Syok adalah suatu gejala klinis yang terjadi karena adanya gangguan perfusi
(aliran darah), dapat terjadi karena kegagalan dari sistem kardiovaskuler. Kegagalan
dapat terjadi pada salah satu komponen sistem kardiovaskuler yaitu jantung,
pembuluh darah dan darah.
Gejala klinis yang ditunjukkan pada keadaan syok terjadi karena gangguan
oksigenisasi pada tingkat jaringan. Tanda-tanda klinis syok merupakan tanda-tanda
hipoperfusi pada tingkat jaringan, dapat berupa kondisi laju nadi cepat dan lemah,
keringat dingin, pucat, kesadaran menurun ataupun gelisah, nafas cepat dan dangkal
serta produksi urin menurun.
Pembagian jenis-jenis syok secara klinis didasarkan pada komponen sistem
kardiovaskular yang mengalami kegagalan. Jenis-jenis syok secara klinis di
antaranya :
1. Syok Kardiogenik
2. Syok Hipovolemik
3. Syok Distributif
4. Syok Obstruktif
5. Syok Destruktif
1. Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kegagalan fungsi jantung sebagai alat pemompa
darah. Jantung mengalami gangguan fungsi ketika memompakan darah ke seluruh
tubuh sehingga perfusi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
tubuh.
Etiologi
Syok kardiogenik dapat disebabkan karena miopati, gangguan sirkulasi
koroner, kongesti, hipertensi yang tidak terkendali dalam waktu cukup lama.
26
Penaggulangan
Penanggulangan syok kardiogenik dapat dilakukan dengan beristirahat yang
cukup untuk mengurangi kebutuhan O2 yang meningkat; yang tidak dapat
dikompensasi oleh jantung, posisi setengah duduk untuk mengurangi beban jantung,
pemberian O2 tambahan serta dapat dilakukan terapi obat-obatan untuk memperbaiki
kontraktilitas otot jantung.
Etiologi
Hipovolemia berarti berkurangnya volume darah. Perdarahan adalah penyebab
paling sering dari syok hipovolemik. Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi
karena jumlah volume darah yang sangat berkurang sehingga tidak cukup untuk
memenuhi perfusi yang normal.
27
Perdarahan atau kehilangan cairan yang banyak akibat sekunder dari muntah,
diare, luka bakar, atau dehidrasi menyebabkan pengisisan ventrikel tidak adekuat,
seperti penurunan preload berat, direfleksikan pada penurunan volume dan tekanan
end diastolik ventrikel kanan dan kiri. Perubahan ini menyebabkan syok dengan
menimbulkan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung yang tidak adekuat.
Keadaan ini diduga merupakan penyebab syok yang paling sering dan juga paling
baik dipelajari, karena semua tingkat syok dapat timbul karena perdarahan, dari
pengurangan curah jantung yang paling ringan sampai penghentian sama sekali curah
jantung, bergantung pada jumlah darah yang hilang.
Syok bisa merupakan komplikasi kelainan pembekuan darah, seperti
hemophilia, atau dapat menyusul trauma, pembedahan, dan perdarahan
gastrointestinal dari varises esophagus (yang merupakan komplikasi hipertensi
portal), atau dari ulkus peptikum.
Penanggulangan
Penanggulangan untuk syok hipovolemik adalah sebagai berikut :
1. Posisi terlentang (supine) untuk menjaga agar sirkulasi sentral dapat
dipertahankan
2. Berikan O2 2l/ mnt
3. Pasang kateter intravena dan mulai berikan cairan kristaloid ( RL, Asering,
NaCl), bila tekanan darah sudah turun/rendah berikan cairan secara cepat (
diguyur) 1000 - 2000 cc
4. Ambil sample darah lakukan pemeriksaan Hb dan gol darah
5. Hentikan perdarahan secepatnya, pada perdarahan yang jelas terlihat dan
superfisial lakukan balut tekan ( hindari torniquet)
6. Pada perdarahan dalam, lakukan pengangkatan kaki keatas untuk
mempertahankan sirkulasi sentral
3. Syok Distributif
Syok distributif merupakan syok yang disebabkan oleh karena jumlah volume
darah dan besarnya kapasitas pembuluh darah tidak sesuai untuk mempertahankan
perfusi yang normal. Biasanya terjadi karena adanya vasodilatasi yang hebat disertai
28
dengan kebocoran kapiler. Sepsis, analfilaktik dan neurogenik termasuk dalam syok
distributif.
