PENDAHULUAN
hidupnya. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tidak terlepas dari fisika
komputer untuk membantu mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada pokok
bahasan yang sedang disajikan. Fisika sebagai bagian dari sains mempunyai
proses belajar mengajar. Oleh karena itu dibutuhkan guru yang tidak saja
harus mampu melakukan pengajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif.
1
Menurutu Daryanto dan Raharjo (2012: 1) mengajar adalah membimbing
kegiatan belajar siswa hingga ia mau belajar. Dengan demikian aktifitas siswa
sangat dibutuhkan dalam belajar mengajar. Mengajar bukanlah tugas yang mudah
bagi seorang guru. Guru harus mampu menghadapi sekumpulan siswa yang
memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu guru
karakter yang berbeda itu. Diharapkan setelah proses belajar siswa mengalami
perubahan didalam dirinya baik itu dari segi kognitif, afektif, dan
dan menggunakan media yang sesuai dengan materi. Selain itu, dalam
penggunaan media dipilih yang dapat mengaktifkan peserta didik selama kegiatan
real.Untuk dapat mencapai fungsi dan tujuan pembelajaran sains, maka dalam
metode yang melibatkan peran aktif dari siswa, dalam memecahkan sebuah
masalah mampu belajar mandiri dan lain sebagainya. Salah satu metode yang
2
dengan metode inkuairi adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru
adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan.
Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh
siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa
yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil
diakui siswa jarang terlibat dalam proses belajar sains. Siswa lebih banyak pada
materi secara teoritis khususnya pada mata pelajaran besaran dan satuan. Tidak
mata pelajaran Fisika khususnya di SMA Negeri 8 manado. Dari wawancara yang
khususnya pada mata pelajaran besaran dan satuan. Sehingga hasil yang
didapatkan dari setiap ujian kopetensi dari setiap pembahasan materi tidak
mencapai KKM nilai yang dicapai kurang dari 50%. Adapun kendala-kendala
yang di alami: a). Banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar
( hanya sekitar 35% - 40% yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar).
3
b). Masih banyak siswa yang masih acuh tak acuh c). Banyaknya siswa yang
masih banyak yang belum memahami konsep fisika dan materi yang di ajarkan.
siswa SMA. Berdasarkan uraian dan latarbelakan di atas, maka peneliti tertarik
Animasi- Simulasi Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA
4
2. Apakah metode inkuiri terbimbing menggunakan animasi simulasi lebih
Bagi guru
menggunakan inkuiri
6. menambah pengetahuan tentang proses belajar aktif
7. mampu mendesain dan menggunakan scientific approach dalam
pembelajaran fisika
Bagi peneliti
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak
tindakan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya
6
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar.
belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga
negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of
adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan
tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik)
pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian
penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut
untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang
memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
7
kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan
belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada
di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan
kepada siswa.
terbentuk dan berkembang karena belajar. Kegiatan belajar terjadi tidak saja pada
situasi formal di sekolah akan tetapi juga di luar sekolah seperti di lingkungan
maupun ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dalam pengertian belajar
8
aktivitas diri. Berdasarkan uraian tersebut, maka pengertian belajar dapat
R 2014)
semua kegiatan dan dia bebas membuat pilihan dalam setiap situasi. Teori ini
menganggap bahwa tingkah laku manusia hanyalah ekspresi dari kondisi kejiwaan
berpikir, dan aktivitas siswa. Dari uraian tersebut berarti apabila teori kognitif ini
pembelajaran Fisika di kelas, maka aspek pemahaman merupakan inti dari proses
begitu indah dan dengan rapih dapat dideskripsikan secara matematis. Matematik
9
dalam hal ini berfungsi sebagai bahasa komunikasi sains termasuk Fisika. Sains
dan kehidupan manusia selama empat abad terakhir ini menunjukkan kemajuan
dari banyak konsep dan prinsip yang pada umumnya sangat abstrak. Kesulitan
yang banyak dihadapi oleh sebagian besar siswa adalah dalam menginterpretasi
berbagai konsep dan prisip Fisika sebab mereka dituntut harus mampu
kompleks atau untuk pemecahan soal Fisika yang berkaitan dengan konsep-
mengacu pada karakteristik fisika yaitu ditujukan untuk mendidik dan melatih
10
para siswa agar dapt mengembangkan kompetensi observasi, ekperimentasi, seta
berpikir dan bersikap ilmiah. Hal ini didasari tujuan fisika yaitu mangamati,
fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA/MA adalah sebagai sarana
untuk:
11
dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
dalam teknologi.
