Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Model Problem Solving untuk

Meningkatkan Pengembangan Potensi Berpikir


Siswa Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Tin Rustini

Abstrak
Penerapan model problem solving untuk meningkatkan pengembangan potensi berpikir siswa dalam Pembelajaran
IPS Di Sekolah Dasar ini dilakukan di SD Negeri Marga Endah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi dengan tujuan
yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah agar guru bisa meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan model
problem solving untuk meningkatkan pengembangan potensi berpikir siswa pada pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Manfaat penelitian lainnya adalah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan perubahan pembelajaran
Pendidikan IPS di kelasnya, sehingga dapat menumbuhkan motivasi, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran
IPS.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat partisipatorik dan kolaboratif
antara guru dan mitra penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran, Proses penelitian berlangsung
empat siklus, dengan kegiatan pokok perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan refleksi. Dalam proses penelitian
berlangsung telah terjadi perubahan meningkatnya kemampuan kerja guru dalam mengelola pembelajaran menjadi
lebih effektif. Pembelajaran yang dikembangkan guru dengan menggunakan variasi strategi, metode, media serta
evaluasi pembelajaran benar-benar bermakna. Manfaat untuk siswa dapat dilihat dari meningkatnya aktifitas dan
kreatifitas siswa selama mengikuti pelajaran.
Kesimpulan hasil penelitian tindakan ini adalah 1) penerapan model problem solving dengan strategi yang
dikembangkan guru secara bervariasi melalui pembelajaran IPS dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa
secara kreatif dan menyeluruh; 2) penerapan model problem solving melalui pembelajaran IPS yang dikembangkan
guru, mampu meningkatkan proses belajar siswa kelas V melalui aktivitas, motivasi dan kreativitas hingga berimplikasi
pada hasil belajar yang lebih baik

Kata Kunci: Pendidikan IPS, Tujuan Pendidikan IPS, Potensi Berpikir & Pemecahan Masalah, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kemampuan Berpikir, Pengertian Problem Solving; Proses Belajar Mengajar Pendidikan IPS dan
Penerapan Model Problem Solving

PENDAHULUAN ini sesuai dengan pendapat Raka Joni (1992: 1) bahwa

P
endidikan Dasar merupakan cikal bakal dengan penerapan CBSA, siswa diharapkan akan lebih
pendidikan yang akan banyak menentukan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar
kualitas pendidikan pada jenjang berikutnya, dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari
perlu mendapatkan perhatian yang serius. Keberhasilan dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang
menangani masalah pendidikan dasar merupakan langkah terdapat disekitarnya. Selain itu siswa diharapkan dapat
strategis untuk membenahi sistem pendidikan pada level terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis,
diatasnya dan pada gilirannya akan menyentuh sistem tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari,
pendidikan nasional. Suwarma (1999:43). serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, mencari
dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS di Sekolah
Dasar hendaknya dikembangkan proses pembelajaran Sebagaimana tersirat pada fungsi dan tujuan
yang mengacu pada proses pencapaian tujuan tersebut. pendidikan IPS di SD, guru dituntut membawa siswa
Pada rambu-rambu GBPP IPS SD dikemukakan oleh kepada kenyataan hidup sebenarnya yang dapat dihayati,
Depdikbud (1994-1995) bahwa dalam pelaksanaan ditanggapi, dianalisa dan akhirnya dapat membina
pembelajaran, guru hendaknya menerapkan prinsip kepekaan sikap mental, keterampilan-keterampilan dalam
belajar aktif, yaitu yang melibatkan siswa aktif baik fisik, menghadapi kehidupan nyata. Dengan begitu semua
mental (pemikiran dan perasaan) sosial serta sesuai potensi siswa dapat dikembangkan. Pengembangan
dengan tingkat perkembangan dan lingkungan anak. Hal potensi siswa melalui pengajaran IPS dapat dioptimalkan.