Etiologi
Syok anafilaktik biasanya merupakan manifestasi alergi obat dan makanan; ini
bisa juga terjadi setelah gigitan serangga. Gambaran pertama adalah gatal seluruh
tubuh, terutama telapak kaki dan telapak tangan, yang disusul kemerahan (flushing
karena hyperemia) dan pembengkakan wajah dan lehar, yang disebabkan
terbentuknya edema yang cepat, yang meluas ke dalam faring sehingga
menyebabkan obstruksi saluran napas atas. Kehilangan cairan intravascular secara
mendadak menyebabkan hipovolemia dan berkurangnya perfusi berbagai organ.
Penanggulangan
Penanggulangan syok anafilaktik memerlukan tindakan cepat sebab penderita
berada pada keadaan gawat. Sebenarnya, pengobatan syok anafilaktik tidaklah sulit,
asal tersedia obat-obat emerjensi dan alat bantu resusitasi gawat darurat serta
dilakukan secepat mungkin. Hal ini diperlukan karena kita berpacu dengan waktu
yang singkat agar tidak terjadi kematian atau cacat organ tubuh menetap.
29
Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau zat
kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan, adalah:
1. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari
kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki
curah jantung dan menaikkan tekanan darah.
2. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:
3. Segera berikan adrenalin 0.3--0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita dewasa atau
0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat
diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa penulis menganjurkan
pemberian infus kontinyu adrenalin 2--4 ug/menit.
4. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi
respons, dapat ditambahkan aminofilin 5--6 mg/kgBB intravena dosis awal yang
diteruskan 0.4--0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
5. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau deksametason
5--10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari
syok anafilaktik atau syok yang membandel.
6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk
koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular sebagai
tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik. Pemberian cairan akan
meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat.
7. Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik
dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa
dilakukan, maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus
semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan transportasi
penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi
telentang dengan kaki lebih tinggi dari jantung.
8. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus
diawasi atau diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam.
30
bakteri yang menyebar luas ke banyak bagian tubuh, dimana infeksi disebarkan lewat
darah dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dan menyebabkan kerusakan yang luas.
Terdapat banyak macam syok septik karena banyak macam infeksi bakteri yang
dapat menyebabkannya, juga karena infeksi di satu bagian tubuh akan menghasilkan
pengaruh yang berbeda dengan yang disebabkan oleh infeksi lain dalam tubuh.
Etiologi
Beberapa penyebab khas dari syok septik antara lain sebagai berikut :
1. Peritonitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uterus dan tuba falopii,
seringkali adalah akibat dari abortus instrumentalis yang dilakukan dalam kondisi
tidak steril.
2. Peritonitis karena ruptur usus, kadang-kadang disebabkan oleh penyakit usus dan
kadang-kadang oleh cedera.
3. Infeksi generalisata karena penyebaran dari infeksi kulit biasa, seperti infeksi
streptokokus atau stafilokokus.
4. Infeksi gangrenosa generalisata yang secara spesifik disebabkan oleh basil
gangrene gas, mula-mula menyebar melalui jaringan itu sendiri dan akhirnya
lewat darah ke organ interna, terutama hati.
5. Infeksi yang menyebar ke dalam darah dari ginjal traktus urinarius, seringkali
disebabkan oleh basil koli.
Penanggulangan
1. Optimalisasi volume intravaskuler
2. Pemberian antibiotik, dopamin dan vasopresor
4. Syok Destruktif
Syok distributif terjadi karena gangguan pembuluh darah balik (jumlah yang
kembali ke jantung dari seluruh tubuh) yang terjadi karena pneumotorik, efusi
pericardium, ventilasi kendali. Penanggulangannya adalah dengan secepatnya
menghilangkan etiologi kemudian konsul ke ahli yang bersangkutan.
31
5. Syok Obstruktif
Syok obstruktif yaitu syok yang terjadi karena darah balik dari seluruh rubuh ke
jantung mengalami hambatan karena peningkatan tekanan intratorakal atau
intraperikardial.
32