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam
adalah metode yang menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa
menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar
dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini
12
kehidupannya. Winataputra (1992) menambahkan pengertian pembelajaran
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari
merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki
13
strategi inkuiri dikembangkan (Sanjaya, 2012:197). Ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri yang menurut Sanjaya (2012:
sendiri.
melalui proses Tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu,
14
inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,
sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam
proses belajar.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian
terhadap sesuatu.
15
Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata
Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa
dalam SPI , guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
16
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah;
tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan
berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan
siswa.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan
merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu. Dikatakan teka
teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu
melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
teka teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting
17
1) Masalah hendaknya dirumusakn sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki
yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri
sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah
jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa dapat merumuskan
masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari
terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui
proses Inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki
sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap
sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab
18
harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh kedalaman wawasan yang
dan logis
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran
terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakal siswa tidak apresiatif terhadap pokok
semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan
19
kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara
tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data
20
Keunggulan metode pembelajaran Inkuiri yang diungkap Sanjaya (2012)
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
b. Kelemahan
Kelemahan metode pembelajaran Inkuiri yang diungkap Sanjaya, (2012:
1) Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
21
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
ditetapkan dalam kurikulum 2013. Metode ini sangat efektif dilaksanakan dalam
pembelajaran sejarah karena peserta didik dituntut lebih aktif dalam proses
penemuan, penempatan peserta didik lebih banyak belajar sendiri serta dapat
Dalam penerapannya metode ini akan menciptakan kondisi belajar yang efektif
secara kritis dan edukatif. Peserta didik diminta untuk mandiri dalam proses
dahulu. Peran siswa dalam pembelajaran mencari dan menemukan sendiri materi
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
22
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian,
belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
kemampuan untuk dapat memeparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk
menjelaskan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini media
animasi simulasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara
nyata tidak dapat dilihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka
contoh, selain berupa animasi statis auto run atau diaktifkan melalui tombol, bisa
berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi
soal/evaluasi.
23
Berikut merupakan kelebihan media animasi simulasi dalam pembelajaran:
berkasan.
e. Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi
metode ceramah, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru antara anak didik dalam proses belajar dan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.
24
konvergen, dan menekankan pada informasi konsep, latihan soal dalam tes (Yaza,
mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksankan tugas jika guru
berikut:
1. Menyampaikan tujuan. Guru menyampaikan semua tujuan
metode ceramah
3. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Guru mengecek
Keunikan itu terjadi disebapkan karena hasil belajar terjadi hanya pada individu
yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku
25
yang berbeda. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses untuk untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara
kognitif, efektif dan psikomotorik. Pada teori belajar perilaku, proses belajar
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapi tujuan-
tujuan pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingka laku siswa.
Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain
sebab hasil merupakan akibat dari proses belajar. Nana sujanda,2013;3 (Dalam
Londa V 2015)
yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang
kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah
perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam
26
himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan
(dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen
pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni,
dkk.(2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi
Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif
atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau
keterampilan.
27
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Ada
dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu imitasi,
kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar
strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti
disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4)
informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5)
seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan
instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya,
menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang
diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar
28
pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan
perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi
tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif,
sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat
dengan sebelumnya.
peningkatan proses capaian belajar siswa kelas VII SMP Irene Manado dengan
kesimpulanya adalah:
1. Belajar IPA Fisika khususnya topik besaran dan satuan melalui metode
belajar siswa
eksperimen rill terhadap hasil belajar IPA Fisika pada siswa SMP Negeri 6
berbasis eksperimen rill terhadap hasil belajar siswa. Pendekatan inkuiri berbasis
29
berbasis eksperimen rill lebih baik hasilnya dari pada pendekatan ekspositori
pembelajara yang baik, melalu setiap proses pembelajaran. Dengan demikian guru
harus memiliki cara, model atau metode yang sesuai dalam pembelajaran. Metode
Inquiry adalah suatu metode yang melibatkan siswa proses dalam menemukan hal
baru, mampu berpikir efektif dan kondusif dan metode pembelajaran ini banyak
rasa ingin tahu yang dimiliki peserta didik membantu dalam ketrampilan secara
mandiri dan mendapatkan hasil memuaskan. Hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik di sekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi
Inkuiri berbasis animasi simulasi dapat berpengaruh dalam proses dan hasil
30
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
BAB III
MOTODE PENELITIAN
1. Variabel bebas
Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah metode pembelajaran
inkuiri menggunanakan animasi simulasi.