JURNAL, Pendidikan Dasar Nomor: 10 - Oktober 2008


Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal yang dibutuhkan dalam menghadapi kenyataan-kenyataan
dengan membelajarkan siswa melalui pengoptimalan tetapi juga masalah-masalah diberbagai gatra atau situasi
pengembangan kemampuan berpikir siswa, mental dan kondisi ekonomi politik sosial, budaya pertahanan
emosional, sosial dan motorik yang disesuaikan dengan keamanan dan agama dalam lingkup manusia sebagai
perkembangan dan lingkungan anak, sehingga benar- insan mandiri, keluarga serta masyarakat, bangsa
benar pembelajaran menjadi bermakna membuat anak dan negara juga dibelajarkan sesuai dengan tingkat
memiliki minat yang besar untuk mempelajari pendidikan perkembangan dan lingkungan sekitar anak, baik masa
IPS. Dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
siswa untuk merefleksikan kemampuan berpikirnya Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat
untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul di mengkondisikan siswa agar berpikir reflektif yang
lingkungannya. menimbulkan siswa menjadi aktif, kreatif dan peka terhadap
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS secara berbagai permasalahan yang ada dilingkungannya dan
efektif, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang kemudian berdasarkan pengetahuan dan pemahamannya
bersifat Generic essential yaitu kemampuan memuat siswa diajak untuk mencarikan solusinya baik secara
perencanaan pengajaran, kemampuan melakukan kelompok maupun secara individu. Dalam hal ini siswa
prosedur pengajaran dan kemampuan melakukan diberi kesempatan merefleksikan buah pikirannya untuk
hubungan pribadi (UT. APKG, 1987). Ketiga kemampuan memecahkan masalah yang muncul di dalam kelas
tersebut hendaknya dimiliki oleh setiap guru, dan akan sebagai hasil pengamatan yang diperoleh di sekitarnya.
terwujud dalam proses belajar mengajar. Pada saat terjadinya kegiatan pembelajaran tersebut,
Berdasarkan kenyataan kiranya sulit dibantah bahwa dengan begitu siswa termotivasi untuk aktif dan kreatifitas
penelitian selama ini menunjukkan guru sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran sebagai bentuk kemampuan
sentral dalam proses pembelajaran, baik sebagai proses yang dilatihkan. Dengan mengangkat isu-isu yang
pengembangan dan implementasi kurikulum. Orientasi terjadi didalam masyarakat, keingintahuan seorang siswa
guru menjadi kuat terhadap proses pemberian materi akan tergerak apabila dihadapkan dengan permasalahan-
pembelajaran. Tujuan mengembangkan kemampuan permasalahan yang timbul dilingkungannya yang
berpikir dan bersikap sebagai bekal menjadi warga dialami didalam kehidupan sehari-hari. Dengan terbiasa
negara yang baik tidak banyak diperhatikan (Suwarma: siswa memecahkan masalah-masalah yang timbul di
1991). Penelitian secara umum mengungkapkan bahwa lingkungannya, diharapkan siswa akan sukses dalam
