan dengan pengawasan pekerjaan proyek untuk

mendapatkan data tentang Pengawasan Pekerjaan Kolom pada Proyek

Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar Padang.


52

d. Pengawasan secara langsung pekerjaan Kolom pada Proyek Pembangunan

Gedung Tk Al-Azhar Padang.

D. Pemecahan Masalah dan Analisis Hasil

1. Pekerjaan Penentuan Kolom As

Pekerjaan penentuan kolom as dilakukan dengan memakai alat Theodolit yang

dapat menentukan sudut tegak pada kolom.

2. Pekerjaan Pembesian Kolom

Pekerjaan Pembesian Kolom ini dilakukan seraca precast atau dikerjakan di

tempat lain yang lebih aman.

3. Pekerjaan Pembuatan Bekisting

Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu kita harus membersihkan area

kolom dan marking posisi bekisting kolom. Kemudian pasang bekisting, untuk

mengatur kelurusan bekisting kolom hanya dengan memutar push pull (penyangga

bekisting).

4. Pekerjaan Pengecoran Kolom

Pekerjaan Pengecoran Kolom dengan beton ready mix yang berasal dari PT.

Jaya Sentrikom dengan mutu beton K-250. Pengecoran Kolom dilakukan secara

perlahan dengan mencurahkan campuran beton kedalam bekisting Kolom. Sebelum

dilakukan pekerjaan pengecoran Kolom dilakukan uji slump dengan kerucut abram

dengan nilai slump berkisar antara 12-13cm. Jumlah sampel yang diambil untuk uji

slump adalah 2 sampel, uji slump yang di dapat yaitu 12,5cm.


53

Test uji slump yang dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar air dari beton

ready mix. Bila terlalu cair dapat berakibat terjadi kekurangan kekuatan beton dan

campuran beton mudah dikerjakan. Jika terlalu kental maka mutu beton tinggi dan

sulit proses pengecorannya sehingga terjadi rongga-rongga pada Kolom.

Pengawasan yang dilakukan yaitu pengawasan terhadap mutu beton yang diuji

di laboratorium.

5. Pekerjaan Perawatan Beton Kolom

Pekerjaan perawatan beton Kolom dilakukan dengan sistem yaitu dengan

disiram 3 kali sehari selama 3 hari, agar permukaan beton dan kadar air selalu

terjaga.

Penyiraman dilakukan pada pagi, siang dan malam hari. Penyiraman beton

bertujuan untuk mengurangi penguapan beton sebelum mencapai kekuatan beton

yang direncanakan dan menghindari terjadinya retak-retak pada permukaan beton.

Pengawasan yang dilakukan pada pekerjaan perawatan beton yaitu penyiraman

permukaan beton harus dilakukan dengan rutin sampai mencapai kekuatan beton

yang direncanakan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) pada Proyek

Pembangunan Gedung TK Islam Al-Azhar Padang, banyak memberikan

pengalaman serta pengetahuan tentang penerapan ilmu tenik sipil pada saat

pelaksanaan proyek di lapangan dan merupakan dasar untuk menghadapi dunia

kerja. Dengan tersusun bentuk laporan tertulis ini dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Kolom merupakan elemen yang sangat penting dari suatu bangunan karena

kolom berfungsi untuk mendirikan bangunan dan meneruskan beban dari

seluruh bangunan ke pondasi.

2. Pengawasan bertujuan untuk mengevaluasi jika terjadi penyimpangan teknis

maupun material yang timbul, sebelum dan selama proyek berlangsung.

3. Pelaksanaan kerja di lapangan masih kurang sesuai dengan dokumen kontrak,

yaitu keterlambatan penyelesaian pekerjaan di lapangan dengan waktu yang

sudah ditentukan.

54
55

B. Saran

Berdasarkan pengamatan dan Praktek lapangan Industri (PLI) yang

dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Tk Islam Al-Azhar, maka dapat

diberikan saran yaitu :

1. Mahasiswa yang melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) diharapkan

lebih aktif dan komunikatif bertanya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan proyek mengenai aspek setiap pekerjaan sehingga mahasiswa

mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak didapat dibangku

perkuliahan.

2. Mahasiswa yang melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) diharapkan

terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu pekerjaan di lapangan agar

mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja untuk memasuki dunia kerja.

3. Untuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan pekerjaan suatu proyek yang baik

dan maksimal, semua unsur organisasi proyek harus saling berkoordinasi dan

berinteraksi dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pada pelaksanaan

pekerjaan proyek.

4. Dilakukan pengawasan dan pengontrolan pada proses pekerjaan di lapangan

agar pekerjaan berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang

telah direncanakan sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi


Universitas Negeri Padang. Universitas Negeri Padang

Dokumen kontrak. Proyek Pembangunan Gedung TK Islam Al-Azhar Padang

Istimawan, Dipohusodo.1994.Struktur Beton Bertulang.Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta

Silalahi, Juniman.2009. Struktur Beton Bertulang Bangunan Gedung.Sukabima Offset: Padang

http://www.mediaproyek.com/2013/12/kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan.html

http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kolom-beton-bertulang

http://rromadhonunj.blogspot.com/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolom-balok-plat.html

Anda mungkin juga menyukai