31
2. Variabel terikat
Variabel terikat yang terdapat pada penelitian ini (Y) adalah hasil belajar
3. Variabel moderator
proses belajar. Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks.
Keunikan itu terjadi disebapak karena hasil belajar terjadi hanya pada individu
yang belajar, tidak pada orang lain dan setiap individu menampilkan perilaku yang
hipotesis.
kelas X MIA 3. Waktu pelaksanaan pada semester ganjil , dari bulan Juli sampai
32
Perlakuan posttest
X1 O2
R X2 O4
(Sugiyono 2012;117)
Keterangan:
X2 : Metode Konvensional
R : Random
secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X 1). Dan kelompok
kedua diberi perlakuan (X2). Kelompok yang diberi perlakuan (X1) disebut kalas
eksperimen dan diberi perlakuan (X 2) disebut kelas kontrol. Dan (O 2: O4) adalah
33
ambil secara acak, maka kelas yang terpilih yaitu X MIA I dengan jumlah 20
1. Observasi
2. Menentukan populasi dan sampel
3. Menyusun perangkat pembelajaran (RPP)
4. Menyiapkan bahan ajar
5. Langka-langka pembelajaran pada kelas eksprimen
34
tujuan dan manfaat
mempelajari materi.
Kegiatan inti 1. Guru membimbing 1. Guru membagi
masalah. kelompok
2. Guru membimbing 2. Guru memberi
hipotesis melakukan
3. Guru membimbing
diskusi
siswa melakukan 3. Guru memberikan
35
Kegiatan 1. Guru memberi 1. Guru memberikan
materi yang
ajarkan
3. guru memberikan
tugas kepada
siswa
6. Menyusun indikator proses belajar dan istrument test hasil belajar berupa
posttest.
mengenai proses siswa selama belajar yang mengacu pada setiap indikator
proses dan hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel berikut.
36
Tabel 3.3 Penilaian Proses Inkuairi Terbimbing
N Nilai perolehan
Indikator
1 2 3 4
o
1 Orientasi
2 Merumuskan masalah
3 Merumuskan hipotesis
4 Mengumpulkan data
5 Menguji hipotesis
6 Merumuskan kesimpulan
Keterangan
4= Sangat Baik
3= Baik
2= Kurang Baik
1= Tidak Baik
dan hasil belajar menggunakan model konvensional (kontrol) data yang di ambil
adalah nilai (posttest) Untuk pengumpulan data proses adalah hasil lembar
37
Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan
perbedaan dua rata-rata (Uji- t) data yang diolah adalah data skor posttest.
a. pengamatan x1, x2, .., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..,zn dengan
mengunakan rumus :
x ix
zi = ( x dan s mashing-masing merupakan rata-rata dan
s
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1 z2, ..zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi) maka S (zi) = banyaknya
38
2. Homogenitas
Langkah-langakahnya:
a. Ho : 1 = 2
H1 : 1 2
d. Perhitungan
variansterbesar
F=
variansterkecil
mendapatkan suatu kesimpulan maka digunakan Uji-t (uji pihak kanan) dengan
rumus :
x 1x 2
Dimana :
t=
s
1 1
+
n1 n2
(Sudjana, 2005:239)
Ket :
39
n2 : Jumlah sampel kontrol
S2 : Varians
Dengan kriteria pengujian yaitu Ho diterima apabila thitung < ttabel dan Ho
ditolah jika t mempunyai harga lain. dengan derajat kebebasan (dk) = (n 1 + n2 - 2),
40
BAB IV
Dari hasil penelitian ini diambil dua yaitu kelas X mia 1 dan X mia 3 pada
SMA Negeri 8 Manado. Pada kelas X mia 1 ( kelas eksperimen) 20 orang dan
animasi simulasi dalam meningkatkan proses dan hasil belajar sisiwa dengan
dan hasil siswa diperoleh dari penilaian proses inkuairi terbimbing dan penilaian
hasil belajar .
simulasi (posttest). Soal yang diambil dari buku fisika kelas X , internet dan
sumber lain yang relevan, dan yang di uji validitas dan realiblitas butir soalnya.