kelemahan pendidikan IPS selama ini terletak pada proses hidupnya.
belajar, proses belajar masih lemah dan terperangkap Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut sangat perlu
kepada proses menghapal menyentuh pengembangan diupayakan pola-pola pembelajaran yang dapat membantu
tingkat rendah. Proses belajar belum mengembangkan meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam proses
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Suwarma: 1990, Ary pembelajaran di kelas. Adapun pola-pola pembelajaran
S, 1997). Kualitas partisipasi siswa dalam belajar masih yang melatihkan bentuk kemampuan proses yang dapat
rendah mereka belum diperankan sebagai pembelajar mengembangkan kemampuan berpikir mulai dari tingkat
yang secara mandiri melakukan kegiatan belajar. rendah sampai tingkat tinggi salah satunya adalah Model
Sedangkan hasil observasi awal yang penulis temui Problem Solving.
di SD Marga Endah guru masih berperan sebagai pemberi Model Problem Solving (pemecahan masalah)
informasi dengan kata lain guru lebih mendominasi adalah salah satu model mengajar yang mengandung
kegiatan pembelajaran, siswa lebih banyak pasif. Tanya aktivitas belajar siswa cukup tinggi dan termasuk model
jawab dilakukan sekitar apa siapa dan dimana belum yang disarankan dalam GBPP 1994. Pendekatan model
sampai kepada mengapa dan bagaimana. Dengan begitu ini termasuk kepada pendekatan interaksi sosial yang
pengembangan potensi berpikir secara optimal belum menitik beratkan kepada aktivitas memecahkan masalah
dikembangkan Hal ini terjadi karena masih banyak baik individu maupun kelompok.
kegiatan pembelajaran tersebut didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran Pendidikan IPS, berdasarkan
Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima apa GBPP1994, diharapkan dapat menciptakan suasana
yang diberikan guru (Sudjana, 1989:153). pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk
Berdasarkan uraian diatas guru pendidikan IPS berpikir. Sejalan dengan itu Hamid Hasan (1996:17)
belum secara optimal mengembangkan kemampuan mengemukakan bahwa tuntutan untuk mengembangkan
seluruh potensi siswa termasuk potensi berpikir siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu
guru kurang keberanian untuk berusaha mengembangkan tuntutan yang harus dijawab dan diemban oleh pendidikan
potensi siswa berdasarkan prinsip-prinsip CBSA kadar ilmu-ilmu sosial di masa mendatang. Mungkin dengan cara
tinggi khususnya mengembangkan kemampuan berpikir demikian keluhan para siswa bahwa belajar pendidikan
tinggi seperti yang dijelaskan diatas. sosial hanya akan ditandai dengan kebosanan dalam
Padahal sifat dari pembelajaran IPS seyogyanya lebih belajar akan dapat dihapuskan.
menitikberatkan kepada selain pemberian pengetahuan, Kebiasaan-kebiasaan guru sebagai pengajar yang
sikap dan keterampilan-keterampilan tentang kehidupan lebih aktif dari para siswa dengan menggunakan metode