Berikut ini merupakan hasil dari penilaianhasil belajar dari kelas eksperimen dan
menggunakan animasi simulasi terhadap proses dan hasil belajar siswa. Dan
kelas kontrol yang menggunakan kelas konvensional dapat di lihat pada tabel
berikut ini:
41
Tabel 4.1 Ringkasan data Hasil posttes kelas Eksperimen dan kelas kontrol
penelitian untuk kelas eksperimen dengan nilai perolehan yaitu untuk nilai
adalah 100 dengan nilai rata-rata 78 dan pada pada nilai posttest kelas
kontrol yaitu dengan skor minimum 50 dan skor maksimum 90 dengan nilai
rata-rata 66,5.
Dengan hasil Uji Normalitas Hasil pengujian dengan uji lilifors yang
oleh kelas eksperime adalah Lhitung = 0,16101173 Ltabel = 0,190 tidak cukup
bukti untuk menolak Ho. Sampel berasal dari polulasi yang berdistribusi
normal. Dan nilai yang diperoleh kelas kontrol adalah Lhitung = 0,17462819
42
Ltabel = 0,190 tidak cukup bukti untuk menolak Ho. Sampel berasal dari
2 2
Fhitung = 1.5609 < Ftabel = 2,16825 Keputusan: terima Ho : 1 = 2
memiliki varians atau ragam yang sama atau kedua kelas tersebut homogen.
(Lihat lampitan 4). Dan Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yaitu H 0 bila
statistik uji jatuh dalam wilayah yang kritik. Dari hasil pengujian hipotesis
yang menggunakan taraf nyata ( 0,05 hasil yang diperoleh adalah thitung
= 3,009 dan t = 2,024394 jadi thitung = 3,009 > t = 2,024394 Karena thitung
jatuh dalam wilayah kritik maka H0 ditolak, sehingga H1 diterima. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode
Inkuiri menggunakan animasi simulasi lebih tinggi dari pada siswa yang
43
Perhatikan tabel berikut dibawah, ini merupakan hasil penilaian proses
n
ta
is
is
si
la
da
nta
es
tes
al
pu
ot
po
ie
as
m
ip
l ka
Or
hi
si
h
pu
n
ke
n
ji
ka
ka
gu
m
n
us
us
gu
ka
en
m
um
us
en
M
u
um
M
er
er
M
er
M
Dari grafik diatas pada kegiatan siswa mampu melakukan proses belajar
dengan kategori baik dan sangat baik. Pada LKS Eksperimen semua indikator
masuk pada perolehan skor baik mencapai >66 % sedangkan sangat baik masuk
pada perolehan skor >80 %. Dimana yang paling tinggi yaitu pada indikator A3
44
kelas eksperimen yaitu kegiatan merumuskan hipotesis 93% menunjukan siswa
rendah yaitu kegiatan pada indikator A1 yaitu kegiatan Orientasi mencapai 70%
hal ini menujukan pada kegiatan orientasi masih lemah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ke 6 indikator yang masuk dalam kategori baik karena sudah
melebihi dari 66% dari setiap indikator yang di peroleh setiap siswa.
Dibawah ini merupan perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan
kelas kontrol data diambil dari hasil rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasil rata-rata posttes adalah 78 sedangkan hasil rata-rata dari kelas
Grafik 4.2 Perbedaan hasil belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
78
76
74
72
70
68
66
64
62
60
kelas eksperimen kelas kontrol
45
Negeri 8 Manado, data diperoleh dari 20 siswa kelas Eksperimen (Kelas X MIA
1) dan 20 siswa kelas Kontrol ( Kelas X MIA 3). Berdasarkan hasil penelitian
eksperimen) mampu melakukan proses tersebut dengan rata-rata skor sangat baik
yang terjadi pada hasil belajar yang menggunakan metode Inkuiri menggunakan
animasi simulasi (kelas Eksperimen) lebih tinggi dari pada metode konvensional
(kelas kontrol). Rata rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 78 dengan
skor maximum yang dicapai 100 dan skor minimum yang dicapai adalah 50. Dan
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah 66,5. Dengan skor
maximum yang dicapai 90 dan skor minimum yang dicapai adalah 40.
animasi simulasi hasil rata- rata belajar siswa lebih tinggi dan dapat
BAB V
5.1 Kesimpulan
46
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
5.2 Saran
meningkatkan kreativitas belajar dan rasa ingin tau yang besar. Dan
DAFTAR PUSTAKA
47
Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Jurnal Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII, Edisi April 2013
ISSN : 1410-2994.Widodo / Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas
Viia Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013
48
http://www.wawasanpendidikan.com/2013/08/model-dan-sintaks-
pembelajaran-konvensional.html
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
49
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran:
Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
50