JURNAL, Pendidikan Dasar Nomor: 10 - Oktober 2008


ceramah, sebagai pemberi informasi yang mengembangkan dengan sebutan Penelitian Naturalistik (Naturalistik
kemampuan berpikir tingkat rendah seperti hapalan, dan Inquiry) (Nasution: 1989, Maleong: 1989). Penelitian
satu-satunya buku paket sebagai sumber belajar harus kelas ini dirancang dengan menggunakan penelitian
ditingkatkan. Guru hendaknya selalu sadar bahwa siswa tindakan yang didasari oleh paradigma penelitian kualitatif,
memiliki potensi yang harus dikembangkan baik fisik, didukung oleh prinsip seting alamiah, situasional, refleksi
mental, emosional dan sosialnya secara mandiri. Dalam diri serta kolaboratif partisipatif antara guru dan peneliti.
proses pembelajaran hendaknya tidak hanya guru yang Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan
aktif akan tetapi siswa dilibatkan secara optimal sesuai penelitian pendahuluan yang merupakan langkah
dengan potensinya untuk mengembangkan pengetahuan pertama. Temuan dari hasil studi pendahuluan ini
dan keterampilan dasarnya yang mereka miliki sesuai kemudian dilakukan refleksi bersama guru dan peneliti
dengan yang diamanatkan oleh tujuan dari pendidikan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya
Sekolah Dasar. hingga tujuan penelitian tercapai.
Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi realita
yang terjadi tentang pendidikan IPS di Sekolah Dasar Deskripsi Hasil Penelitian
ternyata masih banyak guru yang belum melaksanakan Dari seluruh rangkaian pembelajaran mulai dari pra
pendekatan atau model problem solving sebagai salah tindakan dan setelah melakukan tindakan menunjukkan
satu pendekatan yang dianggap tepat digunakan dalam peningkatan kearah pembelajaran yang lebih baik,
pembelajaran Pendidikan IPS untuk meningkatkan sebagaimana tuntutan model problem solving, adalah
pengembangan potensi berpikir siswa secara optimal. pendekatan yang menuntut siswa proses cara-cara
Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian pemecahan masalah hingga mampu mengambil keputusan,
tindakan yang dapat digunakan sebagai upaya mencapai melaui problem solving inilah yang menempatkan posisi
tujuan secara optimal, dan efektif dalam pembelajaran guru tidak sebagai penyampai pengetahuan tentang teori
IPS. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa IPS Sekolah atau ilmu-ilmu sosial, tetapi bagaimana menciptakan
Dasar dihadapkan pada tantangan untuk berperan dalam proses pembelajaran yang menuntut siswa pada proses
meningkatkan kemampuan optimalisasi potensi berpikir, berpikir reflektif, kritis analitis.
untuk itu perlu ditransformasikan dari pelajaran yang
Guru sudah mulai menggunakan strategi metode
hanya dipandang sebagai hapalan kepada pelajaran yang
pengajaran ceramah variasi, tanya jawab, penugasan
mampu mempertajam potensi berpikir dan memperluas
dan diskusi membuat siswa lebih mudah merumuskan
cakrawala peserta didik (Suwarma, 1998:37)
masalah, membuat hipotesa mengumpulkan fakta-
fakta mencari bukti-bukti hingga mampu menyimpulkan
PERTANYAAN PENELITIAN permasalahan yang ada. Walaupun masih perlu adanya
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan pembiasaan guru untuk lebih terampil dalam menerapkan
permasalahan yang akan dicari jawabannya dengan problem solving di kelasnya tanpa harus ada bantuan dari
penelitian kelas ini adalah: peneliti.
Bagaimanakah kemampuan guru menerapkan model
Kesimpulan
problem solving untuk meningkatkan pengembangan
potensi berpikir siswa pada pembelajaran pendidikan IPS Penerapan model problem solving sebagai suatu
di sekolah dasar? strategi yang sangat efektif dalam mengembangkan
siswa untuk berpikir secara ilmiah dan mengembangkan
Masalah pokok penelitian diatas, dikembangkan
daya nalar mereka dalam menghadapi berbagai masalah
dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
kehidupan.
1. Bagaimanakah cara guru menerapkan model problem
Tahapan-tahapan model ini diimplementasikan
solving untuk meningkatkan pengembangan potensi
secara sistematis diharapkan siswa terbiasa berpikir
berpikir siswa pada pembelajaran IPS di Sekolah
kritis, logis, ilmiah serta peka terhadap permasalahan
Dasar mulai dari merencanakan, melaksanakan dan
yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari.
mengevaluasi?
Kualitas pembelajaran IPS berhasil dengan baik
2. Kendala apakah yang timbul dalam pelaksanaan bilamana guru berupaya mengkondisikan pembelajaran
pembelajaran IPS model problem solving untuk dengan menyajikan secara menarik dan menyenangkan
meningkatkan pengembangan potensi berpikir serta menciptakan iklim yang terbuka dan demokratis,
siswa? sedangkan variasi metode, media dan sumber belajar
3. Bagaimanakah hasil yang dicapai dalam menerapkan yang beragam menjadikan suatu tuntutan yang tidak bisa
pembelajaran model pemecahan masalah? diabaikan.
Dan berdasarkan keseluruhan temuan penelitian
Metode Penelitian tindakan, dapat disimpulkan bahwa :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian 1. Penerapan strategi pembelajaran model problem
ini adalah Metode Penelitian Kualitatif yang lebih dikenal solving melalui pembelajaran IPS mampu melatih

JURNAL, Pendidikan Dasar Nomor: 10 - Oktober 2008


siswa mengembangkan kemampuan berpikir reflektif, Banks, J A With ClIGG (1975). Teaching Strategy For
kritis dan kreatif. Social Studies Inquiry, Valuing and Decision Making,
2. Model Problem Solving berhasil dengan baik bila New York: With Plane.
menggunakan strategi yang bervariatif Barr, r.d. Et.al., (1977). Defining the Social Studies.
3. Model problem solving dapat memberikan kemudahan Arlington: VA: NCCS.
kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran ______________, & R Taylor. ( 1992). Pengantar Metode
4. Model pembelajaran dengan menerapkan problem Penelitian Kualitatif. Alih bahasa olrh Ary Penehan.
solving dapat meningkatkan kualitas proses maupun Surabaya: Usaha Nasional.
hasil belajar siswa. Bloom, Benyamin (1956). Taxonomy of Education
Objective. Jakarta: David Mackay C.
Saran Djahiri K. (1995/1996). Dasar-dasar Metodologi dan
Pengajaran Nilai Moral PVct. Pengajaran PMP IKIP
Atas dasar temuan dan kesimpulan yang telah
Bandung.
dikemukakan diatas, dapat disarankan sebagai berikut :
Hasan, Hamid (1996). Pendidikan IPS Buku 1 dan 2,
1. Bagi peneliti khususnya, penerapan model problem
Bandung Jurusan Sejarah FPIPS IKIP Bandung.
solving dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar dapat
melakukan penelitian lebih lanjut dan dikembangkan Hopkin, David (1985). A Teacher Guide to Classroom
dalam topic yang berbeda, Research, Resiladelphila Open University Press.
2. Bagi sejawat pengembang pendidikan IPS, proses Jarolimek, J dan Skill (1993). Social Studi In Elementary
dan studi ini menjadi bahan diskusi untuk memperluas School New York, Macmilan Publishing Company.
wacana model pembelajaran yang sesuai dengan ___________, ( 1977). Social Studies Competency Skill.
tuntutan dan karakteristik siswa sekolah dasar Mew Mac Millan Joice Bruce and Weil Marsha (1972).
3. Bagi peminat / pemerhati profesi pendidikan dan Model of Teaching. New Jersey Prentice Hall.
tenaga kependidikan di sekolah dasar, proses dan Mulyono ( 1980). Pengertian dan Karakteristik IPS Jakarta
hasil studi ini dapat menjadi model pengembang P3D Depdikbud.
untuk meningkatkan mutu unjuk kerja professional Maleong Lexy (1993). Metodologi Penelitian Kualitatif
guru sekolah dasar. Bandung, Remaja Rosda Karya.
4. Bagi para guru sekolah dasar, proses dan hasil studi Nasution. S ( 1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses
tentang penerapan model problem solving di dalam Belajar Mengajar, Jakarta. Bina Aksara.
pembelajaran pendidikan IPS dapat mengembangkan
___________, ( 1996). Metode Penelitian Naturalistik.
kemampuan meneliti dan melakukan tindakan
Bandung. Edisi Kedua. Bandung, Tarsito.
perbaikan dalam meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa Sudjana, Nana & Ibrahim (1989). Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung Sinar Baru.
___________, (1989). CBSA dan Proses Belajar Mengajar,
Bandung. Sinar Baru
DAFTAR PUSTAKA Sumantri Mulyani & P. Johar. (1999). Strategi Belajar
Mengajar, Dep. P dan K. Dirjen DIKTI PPGSD IBRD
LOAN 3496 IND.
Al Muchtar, Suwarma ( 1996). Pengembangan
Pendidikan IPS di SD, (Thesis) Prodi PIPSPPS IKIP
Kemampuan berpikir dan Nilai dalam Pendidikan
Bandung.
IPS. FPS IKIP Bandung.
Sumaatmaja, N. (1986). Metodologi IPS, Bandung
_________________, (1999). Peningkatan Kualitas
Alumni.
Pembelajaran IPS: Bandung LP Universitas
Pendidikan Indonesia. ___________, (2000). Konsep Dasar IPS, Materi Pokok
PGSD. Jakarta. UT.
_________________, (2000). Epistimologi Pendidikan
IPS Bandung:Pustaka Mandiri.

JURNAL, Pendidikan Dasar Nomor: 10 - Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai